RADAR LAMPUNG | Jumat, 2 Desember 2011

Page 9

BERITA UTAMA

JUMAT, 2 DESEMBER 2011

Pemerintah...

Dari Hal. 1

Menurut dia, jatuhnya pelajar Indonesia sebagai korban tewas di Yaman membuat pemerintah menganjurkan WNI untuk pulang. ’’Kami akan memberikan bantuan,’’ katanya. Meski begitu, lanjut Marty, pemulangannya dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kondisi terkini. Mantan Dubes RI untuk PBB itu menuturkan, KBRI di Yaman sudah memberikan imbauan untuk kembali ke Indonesia. Kantor perwakilan juga memfasilitasi untuk proses pemulangan. Namun, kata Marty, kadang para pelajar tersebut juga mengikuti arahan dari pimpinan kampus atau lembaga pendidikan tempat mereka menempuh studi. ’’Jumlahnya saya tidak hafal (yang telah dipulangkan). Tetapi sudah lebih dari puluhan orang yang kembali ke tanah air. Itu dilakukan secara bertahap,’’ urai Marty. Diketahui, dua pelajar asal Indonesia yang menuntut ilmu di Pesantren Darrul Hadist di Provinsi Sa’dah, Yaman, yang berbatasan dengan Arab Saudi, tewas. Mereka terkena hantaman roket milik kelompok pemberontak berpaham Syiah Zaidiyyah. Pesantren memang salah satu target militan karena banyak santri yang berasal dari berbagai negara. Akibatnya, sekitar 10.000 santri yang masih terjebak di pesantren tersebut tidak bisa leluasa keluar. Termasuk 100-an santri asal Indonesia. Seperti diberitakan Radar Lampung Rabu (30/11), perseteruan antara pemerintah Yaman dengan kelompok militan penganut paham Syiah Zaidiyyah membuat Bupati Pringsewu K.H. Sujadi Saddat cemas.Pasalnya, satu putranya, Ahmad Zaini (24), sejak tiga tahun silam tengah menuntut ilmu di negara tersebut. ’’Kami rajin berkirim kabar melalui pesan singkat. Dan alhamdulillah baru kemarin sore ia mengabarkan dalam kondisi baik-baik saja. Saya hanya memasrahkan semuanya kepada Allah. Oh iya, Ahmad baru saja menjalankan ibadah haji,’’ tutur suami dari Hj. Nurohmah itu. Dari pengakuan Ahmad, sambung Sujadi, tempat tinggalnya jauh dari lokasi konflik bersenjata. Orang nomor satu di Pringsewu ini meyakini pemerintah di negara itu maupun pemerintah Indonesia tetap memberikan jaminan keamanan bagi warga. (jpnn/dna/c1/ary)

Polisi...

