Dumai Pos

Page 7

HALAMAN

DUMAI METROPOLIS

Dumai Pos Jumat, 30 Januari 2009

7

Retribusi IUJK Ditentukan Pemko KOTA -Masalah biaya Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK) dengan merujuk kepada peraturan daerah (perda) nomor 6 tahun 2008 yang saat ini menimbulkan polemik khususnya bagi kalangan pengusaha jasa kontruksi, balik mendapat tanggapan dari DPRD. Kalangan anggota lembaga pengesah perda 6 tahun 2008 tersebut, khususnya jajaran Pansus A mengaku terkejut karena besaran retribusi yang diberlakukan pemko selepas perda itu disahkan. Ini berlaku baik untuk mendapatkan maupun memperpanjang IUJK yang lama.

Padahal pada saat perda itu yang dibahas, biaya IUJK dibahas dan disepakati ada perubahan. Hanya saja angkanya tidak diterakan di dalam perda. Karena aturan mengenai besaran retribusi IUJK diatur secara tersendiri oleh pemko. Ir Sony Adiya Putra, Sekretaris Pansus A mengemukakan biaya IUJK yang diketahuinya dari berita koran berbeda dengan angka yang disepakati Eksekutif dengan Pansus A. Pada saat masih berbentuk ranperda keredaksian ranperda sempat mengalami perubahan. “Dalam perda, untuk perusahaan dengan kategori kecil Rp500

ribu, untuk perusahaan dengan kategori non kecil sebesar Rp1,000,000,per badan usaha. Namun mengenai besaran retribusi ditentukan oleh aturan walikota,” paparnya. Sebelum pengesahan tercapai, terlebih dulu disepakati dengan eksekutif dalam pembahasan yang terselenggara 4 Agustus lalu. Hasil bahasan itu akhirnya disahkan melalui Paripurna. Ini tertera jelas dibab sembilan angka rumawi pada pasal 12. Dirinya, sebut Sony, terkejut karena adanya keluhan pengusaha soal iuran biaya IUJK yang lebih tingi dari yang ditentukan dalam per-

da. Setelah memberikan tanggapannya, anggota DPRD yang juga Wakil Ketua Komisi II ini memperlihatkan kopian hasil pembahasan Pansus ‘A’ DPRD dengan Tim Eksekutif Pemerintah Kota Dumai. Disitu tertera angka biaya retribusi izin baru, perubahan izin, pergantian izin. Pada perda tersebut dijelaskan angka sebelum dibahas dan angka sesudah dibahas. Untuk perusahaan dengan kategori kecil Rp500,000 per badan usaha. “Untuk perusahaan dengan ketegori non kecil Rp1,000,000,- per badan usaha. Namun soal besaran retributi diatur secara tersendiri

oleh walikota,” kata Sony seraya membacakan bab sembilan tentang struktur dan besarnya tarif retribusi pasal 12. Pada poin b penggantian IUJK, tambah Sony, dikenakan biaya sebesar 50 persen dari besar tarif sebagaimana dimaksud huruf a. Bagi badan usaha yang melakukan registrasi setiap tahun dengan kategori kecil dan non kecil dikenakan biaya sebesar 25 persen. “Besaran retribusi ada aturan tersendiri diluar perda. Ini sebagaimana yang tertera pada poin d. Disinilah perlu ada penjelasan lebih lanjut,” tambahnya.(ery)

Anggota SPTI-SPSI Pasang Plang KAYUKAPUR— Anggota Serikat Pekerja Transportasi Indonesia Kelurahan Kayu Kapur, Kecamataan Bukit Kapur, Kamis (29/1) kemarin dikukuhkan. Diikuti dengan pemasangan plang sekretariatan disetiap perusahaan mintra kerja. Adapun agenda yang sederhana ini dihadiri kalangan lapisan pengurus setiap sektor di perusahaan-perusahaan yang beroperasi diwilayah Kelurahan Bukit Kayu kapur. Pemasangan pamplet merk sekretariatan dimulai dari perusahaan PT BKR, Taluk Kuantan Perkasa, PT RAM, Jasa Pratama, Pasar Sukaramai dan Musi Mas/IPB dan yang lainya. Ketua PSTI-SPSI Kayu Kapur, Mulyono menjelaskan tujuan dilaksanakanya prosesi pelantikan dengan pemasangan pamlet, agar manajemen perusahaan menge-

tahui bahwa saat pengurusan lama telah dinon aktifkan serta telah dibentuk kepengurusan baru. Mulyono juga berharap, dengan dilaksanakanya pelantikan secara silaturahim dengan para manajem perusahaan bisa menambahkan rasa persaudaraan, sehingga dikemudian hari tidak ada rasa kecurigaan. Karena buruh yang diwadah PSTI bisa menjadi mitra kerja yang baik, sekaligus bila ada kejanggalan dalam pekerjaan nanti lebih mengutamakan koordinasi dari pada hal-hal yang sipatnya saling merugikan. Mudah-mudahan, dengan telah dikukuhkanya pengurus SPTI,menurut Mulyono bisa lebih meningkatkan aktifitas dan kinerja buruh nantinya dalam memberikan distribusi kepada perusahaan nantinya dilapangan, ungkapnya.(anw)

