Bali Post - Rabu, 29 April 2009

Page 20

RABU PAING, 29 APRIL 2009

Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418

Krisis Flu Babi Makin Merajalela

ADA APA Mogok Makan Masuki Pekan Kedua Teheran Aksi mogok makan wartawan AS-Iran Roxana Saberi yang sekarang masih di dalam penjara karena tuduhan mata-mata, memasuki pekan kedua Selasa (28/4) kemarin. Ayahnya mengatakan Saberi kehilangan banyak sekali bobot badan, namun dia tetap melakukan protes hingga dia dibebaskan. “Kami melihatnya hari ini (kemarin - red) di kantor kehakiman tempat mendiskusikan naik banding dengan pengacara. Dia berubah dan kurus sekali,” jelas sang ayah, Reza Saberi. “Namun dia tetap akan melanjutkan mogok sampai dibebaskan.” Saberi divonis penjara delapan tahun atas tuduhan menjadi mata-mata AS, mulai mogok makan sejak 21 April sebagai bentuk protes dakwaan oleh pengadilan revolusioner Iran dalam sidang tertutup. Pengacara Abdolsamad Khoramshahi sudah mengajukan banding. Dia merayakan ultah ke-32 Minggu lalu dengan orangtuanya di sela kunjungan selama 15 menit di penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran. Saat itu dia sudah kehilangan bobot hampir 10 kilogram, hanya meminum air dan air gula. Terdakwa ditahan sejak akhir Januari lalu karena tuduhan membeli alkohol dan melakukan tindakan menyimpang. Bali Post/ap (ton/afp) Poster Roxana Saberi

LINTAS

MANCANEGARA

Meksiko Diguncang Gempa MEXICO CITY - Gempa berkekuatan 5,6 pada skala Richter mengguncang Mexico Selatan, Senin pukul 11.46 waktu setempat (Selasa kemarin, 00.46 WIB), dengan pusat gempa 23 kilometer di sebelah timur-laut Zumpango, kota kecil di negara bagian Guerrero, dengan kedalaman 41,2 kilometer, demikian laporan Earthquake Hazards Program di U.S. Geological Survey (USGS). Gempa itu terasa di Mexico City dan kota besar utama di Guerrero ke sebelah selatan ibu kota nasional negeri itu. Para pejabat di Mexico City melaporkan kerusakan pada dua bangunan di kota tersebut. Empat bagunan lain memperlihatkan tanda retak, yang sedang diselidiki. Pemerintah kota itu memantau bandar udara dan fasilitas angkutan umum di seluruh 16 sektor, tapi belum menyaksikan tanda kerusakan di sana. Tak ada seorang pun yang dilaporkan cedera setelah gempa tersebut. USGS sebelumnya melaporkan gempa itu berkekuatan 6,0 pada skala Richter. (ant/xinhua)

Nenek Obama Naik Haji DUBAI - Nenek Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama telah menerima undangan dari taifan properti Persatuan Emirat Arab (UAE) Dr. Sulaiman Al Fahim untuk menunaikan ibadah haji tahun ini, demikian sebuah laporan media. “Saya menemukan ia belum melakukan ibadah haji dan ia sangat ingin pergi. Karena ibu saya tak lagi bersama kami, keluarga kami punya tempat kosong. Maka saya mengundangnya dan ia menerima undangan itu,” kata pimpinan “Hydra Properties” seperti dikutip Arabian Business. “Saya sangat ingin (mengundangnya),” kata Dr. Al Fahim, yang media penyedia berita bisnisnya melaporkan, bertemu Mama Sarah dalam lawatan ke Kenya pekan lalu. Setelah terpilih sebagai duta besar kemauan baik ( goodwill ) untuk mendukung “Millennium Development Goals (MDGs)”, ia pergi ke Kenya untuk melancarkan kampanye anti kekurangan gizi di kawasan itu. (ant/oana)

Bali Post/ap

MINTA MAAF - Akibat insiden selama 30 menit di langit New York tepatnya arah selatan Manhattan dan pPatung Liberty di Sungai Hudson, membuat militer Gedung Putih meminta maaf.

Warga New York Panik Air Force One Terbang Rendah New York Pesawat ekstra Air Force One milik Presiden Barack Obama dan dua pesawat jet tempur beriringan melintas dengan jarak cukup rendah melewati gedung-gedung pencakar langit Manhattan untuk pengambilan foto, Selasa (28/ 4) kemarin. Namun hal ini menimbulkan kepanikan sepanjang New York hingga Gedung Putih akhirnya meminta maaf. Pencarian untuk gambar sempurna di samping ikon patung Liberty mendapat banyak kecaman karena banyak karyawan kantor lari terbiritbirit keluar gedung takut akan insiden 9/11 terulang lagi. Bahkan, Wali Kota New York Michael Bloomberg sempat berang karena ia tak diberi tahu mengenai pengambilan foto tersebut. Bloomberg menyatakan kurangnya komunikasi mengenai penerbangan rendah di wilayah yang pernah mengalami serangan teroris mengeri-

kan adalah “hal bodoh dan aneh.” Setelah insiden selama 30 menit di langit New York tepatnya arah selatan Manhattan dan patung Liberty di Sungai Hudson, militer Gedung Putih meminta maaf. Karyawan kantor yang kebetulan tak melihat tanda kepresidenan di pesawat khawatir akan terulangnya serangan 11 September 2001, yang mana dua pesawat dibajak dan dihantamkan ke World Trade Center sehingga menewaskan hampir 3.000 orang.

