RADAR LAMPUNG | Kamis, 27 Mei 2010

Page 11

BERITA UTAMA

KAMIS, 27 MEI 2010

11

Jawa Pos News Network

Minta... Kini kasus itu sudah ditangani Dir. III Tipikor Bareskrim Mabes Polri. ’’Dana pilkada dari APBD Jabar itu diduga mengalir ke kantong SD (Susno Duadji),’’kata Wakadivhumas Polri Brigjen Pol. Zainuri Lubis. Zainuri juga mengatakan, kini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung terkait kasus tersebut. Selain itu, Mabes Polri juga terus mencari data-data yang dibutuhkan dari instansi-instansi lain yang terkait penyelenggaraan pemilu. Bagaimana tentang tersangka lain? ’’Pasti ada. Korupsi tidak bisa dilakukan sendiri. Pasti ada yang mendukung,’’ jawabnya. Namun, Zainuri tidak mau menjelaskan lebih lanjut siapasiapa saja yang dibidik dalam kasus itu. Dikatakannya, itu masih diperdalam Dir. III, dan segera dirilis dengan sejelas-jelasnya. Sementara, Susno resmi mendapatkan perlindungan dari LPSK kemarin. Itu setelah perwakilan LPSK menemui Susno di Rutan Mako Brimob dan mengajukan beberapa persyaratan yang disetujui Susno. Di antaranya, dibatasinya jenderal bintang tiga itu memberikan keterangan kepada siapa pun. Termasuk pernyataan yang disampaikan pengacaranya. ’’Ada aturan lainnya yang harus dipatuhi. Misalkan berkata jujur pada LPSK dan batasan menerima kunjungan,’’ ungkap Komisioner LPSK Bidang Bantuan, Kompensasi, dan Restitusi Lili Pintauli Siregar. Hal itu dilandasi UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Bagaimana dengan rencana

Sambungan dari Hal 1 pemindahan tempat tahanan? ’’Kami belum membicarakan soal pemindahan tahanan. Tetapi, itu masuk dalam bentuk perlindungan. Jadi, perlindungan fisik itu masih dibahas kembali,’’ kelit Lili. Dia menambahkan, perlindungan berlaku bagi semua perkara yang tengah dibeberkan Susno. Lili mengatakan, perlindungan dibutuhkan terkait adanya tekanan, ancaman yang dialami Susno dan keluarga. Meski belum terlihat, potensi itu ada. Hasil pertemuan itu bakal ditindaklanjuti dengan pihak keluarga. Kuasa hukum Susno, M. Assegaf, mengatakan, perlindungan itu tak berarti membatasi ruang gerak kliennya. ’’Artinya kalau LPSK setuju, bisa saja keterangan itu disampaikan,’’ ungkapnya. Dia juga berpendapat tidak berarti larangan itu membatasi pernyataan kuasa hukum. Sebab batasan itu cukup, yakni seizin LPSK atau berkordinasi dengan LPSK saat memberikan keterangan. ’’Ya, memang ada larangan berkomentar, menyebutkan lokasi penahanan, dan sebagainya,’’ imbuh dia. Terkait pemindahan tempat penahanan, Assegaf berpendapat, jika polisi tetap memaksakan untuk tidak menuruti kepindahan Susno ke rumah aman, berarti korps baju cokelat tersebut telah melanggar UU Perlindungan Saksi dan Korban. ’’Kalau mereka tetap ngotot, kami bisa mengajukan uji materi ke MK,’’ ucapnya. Mabes Polri menanggapi enteng persetujuan Susno untuk mendapatkan perlindungan dari LPSK. Zainuri tetap berpendapat, Susno adalah tersangkanya dan sulit untuk

