Harian Pagi Bangka Pos Edisi 24 Mei 2009

Page 26

10

mart Parent S

MINGGU 24 MEI 2009

RABU 20 MEI 2009

21

POS BELITUNG

Sebel Sering Dibohongi Anak

ADA satu hal yang sangat mengganggu Dian Nitami saat melihat proses tumbuh kembang anakanaknya, yakni kebiasaan jelek yang suka berbohong. Putri kesayangannya yang mulai beranjak remaja, Amanda Annete Syarif, membuatnya harus menahan kesabaran karena ketahuan bohongnya. Istri aktor ganteng Anjasmara ini pun mulai putar otak untuk mendapatkan solusi mendidik Amanda agar terbiasa sportif, jujur dan tak ada yang disembunyikan. Hmm, memangnya kayak apa sih Amanda aksi bohongnya yang membuat Dian sering sebel? “Yaa, misalnya dia mengaku sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah. Setelah aku cek, ternyata belum. Sebel kan?” keluh presenter, pemain film dan sinetron yang ngetop di era 1990-an itu. Biarpun begitu, Dian masih menganggap kebohongan Amanda masih dalam batas wajar-wajar saja lantaran usianya yang masih terbilang anak-anak remaja. Ia teringat di masa kecilnya juga sering

Dian Nitami

ISTIMEWA

berbohong pada orang tuanya. “Memang waktu kecil aku juga pernah ngibuli orangtua, giliran sekarang dikibuli anak rasanya jengkel juga ya? Kayak hukum karma aja, “ ujar artis yang pernah memandu acara Video Musik Indonesia di RCTI itu. Kalau bohongnya si anak cuma kepadanya, Dian masih bisa menoleransi. Tapi suatu hari ia merasa malu lantaran dipanggil pihak sekolahnya Amanda lantaran kesalahan putrinya yang tak mengerjakan pekerjaan rumah (PR). “Padahal kalau ditanya

jawabnya sudah selesai, nyatanya belum, dan aku kadang dipanggil ke sekolah gara-gara itu. Aku yang dulu jago ngibul tetap aja kena kibul sama anak yang sekarang semakin canggih aja,” cerita Dian, usai mengisi acara Small Stars in Launching, English First, di Kempinski Ballroom, Hotel Indonesia, Jakarta, belum lama berselang. Pengalaman buruk itu makin mempertajam nalurinya dalam menanamkan kejujuran pada anak. Lantas, marahkah Dian tiap kali dibohongi anak-anaknya? “Ya

marah, jengkel, kesal itu wajar-wajar aja dong? Kan malu kalau orang tua sampai dipanggil kepala sekolah?” tutur artis yang sudah membintangi puluhan judul sinetron dan film itu. Pernikahan Dian Nitami - Anjasmara dikaruniai empat orang anak, terdiri dari dua anak kandung (Sasikirana Zahrani Asmara lahir tahun 2003 dan Arka Setya Andipa lahir tahun 2006) serta dua anak angkat yakni Amanda Annette Syariff dan Luther Syariff. (PersdaNetwork/sis/coi)

KAPANLAGI.COM

Mungkin Didorong Faktor Imajinasi Berlebihan PADA dasarnya seorang anak tidak mudah bisa berbohong, kecuali dilatarbelakangi faktor tertentu. Nah, jika anak suka berbohong, maka orangtua harus mengetahui faktor-faktor penyebab yang mungkin memicunya, sebagai berikut:

jadi fantasi itu berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Sebagai orang tua, ketika melihat anaknya sudah mulai berimajinasi secara berlebihan dan

1.Faktor Imajinasi Setiap anak mempunyai kepribadian yang berbeda, begitu juga dalam soal minat dan harapan. Keadaan yang berbeda ini menyebabkan seorang anak sering beranganangan tentang keinginannya yang belum terpenuhi. Dari angan-angan tersebut bisa menyebabkan anak akhirnya berfantasi. Dan, bisa

tidak masuk akal tentang cerita tadi, harusnya segera ditanggapi dengan memintanya segera menjelaskan hal yang sebenarnya, atau mengajaknya untuk melihat secara langsung. 2. Konflik Diri Keadaan yang mendesak terkadang menyebabkan seorang anak mencari alasan atau jawaban untuk menyelamatkan diri. Seperti anak yang ISTIMEWA dihukum

