Kelas XI, Bahasa Indonesia

Page 160

Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI SMA/MA

Maka keduanya pun pergilah mengikut jalan ke hulu Sungai itu. Syahdan maka Sri Rama pun bertemulah dengan seekor burung, terlalu besar seperti sebuah gunung tertambat sayapnya yang sebelah rebah. Maka dikenalnya, oleh Sri Rama akan burung itu. Kata Sri Rama, “Hai Jentayu mengapakah halmu ini demikian?” Kata Jentayu, “Ya Tuanku Sri Rama, hamba ini berlawan dengan Maharaja Rawana.” Maka segala perihal-ihwalnya berperang dengan Maharaja Rawana itu pun dikatakannyalah kepada Sri Rama, seraya katanya, “Hamba telah minta doa kepada Dewata Mulia Raya, menengadah ke langit, “Ya Tuhanku, janganlah sekiranya hamba dimatikan dahulu, sebelum bertemu dengan tuanku Sri Rama, supaya hamba memberi tahu kepadanya akan hal istrinya dilarikan oleh Maharaja Rawana. Sekarang baiklah hamba mati daripada merasai hal demikian, supaya tuan hamba membakar hamba.” Setelah sudah ia berkata-kata itu, maka cincin dilontarkan oleh Sita Dewi itu pun dikeluarkannya dari mulutnya, seraya katanya, “Tatkala hamba berperang dan hamba gugur ke bumi maka istri Tuanku melontarkan cincin ini. Inilah, Tuanku, cincin istri tuanku.” Maka segeralah cincin itu diambil oleh Sri Rama. Setelah dilihatnya sungguhlah cincin istrinya, maka ia pun terlalu sukacita. Kata Sri Rama, “Hai Jentayu, inilah kebaktianmu kepadaku, telah sempurnalah kasihmu akan daku.” Maka Jentayu pun berpesan kepada Sri Rama dan memberi tahu akan saudaranya terlalu sakti, seraya katanya, “Jikalau tuanku bakar mayat hamba ini, jangan di bumi yang ada tempat manusia. Dan jikalau tuan hamba pergi ke negeri Langka Puri, jangan tiada,singgah di tepi laut akan menyeberang di Langka Puri itu, karena di situ ada suatu gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit itu ada saudara hamba bernama Dasampani bertapa. Adapun hamba ini setengah bulan sekali pergi mengantarkan makanan akan dia.” Kata Sri Rama, “Hai Jentayu, apa sebabnya maka saudaramu itu bertapa di dalam bukit?” Kata Jentayu, “Ya Tuanku, sekali peristiwa hamba dan saudara hamba yang bernama

150

Dasampani itu hendak mencahari makanan ke bukit Kaf. Hamba terbang ke udara, maka hamba bertemu dengan Matahari. Sayap saudara hamba itu pun hanguslah. Tatkala itu hamba ada berlindung di bawah sayap saudara hamba itu. Setelah dilihat oleh Matahari akan hal saudara hamba, kata Matahari, “Hai Dasampani, aku tiada sekali-kali tahu akan engkau. Sekarang pergilah engkau ke bukit Gedara Wanam,” Tatkala Maha Bisnu turun menjelma kepada Sri Rama, maka ia menyuruhkan anaknya seekor kera yang bernama Hanuman dan saudara hamba pergi ke sana duduk bertapa di dalam bukit itu. Akan sekarang ini hambamu akan mati, ia tiada tahu; itulah sebabnya hamba berpesan pada tuanku jangan tuanku, tiada singgah pada gunung itu. Kata Sri Rama, “Hai Jentayu, baiklah, yang mana pesan tuan-hamba itu tiadalah hamba lalui.” Setelah sudah berpesan itu, Jentayu pun matilah. Maka Sri Rama menyuruhkan Laksamana mencahari tempat yang tiada ada sampai manusia. Diberinya suatu tongkat dan katanya, “Hai Laksamana, apabila tongkat menghujamkan dirinya, itulah tempat yang tiada sampai manusia.” Maka Laksamana pun berjalanlah membawa tongkat itu berkeliling mencahari tempat, tiada juga bertemu yang tiada sampai manusia itu. Setelah demikian Laksamana kembalilah kepada Sri Rama, katanya, “Ya, Tuanku, berkeliling patik, pergi mencahari tempat tiada juga dapat yang seperti kehendak tuanku itu.” Kata Sri, Rama, “Hai Laksamana angkatlah segala kayu-kayu itu semuanya, bubuhkan di atas tanganku ini.” Maka Laksamana pun menghimpunkan segala kayu api itu ke atas tangan Sri Rama. Setelah sudah maka bangkai Jentayu itu pun dibakar oleh Laksamana pada tangan Sri Rama. Berapa lamanya api itu pun padamlah; dilihat oleh Laksamana tangan Sri Rama tiada mara bahayanya. Laksamana. pun heran melihat sakti Sri Rama itu. Setelah demikian baginda dua bersaudara pun berjalanlah daripada tempat itu.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.