melepaskan dia ke tempat lainnya. ’’Sekali lagi, ini bukan masalah diizinkan atau tidak. Namun, statusnya berbeda. Mereka melihat dari sudut bahwa Susno sebagai saksi dan kami (polisi, Red) sebagai tersangka. Makanya tidak akan pernah ketemu,’’ ucapnya. Terpisah, sidang gugatan praperadilan yang diajukan Susno terkait penangkapan dan penahanannya kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. Agenda sidang adalah pembacaan duplik oleh kuasa termohon, yakni Polri cq Bareskrim. Intinya, pihak termohon tetap kukuh bahwa penangkapan dan penahanan tersebut telah sesuai aturan. Namun di awal pembacaan duplik, kuasa termohon sempat menyinggung Susno sebagai seorang polisi yang berprestasi. ’’Pemohon adalah orang yang beruntung di antara anggota Polri,’’ kata Kombespol Iza Fadri. Itu dilihat dari segi kepangkatan dan penghargaan. Begitu juga dengan jabatan sebagai Kabareskrim yang pernah disandang Susno. Namun, peristiwa yang berkembang dalam enam bulan terakhir tidak hanya membingungkan masyarakat. Namun juga anggota Polri di lapangan. ’’Di dalam hati bertanya-tanya, ada apa dengan pimpinan kami? Apa yang terjadi dengan bapak kami?’’ kata Iza. Sidang tersebut akan dilanjutkan hari ini dengan agenda mendengarkan keterangan ahli yang diajukan oleh kuasa hukum pemohon. Rencananya, kuasa hukum Susno akan mengajukan dua orang ahli. (jpnn/niz)

dalam kapal tersebut. Menurutnya, kapal belum diizinkan beroperasi sebelum diperbaiki pihak perusahaannya. ’’Rencananya kapal diperbaiki di Pelabuhan Merak. Karena alat untuk memperbaiki kerusakan pipa pendingin itu tidak ada di sekitar Bakauheni. Kami memperbolehkan kapal berangkat ke Pelabuhan Merak dengan syarat tidak mengangkut penumpang,’’ terang Syamsul. Meski sejumlah kapal ro-ro yang beroperasi Bakauheni-Merak mengalami kerusakan dan melaksanakan docking tahunan, pelayanan penyeberangan Pulau Sumatera dan Jawa tidak menemui kendala. Berdasarkan data dari Adpel Bakauheni, yang melaksanakan docking tahunan berjumlah 7 kapal. Yakni KMP Jatra I, Duta Banten, Mufidah, Nusa Dharma, Titian Murni, Tribuana, dan Panorama Nusantara. ’’Jumlah kapal yang beroperasi di perairan Selat Sunda sebanyak 33 armada. Dengan adanya perbaikan rutin tahun-

an itu, jumlah kapal yang masih beroperasi sebanyak 26 armada. Setiap hari kapal yang beroperasi 18 armada di tiga dermaga,’’ papar Syamsul. Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) cabang Bakauheni Suryadi mengaku belum menerima laporan adanya kerusakan pada KMP BSP II Ontoseno. Pimpinan Cabang Bakauheni PT Jembatan Lampung (JL) ini membantah jika kapal ferry yang melayani penumpang rute Bakauheni-Merak kondisinya buruk. ’’Itu kan cuma beberapa kapal yang mengalami kerusakan saat beroperasi. Tidak semua kapal bisa dibilang buruk. Jika ingin mengetahui lebih jelas kondisi kapal yang ada di Bakauheni, nanti pada saat dilakukan uji petik Juni mendatang. Uji petik ini dalam rangka persiapan angkutan Lebaran. Jadi bisa diketahui kapal mana yang kondisinya kurang baik,’’ kata Suryadi saat dihubungi melalui ponselnya. (man/niz)

Giliran... pipa pendingin itu, kapal buatan Jepang tahun 1971 tersebut baru bisa sandar di dermaga 4 pukul 03.00 WIB. Kapal yang dinakhodai Syafri Raf itu sandar di dermaga 4 hanya menggunakan mesin kiri yang masih berfungsi. Setelah berhasil membongkar muatan, kapal langsung diengkerkan (lego jangkar) di perairan Bakauheni untuk diperbaiki. ’’Akibat kebocoran pada pipa pendingin air tawar mesin kanan, mesin menjadi panas. Agar tidak terjadi kebakaran, mesin dimatikan dan kapal beroperasi hanya menggunakan mesin kiri untuk sandar di dermaga 4,’’ kata perwira jaga Administrator Pelabuhan (Adpel) Bakauheni Syamsul Rizal kemarin. ’’Karena hanya menggunakan satu mesin, kapal kesulitan untuk sandar di dermaga 2 hingga berjam-jam. Agar pelayanan penumpang tidak terganggu, kapal dialihkan sandar di dermaga 4,’’ tambah Syamsul yang mengaku tidak mengetahui data jumlah penumpang dan kendaraan yang diangkut

