Jambi Ekspres | Kamis, 19 November 2009

Page 7

8

kamis, 19 november 2009

Rajin Promosikan Talenta Prancis

ZIDANE

REUTERS

REAL Madrid termasuk klub yang rajin memberikan pekerjaan kepada mantan pemainnya. Bukan sebagai pelatih, melainkan diajak masuk jajaran manajemen. Sudah tak terhitung jumlah eks pilar Los Blancos sebutan Real- yang akhirnya menjadi pejabat di klub kaya Spanyol itu. Pada era kepemimpinan Florentino Perez sekarang, setidaknya empat mantan bintang Real duduk di kursi manajemen. Yakni, Emilio Butragueno, Jorge Valdano, Predrag Mijatovic, dan Zinedine Zidane. Zidane menjabat konsultan Perez. Dia seruang dengan Valdano yang dipasang di pos direktur olahraga. Bersama sang presiden, mereka terlibat dalam berbagai proses pengambilan kebijakan penting. Kalau Val-

dano bergerak di sektor pemain profesional, Zidane kebagian mengamati bakat-bakat yang bisa diasah menjadi bintang masa depan klub. Sejak disahkan sebagai advisor presiden Juni lalu, Zidane baru bekerja awal Oktober. Sebagai pria yang dibesarkan di kultur sepak bola Prancis, Zidane memulai tugasnya dengan memonitor perkembangan anakanak muda di negerinya. Sejauh ini, pria berdarah Aljazair itu sudah membikin satu rekomendasi penting untuk Perez. “Saya mendorong klub untuk merekrut Saga Keita. Saya sudah mengamatinya saat bermain untuk klub Troyes. Dia bisa menjadi pemain penting Real Madrid,” papar Zidane dalam wawancara dengan televisi Prancis Canal+. “Sangat penting bagi Real untuk segera merekrut dia karena saya tahu beberapa klub besar Eropa juga memburunya. Paling tidak, Arsenal, AC Milan, dan Inter Milan sudah lama mengamati perjalanan karir dia,” papar anggota timnas Prancis saat memenangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000 itu. Keita baru saja menandatangani kontrak dengan klub divisi ketiga Prancis, Troyes. Kontrak itu berakhir 2012. Perez mengatakan akan mempertimbangkan rekomendasi Zidane. Namun, sejauh ini belum ada langkah apa pun untuk mengamankan remaja 18 tahun itu. (na/ca)

Pemain, Direktur Teknik, dan Pelatih

Leonardo

NET

MILAN - Kelihaian Leonardo sebagai pelatih AC Milan memang belum teruji. Maklum, ini adalah musim pertamanya menjadi pelatih. Namun, pria 40 tahun itu telah mempertontonkan kelihaian dalam mengendus bakat muda dan menggaetnya untuk dijadikan bintang di Milan. Sukses Rossoneri -julukan Milanmembeli Kaka dan Alexandre Pato tidak lepas dari kiprah Leonardo. Sebelum berstatus pelatih Milan, Leonardo memulai karir sebagai pemandu bakat di Milan. Itu dilakukannya setelah gantung sepatu pada musim 2003. Karena berasal dari Brazil dan punya pengetahuan soal sepak bola Amerika Latin, Leonardo diberi tugas sebagai pemandu bakat untuk kawasan tersebut.

Seiring dengan kinerjanya yang moncer, Leonardo mendapat kepercayaan yang lebih. Dia dipromosikan menjadi direktur teknik AC Milan pada awal 2008. Pemilik Milan Silvio Berlusconi menilai Leonardo sebagai sosok yang memahami klub. “Dia tahu benar bagaimana klub ini bekerja. Dia bagian dari keluarga besar Milan. Seseorang yang kompeten,” bilang Berlusconi sebagaimana dilansir Tribalfootball. Sebelum itu, Leonardo sempat ditawari klub Premier League West Ham United untuk mengisi jabatan direktur sepak bola yang sedang lowong pada Desember 2007. Namun, dia menolak. Jabatan sebagai direktur teknik di Milan hanya berlangsung selama setahun. Begitu allenatore Milan Carlo Ancelotti memutuskan mundur dan melatih Chelsea pada akhir musim lalu, Rossoneri langsung menunjuk Leonardo sebagai pengganti. Sejatinya, Leonardo tidak memiliki lisensi pelatih UEFA Pro yang merupakan syarat mutlak bagi seorang pelatih untuk membesut klub di Liga Italia Serie A. Tapi, dia mendapat kompensasi lantaran pernah menjadi juara Piala Dunia 1994 bersama timnas Brazil. (ham/ca)

Jambi Ekspres

Pensiun dari Pemain, Masuk Manajemen Sepak Bola

Lebih Rumit, Lebih Menantang Menjadi pelatih bukan satu-satunya pilihan profesi bagi pemain yang gantung sepatu. Beberapa nama justru terjun ke dalam lingkaran manajemen klub. Siapa mereka?

NET

KONSISTEN: Meski tidak bermain lagi, tapi Rui Costa tak bisa jauh dari sepak bola. Kini ia menjabat direktur olahraga Benfica.

