Solopos edisi Jumat, 13 Mei 2011

Page 18

SOLOPOS

BOYOLALI

VI

Jumat Legi, 13 Mei 2011

Kronik

Jembatan Tinawas terancam ambrol

Peneliti dari 3 negara kunjungi Apoli

Nogosari (Espos)

Sambi (Espos)

Jembatan Tinawas yang menghubungkan Kecamatan Ngemplak dengan Kecamatan Nogosari tepatnya di Dukuh Tinawas, Desa Rembun, Nogosari terancam ambrol. Pasalnya sebagian talut sudah ambrol lantaran seringkali dilintasi truktruk besar bermuatan pasir. Kondisi ini diperparah dengan intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan banjir. Alhasil, dinding-dinding talut semakin terkikis arus dan membuat jembatan penghubung itu rawan ambrol. Parahnya jembatan memaksa para pengguna jalan harus ekstra hati-hati saat melintas. Terlebih saat bersimpangan dari arah yang berlawanan. Jika kurang hati-hati, pengguna jalan terutama pengendara akan jatuh ke dalam sungai. “Kondisi rusak ini dulu gara-gara ada truk pasir. Dari arah berlawanan ada sebuah mobil. Keduanya tidak mau mengalah. Akibatnya kendaraan itu terperosok ke sungai,” tutur salah satu warga Tinawas, Dodi kepada wartawan pekan lalu. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda jembatan segera diperbaiki. Warga kurang tahu kerusakan jembatan itu menjadi tanggung jawab siapa. Mereka berharap agar jembatan yang hampir ambrol itu segera diperbaiki. Salah satu pengendara, Joko, 50, mengeluhkan kerusakan jembatan. Menurutnya, dalam kondisi parah itu jalan yang dilewati rawan kecelakaan. Apalagi jika terjadi simpangan, terlebih antarkendaraan beroda empat yang tidak mau saling mengalah. Jembatan rusak begini tidak segera diperbaiki. Apalagi sepanjang jalan aspal banyak yang berlubang,” terang Joko. m90

Sejumlah peneliti dari Kanada, Belgia dan Vietnam melakukan kunjungan ke Asosiasi Petani Organik Boyolali (Apoli), Senin (9/5). Field Coordinator VECO Indonesia di Boyolali, Nana Suhartana, mengatakan kunjungan itu dilakukan untuk mengetahui pertanian organik yang telah diterapkan kelompok tani di Apoli. “Mereka ingin melihat sejauh mana proses produksi pertanian organik dari mulai pembuatan pupuk, pembibitan, penanaman hingga pascapanen,” ujarnya kepada Espos, Senin. q fid

Sakit Jiwa, warga Nogosari gantung diri Nogosari (Espos) Perempuan warga Dukuh Sanggrahan, Desa Potronayan, Kecamatan Nogosari, Boyolali menggegerkan warga setempat pada Kamis (12/5). Pasalnya, perempuan bernama Sumarni, 40, ditemukan tewas gantung diri di teras depan rumahnya. Belum diketahui pasti motif perempuan 40 tahun itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan tali dadung di blandar teras rumah. Diduga, korban mengalami gangguan jiwa. Kapolres Boyolali AKBP Romin Thaib melalui Kapolsek Nogosari AKP Suyatno mengatakan hasil visum dokter menyatakan tidak ditemukan unsur penganiayaan pada jasad korban. “Korban meninggal dunia akibat gantung diri. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” ujar AKP Suyatno kepada wartawan, Kamis. q m90

Farida Trisnaningtyas

JEMBATAN RUSAK—Kendaraan melintasi Jembatan Tinawas, Dukuh Tinawas, Desa Rembun, Nogosari yang rusak. Rusaknya jembatan diperparah dengan ambrolnya talut. Foto diambil pekan lalu.

Pemkab jamin data Gakin valid Boyolali (Espos)

Espos/Ahmad Mufid Aryono

CEK MUATAN—Kapolsek Simo AKP Dwi Priyatna (kanan) bersama anggota mengecek muatan mobil boks dalam razia kendaraan di ruas Jl Sambi-Simo, depan SPBU Simo, Kamis (12/5).