Dari Hal. 1

Setelah insiden tersebut, tidak ada lagi kabar soal Bripda Ridwan. Dia bahkan sempat dianggap tewas karena menderita luka berat akibat panah dan senjata tradisional. Namun, anggota koramil kemudian melaporkan bahwa ada satu anggota Polri yang berada di Rumah Sakit Youwari, Sentani, Jayapura. Anggota tersebut kemudian dikenali sebagai Bripda Ridwan. ’’Dia sedang dirawat di rumah sakit karena menderita luka parah di bagian wajah dan pinggang,’’ jelas Saud. Mantan pucuk pimpinan Densus 88 itu menambahkan, jajaran kepolisian langsung memburu para pelaku. Pada saat yang sama, kata Saud, kepolisian dan TNI semakin meningkatkan pengamanannya. Untuk mengantisipasi peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM), lanjut dia, Polda Papua akan mengerahkan 2/3 kekuatan personel di masing-masing wilayah untuk mengamankan situasi. Di antaranya Puncak Jaya, Timika, dan Jayapura. Mereka akan menggandeng TNI dan tokoh masyarakat. Prioritas pengamanan rupanya tetap diberikan untuk PT Freeport Indonesia. Kata Saud, polisi akan menurunkan 800 personel di wilayah pertambangan itu. Satu kompi brimob akan dikerahkan khusus dari Polres Mimika. ’’Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga ketertiban masyarakat. Kami bangga dan sayang Papua,’’ tuturnya. Sementara itu, peringatan kemerdekaan Papua Barat juga dirayakan di Jakarta. Kemarin, sekitar 80 warga Papua di ibu kota menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka yang menyebut sebagai Masyarakat dan Mahasiswa Papua se-Jakarta-Bali itu menyampaikan tuntutan kepada PBB (UNTEA), Amerika Serikat, Belanda, dan Indonesia. Kepada empat pihak itu, mereka meminta untuk mengakui kemerdekaan Papua Barat pada tanggal 1 Desember. Tidak hanya itu, mereka juga menuntut agar keamanan di Bumi Cendrawasih bisa kembali kondusif. Salah satunya dengan mengusut dalang penembakan dan pembunuhan yang dilakukan secara misterius. ’’Papua harus bebas dari kekerasan militer,’’ teriak pendemo. Pendemo yang menggunakan pakaian adat Papua seperti koteka itu berorasi sekitar 20 menit. Aksi berjalan cukup tertib karena tidak ada pengibaran bendera bintang kejora. Namun, aksesori biru putih merah dengan tanda bintang tidak 100 persen steril. Pendemo menuangkan bendera itu melalui poster dan mengecat motifnya ke perut sampai dada. Atribut tersebut jadi satu dengan berbagai poster yang berisikan tulisan. Seperti ’’Hentikan Kekerasan Militer di Papua dan Solidaritas Rakyat Papua Antimiliterisme”. Usai berorasi di Bundaran HI, massa longmars ke Istana Presiden. Terpisah, Menko Polhukam Djoko Suyanto bersikap cepat untuk menjaga kondisi tanah air tetap tenang saat ini. Kepada wartawan, dia meminta seluruh masyarakat khususnya warga Papua untuk tetap beraktivitas seperti biasa. ’’Jangan percaya kalau ada isu sweeping. Itu tidak benar,’’ tegasnya. Imbauan itu muncul lantaran beredar kabar bakal ada sweeping yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri. Sasarannya adalah warga dan mahasiswa asal Papua terutama yang ada di luar pulau. Djoko menegaskan jika semua itu isu belaka karena tidak pernah ada perintah untuk itu. Dia menyatakan kalau aparat tidak akan bertindak semena-mena. Mereka baru bersikap ketika pelanggaran hukum telah terjadi. Kalau semuanya aman, aparat hanya menjalankan tugas pengamanan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) juga tidak tinggal diam menanggapi aksi kekerasan di Papua. Kemarin, Ketua Umum PB NU K.H. Said Aqil Siroj mengatakan, pemerintah harus lebih aktif lagi memperhatikan Papua. Terutama peningkatan kesejahteraan yang diyakini bisa menjadi solusi mengatasi masalah di Papua. Menurutnya, kerap diperlakukan secara diskriminatif itulah yang membuat konflik di Papua terus terpelihara. Jika perbaikan ekonomi bisa dilakukan, sikap teguh kepala suku Papua untuk tetap di pangkuan ibu pertiwi tidak akan berubah. ’’Kuncinya ada di kesejahteraan. Insya Allah kondisi di sana akan aman,’’ kata dia. (jpnn/c1/ary)

Sepuluh...