“Saya melihat semua orang berlarian dan saya juga terbirit-birit. Jantung saya masih berdegup kencang,” jelas seorang pedagang Jurgens Bauer. Ia menambahkan, ruangannya tak memiliki jendela jadi tak melihat adanya pesawat — dicat putih dengan hidung warna biru dan garis biru. “Saya ada di sana saat serangan 9/11 terjadi dan melihat ribuan orang tewas. Saya tak tahu mengapa pemerintah tak memberikan pengumuman sebelumnya bahwa akan ada sesi pengambilan foto menggunakan pesa-

wat presiden,” imbuhnya dengan sedikit menyesal. Televisi lokal NY1 menerima “banyak telepon dari warga yang khawatir terulangnya insiden 11 September.” Polisi mengonfirmasi beberapa kantor melakukan evakuasi namun tak menyebutkan berapa banyak. “Saya kira orang-orang sangat panik,” jelas jubir polisi. Louis Caldera, direktur militer Gedung Putih, dalam pernyataannya mengatakan pemerintah negara bagian dan lokal sudah diberikan informasi, namun “jelas terlihat jika misi tersebut menimbulkan kebingungan dan gangguan.” “Saya minta maaf dan bertanggung jawab atas kekacauan yang timbul,” tandas Caldera. (ton/afp)

Kisah Sedih Kasus Ibu Melahirkan di Jepang Sango Anak laki-laki Shinsuke Takasaki bernama Sota masih terlalu muda untuk mengerti jika ibunya kemungkinan masih bisa hidup jika 18 rumah sakit memberikan pertolongan saat ia mengeluh sakit kepala dalam proses persalinan. Pertanyaan bagaimana insiden ini bisa terjadi masih memusingkan ayahnya, juga para ahli medis di Jepang, salah satu negara terkaya di dunia yang sejak lama bangga dengan standar tinggi perawatan kesehatan universalnya. Kasus Mika Takasaki berusia 32 tahun saat ia meninggal, adalah satu dari sekian kasus yang mengguncang dunia medis dan menimbulkan banyak

kritikan. Korban tinggal beberapa jam lagi sebelum melahirkan di sebuah RS perfektur Nara pada Agustus 2006. Saat itu ia mengeluh karena menderita sakit kepala hebat kemudian pingsan. Dokter kemudian mencoba memindahkannya menuju RS lain dengan fasilitas lebih lengkap, namun dari 18 RS yang dikunjungi semuanya menolak dengan alasan penuh atau dokternya sangat sibuk. Enam jam setelah pingsan, Mika Takasaki akhirnya diterima di sebuah RS perfektur Osaka dan saat tiba di sana ia sudah dalam keadaan koma akibat pendarahan otak. “Ia langsung dioperasi dan bedah caesar,” ujar suamin-

ya usia 26 tahun dan hingga kini tak percaya istrinya bisa meninggal dengan cara seperti itu. “Anak saya lahir, namun ia meninggal delapan hari kemudian. Ia tak pernah sadarkan diri dan mungkin tak tahu anaknya sudah lahir. Ia tak pernah melihat buah hatinya.” Sederetan kasus yang sama menghiasi halaman depan banyak media dalam beberapa bulan belakangan. Oktober lalu wanita 36 tahun juga dalam proses persalinan meninggal karena pendarahan otak setelah ditolak oleh tujuh RS di Tokyo. Seorang pengendara sepeda 69 tahun mengalami cedera karena kecelakaan di Osaka akhirnya mengembuskan napas pada Februari set-

elah 14 RS tak mau memberikan pertolongan. Di perfektur Miyazaki kasus terjadi 4 April, pria 65 tahun meregang nyawa setelah tujuh RS menolaknya. Kasus-kasus ini adalah sederetan insiden paling mengejutkan dan tak bisa dipercaya. Kemudian tahun lalu ambulans atau pusat medis harus menelepon sampai empat kali untuk bisa mendapat kamar bagi pasien cedera atau sakit parah untuk 3,6 persen kasus atau 14.732 orang. Para ahli mengatakan orang-orang tak bisa mendapatkan pelayanan cepat karena rumitnya perbedaan ekonomi, demografi, profesionalisme dan faktorfaktor hukum. (ton/afp)