Sambungan dari Hal 1

Kelompok... Dia menceritakan, jumlah anak pantai di Kuta semakin banyak saja setiap tahun. Mereka dengan mudah bisa ditemui hampir di setiap meter bibir pantai. Meski demikian, sangat sulit mencari data pasti soal jumlah anak pantai di sekitar Kuta. Data yang ada hanyalah pemilik persewaan papan selancar dan sekolah surfing. Itu pun dimiliki desa adat di sekitar Pantai Kuta. Sebenarnya, Kuta yang memiliki pantai sepanjang 6,4 kilometer itu berada di tiga wilayah desa adat. Yakni Desa Adat Kuta, Legian, dan Seminyak. Yang terpanjang memang milik wilayah Desa Adat Kuta, sekitar 2,4 kilometer. Sisanya dibagi antara Desa Adat Legian dan Seminyak. Masingmasing sekitar 2 kilometer. Satgas Desa Adat Kuta mencatat ada 118 pemilik persewaan papan selancar. Di Legian ada 51 dan di Seminyak ada 35 persewaan. Totalnya 204 tempat persewaan. Tetapi, itu hanya jumlah dari sisi pemilik. Padahal, di setiap satu persewaan, ada lima sampai lebih dari sepuluh anak pantai yang menjadi ’’marketing’’ papan selancar itu. ’’Biasanya teman-temannya sendiri,’’ kata Wakil Ketua Satgas Kuta Wayan Sirna. ’’Kami tidak punya data pastinya,’’ imbuh dia. Ditambahkan, di Kuta, mayoritas anak pantai berasal dari luar Bali. Yang paling banyak adalah pemuda asal wilayah di Jawa Timur (Jatim). Banyuwangi, Jember, dan Lamongan adalah tiga terbanyak. Di luar Jatim, biasanya mereka berasal dari Medan, Flores, Bandung, dan Jakarta. Selain itu, ada kelompok dari Bali. Yakni dari Karangasem, Bangli, Klungkung, dan lainnya. ’’Hampir semua suku ada di sini,’’ ungkap pria berambut gondrong itu. Begitu pula di dua desa adat lainnya (Legian dan Seminyak), anak pantai didominasi pemuda asal Jatim. Ketua Pengelola Pantai Desa Adat Legian (PPDAL) I Wayan Suarta menyatakan, pemilik persewaan papan selancar lebih banyak berasal dari warga Desa Adat Kuta. Yang mengelola adalah

Sambungan dari Hal 1 pendatang-pendatang itu. Joko Martono yang sudah lima tahun berkecimpung di Kuta mengakui anak-anak pantai dari Jatim memang paling banyak. Dia menjelaskan, kehidupan anak pantai berkelompok sesuai daerah asalnya. Ada kelompok Jember, kelompok Banyuwangi, kelompok Medan, dan sebagainya. Dia menerangkan aturan-aturan yang berlaku untuk kelompokkelompok tersebut. Setiap kelompok biasanya memiliki batas wilayah sekitar 20 meter. ’’Kami tidak boleh beroperasi melebihi batas itu,’’ tegas pria berambut jabrik tersebut sambil menunjuk gapura kecil pintu masuk pantai. Memang, kadang ada sentimen pribadi di setiap kelompok. Namun, Joko menyatakan semua kelompok itu akur dan tidak pernah bertikai. ’’Kami ini cinta damai, enggak ada istilah musuh-musuhan. Yang penting, kami bermain sesuai aturan,’’ ujarnya. Hasan, nama samaran anak pantai dari kelompok Jember, mengungkapkan, persaingan antar-kelompok itu sudah biasa. Cara mainnya pun wajar-wajar saja seperti persaingan bisnis pada umumnya. Bahkan, trik dengan menjelekjelekkan kelompok lain juga menjadi rahasia umum di antara kelompok tersebut. Misalnya, anggota kelompok A menceritakan kepada turis bahwa kelompok B itu umumnya orang-orang yang tidak jujur. ’’Memang itu kurang baik, tetapi sudah biasa,’’ imbuhnya. Tentang selera dan target, kelompok-kelompok anak pantai itu punya favorit berbeda dalam hal tamu yang akan digaet. Hasan menyatakan, kelompok Jatim cenderung memilih mendekati perempuan-perempuan asal Jepang. Kelompok dari Medan dan lainnya lebih suka mendekati bule, baik Australia maupun dari negara lain. Hal itu lebih disebabkan faktor bahasa saja. ’’Kebanyakan anak pantai dari Jatim lebih gampang berbahasa Jepang daripada bahasa Inggris,’’ jelas Hasan yang mengaku sudah sekitar 10 tahun menjadi anak pantai.