9

Jawa Pos News Network

Dari Hal. 1

Akhirnya, sambung Ros, ibu dan adiknya yang mengantar ke RSUDAM. Sedangkan dirinya pulang untuk mengambil pakaian. ’’Setelah itu, saya langsung menyusul ke rumah sakit. Tetapi setibanya di sana, anak saya sudah meninggal. Dia hanya sepuluh menit berada di ruang medis,’’ lirih Ros saat ditemui Radar Lampung di kediamannya. Sambil menyeka air mata, dia menuturkan, Dino mengidap gizi buruk sejak berumur tiga bulan. ’’Dino pernah saya bawa berobat ke Bangka ikut suami saya. Memasuki usia 7 bulan, saya membawanya pulang ke Lampung. Selama tinggal di Sukaraja, saya selalu membawa Dino ke mana pun pergi. Saya tidak pernah malu, meski orang sering mengejek anak saya,’’ bebernya. Ros menambahkan, sebelumnya Dino pernah dirawat di RS A. Dadi Tjokrodipo, namun hanya seminggu karena rumah sakit milik Pemkot Bandarlampung itu merujuknya ke RSUDAM. Namun lantaran tak ada biaya, baru seminggu di RSUDAM, Ros membawa pulang Dino. ’’Orang tua saya menganjurkan untuk dirawat di rumah, apalagi biaya kami tak punya,’’ ujarnya. Sementara Ketua RT 07 Sukaraja Thohir mengatakan, saat dibawa ke daerahnya, Doni memang sudah sakit. ’’Kami berusaha membantu dengan membuatkan KTP dan jamkesmas untuk berobat. Bahkan, pihak puskesmas pun jemput bola setelah mengetahui ada warga saya yang mengalami gizi buruk. Dan sudah dua kali kami membawanya berobat ke rumah sakit kota. Ini sudah kehendak Allah SWT,” katanya. Terpisah, dokter jaga ruang IGD RSUDAM dr. Rossy yang menangani Dino mengungkapkan, saat datang, kondisi Dino memang sangat memprihatinkan. Badannya sudah sangat kurus. Bahkan beratnya hanya 5,7 kilogram. ’’Anak seusia Dino idealnya memiliki berat rata-rata lebih dari 15 kg, dan kami sudah melakukan upaya penyelamatan dengan pemberian napas buatan, tetapi bukan kita yang menentukan,’’ tuturnya. (hyt/and/c1/ary)

Proyek Laboratorium Madrasah Dikorup JAKARTA - Setelah dinyatakan sebagai instansi dengan integritas terendah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Agama (Kemenag) kembali menuai malu. Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan dua orang sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA) madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliah negeri (MAN)

se-Indonesia. ’’Akibat praktik korupsi mereka, negara dirugikan Rp25 miliar. Tetapi, ini bisa saja bertambah,’’ kata Kapuspenkum Kejagung Noor Rachmad di Jakarta kemarin (1/12). Penetapan tersebut berdasar surat perintah penyidikan bernomor 163/f.2/fd.1/11/2011 dan 164/f.2/ fd.1/11/2011 per 29 November 2011. Dua tersangka tersebut adalah

Syaifuddin dan Ida Bagus Mahendra. Syaifuddin merupakan pegawai Kemenag yang berperan sebagai pejabat pembuat komitmen, sedangkan Mahendra adalah konsultan teknologi informasi. Noor menuturkan, kasus itu bermula ketika kementerian pimpinan Suryadharma Ali tersebut pada 2010 memperoleh dana dari APBN Perubahan untuk proyek

pembangunan laboratorium IPA untuk MAN dan MTs se-Indonesia. Rinciannya, Rp27,5 miliar untuk MTs dan Rp44 miliar untuk MAN. Dua proyek tersebut dimenangkan PT Alfindo Nuratama Perkasa untuk laboratorium IPA di MTs dan PT Sean Hulbert Jaya untuk MAN. Alih-alih menjalankan proyek, mereka malah mengalihkontrakkan ke perusahaan lain. Akibatnya, kualitas barang-barang yang dibeli