Tekan teror dan Curanmor, razia digalakkan Simo (Espos) Jajaran Polsek Simo yang dipimpin Kapolsek Simo AKP Dwi Priyatna, Kamis, menggelar razia kendaraan bermotor yang melintas di ruas Jl Sambi-Simo, tepatnya di depan SPBU Simo. Dari pantauan Espos, di ruas jalan tersebut, seluruh kendaraan baik motor maupun mobil dihentikan untuk diperiksa surat-surat kendaraan dan muatan yang dibawa. Seusai menghentikan mobil, petugas dengan sopan meminta pengemudi untuk menunjukkan surat-surat kelengkapan kendaraan. Selain itu, mobil bermuatan juga diminta membuka boks kendaraannya. Petugas juga mengecek seluruh barang muatan yang dibawa. Kapolres Boyolali AKBP Romin Thaib melalui Kapolsek Simo, AKP Dwi Priyatna, saat ditemui Espos di lokasi, mengatakan razia itu rutin dilakukan. Hal itu sebagai upaya antisipasi adanya teror yang melanda di sejumlah wilayah di Tanah Air. “Kebetulan saja hari ini (kemarin-red) ada kunjungan Dubes AS di Solo. Kami lakukan razia itu juga sebagai langkah antisipasi saja,” papar dia. Kapolsek menambahkan razia itu juga dikaitkan dengan upaya untuk menekan tindak pencurian kendaraan bermotor (Curanmor). “Dengan adanya razia itu diharapkan angka Curanmor bisa ditekan,” pungkas dia. q fid

Pemkab Boyolali menjamin validitas data keluarga miskin pada 2012. Hingga saat ini Pemkab masih melakukan validasi data terkait daftar keluarga miskin. l

Oleh: Farida Trisnaningtyas

Sebab, data tersebut digunakan sebagai acuan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Tentu saja diharapkan bakal valid dan mampu dipertanggungjawabkan. “Kami masih melakukan validasi data. Hingga saat ini masih te-

rus disempurnakan,” papar Asisten III Sekda, Samsudin kepada wartawan, Kamis (12/5). Ketua Tim Pengendali Jamkesda ini menjelaskan, data diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil). Data itu lantas

Akhir Mei, embung Musuk diperluas Boyolali (Espos) Proyek perluasan pembangunan embung di Desa/Kecamatan Musuk, dijadwalkan akhir Mei dimulai. Hal itu menyusul telah selesai proses pelelangan proyek yang didanai pemerintah pusat. “Kemungkinan akhir Mei sudah dimulai (pembangunan-red). Pelelangan sudah selesai dilaksanakan,” ujar Dirut PDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, kepada Espos, Kamis (12/5). Cahyo menambahkan proyek itu akan selesai dalam waktu lima bulan.“Dengan adanya perluasan itu akan menambah jumlah debit air yang ada sebelumnya di embung Musuk yang pengerjaannya selesai pada akhir 2010,” papar dia. Dengan adanya perluasan itu, rencana penggunaan air di embung untuk air bersih pelanggan PDAM itu akan dimulai akhir 2011. “Kami tengah melakukan penyambungan pipa-pipa baru dari Musuk untuk disalurkan ke pelanggan-pelanggan baru. Setelah perluasan itu selesai nantinya akan menambah jumlah pelanggan baru PDAM,” papar dia. fid

Pagi untuk ................................................ sambungan dari Hal SOLORAYA Saat Espos duduk di salah satu sudut taman, sejauh mata memandang terlihat banyak muda-mudi yang bermesraan. Tak hanya memanfaatkan kursi taman, sejumlah pasangan muda pun tampak nekat memadu asmara di kendaraan. ”Itu bukan pemandangan yang aneh. Sudah lama tempat ini dijadikan ajang pacaran,” tukas Wahono, 31, warga Setabelan, Banjarsari yang mengaku sering mengunjungi Villa Park sepulang kerja.