Zul As: Pertahankan Jati Diri Bangsa Sambungan dari h............8 tersebut sangat berkaitan

F:RUKIAH

PENYULUHAN : Kepala Puskesmas Purnama Irvan Wahyudi SKM didampingi Adyan BP Harahap S STP, Lurah Bagan Keladi dr Eka Viora, Dokter Puskesmas Purnama berbicara dalam penyuluhan PHBS di aula Bagan Keladi, Kamis (29/1).

Penyuluhan PHBS Diperlukan Bagi Warga BAGANKELADI— Penyuluhan hidup sehat melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat di Kelurahan Bagan Keladi, Kamis (29/1) digelar. Kegiatan yang digelar Puskesmas Purnama berkerjasama dengan penyuluhan PHBS, Ketua RT, Kader Posyandu dan Dasawisma dilingkungan Kelurahan Bagan Keladi. Adyan BP Harahap S STP, Lurah Bagan Keladi menuturkan

PHBS merupakan salah satu program yang harus diterapkan dalam kehidupan, minimal dimulai dari lingkungan rumah sendiri yang harus mencerminkan PHBS. “Saya menghimbau kepada setiap Ketua RT, Kader Posyandu dapat terjun langsung kelapangan meninjau apakah PHBS ini sudah dicanangkan warga di lingkungan mereka” tukasnya. Hadir dalam penyuluhan ter-

Jemaah Masjid Laksanakan Doa Minta Hujan Sambungan dari h..................8 Muhammadiyah. Walikota Dumai H Zulkifli As diputuskan untuk melaksanakan doa minta hujan yang dilaksanakan disetiap masjid. Sehingga air bersih mudah diperoleh dan kabut asap dapat hilang secara menyeluruh,’’ kata Syarif. Untuk pelaksanaannya, undangan perihal permintaan agar melaksanakan doa bersama sudah disampaikan kesetiap pengurus masjid untuk dapat dilaksanakan, Jumat (30/1) hari ini. ‘’Kita sangat berharap doa bersama yang dilaksanakan disetiap masjid itu makbul, sehingga hujan dapat turun segera. Sehingga bencana kabut asap yang sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu dapat berakhir,’’ kata Syarif menambahkan. Doa bersama yang dilaksanakan itu, merupakan kesepakatan bersama pertemuan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Bersama MUI, Depag, Dinas Pendidikan, IPHI, PMD, organisasi NU dan

Gelar Rakor Ditempat lain, Tim Satkorlak Karhutla Kota Dumai yang terdiri dari berbagai unsur melakukan rapat koordinasi. Rakor koordinasi berlangsung di lantai tiga Kantor Walikota, Jalan Tuanku Tambusai, Kamis (29/1), tujuan untuk menaggulangi masalah kebakaran lahan dan hutan. Rakor langsung dipimpin Ketua Tim Satkorlak yang sehari-hari juga Wakil Walikota Dumai, dr H Sunaryo. Salah satu permasalahan yang menyulitkan tim ketika memadamkan titik api atau ‘hotspot’ antara lain, setelah titik api dipadamkan, ditinggalkan petugas, namun lokasi itu terbakar kembali. Hal ini diperkirakan karena kondisi tanah yang bergambut. Di bawah permukaan tanah api diperkirakan masih menyala. Meskipun, pada bagian permukaan tanah sudah dipadamkan oleh petugas namun belum menjamin kebakaran tidak terjadi lagi. Apalagi kemarau ditambah faktor angin. (wan/ery/wam)

PEMERINTAH KOTA DUMAI

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl.S.M Amin No.39 Telp.(0765)35243, 7008219 Fax.(0765) 35243 Kode Pos28815