Disebut.. Korupsi (KPK) Johan Budi kemarin. Menurutnya, apa yang dilakukan Angie dalam dugaan suap kepada Nazaruddin itu sangatlah penting. Dalam surat dakwaan yang dibacakan JPU I Kadek Wiradana disebutkan bahwa Nazaruddin pada sekitar bulan Januari 2010 bertempat di Nippon Kan Restaurant Hotel Sultan, Jakarta Selatan, memperkenalkan Mindo Rosalina Manulang selaku marketing PT Anak Negeri untuk bertemu dengan anggota Badan Anggaran (Banang) DPR Angelina Sondakh. Nazar meminta kepada Angie agar memfasilitasi Rosalina untuk mendapatkan proyek Kemenpora. Nah, ternyata Angie pun menyambut permintaan Nazar yang juga merupakan rekannya di Partai Demokrat. Buktinya, dalam kesempatan tersebut, Angie meminta Nazar dan Rosalina agar juga menghubungi pihak Kemenpora. Johan pun menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan pihaknya menetapkan tersangka baru dalam kasus tersebut. Sebab, semuanya masih dalam pengembangan. Yang jelas, pihaknya tidak hanya menindak Nazaruddin dalam suap wisma atlet. KPK, kata dia, terus bekerja keras untuk mengungkap semua orang yang terlibat dalam kasus ini. Saat ditanya apakah Angie merupakan target selanjutnya untuk dijadikan tersangka dalam kasus ini, mengingat perannya disebut dalam surat dakwaan yang disusun KPK, Johan hanya menjawab normatif. Dia me-

Sambungan dari Hal. 1 ngatakan, pihaknya akan terus bekerja secara profesional. Siapa pun bisa jadi tersangka asalkan memiliki dua alat bukti yang kuat. KPK memang terus mendalami keterlibatan Angie dalam kasus suap wisma atlet. Buktinya, istri mendiang Adjie Massaid itu beberapa kali dipanggil dan diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut. Bahkan dalam sidang suap wisma atlet sebelumnya dengan terdakwa Mindo Rosalina Manulang dan Mohammad El Idris, terungkap bahwa Angie pernah melakukan perbincangan dengan Rosalina via BlackBerry Messenger (BBM). Salah satu perbicangannya, Angie meminta jatah dengan menggunakan kode Apel Malang dan Apel Washington. Rosalina dalam persidangan pun menyatakan bahwa yang dimaksud Apel Malang adalah kode untuk menyebut mata uang rupiah. Sedangkan Apel Washington untuk menyebut mata uang dolar. Johan lalu menerangkan bahwa pihaknya masih menunggu perkembangan di persidangan untuk menelusuri siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut. ’’Kami tetap menunggu perkembangan dalam persidangan,’’ kata pria yang pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK itu. Di bagian lain, Wakil Ketua KPK M. Jasin saat dihubungi kemarin menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa seenaknya menindak semua orang yang disebut-sebut Nazaruddin terlibat dalam kasus suap wisma atlet.

’’Tidak lantas semua yang disebutsebut Nazaruddin kami tetapkan sebagai tersangka,” kata dia. Menurutnya KPK adalah lembaga profesional yang tidak bisa menindak seseorang hanya berdasarkan tudingan dan omongan pihak lain. Tapi semuanya harus berdasarkan alat bukti yang kuat. Sementara itu, Partai Demokrat cukup kerepotan dengan maneuver Nazaruddin terakhir. Demokrat sampai merasa perlu meluruskan secara resmi nyanyian Nazaruddin di persidangan. Terutama, yang ikut menyeret nama SBY, seputar pertemuan pada 23 Mei 2011, di kediaman SBY, di Cikeas. Konferensi pers khusus mengenai hal tersebut dipimpin oleh Sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin. Dia mengakui, kedatangan Nazar di Cikeas, pada 23 Mei 2011. Namun, dia memaparkan, bahwa kedatangan Nazaruddin di Cikeas saat itu merupakan kelanjutan rentetan sidang Dewan Kehormatan, yang membahas posisi yang bersangkutan sebagai bendahara umum. Pertemuan 23 Mei 2011, sekitar pukul 09.00 WIB, itu merupakan kelanjutan rapat dewan kehormatan sehari sebelumnya. ’’Jadi, bukan untuk membicarakan kasus atau pamitan kepada Pak SBY. Ini yang kita klarifikasikan saat ini,’’ ujar Amir, dalam jumpa pers, di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, kemarin (1/12). Dia lantas membeber, bahwa dalam rapat dewan kehormatan 22 Mei 2011, Ketua Umum PD Anas