Selain itu, karakteristik Jepang dan bule berbeda. Katanya, wisatawan Jepang lebih gampang didekati. Jika orang berjalan sendiri, hanya dengan disapa pun, dia sudah senang. ’’Mungkin karena di negaranya orangnya cuek-cuek. Jadi, di sini dia merasa diperhatikan,’’ungkapnya. Mengenai keuangan, orang Jepang lebih royal di depan. Dia akan dengan mudah mengeluarkan uang untuk orang yang membuatnya senang, meski baru kenal. ’’Tapi, lama-kelamaan mereka pelit,’’ ucapnya. Karakter itu berlainan dari bule. Mereka lebih sulit didekati. Namun, jika sudah merasa cocok dan percaya kepada seseorang, mereka akan royal. Tapi, kalau untuk menawarkan surfing, anak pantai itu tak pandang bulu. Semua mereka sikat, baik Jepang maupun bule. Bagaimana dengan pemuda asli Kuta? ’’Mereka sangat jarang berada di pantai,’’ jawab Hasan. Katanya, anak pantai asli desa adat Kuta lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, bukan di pantai. Menurut dia, pemuda Kuta hanya pergi ke pantai untuk surfing, setelah itu langsung pulang. Tapi, jangan salah. Permainan anak pantai asli Kuta lebih cantik. Modusnya, mereka mencari dan berkomunikasi dengan teman atau pacarnya di luar negeri melalui internet. Melalui situs-situs jejaring sosial, mereka melancarkan rayuan. Biasanya, yang mereka garap adalah teman-teman perempuan lama yang pernah ke Kuta. Anak pantai asal Kuta lebih modern dan melek IT daripada kelompok yang lain. Biasanya mereka punya blog pribadi yang didesain menarik, khas desain dunia surfing modern. Di dunia maya itu, mereka merayu agar teman atau pacarnya tersebut datang lagi ke Bali. Misalnya, yang dilakukan Aryana (nama samaran), anak pantai asli Kuta. Dia mengungkapkan, bule maupun wisatawan asal Jepang sangat senang berteman dengan pemuda-pemuda asli Bali. ’’Menurut mereka, gantengnya orang Bali beda dibanding pemuda lain,’’ ujarnya. (jpnn/niz)

Sewa Pemondokan Haji 2010 Tuntas Jamaah Ring I Capai 60 Persen JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya menuntaskan proses penyewaan maktab atau pemondokan bagi jamaah haji. Hingga tadi malam, dipastikan bahwa 368 rumah telah positif disewa pemerintah sebagai maktab jamaah haji 2010. Dari Jumlah itu, 60 persen ada dalam kompleks Ring I dan sisanya 40 persen di ring II. Kompleks Ring I berjarak maksimal 4 kilometer dari Masjidilharam sedangkan Ring II maksimal 7 km. ’’Sekarang tinggal mencari rumah cadangan yakni 1 persen dari total maktab dengan kapasitas 2 ribu orang. Rumah itu disiapkan untuk evakuasi dalam keadaan darurat,’’ ujar Setdirjen Haji dan Umrah Kemenag Abdul Ghafur Djawahir di Jakarta kemarin (26/5). Menurutnya, paling lambat pekan depan ketersediaan rumah cadangan untuk evakuasi itu akan terpenuhi. Sehingga, misi penyewaan maktab sudah tuntas secara keseluruhan. Rencananya maktab cadangan yang berkapasitas 2 ribu orang itu akan diupayakan untuk ada di wilayah Ring I. ’’Meski cadangan, kami prioritaskan mendapatkan di Ring I,’’ katanya. Kemenag, ujarnya, lebih fokus untuk menyelesaikan perolehan maktab karena hal itu yang menjadi fokus evaluasi kinerja penyeleng-