DUMAI

HIMBAUAN

e-mail:distanbunhut@gmail.com

Nomor:525/2.01.01-C3/2009/131 Mencermati kejadian kebakaran hutan dan lahan yang terus berlangsung dan untuk menghindari semakin bertambah luasnya kebakaran, dihimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Dumai untuk : 1. Tidak melakukan pembakaran dalam penyiapan lahan (land clearing) 2. Menjaga, mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan/ kebun dilingkungan masing-masing dan sekitarnya. 3. Melaporkan setiap kejadian kebakaran hutan dan atau lahan/kebun kepada Satlakdal karhutla c/q Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Dumai. Telp (0765) 35243, 0812 7503334, atau 08127591834 4. Pengusaha atau masyarakat yang dengan sengaja membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan keru sakan fungsi lingkungan hidup, akan dikenankan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan pasal 48 dan 49 UU No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan Demikian himbauan ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya

sebut beberapa Nara sumber seperti Irvan Wahyudi SKM, Kepala Puskesmas Purnama, dr Eka Viora, Dokter dari Puskesmas Purnama. Irvan menegaskan bahwa PHBS ini memang harus diterapkan sekarang mengingat pada tahun 2010 merupakan tahun Indonesia sehat. dan untuk mewujudkan PHBS harus dilakukan dari unit terkecil yakni Keluarga. “Apapun program yang dilakukan Pe-

merintah tidak akan bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari Keluarga yang merupakan unit terkecil,’’ paparnya. Sementara itu Irvan dalam kesempatan juga ini menuturkan bahwa sebagai salah satu Kelurahan Siaga, Bagan Keladi ini akan dikunjungi Menteri Kesehatan, dimana maksud kedatangan beliau ingin melihat secara langsung Kelurahan Bagan Keladi diantaranyameninjau Po-

syandu dan Posyandu Usila. Acara Penyuluhan ini tidak serta merta mendengarkan saja keterangan dari Nara sumber tetapi juga dikemas dalam bentuk tanya jawab atau diskusi, dimana audiens yang hadir bebas bertanya seputar masalah yang menyangkut PHBS. Acara yang berlangsung sangat interaktif ini dilaksanakan di aula Kelurahan Bagan Keladi.(rka)

Hotel Patra Dumai, Kamis (29/ 1). Pengukuhan DPC-PRPABRI Kota Dumai tersebut dihadiri Ketua DPRD Kota Dumai H Ilyas Labay, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Kav Hendrawan, Kapolres Bengkalis AKBP Muharram Riyadi dan beberapa pengurus DPDPRPABRI Provinsi Riau. Selain itu, pengurus DPC PPM Kota Dumai, Veteran, serta segenap undangan dari ormas yang ada di Dumai Dikatakan Wako Dumai, mempertahankan jati diri tersebut sangat penting untuk mengambil keputusan didalam organisasi. “Khususnya bagi PEPABRI umumnya bagi seluruh masyarakat Dumai. Salah satu indikator organisasi tentu seperti penyusunan pengurusan setiap periode. Hal

dengan konteks kekinian, terkait realitas kehidupan masyarakat. Tantangan kehidupan masyarakat yang semakin berat tidak melunturkan tujuan pejuang bangsa. Jadi melalui pengukuhan pengursu PEPABRI 2009-2013 mengajak kembali kenilai-nilai dasar,” terang walikota. Yang tidak kalah pentingnya, tambah wali kota, dalam proses pembangunan. Hal tersebut dihadapkan kepada berbagai tantangan dan persoalan bangsa termasuk realitas masyarakat di Kota Dumai. Pada satu sisi, tambahnya, sudah terbentuk jati diri bangsa. Sementara pada sisi lain dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan tantangan yang semakin berat. Walikota menilai kita saat ini seolah-olah kehilangan jati diri. (aru)

Dititip ke Panti Asuhan Sambungan dari hal...............8 betul-betul mengetuk hati nura- sering kita pantau tapi upaya yang ucap Maslia sambil menggendong kan problem sosial si anak dan terus kami follow up,’’ ujar Asmawati. Tim kedua kembali turun dan akhirnya berhasil menjumpai ibu bocah kembar itu, Maslia yang sempat tidak bersahabat namun setelah dilakukan berbagai upaya advokasi intensif dengan melihat keterbatasan kemampuan ekonomi dan perawatan maka sang ibu pun mengalah pasrah. Maslia pun menyetujui kesepakatan untuk menitipkan Ramona dan Ramadhan ke Panti Asuhan Hidayatullah Km 4 Kelurahan Bukit Timah Kecamatan Dumai Barat buat sementara waktu sampai sang ibu mampu sepenuhnya untuk merawat serta mendidik kedua anak kembarnya itu. Moment serah terima penitipan si kembar, Kamis (29/1) kemarin diikuti Ketua KoordinasiKesejahteraan Sosial (K3S) Kota Dumai Hj Haslinar Zulkifli, Kepala Badan KBP3A dr Hj Asmawati, Ketua TP PKK Dumai Timur Ressiana, Hj Ismiwati Wan Fauzi, Lurah Bukit Batrem Hafzan, ketua RT 8 Yusman Pardede, Puskesmas Bumi Ayu dr Agusry Yacob, Ketua TP PKK Dumai Barat Hj Yusmanidar SSos MSi, Lurah Bukit Timah Murnina, Kepala Puskesmas Bukit Timah drg Anneliza, Pimpinan Ponpes dan panti asuhan Hidayatullah ustad Sofyan. Rombongan menuju kediaman Ramona dan Ramadhan, disertai oleh penandatanganan berkas acara serah terima. Melihat kondisi rumah berdinding papan itu sontak membuat rombongan terenyuh dengan mata berbinar-binar seolah tak percaya rupanya masih banyak orang yang tidak beruntung saat ini yang sangat membutuhkan uluran tangan orang lain. Kiri kanan rumah yang bersemak belukar dan berawa serta genangan air yang tidak steril justeru dikonsumsi untuk kebutuhan hidup, dengan semua kondisi yang tidak sehat tidak bersih dan tidak layak huni serta memprihatinkan sekali. ‘’Saya sangat terharu dan ini

