Banjarmasin Post - 3 Januarai 2009

Page 2

2

SABTU

3 JANUARI 2009 / 6 MUHARAM 1430 H

BANJARMASIN BUNGAS

Banjarmasin Post

Sempat Menyantap Kacang Hijau ■ Ibu Rumah Tangga Gantung Diri BANJARMASIN, BPOST - Mata Ny Rusda (46) terlihat sembab. Dia duduk termenung di ruang tamu rumahnya di Jalan Dahlia II RT 34 Banjarmasin, Jumat (2/1) siang.

BANJARMASIN POST/HERRY MURDY HERMAWAN

AREA PEJALAN KAKI - Seorang ibu sambil menggendong anak balitanya harus berjalan miring saat melintas di Jembatan Sudimampir Banjarmasin karena sebagian ruas pejalan kaki dilalui kendaraan, Jumat (3/1). Keadaan tersebut terjadi setiap hari saat padatnya arus lalu lintas.

Tiap Tahun Tinggi BUNUH diri ternyata favorit orang Indonesia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005 saja, sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri tiap tahunnya. Jumlah ini belum ditambah dengan tingkat kematian akibat pemakaian obat-obat-

an terlarang. Kebanyakan kasus bunuh diri terjadi karena adanya kelainan mental yang tidak ditanggulangi dengan baik termasuk depresi, bipolar disorder, schizophrenia dan lain-lain. Faktor-faktor yang dapat memicu seseorang menjadi depresi, di antaranya kematian

orang-orang tersayang, perceraian atau putus hubungan kasih kehilangan anak, pekerjaan, rumah dan uang. Selain itu, korban kekerasan seperti perkosaan, mengalami pelecehan fisik, lisan dan seksual, kurang percaya diri dan pengaruh alkhol serta Narkoba.

Hal itu diperparah dengan beberapa anggapan dalam masyarakat bahwa depresi sebuah hal yang memalukan dan harus ditutupi. Sehingga, orang yang mengalaminya lebih suka mendiamkan ketimbang menyembuhkannya. Dan akhirnya berisiko melakukan bunuh diri. (wkc)

Rusda ditemani beberapa kerabatnya. Perempuan paruh baya itu baru saja kehilangan putri sulungnya, Yuliana (24) yang tewas gantung diri. Tubuh Rusda ditemukan tergantung di pintu masuk kamar rumahnya di Kompleks Perumahan Bumi Lingkar Basirih, Jalan Rajawali VII RT 59, Kamis (2/1) pukul 20.00 Wita. “Padahal, kemarin sore, dia masih sempat datang ke rumah saya menikmati hidangan kacang hijau yang saya sediakan,” katanya. Dikatakan Rusda, pihaknya sempat curiga dengan kondisi putrinya yang bekerja di biro travel tepatnya Hotel Global itu. “Memang kami sekeluarga sempat merasa curiga atas kematian Yuliana, apalagi melihat kondisinya yang tewas karena gantung diri. Tetapi saya sudah ikhlaskan kepergiannya,” ujarnya. Rusda mengatakan, sebelumnya Yuliana sempat cekcok dengan suaminya Mulyadi (25). “Dalam satu bulan ini, memang sempat terjadi perselisihan rumah tangga, bahkan Yuliana sempat mengajukan surat cerai dan melaporkan suaminya ke Mapoltabes Banjarmasin, lantaran pernah memukulnya,” kata Rusda. Namun, lanjut Rusda, dia selalu mengimbau putrinya

agar berusaha menjalin hubungan yang baik dan tetap berdamai. Sementara itu, informasi diperoleh BPost, peristiwa gantung diri itu pertama kali diketahui Mulyadi. Dia baru pulang kerja sekitar pukul 19.00 Wita. Mulyadi sempat beberapa menit memanggil Yuliana minta bukakan pintu. Namun, karena tidak ada jawaban, pria yang bekerja sebagai ABK kapal tugboat itu mendobrak pintu rumah dibantu dua tetangganya Idham (25) dan Ahmad (25). Mereka bertiga kaget melihat Yuliana tengah sekarat, tergantung di pintu kamar. Lehernya terjerat sarung yang diikat ke ventilasi kamar. Mulyadi dibantu dua tetangganya berusaha menyelamatkan Yuliana dengan

membawanya ke IGD Rumah Sakit Sari Mulia. Yuliana sempat beberapa menit mendapatkan bantuan pernafasan dari tabung oksigen serta alat pemicu detak jantung. Namun nyawa Yuliana tidak dapat tertolong. Kapolsekta Banjarmasin Selatan, AKP Zainal Arrahman mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan petugas dan hasil visum pihak rumah sakit, dia memastikan kasus tersebut murni bunuh diri. “Hasil pemeriksaan rumah sakit, memang ada tanda-tanda seperti lidah yang menjulur, memar pada bagian leher serta terdapat air seni bercampur kotoran. Kami juga telah mengumpulkan keterangan dari para saksi yang berada di tempat kejadian,” ujarnya. (ee)