Diungkapkan Wahono, terkadang ia menemui aktivitas pacaran yang sudah di luar batas. Namun dirinya memutuskan diam karena tak mau membuat keributan. ”Kalau sudah berduaan di tempat remang-remang, ujungnya ya seperti itu. Berciuman sudah hal yang biasa,” katanya. Dirinya menguraikan sejumlah lampu hias serta lampu merkuri sudah tak berfungsi sejak setahun lalu. Bahkan ia memrediksi 50% lampu di taman itu

mati total. ”Keberadaan Linmas yang sering berjaga juga tak banyak membantu. Jumlah mereka tak sebanding dengan luas taman,” terangnya. Salah seorang petugas Linmas Kelurahan Setabelan, Suratman, 44, mengaku kesulitan memantau aktivitas pengunjung karena minimnya penerangan di taman. ”Kami sudah sering menyampaikan pada DKP Kota Solo tapi sampai sekarang belum ada pembenahan,” ungkapnya. q

Grogi bila ....................................................... sambungan dari Hal SOLORAYA Agar pengalaman memanahnya makin tajam, gadis berambut sepundak itu pun setiap hari giat berlatih memanah. Bersama atlet lainnya, Susi berlatih di lapangan panahan, sebelah selatan Masjid Agung Karanganyar. Latihan setiap sore pukul 16.00-18.00 WIB. Cuaca hujan pun tidak menyurutkan semangatnya untuk berlatih.

“Kalau hujan, latihannya di rumah. Dengan giat berlatih, akan semakin menambah kepercayaan diri saat ada perlombaan. Saya jadi tidak canggung menghadapi lawan dari mana pun,” ujar Susi saat ditemui Espos di SMAN 1 Karanganyar, Kamis (12/5) siang. Ada kebiasaan aneh yang dimiliki oleh Susi saat berlaga di lapangan. Lazimnya, ketika orangtua menonton

pertandingan untuk memberi dukungan sehingga atlet makin bersemangat. Namun tidak bagi gadis kelahiran Karanganyar, 20 Februari 1995 ini. Bila orangtua menungguinya ketika berlaga, Susi malah grogi. “Soalnya kalau ditunggui orangtua, malah tidak bisa konsentrasi,” kata putri pertama pasangan Slamet Riyadi-Sri Astuti ini kalem. q

divalidasi dan selanjutnya menjadi data resmi Pemkab Boyolali. Data bersifat terbuka. Jika dalam proses validasi data ada kekeliruan bisa langsung dilakukan perbaikan. “Proses ini untuk pembelajaran masyarakat. Warga diminta proaktif jika ia berasal dari KK mampu namun masuk dalam daftar KK miskin.” Bisa dicoret Menurutnya, masyarakat diajak untuk aktif merespons data yang termasuk dalam KK miskin. Adanya masukan tersebut dimaksudkan sejumlah nama yang seharusnya tidak masuk dalam daf-

tar bisa dicoret. Jamkesda dialokasikan untuk keluarga miskin sebanyak 115.000 KK. Berbeda dengan Jamkesmas yang langsung ditangani pemerintah pusat. Alokasinya pun hanya sebanyak 32.890 jiwa. Penerima Jamkesmas otomatis tidak masuk dalam daftar Jamkesda. Selain Jamkesmas ada Jaminan Persalinan (Jampersal) dari pemerintah pusat. Alokasinya sebanyak 16.800 orang. Jampersal tidak membedakan antara keluarga mampu atau keluarga miskin. Jampersal dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak Askes dan rumah bersalin.

Seperti diberitakan sebelumnya, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Boyolali terkesan saling lempar tanggung jawab terkait data KK miskin yang serampangan. Sejumlah SKPD menyatakan tidak bertanggung jawab secara langsung pendataan yang dijadikan dasar terbitnya SK Bupati tentang Penduduk miskin pra sejahtera dan sejahtera tertanggal 27 Desember tahun 2010. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), Dispendukcapil serta Bagian Kesra saling melempar terkait pendataan keluarga miskin di Boyolali.