ni kita semua ternyata ditengah masyarakat masih ada mereka yang kurang beruntung nasibnya. Terkait perlindungan anak jadi mereka ini kita selamatkan dari keterpurukan kondisi ini karena kelalaian orangtua dalam pengasuhan anak, dan solusinya si kembar dititipkan sementara di panti asuhan agar tidak semakin terlantar namun kesehatannya tetap terus dikontrol dan mereka butuh perhatian ekstra karena kondisi mereka tidak sama dengan anak lainnya,’’ kata Haslinar yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Dumai prihatin. Menurut dr Agustry Yacob, kedua anak tersebut cacingan yang disebabkan faktor kebersihan yang terabaikan bahkan kurang dari sebulan ditangani serius puskesmas sehingga berat badan keduanya sudah bertambah yang sebelumnya 8,5 kilogram dan sekarang Ramona 11 kg dan Ramadhan 10 kg. Berbagai upaya kesehatan dilakukan termasuk pemberian nutrisi, asupan gizi dan vitamin namun si kembar tetap terlantar dan agar keduanya terjamin sehingga perlu perlindungan dari instansi teknis yang berkompeten. ‘’Kalau anak-anak ini tetap dibiarkan dibawah asuhan ibu mereka ya saya kuatir masalah belum tuntas karena secara kesehatan dibantu namun kondisi riil seharian tidak mendukung ya sama saja percuma. Untuk itu saya kontak bu Asmawati bagaimana upaya melindungi kelanjutan hidup anak ini agar mereka lebih baik dari kondisinya sekarang,’’ ungkap Agustry Yacob. Lurah Bukit Batrem Hafzan menyebutkan keluarga Maslia baru lima bulan bermukim di daerah tersebut dan sebelumnya di Kelurahan Bagan Besar, dan mereka memperoleh BLT juga raskin dan jamkesmas namun karena pengelolaan yang kurang baik sehingga anak-anak tetap terlantar. ‘’Maslia ini memang warga kita dan punya KTP dan KK yang semuanya jelas bahkan

kita lakukan belum optimal, namun lebih baik jika dititipkan saja karena kasihan masa depan si kembar nantinya apalagi mereka masih kecil,’’ tutur Hafzan. Asmawati menjelaskan suami Maslia meninggalkan keluarga sejak dua bocah malang itu berumur tiga bulan dan hingga kini entah dimana rimba nya. Janda yang tak berpenghasilan ini punya lima anak yang dua lagi juga entah dimana, kondisi miris tersebut perlu ditanggapi serius agar masa depan anak-anak tidak buram nantinya. Selama di panti asuhan maka anak tersebut akan dipantau kesehatannya oleh Puskesmas Bukit Timah, dan diharapkan secara rutin si kembar dapat diintervensi kesehatannya agar sama dengan perkembangan anak yang lain. ‘’Saya kira inilah gebrakan perdana dari satker Badan KBP3A dari SOTK baru yang dibentuk dan upaya tersebut tidak berhenti sampai menitip kan Ramona dan Ramadhan ke panti asuhan saja justeru secara emosional si kembar menjadi anak angkat kita yang pertama yang seterusnya dimonitor. Sedangkan ibunya boleh menjenguk dan mengambil lagi si kembar apabila ibu ini sudah siap lahir batin dalam hal merawat dan mendidik anak,’’ tukas Asmawati serius. Sebelum menuju panti asuhan, Maslia berpesan supaya kedua anaknya itu tidak saling dipisahkan karena kedekatan serta keakraban sejak kecil yang terjalin sangat sukar dijauhkan. Ramona dan Ramadhan kembang sepasang yang selalu bersama dan bermain, justeru mereka merasa nyaman dan tenang bila selalu berdua termasuk dalam hal makan dan tidur maka Maslia berharap anaknya tidak berpisah tapi agar diasuh secara bersama. ‘’Jangan Nangis ya nak, kalian akan selalu bersama dan jangan risau karena mamak akan selalu datang kesana untuk melihat kalian. Nanti suatu saat kita akan berkumpul lagi tapi mamak memang tak bisa berbuat apa-apa,’’

