Kelas XII, Bahasa Indonesia

Page 54

"Jadi engkau tiada suka kepada menteri kabupaten itu? Ia bagus, berpangkat; mulutnya manis ." "Jangan berolok-olok juga, Akang. Bila Akang hendak pergi ke kota? Surat itu lebih baik dibakar saja! Rupanya tak ada sedikit jua ia segan kepada Akang" "Kita orang desa, tak berharga di matanya. Ya, hari Ahad di muka ini saya ke rumah Juragan Patih. Surat ini saya bawa, ada gunanya. Akan penguatkan rundingan, supaya ia jangan berlalai-lalai juga." Sesungguhnya pada hari yang ditentukan itu, pukul lima petang, Haji Junaedi sudah ada di rumah patih. Ia disambut oleh R. Atmadi Nata dengan senang hati. Sesudah bercakap-cakap Akang hendak menyegerakan pekerjaan itu. Akan tetapi apa perlunya diburu-buru benar? Takkan lari gunung dikejar. Apalagi ia baru dua bulan bekerja, tentu belum dapat menyediakan apa-apa." "Dari dahulu sudah saya katakan: tak usah di bersedia-sedia. Sekaliannya tanggungan saya, bukan? Yang perlu sekarang lekas ." "Menyesak benar rupanya! Apa sebabnya?" "Kerja baik elok dilekaskan, Juragan, supaya jangan disela lekas kerja buruk." "Ada alasannya?" "Banyak. Pertama Fatimah sudah besar, kedua kami sudah siap dan ketiga ." Ujar H. Junaedi dengan senyumnya, dan sambil menunjukkan sepucuk surat ke tangan R. Atmadi Nata ia pun menyambung perkataannya, "Ini yang penting sekali juragan. Saya harap juragan baca sendiri." Baru melihat tulisan alamatnya saja, R. Atmadi Nata sudah tahu dari siapa surat itu. Dengan tenang surat itu pun dibacanya. Kemudian dilipatnya dan diberikannya kepada Haji Junaedi kembali, seraya katanya, "Tak kusangka-sangka! Agaknya sudah terbalik otaknya. Jadi bagaimana pikiran Akang sekarang?" Saya menurut timbangan juragan sendiri. elok kata juragan elok; buruk kata juragan, buruk. Asal kerja itu dilekaskan." "Dengan menteri itu?" Haji Junaedi terkejut, pucat mukanya. "Ha, ha, ha," tertawa R. Atmadi Nata dengan tiba-tiba. Tetapi bila menteri kabupaten bertemu dengan Fatimah?' "Dahulu, ketika ia bertandang ke rumah saya. Barangkali Juragan masih ingat: ia hendak ayam ? "Ya, saya masih ingat." "Beberapa hari sesudah itu ia datang ke desa, lalu saya sambut sebagai biasa. Ketika itu sudah ada jua terpikir oleh saya, bahwa anaknya tidak lurus. Salah pandangannya kepada anak saya itu." "Hem, ya " 44

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA IPS


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.