Padat karya, Boyolali dikucuri Rp 14 miliar Selo (Espos) Pemerintah pusat kembali menggulirkan program padat karya tahap II bagi korban erupsi Gunung Merapi. Program kali ini diambilkan dari pos dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Launching program ini sendiri digelar di Joglo Wisata, Desa Lencoh, Selo pada Kamis (12/5). Gelaran ini dihadiri langsung oleh Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Sujana Royat serta jajaran Pemkab Boyolali. Sujana Royat menuturkan mekanisme padat karya ini sama meskipun sumber pendanaannya berbeda. “Dulu lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekarang PNPM. Akan tetapi, mekanismenya sama,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (12/5). Sujana menambahkan dana senilai Rp 50 miliar dari pendonor. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah sudah dialokasikan Rp 14 miliar. Sementara untuk Boyolali senilai Rp 10 miliar. “Dana pendampingan dari Boyolali senilai Rp 1 miliar berasal dari APBD,” tambah Wabup Boyolali, Agus Purmanto. Kegiatan program padat karya tersebut mekanismenya sama seperti PNPM, yaitu melalui perencanaan tingkat masyarakat termasuk pengawasannya.

Farida Trisnaningtyas

PADAT KARYA—Sujana Royat (kanan—red) melihat pameran hasil binaan PNPM di Joglo Wisata, Lencoh, Selo, Kamis (12/5).

Sedangkan untuk penetapan upah yaitu tenaga tidak terampil diberikan senilai Rp 30.000 per hari, tenaga setengah terampil Rp 50.000 per hari serta tenaga terampil Rp 70.000 per hari. Diharapkan, padat karya ini, warga lereng merapi bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sampai saat ini, tahapan rehabilitasi bencana Merapi belum dimulai. Sambil menunggu tahapan rehabilitasi bencana, warga tetap dapat memperoleh penghasilan dari kegiatan padat karya ini. m90

9,5 Kg jeroan ........................................... sambungan dari Hal SOLORAYA ”Untuk operasi yustisi ini pelaksanaannya memang kebetulan bersamaan dengan agenda Sidak dari Disnak & Keswan Jateng. Operasi ini untuk mengantisipasi peredaran daging tak layak konsumsi, termasuk daging glonggongan di pasaran,” ungkap Weni.

Weni menambahkan, sebagian besar daging sapi yang dijual para pedagang tersebut berasal dari wilayah Boyolali. Sayangnya, ungkap dia, masih banyak daging sapi yang dijual tersebut tidak disertai dengan surat keterangan kesehatan daging dari Boyolali.

”Kami sudah melakukan pembinaan kepada para pedagang terkait hal itu. Menyikapi masih banyaknya daging sapi yang dijual di pasaran tanpa disertai SKKD, dari Provinsi Jateng juga akan menindaklanjuti hal itu,” terang Weni. q sry

Dana bagi .............................................. sambungan dari Hal SOLORAYA Juliyatmono mengatakan Sumpono yang tinggal di rumah gedek, seatap dengan kambing menunjukkan ketidaksiapan Pemkab dalam mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, kasus-kasus tersebut masih tersebar di Karanganyar dan belum tersentuh Pemkab setempat. Bahkan warga miskin justru tidak mendapatkan bantuan RTLH. Juliyatmono meminta Pemkab melakukan pendataan ulang terhadap warga miskin riil di Karanganyar. Bupati Karanganyar, Rina Iriani SR, tidak merasa kecolongan dengan adanya warga miskin yang belum memiliki

rumah yang layak seperti Sumpono. Kendati demikian, Rina meminta kepada seluruh camat di Kabupaten Karanganyar untuk selalu peka bila ada warganya yang kesusahan. “Saat saya membaca di koran tidak kaget. Pemkab juga tidak kecolongan sebab yang membutuhkan bantuan itu ribuan. Sementara yang bisa dibantu baru 100 rumah. Untuk bantuan selanjutnya bertahap,” kata Rina saat ditemui wartawan seusai rapat koordinasi dengan seluruh camat di Kantor Setda Karanganyar, Kamis. Menurut Rina, Sumpono baru meng-

huni rumah itu pada Januari 2011. Saat itu sudah dilakukan pendataan. Karena Sumpono kala itu masih tinggal di Kalimantan. Ketika bantuan rehab RTLH disalurkan, ia belum terdaftar. Menurutnya, bantuan untuk warga miskin bisa diupayakan melalui dana bantuan dari Kementrian Sosial dan Kementerian Perumahan Rakyat. Sebelumnya, Kemensos sudah mengelontorkan dana senilai Rp 1 miliar untuk rehab RTLH. Sementara dari Kemenpera pada tahun ini Karanganyar mendapatkan bantuan pemugaran RTLH sebanyak 50 unit. q


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.