Bunuh Diri di Kalsel Selama 2008 ● 4 April ● 12 April ● 2 Mei ● 4 Juni ● 2 Agustus ● 4 September ● 3 Desember ● 5 Desember ● 8 Desember

Sore Saidi (31) di Desa Durian RT 6 Batang Alai, HST Sutikno (21) di Desa Tiramen, Pulau Laut Utara, Kotabaru Supaji (40) di Desa Trans 50, Pelaihari, Tala Yudha (30) Tahanan Blok A Kamar Nomor 2 Lapas Martapura Lani (20) di Bawah Jembatan Desa Labat RT 2 Kecamatan Aluh Aluh, Kab Banjar Rahmadi (45) Desa Pulau laut RT 2, HST Mariana (30) dan Aisyah (3) Desa Pagartanjung RT 6, Tanbu H Durahman (80) desa Panggung RT 1 nomor 12, - Haruyan, HST Ramadhan Jaelani (19) desa Dirgahayu, Jalan Demang Lehman RT 5 RW 2 Kotabaru Sumber:Dokumentasi Metro Banjar

MOTORNYA KENAPA DIK?

“Saya Tak Bisa Pakai Kopling” PANDAI mencuri motor tapi tidak pandai mengendarainya. Demikianlah Ramad Patriadi (19). Dia berhasil mencuri sebuah sepeda motor tapi tertangkap polisi karena tak bisa mengendarainya. Rahmad, warga Jalan Sutoyo S, Yapahut RT 8 Banjarmasin itu ditangkap aparat Polsekta Banjarmasin Utara, Rabu (1/1). Motor Suzuki Shogun R warna hitam biru yang berhasil dicurinya menggunakan teknologi kopling.”Saya tidak bisa menggunakan sepeda motor yang pakai kopling,” kata Rahmad. Dia bercerita, telah berhasil membongkar kunci pengaman motor dengan nomor polisi B 6026 PFM di

halaman parkir Studio Musik 21, di Jalan Sultan Adam RT 20. Pemuda yang bekerja sebagai pembuat kelotok berusaha menghidupkan mesin motor. Mesin memang berhasil dihidupkan, tapi Rahmad tidak bisa mengendarainya sebab mesin motor langsung mati, begitu tuas gigi sepeda motor diinjak. Tak kehabisan akal Rahmad kemudian mendorong sepeda motor tersebut. Begitu dekat simpang empat SPBU di Jalan Sultan Adam, seorang aparat kepolisian yang kebetulan melintas merasa curiga. Dia lalu menghampiri Rahmad. Kepada aparat itu, Rahmad yang

sebelumnya pernah ditahan karena terlibat kasus pencurian handphone itu mengaku motor tersebut miliknya. Namun petugas tidak percaya setelah melihat lubang kunci motor itu rusak. Rahmadi yang merasa kepepet berupaya melarikan diri. Petugas memberikan tembakan peringatan. Namun Rahmad tidak menggubrisnya. Polisi lalu melepaskan tembakan dan mengenai paha kanan Rahmad sehingga dia ambruk. Rahmad mengaku sebenarnya dia tidak bermaksud mencuri sepeda motor. Diungkapkannya, dia terpengaruh bujukan rekannya berinisial R untuk mencuri sepeda motor. “Sebelum mencuri, saya menelan

obat Double L empat butir dan Dextro 20 butir yang diberi teman saya,” akunya. Setelah teler, R kemudian mengajak Rahmadi berkeliling kota menggunakan sepeda motor. Saat berada di Jalan Sultan Adam, mereka melihat halaman parkir Studio 21 lengang. “Awalnya, uang hasil penjualan sepeda motor itu nantinya untuk digunakan bermalam tahun baruan, tapi malah ditangkap polisi,” kata Rahmad. Kanit Reskrim Polsekta Banjarmasin Utara Taufik Firmansyah mengatakan, pihaknya masih mencari rekan Rahmad yang menghilang. (tin)

ILUS: BPOST/IVANOV

Hari Ini Made ke Sambang Lihum BANJARMASIN, BPOST- Nasib Made Murte, penderita ganguan jiwa yang dipasung selama tujuh tahun jadi perhatian Pemkab Batola. Warga Desa Kolam Kanan RT 10, Barambai itu segera mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum. Setelah kondisi Made yang mengenaskan diberitakan BPost, Jumat (2/1) sekitar pukul 09.00 Wita, staf Kecamatan Barambai dan Dinas Sosial Batola menjenguk Made di gubuknya. Setelah itu diputuskan segera membawa Made ke RSJ Sambang Lihum. Kepala Dinas Sosial Batola Samson juga menghubungi Wahono. Dia memerintahkan kepala desa Kolam Kanan itu mengambil uang Rp 500 ribu dari stafnya untuk biaya perjalanan membawa Made. Kepada BPost, Kepala Dinas Sosial Batolam, Samson mengatakan, rencananya Sabtu (3/1) Made dibawa ke RSJ Sambang Lihum. Biaya perawatan Made selama di rumah sakit ditanggung pemerintah. Sebab, Made ternyata memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). “Sebenarnya tidak ada masalah dengan dana. Hal ini terjadi karena tidak ada perhatian dari keluarga,” kata Samson. Samson menambahkan, untuk membawa Made ke RS Pembakal Desa Kolam Kanan dan sejumlah stafnya, menyediakan transportasi. Dia sudah menyerahkan uang Rp 500 ribu kepada Kepala Desa Kolam Kanan, Wahono. Sementara itu, Wahono mengatakan pihaknya siap mengantar Made ke RSJ Sambang