gurunya karena tidak mengerjakan PR dan sering dimarahi orang tuanya. Itu sebabnya, ketika ia mendapat hukuman dari gurunya, tindakan selanjutnya adalah mengadukan hal itu kepada orang tuanya bahwa hari itu ia justru mendapat hadiah yang sangat menyenangkan. 3. Meniru Kebohongan Orang Tua Tidak dapat dipungkiri, anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jika orang tua suka terang-terangan mencontohkan kebohongan, secara tidak sadar orang tua telah memberikan contoh yang buruk kepadanya. 4. Menghilangkan Kejenuhan

ISTIMEWA

untuk Memancing Perhatian Jika seorang anak sedang jenuh dan tidak tenang karena tidak ada sesuatu yang bisa ia lakukan, maka ia akan merangkai cerita yang seru untuk menghibur temannya. (coi)

ISTIMEWA

Sesibuk Apapun, Sempatkan Bila Minta Maaf Jangan Disanksi Lagi Ngobrol dengan Anak BIARPUN dihadapkan pada setumpuk kesibukan, usahakan selalu menyempatkan diri untuk bisa ngobrol bareng dengan anak-anak dari hati ke hati. Cobalah menanyakan keluhan-keluhannya dan membantu mencarikan jalan keluarnya. Tindakan itu, biarpun mungkin tak menyelesaikan masalahnya, paling tidak memberikan rasa nyaman dan mengurangi kegelisahan mereka. Ketika anak-anak menginjak usia 7 tahun, bagi keluarga muslim, ajarkan kepada mereka untuk selalu disiplin dalam menunaikan shalat lima waktu tepat waktu. Kalau anak-anak membandel, sah-sah saja mengajarkan mereka dengan sedikit keras, karena shalat lima waktu adalah kewajiban tiap muslim. Membiasakan shalat tepat waktu adalah bagian dari ISTIMEWA menanamkan rasa tanggungjawab pada diri anakanak semenjak usia dini. Cara lain adalah membiasakan anakanak ikut rajin membersihkan ruangan rumah. Biasanya anak-anak yang suka bermain-main dengan mainannya akan membuat situasi berantakan di semua ruangan. Ajarkan pada anak untuk bisa membersihkan dan merapikan sendiri setelah selesai bermain. Buku-buku bacaan sebagai alternatif guru yang baik. Buku sebagai sumber ilmu yang tiada batas, banyak jenis buku yang bisa dibaca dan

membahas berbagai tema dan masalah. Tanamkan pula kebiasaan religius dengan rajin membaca Kitab Suci. Dengan mendengarkan bacaan kitab suci, biasanya si anak akan memiliki spiritual yang lebih baik bila dewasa kelak. Bagi keluarga yang punya halaman berumput, biasanya setiap bulan sekali rumput akan jadi panjang dan tidak beraturan. Ajari anak agar rajin merapikan halaman. Ada pula pilihan lain yakni mengajari mencuci kendaraan, baik motor maupun mobil.(coi)

Tanamkan Kebiasaan Tepat Waktu UNTUK menanamkan kebiasaan jujur pada anak bisa juga dengan cara membiasakan disiplin waktu. Misalnya, kalau waktu bermain sudah habis, maka anak diharuskan segera mengakhiri. Kalau saatnya shalat lima waktu, maka anak dibiasakan shalat tepat waktu. Di saat anak meminta izin main ke rumah temannya, berikan ‘deadline’ jam pulang. Misalnya, “Jangan lebih dari jam tiga sore ya? Kamu harus pulang tepat waktu biar nggak lupa shalat Ashar.” Biasanya anak-anak di bawah lima tahun memerlukan porsi waktu tidur lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa. Sehingga sebagai orang tua, terutama ibu, harus bisa mengajarkan waktu-waktu kapan harus bermain dan kapan harus beristirahat. Hal ini dilakukan untuk kesehatan anak itu sendiri. Jangan biasakan bertengkar di depan anak-anak, karena itu otomatis mempertontonkan contoh kekerasan dalam keluarga di depan mereka. Dengan begitu otomatis orang tua bisa membuat anak-anak mengalami trauma psikis. Contoh buruk lain adalah memukul anak secara langsung di depan teman-teman bermainnya. Ini bisa berakibat hilangnya rasa kepercayaan diri si anak. Bila sang Ayah sedang keras pada anak, dalam arti tujuan mendidik, sang ibu tidak boleh membela si anak. Sebab bila dibela, si anak tidak akan jera bila melakukan kesalahan. Sebaliknya bila sang ibu sedang keras pada anak dalam arti mendidik, ayah pun tidak boleh membela kesalahan pada anak. Dengan begitu akan terjalin kerjasama mendidik anak yang baik dan seimbang. Jangan pula memberikan tontonan baik berupa film-film kekerasan atau Sinetron drama yang bersifat cengeng dan mendramatisasi masalah.(coi)