Urbaningrum sempat mengusulkan kepada SBY sebagai ketua dewan Pembina agar mau menerima kaedatangan Nazaruddin. Tujuannya, agar dapat memperoleh klarifikasi atau apapun dari Nazaruddin secara langsung. SBY, kata Amir, sempat menolak usul tersebut. ’’Tetapi kami di Dewan Kehormatan kemudian melihat ada satu isyarat bahwa Saudara Nazaruddin akan patuh,’’ lanjut Amir. Karena itu, kemudian mayoritas anggota dewan kehormatan akhirnya sepakat mengusulkan agar SBY mau menerima. Akhirnya meskipun keberatan, kemudian beliau sepakat untuk menerima Nazar. ’’Tapi, dengan syarat seluruh anggota dewan kehormatan hadir,’’ tandasnya. Pertemuan pun dilaksanakan. Nazaruddin jadi dating ke Cikeas. Namun, terang Amir, saat rapat dewan kehormatan baru berlangsung, tiba-tiba Nazaruddin menyampaikan keberatan atas usulan pengunduran dirinya sebagai bendahara umum. ’’Saat itu, kami menyarankan agar Nazaruddin meninggalkan ruang rapat, dan kami pun melanjutkan sidang,’’ tandasnya. Kesepakatan yang dicapai pasca Nazaruddin meninggalkan sidang adalah menghentikan Nazaruddin, bukan hanya sebagai bendahara umum, tapi juga sebagai anggota. Selanjutnya, SBY menginstruksikan agar dewan kehormatan melakukan konpers 23 Mei 2011, malam hari. ’’Jadi inilah pertemuan di Cikeas itu

Sanksi.. Sedangkan Muslim (19) sempat kritis dengan luka tembak di betis kanan. Keduanya warga Keagungan Dalam, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji. Tak hanya itu, peluru aparat yang membabi buta juga melukai lima warga Sritanjung. Yaitu Rano Karno (25), Irun (16), Reli (18), Mat Tahan (16), dan Robin (15). Bentrok warga dengan aparat ini berawal dari penyanderaan terhadap Gani dan tertembaknya Rano Karno. Menurut Rano, Gani diamankan aparat yang bertugas di Blok R-24 Kampung Sritanjung sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, Gani sedang memanen sawit bersama Hendri. Waktu memanen itu, delapan anggota gabungan brimob dan marinir datang untuk menangkap mereka. Mengetahui rekannya ditembak anggota brimob, ratusan warga Sritanjung mengamuk. Selain dibantu desa tetangganya, Keagungan Dalam dan Nipahkuning, ratusan warga Sungaimenang dan Pagardewa, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, juga turut membantu.

yang mau kita sampaikan dan luruskan agar tidak menimbulkan persepsi yang aneh di mata masyarakat,’’ pungkas menteri hukum dan HAM tersbeut. Sementara itu, secara terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie tak mau berkomentar sola terbawanya nama Angelina Sondakh dalam dakwaan jaksa terhadap Nazaruddin. ’’Urusan hukum tidak perlu saya komentari, biarkan hukum berjalan sebagaimana aturan main,’’ kata Marzuki di gedung DPR, kemarin. Dia juga tak mau menanggapi ’nyanyian’ Nazaruddin yang merasa kasusnya hanya dilokalisasi secara terbatas pada orang -orang tertentu saja. ’’Jangan setiap omongan Nazaruddin diminta komentar saya. Seolah nggak ada kerjaan lain. Kita ini banyak kerjaan lain menyangkut republik ini,’’ ujar Marzuki yang juga Ketua DPR, itu. Dengan nada agak tinggi, dia menegaskan bahwa persoalan hukum jangan selalu dikaitkan dengan politik. ’’Hukum silahkan berjalan,’’ tandasnya. Secara terpisah, Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah juga memberikan pernyataan senada. Partai Demokrat, kata dia, masih menunggu akhir dari proses persidangan Nazaruddin. ’’Jadi, kita tunggu saja. Kita juga tidak tahu semuanya, apa BAP (Berita Acara Pemeriksaan, Red) yang ada disitu, yang mana lagi mau dibahas, arahnya kemana, lembaga hukumlah yang lebih memahami,’’ tegas Jafar. (jpnn/c1/ary)