Mexico City Krisis flu babi makin meradang saja dengan jumlah korban tewas memuncak melewati angka 150 orang di Meksiko dan sudah ada 16 negara mengonfirmasi atau diduga warganya terinfeksi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan virus ini sekarang menyebar begitu cepat hingga membutuhkan strategi cepat dan tepat dalam menanggulanginya. Meksiko sebagai episentrum penyebaran, Selasa (28/4) kemarin mengatakan ada 152 orang sekarang dipercaya telah tewas akibat flu babi dan lebih dari 1.600 orang diduga terjangkit. Dua puluh korban meninggal sudah dikonfirmasi melalui pengujian laboratorium. Jumlah kasus di AS naik dua kali lipat menjadi 44 dan Inggris, serta Spanyol mengatakan mereka mendapati beberapa pasien sakit akibat flu babi atau kasus pertama menjangkiti Eropa. Kanada melaporkan ada enam kasus, kemudian Israel dan New Zealand mengonfirmasi kasus pertama flu babi. Mereka yang diduga mengalami gangguan kesehatan khususnya flu mendapat karantina dan pengawasan penuh mulai dari Australia, kemudian Swedia dan Swiss. Banyak negara memperketat sistem pengamanannya di jalur perbatasan setelah penelitian WHO menyelidiki cepatnya penyebaran Sindrom Pernapasan Akut (SARS) pada 2003 di Asia terjadi akibat lemahnya kontrol perbatasan. “Pengawasan di perbatasan tak berfungsi optimal. Pemeriksaan warga juga minim,” ujar jubir WHO Gregory Hartl di Genewa. “Jika seseorang tertular atau terjangkiti ia mungkin tidak begitu kelihatan sakit. Namun kita belajar dari pengalaman dan SARS telah memberikan pengalaman sangat berharga dalam mengatasi penyebaran baru.” Asisten Sekretaris Jenderal WHO Keiji Fukuda, Senin lalu mengingatkan virus kemungkinan sulit diatasi. “Di zaman sekarang saat orang-orang bisa bergerak dengan cepat, kiranya tak ada wilayah yang bisa terbebas dari penularan virus,” ujar Fukuda. PM Inggris Gordon Brown mengadakan sidang darurat untuk melakukan persiapan penuh dalam menghadapi krisis flu. “Flu babi sekarang adalah masalah internasional. Kasusnya sudah melintasi dua benua dan harus ditangani oleh semua negara,” jelas Brown. Beralih ke daratan Asia, Korea Selatan menyelidiki satu dugaan infeksi sementara tiga orang dikonfirmasi terjangkit flu di New Zealand. Pemerintah Australia juga sigap dengan memeriksa 70 kemungkinan kasus flu dan memberikan imbauan pada warganya jika ingin pergi ke Meksiko. PM Kevin Rudd berjanji mengerahkan “semua kemampuan” untuk menghalau ancaman flu. (ton/afp)

Bali Post/ap

WASPADA - Penduduk di berbagai belahan dunia makin waspada dari ancaman pandemi flu babi. Seperti di Bandara Seoul, Korea Selatan, penumpang dideteksi dengan menggunakan scanner thermal.

Semalaman, Bayi Ditinggal di Hutan Ottawa Polisi menyebutnya keajaiban pada Senin lalu, ketika bayi laki-laki yang berusia satu tahun ditemukan dalam kondisi baik, setelah ia bermalam sendirian di hutan di Provinsi Quebec, Kanada Timur. Bayi laki-laki tersebut menghabiskan waktu 12 jam di hutan Sabtu malam, dengan hanya memakai kaus dan popok di bawah guyuran hujan dengan temperatur 5 derajat Celsius, demikian laporan media yang mengutip keterangan polisi lokal, Senin.Anak itu diduga ditinggalkan oleh ayahnya, kata polisi. Pihak berwenang mendapat pemberitahuan dari ibu bocah tersebut. ‘’Sang ibu mengatakan ayah anak itu telah meninggalkan rumah dan mengendarai mobil bersama seorang bayi yang berusia satu tahun, dan pria tersebut dalam keadaan mabuk,’’ kata Sersan Polisi Joyce Kemp. Polisi menemukan kendaraan yang dicari dalam keadaan kosong tak lama setelah menerima telepon, dan melacak sang ayah ke rumah sakit Ahad dini hari. Setelah menyadari bayi itu hilang di hutan, polisi mulai mencari dengan mengerahkan anjing pelacak, satuan darurat dan satu helikopter. Sekitar tengah hari mereka dapat menemukan anak tersebut di hutan. ‘’Bayi itu baik-baik saja,” kata Kemp. ‘’Sang ayah ditangkap dan tampaknya akan menghadapi tuntutan sehubungan dengan peristiwa tersebut,’’ kata polisi. (ant/xinhua)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.