Tabloid Bidan Edisi Mei 2011

Page 4

Fokus

Tahun Ke-5 Edisi MEI 2011

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

4

PERKEMBANGAN

JUMLAH ANGGOTA IBI Bukti lain menunjukkan, di sejumlah akademi kebidanan menunjukkan tren kenaikan jumlah mahasiswa, bahkan ada juga yang sampai over kuota. Bukan hanya jumlah mahasiswa akademi kebidanan yang naik, saat ini banyak tumbuh sekolah atau akademi kebidanan di berbagai daerah. TAHUN

JUMLAH ANGGOTA

1988 16.413 1990 25.397 1994 46.114 1995 54.080 1996 56.961 1997 57.032 1998 66.547 2003 68.772 2008 87.338

B

idan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna. Namun, apakah profesi bidan hingga kini masih banjir peminat? Pasalnya, fasilitas yang diberikan pemerintah sangat minim. Lulusan akademi kebidanan tidak bisa begitu saja diangkat menjadi pegawai negeri. Apalagi, kini pemerintah mengharuskan bidan harus berijasah minimal D3 Kebidanan. Berdasarkan catatan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), sampai dengan tahun 1998 IBI telah memiliki 27 Pengurus Daerah, 318 Cabang IBI (di tingkat Kabupaten/Kota) dan 1.243 Ranting IBI (di tingkat Kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 66.547 orang.

M

enurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang diperbaruhi dalam konggres ICM ke 27, pada Juli 2005 di Brisbane Australia, definisi bidan ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Sesuai dengan Peraturan Menkes Nomor 1464 tahun 2010, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Tiap Tahun Menolak Calon Mahasiswa

M

enjadi seorang bidan yang memiliki tugas utama mem­ bantu persalinan normal dan menjaga kesehatah ibu merupakan profesi yang sangat diminati. Tingginya minat masyarakat kepada profesi bidan tidak lain karena peluang kerja bidan khususnya di pedesaan masih tinggi. Hal itu terbukti dari tingginya animo masyarakat yang mendaftarkan diri ke akademi kebidanan maupun sekolah tinggi kesehatan yang membuka prodi kebidanan. Namun, karena adanya quota di masing-masing akademi kebidanan ataupun sekolah tinggi kesehatan mem­buat ratusan calon mahasiswa kebi­danan harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak diterima. Direktur Prodi Kebidanan Universitas Adi Buana Surabaya, Sumiati S.kep.Ns. M.Kes mengatakan setiap tahun jumlah calon yang mendaftar kurang lebih 200 hingga 250 orang. Namun, pihaknya tidak dapat menerima semua calon mahasiswa.

“Kami memang menerima mahasiswa sesuai dengan kapasitas yang ada. Selain sesuai kapasitas, dalam seleksi penerimaan kami juga melakukan tes yaitu tes kesehatan dan tes tulis,” kata Sumiati. Sumiati menjelaskan setiap angkatan, Prodi Kebidanan Univeritas Adi Buana hanya membuka 2 hingga 3 kelas kebidanan. Dimana setiap kelas maksimal siswanya berjumlah 40 orang. Tidak hanya melihat kapasitas kelas, penerimaan mahasiswa juga disesuaikan dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajar yang ada. “Penerimaan mahasiswa baru memang kami sesuaikan dengan kemampuan kami, baik kemampuan daya tampung kelas serta kemampuan tenaga pengajar atau dosen yang kami miliki,” tegasnya. Tingginya jumlah calon mahasiswa Prodi Kebidanan juga diakui oleh Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada, Hermina Humune Skp M. Kes menuturkan kapasitas Akademi Kebidanan Griya Husada hanya

memiliki kapasitas penerimaan mahasiswa baru sebanyak 80 orang mahasiswa setiap tahunnya. “Dulu jumlah pendaftar calon mahasiswa baru bisa mencapai 200 orang. Namun, beberapa tahun terakhir jumlahnya mengalami penurunan yaitu seratus lebih,” kata Hermina. Hermina menjelaskan berkurangnya jumlah calon mahasiswa baru bukan karena menurunnya minat masyarakat namun semakin banyaknya Prodi Kebidanan yang ada di Kabupaten/kota. Sehingga, para calon mahasiswa dari daerah memiliki pilihan untuk menempuh pendidikan kebidanan di daerah masing-masing tanpa harus ke Surabaya. “Penerimaan 80 orang mahasiswa per tahun ajaran tidak lain sesuai dengan quota yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. Selain itu, saat ini kami juga sedang meningkatkan kemampuan dan kualitas tenaga pengajar,” urai dia. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.