ORANG tua sering dibikin bingung jika anaknya suka berbohong. Padahal, kebanyakan mereka melakukan hal tersebut karena tidak ingin dimarahi orangtua. Sekadar direnungkan, anak-anak berbohong terkadang karena ketularan kebiasaan buruk orang dewasa di lingkungannya. Sebagai orangtua, cobalah untuk selalu berkata jujur kepada anakanak. Biasanya kejujuran itu akan diikuti anak. Misalnya, jangan sekalikali pergi keluar rumah dengan cara membohongi anak. Misalnya ketika anak-anak bertanya, “Mau kemana Mama?” Pertanyaan itu kemudian dijawab dengan kebohongan Mamanya yang tak

mau diikuti kepergiannya oleh anak. “Mama ada urusan kantor, nggak usah ikut ya?” kata sang Mama, padahal ia tidak pergi untuk urusan kantor melainkan jalan-jalan bersama ibu-ibu sebelah rumah. Ini berbahaya, kalau anak memergoki aksi bohong sang Mama. Bukan tak mungkin si anak lantas melancarkan aksi ‘balas dendam’ dengan melakukan kebohongan yang sama di lain hari. Ada pula sebagian anak yang suka berbohong karena ingin diterima dan diakui. Orangtua harus dengan cepat memuaskan kebutuhan mereka ini. Usahakan agar anak menikmati kehangatan

ISTIMEWA

ISTIMEWA

kasih sayang dan rasa aman yang cukup ketika berada dalam rumah. Selain itu, jika menghadapi anak yang suka berbohong, orangtua harus introspeksi diri dan mengubah cara dalam menjatuhkan hukuman. Bila terlalu keras dan diktator akan membuat anak semakin suka berbohong, hanya karena tujuan ingin terhindar dari hukuman. “Apabila anak ketahuan berbohong, jangan diberi hukuman yang berlebihan. Karena, akan membuat mereka lebih suka berbohong. Maka sebisa mungkin hindarkan hukuman apalagi jika mereka telah minta maaf dan mengakui kebohongannya, “ tutur Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi. Kak Seto, panggilan akrabnya, menyarankan para orang tua mencari penyebab kebohongan setelah itu

baru memberikan nasihat. Jelaskan kalau kebohongan hanya akan merugikan diri sendiri di kemudian hari. Bisa jadi kurangnya perhatian memicu anak-anak berbohong demi memancing kepedulian orang tua. Faktor penyebab lainnya mungkin karena harapannya tidak terpenuhi. Selama orangtua bisa memenuhi harapan dan permintaan anak, sebaiknya orangtua bisa mengabulkan. Asalkan itu disertai catatan dan bukan bersifat memanjakan si anak. “Pokoknya orangtua harus secara peka melihat perubahan dan perkembangan anak. Mendidik anak itu juga harus dalam iklim demokratis, “ saran pemerhati anak yang tak pernah lepas dari kacamata itu. Tak kalah penting dalam menanamkan kejujuran anak adalah dengan menanamkan sifat agamis yang takut dosa dan akibatnya. Karena semua ajaran agama, pasti melarang umatnya berbohong. Apalagi, dalam ajaran agama juga memberi ancaman, jika kebohongan itu harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, di kemudian hari. Cara seperti itu jauh lebih baik dibanding memberikan hukuman fisik yang bisa berakibat pada perkembangan kejiwaan.(coi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.