8777637-Analisis-Sosial-Budaya-Timor-BaratAkhir-5122008

Page 54

dengan itu dilakukan di rumah adat atau yang dalam bahasa Tetun disebut �uma manaran� atau �deu hoto� dalam bahasa Bunak. Dalam perkembanan selanjutnya belis mengalami pergeseran nilai dari yang simbolik menjadi ekonomis dan tidak lagi menjadi urusan komunal melainkan menjadi urusan keluarga sehingga semua urusan yang berkaitan dengan pernikahan tidak lagi dilaksanakan di rumah adat melainkan dilaksanakan di rumah keluarga. Sementara itu besaran belis juga mengalami perubahan dan terkadang menyalahi ketentuan menurut strata sosial dalam masyarakat. Tingkat pendidikan, dan atribut sosial lainnya dijadikan sebagai alasan atau dasar menetukan besar dan macamnya mas kawin atau belis. Perubahan ini terkadang menimbulkan ketegangan dan konflik baik di antara keluarga bahkan sampai lintas klan. Sejalan dengan pergeseran mas kawin dan urusan perkawinan dari tingkat klan ke keluarga, urusan kepemilikan dan penguasaan tanah juga mengalami perubahan yang sama. Tanah yang pada mulanya menjadi milik klan kemudian berubah menjadi milik keluarga dan individu. Perubahan ini membawa implikasi pada pemecahan bidang tanah, penentuan batas serta hak dan kewajiban menyangkut pertanahan. Sejumlah tokoh masyarakat yang diwawancara menuturkan bahwa perubahan ini sering menimbulkan konflik bahkan sampai menelan korban jiwa sebab tanah menjadi modal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Temuan sejalan dengan data dari Kepolisin daerah (Polda) NTT bahwa salah satu penyebab terbesar tindak kriminal adalah sengketa tanah (Wawancara dengan Wakapolda NTT dan statistik Polda NTT, 2008) Observasi lapangan yang didukung dengan wawancara mendalam juga menemukan bahwa sebagian kaum muda sudah mengembangkan budaya populer dalam kehidupan keseharian mereka, seperti perilaku konsumtif baik dalam hal mode pakaian, pola makan, kesenian, maupun praktek hidup terkait lainnya. Budaya populer ini tidak saja terdapat di perkotaan tetapi sudah merambah wilayah perdesaan. Salah satu contoh yang paling spektakuler adalah berubahnya fungsi lopo yakni pendopo tempat Atoin Meto melakukan pembicaraan adat dan/atau menerima tamu menjadi arena permainan billiard yang sering disertai perjudian baik di wilayah Kabupaten Kupang, TTS, maupun TTU. 54


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.