Sambungan dari Hal. 1 Sementara itu, Kabid Propam Polda Lampung AKBP Ruslan Efendi melalui Kabid Humas AKBP Sulistyaningsih mengatakan bahwa sanksi diberikan berdasarkan hasil sidang kode etik yang dilakukan Polda Lampung di Polres Tuba. Kedua tersangka telah terbukti menembakkan peluru ke arah korban. ’’Keduanya terbukti lalai dalam bertugas dengan melanggar peraturan dengan bertindak menembaki kerumunan massa tanpa perintah atasan. Saat ini, mereka sedang menjalani hukuman penahanan selama 14 hari dari Jumat (25/11),’’ beber Sulistyaningsih saat ditemui di ruangannya kemarin. Di bagian lain, terkait kerusuhan di Lampung Selatan yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan sembilan rumah dibakar di Dusun Sukajaya, Desa Margacatur, Kalianda, Selasa (29/11) lalu, kondisi berangsur-angsur normal. Polres Lamsel mulai menarik sekitar 30 personel yang ditempatkan untuk menjaga Dusun Lubukjukung, Desa Canggu,

Kalianda. Meski demikian, ratusan polisi yang berasal dari Polsek Kalianda, Sidomulyo, Tanjungan, dan Candipuro, serta 1 peleton Brimob Polda Lampung masih standby menjaga perbatasan antara Desa Sidomakmur, Waypanji dan Margacatur. Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharram Firmansyah, S.I.K. mengatakan, sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan kapan seluruh personel yang ditempatkan di dua desa itu akan ditarik. Ia mengaku pihaknya telah mengambil langkah cepat agar dapat mengendalikan situasi kedua desa benar-benar kondusif. Muharram mengaku setelah kejadian, pihaknya bersama Pemkab Lamsel sudah memanggil tokoh-tokoh masyarakat kedua desa untuk dimediasi agar kerusuhan itu tidak meluas. Hasilnya, seluruh tokoh kedua desa sepakat berdamai, tidak saling menuntut, dan meminta keamanan. ’’Jadi dengan adanya langkah ini, situasi keamanan pasti kondusif,’’ ujar mantan Ka-

polres Lampung Barat itu. Muharram pun mengimbau masyarakat saling menjaga dan meningkatkan kebersamaan agar kerusuhan tidak terulang. Selain itu juga dapat menjaga situasi ketertiban masyarakat (kamtibmas) di masing-masing wilayah. ’’Jika ada permasalahan, jangan mengedepankan emosi. Sehingga suasana keamanan tetap kondusif,’’ tuturnya. Sementara, Pemkab Lamsel telah memberikan santunan berupa paket perabotan rumah tangga. Di antaranya piring, sendok, garpu, termos, dan panci kepada 38 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak. Bahkan warga yang terkena musibah itu juga dibantu pakaian daster, kaus, dan sarung. Pemkab juga dalam kesempatan itu telah membagikan sebanyak 1.900 kilogram beras kepada 38 KK tersebut. Bukan hanya itu, pemkab juga memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya rusak. Besaran total dananya Rp197. 500.000. Dengan rincian, berdasarkan inventarisasi tim yang

Jadi.. Dari obrolan di atas taksi yang berlangsung pada April 2011 lalu, single parent yang harus menghidupi empat anak (dua di antaranya anak angkat) itu menemukan jalan untuk menerima penghargaan mantan atlet. ’’Tetapi, itu pun tidak mudah. Soalnya saya masih disuruh memberikan pembuktian-pembuktian kalau saya benar-benar atlet berprestasi dulu,’’ terangnya. Marina pun menyerahkan semua bukti kesuksesannya. Mulai medali sampai piagam prestasi. Namun, pihak Kemenpora belum sepenuhnya yakin. Beruntung, perempuan 47 tahun itu masih menyimpan kliping koran tadi yang di dalamnya juga dilengkapi foto dirinya saat juara ASEAN pada 1983 itu. Akhirnya uang Rp125 juta tadi pun berhak dia miliki. Tetapi, Kemenpora mewajibkan uang itu diwujudkan menjadi rumah. Kalau ada kekurangan, si penerima yang mesti menambahi. Karena itulah, meski baru menerima rezeki dalam jumlah tidak sedikit, Marina tak lantas meninggalkan profesinya selama ini: sopir taksi. Ya, pekerjaan yang sehari-hari memberinya penghasilan sekitar Rp100 ribu itulah yang dia jalani sejak bercerai dari sang suami yang menikahinya pada 1983 dan memberinya dua putri, Rayner Nurdin, pada 1989. ’’Ketika itu, setelah bercerai,