DUA kabar berbeda diumumkan Rui Costa pada 11 Mei 2008. Pertama, dia menyatakan pensiun dari olahraga yang digelutinya sejak 1991 tersebut. Costa yang kala itu berusia 36 tahun memutuskan gantung sepatu di klub yang membesarkan namanya, SL Benfica. Kabar kedua, mantan bintang Fiorentina dan AC Milan tersebut mengumumkan bakal menerima pekerjaan sebagai direktur olahraga Benfica. Jika sebelumnya berpeluh keringat di lapangan hijau, pemain dengan 94 caps dan 36 gol bersama timnas Portugal itu akan tampil dandy dengan jas dan dasi. ‘’Tidak ada kamus menganggur bagi saya. Setelah ini, saya sibuk dengan tugas departemen sepak bola di klub seperti menginventaris calon pelatih baru maupun pemain baru,’’ tutur pria bernama lengkap Rui Manuel Cesar Costa itu. Sekalipun memasuki dunia baru, Costa menyatakan tidak canggung. Justru Costa yang dijuluki The Maestro oleh pendukung Benfica tersebut antusias karena dikelilingi orangorang yang siap membantu setiap saat. Ditunjuknya Costa sebagai direktur sepak bola tak lepas dari hubungan dekatnya

dengan Presiden Benfica Luis Filipe Vieira. Tapi, koneksi bukan semata-mata alasan ditunjuknya Costa. ‘’Rui Costa sudah melegenda di Benfica. Sepeninggal dia ke Fiorentina (pada 1994, Red), prestasi klub langsung terpuruk. Saya tahu dia memiliki jiwa leader dan pantas mendapatkan jabatan yang diembannya saat ini,’’ urai Vieira di situs resmi klub. Jejak Costa diikuti mantan rekannya di timnas Portugal, Sergio Conceicao. Conceicao langsung ditunjuk sebagai direktur olahraga klub Yunani PAOK Salonika begitu mengumumkan gantung sepatu akhir pekan lalu (14/11). PAOK merupakan klub terakhir mantan bintang FC Porto, Lazio, Parma, dan Inter Milan itu. ‘’Saya sangat berbahagia ketika datang ke PAOK musim lalu. Saya dipercaya menjadi kapten tim dan tampil reguler. Tapi, cedera lutut dan beberapa problem lain membuat saya frustrasi dan memilih mengakhiri karir sepak bola saya,’’ ungkap Conceicao sebagaimana dilansir Reuters. ‘’Di tengah frustrasi, PAOK menawari saya posisi itu (direktur olahraga, Red). Saya tidak perlu berpikir lama untuk menerimanya,’’ tutur pria 35 tahun tersebut. Conceicao punya alasan bersedia menjabat direktur olahraga PAOK. Menurut dia, PAOK adalah klub yang bisa mengakomodasi ambisinya menekuni manajemen sepak bola. Lihat saja jajaran pengurus jawara dua kali Yunani itu yang didominasi mantan bintang PAOK. Posisi chairman, misalnya, dijabat Zisis Vryzas yang tak lain mantan

Jadi Komentator di Televisi dan Bikin Album Rekaman Karir Alexi Lalas di lapangan hijau berakhir pada musim 2003. Namun, dia tidak sepenuhnya meninggalkan sepak bola. Lalas berkiprah di jajaran manajerial klub Major League Soccer (MLS), liga sepak bola Amerika Serikat (AS). KETIKA masih aktif bermain, Alexi Lalas identik dengan gaya rambut pirang nan gondrong dan jenggot yang terurai. Sebagai pemain belakang, penampilannya sangat lugas. Lalas bermain tanpa kompromi dengan menjaga area pertahanan. Lalas punya reputasi hebat di sepak bola AS. Tidak hanya sebagai bek tangguh di timnas, dia adalah pemain Amerika yang pertama tampil di pentas Liga Italia Serie A. Ketika itu Lalas membela Padova. Nah, setelah menyelesaikan karir di lapangan hijau sebagai pemain, Lalas banting setir ke jajaran manajemen. Tentu saja gaya Lalas tidak lagi segarang dahulu. Karena duduk di jajaran manajerial, Lalas lebih sering terlihat klimis. Rambut pirangnya dipotong pendek.

nerima jabatan sebagai general manager San Jose Earthquakes, klub anggota MLS. Kiprahnya mendapat perhatian dari AEG (Anschutz Entertainment Group). Oleh AEG, Lalas ditunjuk m e n j a d i p r e siden sekaligus general manager MetroStars. Dia memimpin pada masa transisi dari MetroStar menjadi Red Bull NET New York. AEG SANGAR: Penampilan Alexei Lalas saat memperkuat AS yang memiliki 1994 lalu. kepemilikan MetroStars kemuJenggotnya pun tertata rapi. Dia juga dian menjual haknya ke Red Bull. kerap mengenakan jas dalam beberapa Setelah itu, karir Lalas di jajaran kesempatan di depan publik. Perubahan manajerial terus berlanjut. Dia mundur penampilan itu tidak lepas dari jabatan dari Red Bull New York pada April 2006 yang didudukinya dalam beberapa tahun dan pindah ke LA Galaxy untuk mengisi terakhir. posisi general manager. Kebetulan GalBegitu pensiun dari pemain di Los axy baru dibeli AEG. Angeles Galaxy pada 2003, Lalas me“Saya menjalaninya sebagai sebuah