garaan haji 2009. Kemenag telah menerima masukan dari BPK, KPK, BPKP, DPR RI, dan DPD terkait problem maktab yang tahun lalu memang mengecewakan. Tercatat hanya 26,8 persen maktab yang ada di Ring I, sedangkan sisanya 73,2 persen jamaah haji 2009 harus rela tinggal di Ring II. ’’Setelah selesai (penyewaan maktab) di Makkah, kami sekarang tinggal fokus ke Madinah,’’ kata Alumnus Universitas Al Azhar tersebut. Menurut Ghafur, tingkat kebutuhan shuttle bus untuk sarana transportasi jamaah haji ke Masjidilharam semakin menurun. Jika tahun lalu terdapat 120 ribu jamaah yang harus dipindahkan dari maktab ke Masjidilharam lima kali sehari, sekarang tinggal 50 ribu. Karena, mayoritas maktab memang dekat dengan Kakbah. Dalam dua hari ke depan, tim Kemenag dengan Kemenhub akan berangkat ke Makkah dipimpin Kasubdit Transportasi Haji Subangkit. ’’Tim ahli perhubungan darat akan memetakan lokasi dan menyelesaikan tender sewa bus,’’ ucapnya. Direktur Pelayanan Haji Kemenag Zainal Abidin Supi mengatakan, sebagian sebanyak 204 rumah berada di Ring I dan 164 rumah di Ring II. Pemerintah Indonesia tahun ini akan memberangkatkan 211 ribu jamaah haji. Dengan rincian 194 ribu jamaah haji reguler dan 17 ribu jamaah haji khusus. ’’Sedangkan pelayanan lain kami sudah melakukan pemeriksaan lapangan di Madinah, termasuk menyiapkan catering,’’ tambahnya. (jpnn/niz)

Ditanya...

’’Sementara ini, saya seperti statement awal mengenai keberadaan informasi itu. Saya tidak ingin mengatakan ada atau tidak,” kelitnya. Lebih jauh, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini meminta agar seluruh pihak menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan. ’’Kita juga harus hormati otoritas yang memang dimiliki. Sehingga, pelaksanaan tugas tersebut bisa berjalan baik,” pintanya. Disinggung keberadaan sarang pelaku terorisme di Tuba, Kapolda menyatakan tidak melakukan investigasi atau penyelidikan mengenai hal itu. ’’Kami hanya memonitor. Mengenai penanganan tersangka atau saksi terkait tindak pidana terorisme, itu ditangani Densus,” tandasnya. Seperti diberitakan, Densus Mabes Polri telah menerjunkan personelnya untuk melacak keberadaan terorisme di Rawajitu, Tuba. Bahkan, korps berlambang burung hantu itu sudah turun ke lokasi sejak Jumat (21/5). Informasi turunnya Densus Mabes Polri ini membuat seluruh jajaran Polres Tuba siaga. Kapolres AKBP Benny Ali meminta agar kesatuannya memonitor wilayah kerjanya. Hal ini dilakukan karena Densus dikabarkan akan melakukan penggerebekan. (gan/ade)

