27 April 2013

Page 9

NUSANTARA

9

Batam Pos, Sabtu 27 April 2013

Oknum Polisi Rampok Bank BRI RPG, Pekanbaru AKSI perampokan melibatkan oknum polisi menggunakan senjata api terjadi, Jumat (26/4) sekitar pukul 11.45 WIB di Bank BRI Pasar Minggu, Km 21, Desa Bencah Kelubi, Kecamatan Tapung, Kampar, Riau. Tiga perampok berhasil membongkar berankas dan membawa kabur sejumlah uang. Dalam pelariannya, pelaku melumpuhkan seorang anggota polisi yang coba menghentikan mereka dengan memukulkan popor senjata laras panjang. Salah seorang pelaku dipastikan berinisial Briptu Fe, anggota Pol Air Polres Pelalawan. Kapolda Riau Brigjen Pol Suedi Husein membenarkan perampokan di Bank BRI Pantai Cermin itu adalah anggotanya. Kapolda mengatakan, sudah memerintahkan jajarannya menindak dan memproses langsung kejahatan yang dilakukan oknum polisi tersebut. ”Proses langsung tindak pidananya. Hukumannya nanti urusan hakim,” kata Kapolda. Kepada seluruh anggota polisi di wilayah hukum Riau lainnya, Kapolda Riau mengingatkan untuk memberikan dan mengambil contoh yang benar. ”Imbauannya, lihat contoh yang salah dan lihat contoh yang benar dalam berbuat,” kata Kapolda. Sementara untuk anggota polisi yang telah menjalankan tugas dan mengalami cedera, jajaran kepolisian sudah diperintahkan untuk memberikan perawatan yang terbaik. Hal itu juga dibenarkan Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo, saat dihubungi tadi malam. Guntur membenarkan, salah satu pelaku perampokan yang berhasil ditangkap adalah anggotanya, yaitu Fe. Tersangka bertugas di Pol Air Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan. ”Ini masalah pidana,” tegas Guntur. Dan, masalah ini kata Guntur juga akan diproses dalam sidang kode etik. ”Saya menilaI dia merupakan polisi yang tidak waras, karena melakukan tindakan kriminal yang telah melanggar hukum,” imbuhnya. Sedangkan Kapolres Kampar iKlAn

Murid SD Dibunuh Temannya Gara-gara Utang Rp 1.000

FOTO : DEFIZAL/RIAUPOS

Satu dari tiga tersangka perampokan Bank BRI, babak belur dihajar massa, Jumat (26/4).

AKBP Auliansyah Lubis melalui Kasatreskrim AKP Eka Ariyandi Putra menambahkan, hingga tadi malam anggota Polres Kampar masih di lapangan mengejar kedua pelaku yang berhasil kabur. Di RS Bahayangkara Pekanbaru, Jumat siang sekitar pukul 15.00 WIB, Fe yang dibekuk mendapatkan perawatan. Ia ditangani tim dokter di Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD ini dijaga ketat aparat kepolisian. Selain polisi berpakaian sipil, belasan anggota Propam Polda Riau tampak berada di sana. Awak media yang meliput hanya bisa melihat dari balik pintu kaca IGD rumah sakit itu. Sekitar pukul 15.30 WIB, Fe tampak dibawa keluar menggunakan tandu ke dalam ambulans. Ketika dibawa, seluruh tubuh pelaku ditutup menggunakan kain berwarna biru muda sampai ke kepala hingga wajahnya tak kelihatan dengan infus masih terpasang di tangan. Belum jelas kenapa wajah Fe ditutup seperti

ini, tapi yang pasti mendapat pengawalan yang ketat dari anggota Porpam Polda Riau. Tak banyak informasi detail yang bisa dihimpun di RS Bhayangkara terkait peristiwa ini. Kasat Reskrim Polres Kampar, AKP Eka Ariyandi Putra mengatakan bahwa pelaku berjumlah tiga orang. ”Satu sudah ditangkap. Dua lagi masih dikejar. Kerugian saat ini masih dalam penyelidikan,” ujarnya sambil berlalu. Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa ini terjadi saat karyawan Bank BRI Pantai Cermin melaksanakan Salat Jumat. Tiba-tiba, datang tiga orang menggunakan penutup wajah dan membawa senjata api memasuki bank tersebut. Begitu berada di dalam, ketiganya langsung mengamankan petugas pengamanan bank dan karyawan yang ada. Dengan cepat, ketiganya menguras uang kas. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, ketiga pelaku

kabur menggunakan mobil Xenia BM 38 P. Mobil yang dibawa para pelaku saat itu lari ke arah Pekanbaru. Sesampainya di Km 18, mobil itu dihadang polisi terdekat, Aiptu Maryono. Upaya heroik Maryono ini berakhir naas, ia dipukul dengan popor senjata oleh pelaku hingga rubuh. Setelah merubuhkan polisi yang coba menghadangnya, para pelaku kemudian berbalik arah menuju Desa Deli Makmur ke Sungai Pinang yang tembus ke Jalan Poros Bangkinang-Pekanbaru. Maryono pun harus mendapat perawatan di RS Eka Hospital. Sekitar pukul 16.40 WIB, Maryono dipindah ke RS Bhayangkara. Begitu tiba, Maryono beserta keluarga dibawa masuk ke ruang IGD. Kabid Humas Polda Riau, AKBP Hermansyah membenarkan perampokan ini. ”Pelakunya diduga tiga orang, satu sudah ditangkap dan dua lagi masih dalam pengejaran,” jelasnya. ***