tidak sesuai dengan spesifikasi. Beberapa perangkat bahkan tidak bisa digunakan. ’’Juga mulai ada praktik kotor berupa markup. Syaifuddin selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) dari Kemenag mengetahui, tetapi tidak mencegahnya,’’ tegas Noor. Mahendra, imbuh Noor, sebagai konsultan informatika juga tidak mengecek barang-barang tersebut (jpnn/c1/ary)

diterjunkan pemkab, dana untuk perbaikan rumah warga yang rusak tersebut berkisar Rp500 ribu hingga Rp21.500.000. Tergantung jenis rumah dan kerusakannya. Bahkan dari total dana itu, pemkab juga memberikan santunan sebesar Rp10 juta berikut 50 kg beras kepada keluarga Wayan Anggi. ’’Dana bantuan bagi warga yang rumahnya rusak ini akan diambil dari pos anggaran bencana sosial tahun 2011,’’ terang Kabag Humas Pemkab Lamsel Henry Dunan. Sedangkan Bupati Lamsel Hi. Rycko Menoza usai memberikan bantuan secara simbolis mengatakan, ke depan masyarakat diharapkan saling menjaga keamanan. Sekecil apa pun permasalahan, jangan mengedepankan emosional. ’’Saya tidak mau masyarakat Lamsel dianggap beringas, karena kita mempunyai adat dan aturan. Untuk itu, harapan saya kejadian ini untuk yang terakhir. Jangan sampai terulang kembali dan jangan ada perpecahan,’’ imbau bupati. (dur/yud/c1/ary)

Sambungan dari Hal. 1 mau silat terus tidak mungkin karena saya harus menghidupi anak-anak. Karena itu, saya memutuskan untuk bekerja,’’ terang ibunda Ayu Yulina Sari dan Rima Afriany Caroline itu. Pada awalnya, perempuan yang tinggal bersama ibunya di kawasan Bintara, Bekasi, sejak bercerai itu membuka warung kecil-kecilan. Sayang, usaha itu tidak berjalan lancar sehingga dia banting setir untuk mencari pekerjaan lain. Marina akhirnya diterima menjadi sopir taksi. Sebuah pilihan yang kurang ’’lazim’’, sebenarnya. Sebab, sampai sekarang pun jarang ditemui kaum Hawa yang menekuni pekerjaan tersebut. Namun, wanita berdarah Jerman-Jawa itu justru bersyukur karena menjadi sopir taksi telah menyelamatkan dia dan keluarga. ’’Apa yang saya dapatkan cukup untuk menghidupi keluarga dan untuk biaya pendidikan anakanak. Apalagi, masih ada beasiswa Supersemar yang saya terima meskipun tidak banyak,’’ kata perempuan 47 tahun itu. Sebenarnya, sebelum bercerai, Marina mendapatkan tawaran cukup menarik untuk melatih seni pencak silat di Belanda. Namun, setelah berkonsultasi dengan orang tua dan suami, dia batal berangkat karena anaknya saat itu masih kecil dan butuh dekat dengan dirinya.