Eddy... Dari perusahaan leasing itu, mereka mendapatkan data lima surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil Daihatsu Luxio atas nama Aprilina Hapsari, putri Eddy Sutrisno. Pembayaran angsuran kelima mobil ke perusahaan leasing tercatat atas nama Eddy Sutrisno selaku penanggung jawab kreditur. Mobil diangsur selama 36 bulan dan saat ini sudah berjalan angsuran kedelapan (NovemberJuni 2010). Mobil-mobil itu bernomor polisi BE 2846 CJ, BE 2845 CJ, BE 2851 CJ, BE 2847 CJ, dan BE 2849 CJ. Keesokan harinya (Sabtu, 22/ 5, Red) mulai pukul 09.30-11.30 WIB, mereka mendatangi kediaman dua anggota KPU Kota Bandarlampung, yakni Erlina dan Fauzi Heri. Pada kediaman Erlina, mereka menemukan mobil Luxio. Sama halnya di kediaman Fauzi Heri, mereka juga menemukan mobil sejenis. Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Polda Lampung Kombespol Darmawan Sutawijaya ha-

Dari Hal 1

Sambungan dari Hal 1 nya menjawab singkat soal laporan itu. ’’Saya belum mengetahuinya,” ujar dia. Panwas Kaji Laporan Panitia Pengawas (Panwas) Pilwako Bandarlampung mengkaji laporan Tim Monitoring Pilwako tersebut. Laporan telah diterima kemarin oleh Ketua Panwas Pilwako Dadang Priyatna. Menurut dia, saat ini lembaganya tengah mencari dasar-dasar dugaan pelanggaran berdasarkan undang-undang, peraturan KPU, serta yang lainnya. ’’Kami akan melihat kejadian ini masuk pelanggaran UU dan peraturan apa. Belum ada keputusan,” kata anggota Panwas Riyuzen Praja Tuala. Anggota Tim Monitoring Pilwako Sam Rivai menduga ada korelasi antara kasus ini dengan kelebihan pencetakan 116.583 surat suara oleh KPU Bandarlampung yang saat ini masih dalam proses pengusutan (lihat juga hal 12: Komisioner Diperiksa 1 Juni). Terkait pernyataan Eddy yang

mengatakan bahwa mobil-mobil tersebut untuk disewakan, Sam justru mempertanyakannya. ’’Ini BB (barang bukti)-nya sudah ada. Kalau mobilnya untuk dirental, kenapa ada di rumah mereka (komisioner KPU)? Jika Eddy Sutrisno merasa difitnah, ya laporkan saja pencemaran nama baik,” tantang Sam saat konferensi pers di kantor panwas kemarin. DPRD Bandarlampung juga berencana kembali memanggil lima anggota KPU setempat untuk mengklarifikasi masalah ini. ’’Kami melihat ini sebagai fenomena yang mustahil. Masak iya wali kota membeli mobil untuk disewakan?” tandas Barlian. Eddy: Saya Wagidit Eddy Sutrisno kemarin kembali buka suara soal masalah ini. Ia menegaskan, dirinya memang banyak mengkredit kendaraan bermotor. ’’Makanya saya dijuluki Wagidit, wali kota gila kredit,” selorohnya kemarin. Ia mengaku mengetahui berita yang dituduhkan padanya itu dari SKH

Radar Lampung. Menurut dia, jumlah lima unit yang ditulis dalam SKH Radar Lampung lebih sedikit dari yang ia beli sebenarnya. Calon wali kota periode 2010-2015 ini mengatakan mengkredit sembilan unit mobil. Semua untuk usahanya. Yakni di klinik, yayasan, dan direntalkan. ’’Suami anak saya yang sulung kan punya rental mobil,” jelasnya. Eddy mengatakan, kalau berita ini terindikasi kuat untuk mencemarkan nama baiknya, dia akan melakukan tuntutan hukum. Namun jika hanya biasa-biasa saja, sekadar salah informasi, ia akan mengabaikannya. Saat ini, ia mengaku belum dapat mengambil sikap. ’’Saya baru baca sekilas dari bandara ke sini,” katanya seusai menghadiri acara pencanangan Gemma Tapis Berseri 2010 di Lapangan Waydadi, Sukarame. Bantahan tersebut juga telah disampaikannya saat Radar Lampung menghubunginya Selasa (25/5). (whk/dna/eka/ade)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.