BEKASI (BP) - Tragis betul. Gara-gara utang seribu rupiah, Nur Afiz Kurniawan, bocah laki-laki berusia enam tahun harus meregang nyawa di tangan temannya, YI (8). Korban dihabisi pelaku lantaran menolak membayar utang. Motif utang piutang anak SD ini sempat tertutupi lantaran bocah SD kelas I itu ditemukan warga di danau buatan milik Perumahan Summarecon Bekasi, Rabu (24/4) sore. Warga menyangka bocah yang tinggal di Rawabugel RT 2/10, Harapanmulya, Bekasi Utara, itu tewas karena tenggelam di danau tersebut. Tapi, aparat kepolisian mencurigai kondisi korban yang tewas secara tidak wajar tersebut. Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Pol Priyo Widyanto mengungkapkan, dalam tubuh korban ditemukan bekas tanda penganiayaan seperti luka

lecet. Selain itu, dari hidung korban mengeluarkan darah. ”Setelah dilakukan penyelidikan, didapati pelakunya berinisial YI, yang juga merupakan sahabat korban. Menurut Kapolres, peristiwa tragis itu bermula ketika korban bersama dua orang temannya Lazuardi Holki (7) dan Mezaaluna Ainus Salsabil (7) datang ke danau tersebut untuk mencari ikan. Namun, tiba di lokasi, korban bertemu dengan YI (11) dan temannya Aji Bharata (11). Pelaku yang masih ingat bila korban mempunyai utang seribu rupiah lalu menagihnya. Pelaku menagih utang seribu perak sambil dengan cara sedikit arogan, dan korban balik melawan dengan katakata. ”Uang seribu perak saja ditagih,” ujarnya kapolsek menirukan pengakuan pelaku. Karena tersinggung, keduanya pun terlibat cekcok mulut dan perkelahian secara fisik. ”YI lalu mendorong korban hingga terjatuh ke kubangan air

galian perumahan tersebut. Sedangkan teman korban melarikan diri karena takut,” terang kapolsek lagi. Keduanya sempat terlibat perkelahian di dalam air sedalam 80 sentimeter. Karena kalah besar, dengan mudah pelaku menenggelamkan korban dengan cara mendorong berulang kali sampai mulutnya keluar busa. Setelah tidak berdaya, YI mengangkat teman lamanya itu ke pinggir danau. Sayangnya, korban sudah tidak bernyawa. Lantaran ketakutan, YI langsung melarikan diri dan menceburkan korban ke dalam danau itu lagi. Hingga jasad korban ditemukan oleh keluarga yang mencarinya, dengan dugaan tewas tenggelam. Sementara itu, YI di hadapan penyidik mengakui perbuatannya. Hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Bekasi Kota. YI terancam pasal 80 ayat 3 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (jpnn)

Basri, DPO Hidup atau Mati Tokoh Terorisme Poso JAKARTA (BP) - Kaburnya Basri, tokoh terorisme Poso dari Lapas Ampana, Tojo Una Una, Sulawesi Tengah benar-benar memusingkan kepolisian. Korps Bhayangkara khawatir Basri akan ”bermain” kembali. ”Dia mempunyai jaringan. Sangat berbahaya,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya kemarin (26/4). Basri kabur sejak 19 April 2013 lalu. Mantan Kapolres Pasuruan itu menjelaskan, Basri sangat mungkin dibantu orang dalam Lapas. ”Kami masih menyelidiki dan memeriksa petugas yang mengetahui hal ini,” kata Boy.

Selain memeriksa petugas Lapas, keluarga Basri juga sudah dimintai keterangan. ”Ada beberapa titik terang. Tim sudah melakukan pengejaran ke beberapa tempat. Ini gabungan antara Densus 88 dan Polda Sulteng,” kata mantan kanit negosiasi Densus 88 Mabes Polri ini. Boy mengimbau Basri untuk menyerah dan tidak mengulangi perbuatannya. Apalagi, jika kekhawatiran polisi bahwa Basri kembali ke dunia teror terbukti. Termasuk jika nanti melawan petugas ketika akan ditangkap. ”Jika petugas dalam kondisi diserang dan membahayakan keselamatan jiwanya, boleh melakukan tindakan pembelaan diri,” katanya. Hal itu termasuk menembak jika terdesak. Menurut laporan yang diterima

Boy, Basri dikawal pegawai Lapas bernama Wayan Sutana untuk membesuk istrinya yang sedang sakit. Entah bagaimana, Wayan begitu percaya dengan Basri. Namun saat dia hendak menjemput pada Jumat, Basri tiba-tiba menghilang. Basri divonis hukuman penjara 19 tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 11 Desember 2007, lalu. Dia berperan dalam mutilasi tiga siswa di Poso dan beberapa kasus bom di Poso dan Tentena. Alumnus Akpol 1988 itu memastikan kewaspadaan aparat terhadap Basri dalam status paling tinggi. ”Teman-teman di Densus siaga penuh untuk mengantisipasi semua kemungkinan,” katanya. (jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.