Ambiar Usman SH, M Sayuti Khalil dan Pemateri dari Jakarta

Bappeda Kota Gelar Sosalisasi UU Penataan Ruang Kota Jambi dan menghadirkan Dirjen Penataan Ruang dan Konsultan Penyusunan RTRW Kota Jambi. Dalam sambutannya Asisten I Setda Kota Jambi, Ambiar Usman, SH mengharapkan, dengan adanya kegiatan tersebut kualitas penataan ruang di Kota Jambi semakin baik. Selain itu juga pertumbuhan

bintang penyerang Yunani dan Fiorentina. Sebelum Vryzas, kapten Yunani kala menjuarai Euro 2004 Theo Zagorakis duduk di posisi itu. ‘’Klub ini sangat dinamis, punya jenjang karir yang menakjubkan dan berjiwa muda. Saya sangat tertarik,’’ tutur Conceicao. Di Italia, Demetrio Albertini telah menapak karir sukses dalam urusan manajemen sepak bola. Eks gelandang Italia dan AC Milan yang pensiun Desember 2005 (usia 34 tahun) tersebut menduduki jabatan wakil presiden FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) tiga tahun terakhir. Albertini terpilih lebih karena faktor lucky (keberuntungan). Seiring munculnya skandal calciopoli pada Mei 2006, presiden FIGC kala itu Franco Carraro memilih mengundurkan diri. Dalam kondisi status quo, Ketua NOC (Komite Olahraga Italia) Guido Rossi ditunjuk sebagai pejabat sementara presiden FIGC. Nah, berhubung tidak memiliki latar belakang kuat sepak bola, Rossi lantas meminta bantuan Albertini. Siapa sangka, kinerja singkat Albertini menarik minat Giancarlo Abate yang terpilih sebagai presiden baru FIGC per April 2007. Saat ini Albertini menjadi wakil Abate bersama empat orang lainnya. Yakni, Carlo Tavecchio, Mario Macalli, Antonello Valentini, dan Antonio Di Sebastiano. ‘’Profesi manajemen sepak bola sangat menantang karena tugasnya lebih rumit daripada menjalankan strategi di lapangan hijau,’’ terang Albertini yang kini juga menjabat anggota Komisi Sepak Bola UEFA. (dns/ca)

Alexi Lalas Merambah Karir sampai di Luar Sepak Bola

Para pimpinan SKPD yang hadir

BADAN Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jambi pada Rabu (18/11) kemarin. Menggelar sosialisasi Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang dan Temu Publik Dalam Penyusunan RTRW Kota Jambi. Kegiatan tersebut diikuti seluruh elemen yang ada di instansi/SKPD se-

Jawa Pos National Network (JPNN)

penduduk di Kota Jambi juga semakin baik, sehingga bila tidak dilakukan penataan ruang yang baik maka wajah Kota Jambi semakin buruk. Sementara itu Kabid Fisik dan Prasarana yang juga Ketua Penyelenggara, Suhendri, SH Msi, mengatakan bahwa tujuan dari sosialisasi tersebut, untuk memberikan

informasi tentang materi UU nomor 26 2007 tentang Penataan Ruang dan dalam rangka pembinaan di lingkungan Pemkot Jambi. Selain itu mensosialisasikan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan tata ruang yang saat ini sedang disusun. (kta/adv)

Konsultan penyusunan RTRW dan peserta sosialisasi

tantangan. Dunia yang tidak jauh dari lapangan hijau. Saya bergabung dengan jajaran manajerial karena saya ingin terus mengembangkan sepak bola di negara ini,” kata Lalas seperti dilansir The Offside. Kini karir Lalas di jajaran manajerial klub telah usai. Dia dipecat Galaxy pada 11 Agustus 2008 karena dinilai gagal mengangkat prestasi klub itu. Lalas dianggap melakukan blunder ketika memilih legenda sepak bola Belanda Ruud Gullit sebagai pelatih Galaxy. “Ada dua orang baik yang dengan alasan berbeda harus keluar dari organisasi ini dan itu memalukan. Sudah saatnya tim ini berbenah,” tutur Tim Leiweke, pimpinan AEG, saat melepas Lalas dan Gullit, seperti dikutip The Spoiler. Selain karir manajerial, Lalas berkiprah di dunia pertelevisian dengan menjadi komentator dalam sejumlah pertandingan sepak bola kelas dunia. Dia pernah menjadi komentator di NBC, ESPN, dan ABC Sports. Di luar dunia sepak bola, Lalas punya karir di dunia tarik suara. Dia anggota band Gypsies yang telah menelurkan dua album, yakni Woodland dan Jet Lag. Pria 39 tahun itu juga pernah mengeluarkan album solo berjudul Ginger dan single Goodnight Moon pada 1998. (ham/ca)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.