Majalah Bhinneka #010: Negara Sekuler

Page 24

PENGADILAN & IMAM KAYAFAS

Alhasil, jalan pintas diambil, Yesus langsung difatwakan sesat oleh Imam Kayafas. Sesederhana itu Yesus dituduh menghujat Allah Israel. Selanjutnya dia menggunakan aturan-aturan kerohaniannya, agar kekaisaran romawi memberikan hukuman kepada Yesus. Mungkin Imam Kayafas sudah mengetahui bila hukum yang berlaku secara keseluruhan adalah hukum kekaisaran Romawi (yang sekuler), bukan hukum dari mejelis bait sucinya (yang agamis-non sekuler). Namun dia sudah gelap mata tetap memaksa agar Pontius Pilatus, tetap menjatuhkan hukuman ke Yesus. Pontius Pilatus, yang Romawi jelas berbeda iman dan agamanya dengan orang Yahudi. Jadi dia tidak begitu perduli, dengan apa yang dikatakan Imam Kayafas. Apakah Yesus itu mesias atau bukan? Apakah Yesus menghujat Allah atau tidak? Sesat atau tidak? Sehingga saat Yesus diajukan ke pengadilan Romawi yang jelas-jelas sekuler, Pontius Pilatus tidak melihat ada sebuah kesalahan pun dalam diri Yesus. Tidak melakukan kriminal, tidak mencuri, bukan penjahat dan tidak melakukan kejahatan kemanusiaan. Bahkan Pilatus mengusulkan agar Yesus dibebaskan saja karena ada kebiasaaan dari Yahudi untuk melepaskan tahanan, di hari Paskah, juga ditolak oleh orang-orang Yahudi kebanyakan. Imam Kayafas berhasil mempengaruhi dan mendesak banyak orang-orang Yahudi lain (dengan ayat-ayat sesat dan menghujat Allah), yang akhirnya memaksa Pontius Pilatus memutuskan Yesus bersalah. Akhirnya, Pontius Pilatus pun khawatir kalau nantinya akan ada pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, yang akan menggulingkan kekuasaannya. Pilatus takut kalau hal ini terus dibiarkan, orang-

orang Yahudi tidak dituruti kemauannya, maka akan ada revolusi besar-besaran. Yang ujungujungnya, Yahudi menuntut merdeka! Jalan pintasnya adalah Yesus disalibkan. Bukanlah Kekaisaran Romawi (dengan aturan sekuler) yang menyalibkan Yesus, namun desakan Imam Kayafas yang berhasil memaksa atau menginfiltrasi nilai-nilai agamis (non sekuler) kepada Pontius Pilatus. Sederhananya Imam Kayafas yang menyalibkan Yesus, yang juga sama-sama Yahudi. Yesus dihakimi dan disalibkan dengan aturan agamis (non sekuler), aturan sepihak dari kalangan agamis Yahudi. Karena Yesus dianggap menghina dan menghujat Allah, dalam ajaran mereka Yesus adalah sesat!

FPY: Fasis Pura-Pura Yahudi Ternyata peristiwa yang di alami Yesus, sama dengan kondisi di Indonesia sampai saat ini. Diskursus mengenai negara sekuler dan negara agamis (yang berbasiskan salah satu agama) masih terus berkumandang. Bahkan semakin menggila. Bila Imam Kayafas berhasil memaksa Pontius Pilatus memasung Yesus, yang dianggap sesat,ormas-ormasberjubahberhasilmemasung pemerintah untuk membuat peraturan dan kebijakan, kepada yang mereka anggap sesat. Lihat saja peraturan SKB 3 Menteri yang telah diberlakukan. Dan terakhir masih hangat adalah Rancangan Undang-Undang Kerukunan Umat Beragama (RUU KUB). Dalam berbagai kebijakan yang ada ini, maka “Iman Kayafas� ditengarai masih terlibat di dalamnya. Rancangan Undang-Undang Kerukunan Umat Beragama (RUU KUB) ini bukan “mainan baru�, dan pernah ditolak tahun 2002 yang silam. Pada waktu itu, karena banyak yang melihat RUU KUB ini cenderung rasialis.

22 | Bhinneka edisi 9 ~ NEGARA SEKULER


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.