si kembar dalam pelukan dan mencium seraya melepas kepergian anaknya dengan tangisan. Gayung bersambut, panti asuhan Hidayatullah menerima Ramona dan Ramadhan dengan tangan terbuka serta lapang dada bahkan Hj Haslinar langsung menyerahkan si kembar dan berharap bisa dirawat, dididik seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang. Pimpinan Ponpes Hidayatullah ustad Sofyan mengatakan amanah penitipan tersebut akan dilakukan dengan baik apalagi mengingat kondisi psikologis kedua anak itu tidak sama dengan anak lainnya sehingga pengasuh akan bekerja ekstra dalam memperhatikan perkembangan kesehatan si kembar. ‘’Insya Allah kami akan mengemban amanah ini dengan memberikan perhatian yang intensif namun kami tetap membutuhkan kerjasama semua pihak mengingat keterbatasan yang kami miliki,’’ tutur Sofyan. Dalam kesempatan itu K3S Kota Dumai menyerahkan bantuan Rp1juta, Badan KBP3A juga memberikan pakaian dan paket makanan dari Puskesmas Bukit Timah. Asmawati juga mengaku tidak akan lepas tangan dengan penyerahan ke panti asuhan tersebut, artinya secara keseluruhan terkait si kembar diurus secara baik sehingga keduanya tidak lagi terbiarkan tanpa asuhan khususnya soal pemantauan gizi dan kesehatan sehingga anak-anak ini terlindungi dan merasa nyaman. Apalagi penitipan ke panti asuhan tersebut tanpa paksaan karena dengan catatan boleh diambil kembali jika Maslia sudah mampu dan siap dari segi ekonomi, emosional dan sosial terhadap si kembar Ramona dan Ramadhan. ‘’Mudah-mudahan kedua anak tersebut bisa diasuh dengan baik dan dibina ya saya rasa tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kecerdasan anak asalkan kita mau pasti ada jalan keluarnya. Saat ini yang saya lakukan adalah bagaimana menyelamat-

sesuai satker yang saya pegang maka saya berusaha melindungi anak-anak dalam kondisi yang memerlukan pertolongan serius,’’ papar alumni Unand Padang ini lagi. Sekarang Maslia masih bersama seorang anaknya lagi yang masih duduk dibangku SD, dan si kembar harus terpisah darinya demi kebaikan dan masa depan mereka yang lebih baik. Meskipun pilu bercampur hancur, namun Maslia tak bisa berbuat banyak lantaran ketidakberdayaannya yang tak mampu mengurusi anak-anak. Maslia harus menerima dan pasrah dengan nasib yang kini menimpa keluarganya, kendati pelepasan Ramona dan Ramadhan diiringi deraian airmata namun solusi penitipan tersebut adalah yang terbaik. Isak tangis juga tak tertahankan dari si kembar yang dalam usia dini itu harus berjauhan dengan sang ibu namun apakan daya nasi sudah menjadi bubur karena fakta adalah anakanak harus diselamatkan. Sedihnya lagi, saat rombongan yang dipandu istri Walikota Dumai harus meninggalkan panti asuhan maka sepasang kembaran itu menatap dengan sorotan memelas iba dan mengetuk kasihan tiap mata yang memandang. Ramona yang disebut sebagai kembar tertua tak hentinya menangis karena merasa ditinggalkan dan mungkin asing dengan situasi yang baru dilaluinya seketika itu. Haslinar sempat memberikan obat bagi si kembar dan menggendong Ramona yang selalu menangis entah karena apa, hati siapa yang tak pedih seperti kisah drama tragis dan Haslinar pun tak mampu menahan air mata. ‘’Saya juga sebenarnya tak tega, tapi mau gimana lagi karena jalan ini yang harus kita tempuh. Saya kira lebih baik mereka disini daripada disana si kembar tidak terurus, ya berdoa semoga saja Ramona dan Ramadhan betah tinggal di panti asuhan,’’ harap Haslinar sambil mengusap air mata. ***


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.