Tawaran itu tentu didasarkan pada kegemilangan sepak terjang Marina di silat. Marina mulai mengenal bela diri ini dari sang ayah yang berdarah Jerman, Martin Segedi. Meski asli Jerman, latar belakang Martin adalah pejuang. Dia turut bergabung di daerah militer Siliwangi (kini Kodam Siliwangi). ’’Saya sangat tertarik pada silat karena mendengar cerita dari ayah. Mulai kelas VI SD saya ikut perguruan Padjajaran,’’ kata Marina yang beribu perempuan asal Malang, Soekartin, itu. Keterampilan yang terasah dari ketekunannya berlatih memikat ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) saat itu, Eddie Mardjoeki Nalapraya. Apalagi, saat di kejurnas dia nyaris menjadi juara sebelum akhirnya dibatalkan karena tidak memperkuat DKI Jakarta sebagai daerah asalnya, melainkan Bogor. Namun, Marina tetap dipanggil ke Pelatnas IPSI untuk kejuaraan ASEAN dan mampu menaklukkan juara kejurnas kala diadu dalam pelatnas. Alhasil, dia dipercaya turun sebagai wakil Indonesia di Kejuaraan ASEAN 1983 yang diikuti tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Setelah tampil di kejuaraan ASEAN itu, Marina sebenarnya masih berhasrat menggeluti silat. Namun, statusnya sebagai istri dan ibu memaksanya mengurangi frekuensi latihan dan bertanding.

Bahkan, dia sempat berhenti total kala hamil dan pada masa awal kelahiran. Perceraianlah yang akhirnya benar-benar membuat silat harus minggir dari kehidupan Marina. Sebagai orang tua tunggal, tenaga dan konsentrasinya tercurah untuk mencari uang. Berbagai kesempatan mendapatkan nafkah pun terus dia coba. Tiga tahun setelah menjadi sopir taksi, dia pergi ke Sulawesi untuk bekerja. Tapi, belum genap tiga tahun bekerja, dia kembali ke Jakarta dan mulai mencari peluang bekerja di dunia layar lebar. Kebetulan, film berbau silat saat itu booming. Dia pun kecipratan peran kecil sebagai pendekar perempuan di sejumlah film. Di antaranya dalam Warisan Ilmu Karang, Pendekar Tapak Sakti, dan Pendekar Naga Emas. Sayang, karirnya di dunia layar lebar tidak langgeng seiring merosotnya industri perfilman nasional pada 1990-an. Mulai awal 2000-an, Marina kembali menjadi sopir taksi hingga kini. Berkat kerja kerasnya, dua anaknya bisa menyelesaikan pendidikan dan kini telah memberinya dua cucu. Yang mengagumkan, di tengah kondisi perekonomian yang serba terbatas, Marina masih mau menjadi orang tua angkat bagi Tya Oktaviany dan Jello Christoper. ’’Orang tua mereka teman-

teman saya dan kondisinya jauh lebih buruk dari saya,’’ terangnya. Dengan tambahan beasiswa dari manajemen Taksi Bluebird tempat dia bekerja, Marina juga bisa membesarkan Tya dan Jello dengan baik. Tya telah kuliah, sedangkan Jello yang masih di bangku sekolah dasar kini mulai serius menekuni pencak silat. Lewat Jello ini pula Marina mencanangkan ambisi mencetak pesilat nasional. Untuk itu, pada saat anak-anaknya telah dewasa sehingga dia punya waktu cukup, Marina pun mulai meneruskan perguruan Padjajaran yang dulu menjadi tempatnya bernaung. Bahkan, dia menjadi pendekar utama yang menjadi instruktur para murid perguruan Padjajaran. Tentu, fasilitasnya masih minim untuk 40-an murid dewasa dan 30-an anak-anak. Marina hanya melatih mereka di lapangan belakang kompleks rumahnya, di kawasan Bintara, Bekasi, dua kali dalam seminggu, setiap Minggu malam dan Kamis malam. Meski demikian, dia yakin, dari kesederhanaan itu bakal lahir juara seperti dirinya. Dia pun tak lupa menitipkan harapan kepada PB IPSI agar tak melupakan para mantan atlet seperti dirinya. Tak muluk-muluk, sekadar dilibatkan dalam kepanitiaan sebuah kejuaraan atau menjadi asisten dalam pertarungan pun cukup. (c1/ary)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.