Lihum.”Semua persyaratan seperti Kartu Jamkesmas, rujukan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan sudah ada. Tinggal menunggu membawa Made ke rumah sakit,” kata Kepala Desa Kolam Kanan, Wahono. Wahono mengatakan, dia merasa gembira pemerintah daerah memperhatikan kondisi salah satu warganya yang mengalami kesulitan. Diberitakan koran ini, Made sudah dipasung selama tujuh tahun. Anak Man Suladri itu tangan dan kakinya diikat dengan rantai karena mengalami gangguan jiwa. (dua)

Loket Channel Fee Masih Tutup BANJARMASIN, BPOST Sejak 1 Januari 2009, pungutan penggunaan alur baru Sungai Barito resmi diberlakukan. Namun, sampai kemarin loket pelayanan penggunaan alur (PPA) masih tutup. loket PPA berada di Kantor Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) PT Pelindo III Cabang Banjarmasin. Pantauan BPost, Jumat (2/1) loket yang berdekatan dengan loket pelayanan dokumen pelayaran tampak sepi. “Mungkin karena sekarang lagi libur bersama, jadi belum ada petugasnya. Selain itu alur belum diresmikan,” kata seorang petugas di loket peti kemas. Menurut petugas lainnya, loket PPA merupakan loket

baru yang ada di PPSA. Loket itu persis berada di sudut kiri ruang. Di dalam loket berisi dua meja dan dua kursi untuk petugasnya. Meskipun belum beroperasi, tapi di depan kaca loket ditempel ketentuan mengenai pembayaran channel fee (pungutan alur) serta persyaratan untuk mengurusnya. Direktur Utama PT Ambang Barito Persada (Ambapers), Irhamsyah ketika dikonfirmasi mengatakan, meskipun loket PPA di kantor PPSA tutup, tapi pemungutan channel fee tetap sesuai jadwal, mulai 1 Januari 2009. Pelayanan sementara dipindah ke Kantor PT Ambapers, di samping terminal penumpang Pelabuhan Trisakti.

METRO BANJAR/DONNY SOPHANDI

ALUR BARITO - Deretan tongkang batu bara yang ditarik tugboat melintas alur baru Sungai Barito.

“Kalau hari libur PPSA tutup, pelayanan dilakukan di kantor PT Ambapers Jalan

Barito Hilir Pelabuhan Trisakti Banjarmasin,” kata Irhamsyah. (nda)

Jangan Jadi Perda Mubazir

Made

BANJARMASIN, BPOST - Rancangan peraturan daerah (Raperda) Khatam Alquran dinilai aktivis perempuan sebagai raperda tebar pesona. Sebab, raperda itu mengatur sesuatu yang sudah jadi kebiasaan masyarakat. Sementara teknis khatam ternyata belum jelas karena masih dalam pembahasan. Kesulitan tidak semata soal bukti telah khatam Quran, tapi soal standarisasi dan pengajaran agar siswa dapat khatam quran. Demikian salah satu bahasan sejumlah aktivis perempuan di kafe Samudera, Jumat (2/1). Para pejuang hakhak perempuan itu berdiskusi tentang efektivitas implementasi perda-perda berbasis gender dan kelompok minoritas di Kalsel. Hadir pada diskusi itu perwakilan

kaukus perempuan politik, aktivis perempuan, aktivis Hizbut Tahrir Ind o n e s i a K a l s e l , m e d i a d a n m a h asiswa. Raperda Khatam Alquran masih dibahasa DPRD Kalsel. Rencananya disahkan jadi perda pada pertengahan Januari 2009. Selain itu, para aktivis juga membahas surat edaran gubernur Nomor 065/01196/ORG perihal tertib berpakaian saat jam kerja. Diskusi tersebut sebagai tahap penelitian yang sedang dilakukan Komisi nasional Perempuan Indonesia (KPI). Wanti Maulida dari KPI mengatakan, tujuan acara untuk melihat sejauh mana perda-perda di provinsi maupun kabupaten dan kota melindungi atau malah melanggar hak-hak perempuan dan kaum minoritas.

Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Banjarmasin, Yurliani mengatakan perda pendidikan Alquran mubazir karena mengatur apa yang sudah jadi kebiasaan masyarakat Kalsel yang agamis. “Kalau maunya supaya terkontrol, berarti harus ada ujiannya. Saya merasa ini tidak ada gunanya dan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) juga apa yang diharapkan? Karena tidak ada alokasi anggaran dari pemerintah yang jelas,” ujarnya. Menurut Yurliani masih banyak persoalan di ranah lokal terkait kebijakan pelayanan publik yang masih belum tersentuh kalangan eksekutif dan legislatif. Dia mencontohkan soal ketepatan waktu pelayanan publik. (nda)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.