RADAR LAMPUNG | Selasa, 26 Januari 2010

Page 6

BERITA UTAMA

6

SELASA, 26 JANUARI 2010

Jawa Pos News Network

Pencetakan Soal UN Dijaga 24 Jam Lampung Masuk Daerah Khusus Laporan Wartawan JPNN Editor: Ade Yunarso JAKARTA - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bakal mengajukan anggaran baru untuk memperluas pengawasan ujian nasional (UN). Sebab, pencetakan soal ujian bakal dijaga 24 jam oleh perguruan tinggi. Karena itu, dibutuhkan anggaran lebih untuk memperketat pengawasan. Ketua BSNP Djemari Mardapi mengatakan, pihaknya meminta dukungan penuh dari perguruan tinggi untuk mengawasi pencetakan soal UN. Sebab, tahun ini pemerintah ingin membuktikan sistem pengawasan UN lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hanya, kata Djemari kemarin, hingga kini Komisi X DPR belum juga mencairkan anggaran UN. Pihaknya khawatir anggaran yang bakal diajukan untuk pengawasan 24 jam itu tak disetujui. Padahal, pengawasan selama 24 jam itu dinilai amat penting. Perguruan tinggi dipercaya melakukan tugas tersebut karena dinilai paling kredibel. ’’Kalau dari majelis rektor ti-

dak masalah. Mereka bersedia mengawal proses pencetakan hingga selesai,” jelasnya. Sebagaimana diberitakan, pengawasan pencetakan tahun ini bakal dikawal perguruan tinggi, polisi, Depag, dan Dinas Pendidikan provinsi. Perguruan tinggi dilibatkan untuk mengawasi pencetakan naskah UN, karena pemerintah ingin mengurangi potensi kebocoran soal seperti tahuntahun sebelumnya. Karena itu, BSNP meminta Dikti mengimbau perguruan tinggi agar bersedia mengemban tugas tersebut. ’’Memang berat. Karena itu, butuh anggaran lebih untuk merealisasikan tugas tersebut,” ujarnya. BSNP menargetkan agar proses pencetakan soal UN dilakukan secepatnya. Maksimal tiga minggu. Sebab, dibutuhkan waktu cukup lama untuk pendistribusian soal ke daerah. Terutama, bagi daerah terpencil. Sambil proses pencetakan berjalan, kata Djemari, saat ini BSNP telah selesai mengadakan tryout di beberapa daerah khusus. Yakni yang nilai UN-nya jeblok pada tahun lalu. Misalnya, Ternate, Kalimantan Barat, dan Lampung. Berdasar hasil tryout, ada beberapa mata pelajaran yang harus diperbaiki. Sekolah diminta untuk melakukan pengayaan soal mata pelajaran tersebut.

Yaitu, matematika, biologi, dan bahasa Inggris. Wakil Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Haris Supratna mengatakan, hingga kini pihaknya belum diberitahu ihwal pengawasan pencetakan soal selama 24 jam. ’’Sesuai kesepakatan awal, kami hanya mengawasi di sekolah hingga pemindaian LJUN (lembar jawaban ujian nasional) saja,” terangnya. Sejatinya, kata Haris, tahun lalu perguruan tinggi sudah merencanakan model pengawasan 24 jam. Hanya, program tersebut terganjal minimnya anggaran. ’’Sejak awal memang sudah kami plot demikian. Idealnya, penjagaan memang berlangsung selama 24 jam dan pengawas dikarantina,” terangnya. Sebab, pengawasan pencetakan soal adalah proses yang paling rawan untuk terjadi potensi kebocoran. Nah, lantaran BSNP kembali merencanakan pengawasan 24 jam, pihaknya segera berkordinasi dengan perguruan tinggi yang ditunjuk. Namun, Haris khawatir anggaran UN minim seperti tahun lalu. Apalagi, saat ini belum ada kepastian pencairan anggaran UN Rp524 miliar. ’’Padahal, untuk menjaga sehari penuh pasti dibutuhkan anggaran yang besar,” terangnya. (*)

FOTO: MUHAMAD ALI/JPNN

RAKER: Dirut PT PLN Dahlan Iskan saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VII DPR-RI kemarin (25/1).

Trans Sumatera Railways Terhambat Dana

KPK Tahan Rekanan Depkes

Laporan Widisandika Editor: Ade Yunarso

pejabat pembuat komitmen (PPK) atau pimpinan proyek. Dalam pelaksanaannya proyek, penyidik menemukan dugaan penggelembungan harga dalam tiga jenis alat kesehatan. Yakni, bucky stand, film hanger, dan x ray film viewer double. Misalnya pengadaan bucky stand harga kontrak Rp64,5 juta, namun subkontrak lebih murah yakni Rp60,5 juta. Sementara di agen, harganya hanya Rp31,6 juta. Modus yang sama juga berlaku dalam pengadaan jenis alat lain. Kasus pengadaan alkes juga melibatkan mantan Menteri Kesehatan Achmad Sujudi. Dia didakwa merugikan negara Rp104 miliar dalam proyek pengadaan alkes medik untuk Kawasan Timur Indonesia dan Palang Merah Indonesia (KTIPMI) tahun anggaran 2003. (*)

JAKARTA - Program pembangunan jalur kereta dari Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam masih tersendat-sendat. Salah satu faktor utama adalah minimnya dana. Hal itu diakui Dirjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan Tunjung Irawan. ’’Trans Sumatera itu terputus-putus. Ada Sumatera Se-

Laporan Wartawan JPNN Editor: Ade Yunarso JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjebloskan mantan Komisaris PT Kimia Farma Trading and Distributions (KMFD) Boediarto Maliang ke tahanan. Pria yang pernah menjadi bos rekanan Departemen Kesehatan (Depkes) itu adalah tersangka baru kasus korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) rontgen portable untuk daerah tertinggal dan pulaupulau kecil pada 2007. Juru bicara KPK Johan Budi S.P. mengatakan, Budiarto harus menjalani dua puluh hari penahanan. Tersangka dititipkan di tahanan Lapas Cipinang. ’’Itu berdasar pengembangan penyidikan,” kata Johan di gedung KPK kemarin.

Tersangka diduga melanggar pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) KUHP. Budiarto diduga melaksanakan tindak pidana korupsi bersama-sama dengan mantan Kabiro Perencanaan dan Anggaran Depkes Mardiyono. Menurut Johan, modus perbuatan keduanya adalah mengatur lelang pengadaan alkes sehingga Kimia Farma menjadi pemenang tender pengadaan alkes. ’’Negara diduga rugi Rp9,4 miliar lebih,” terang pria kelahiran Mojokerto itu. Dalam kasus korupsi alkes, Mardiyono telah lebih dahulu diproses KPK. Kini kasusnya sudah memasuki tahap persidangan di Pengadilan Tipikor. Dalam proyek yang menelan anggaran Rp17,1 miliar itu, Mardiyono bertindak sebagai

Gagal Menjambret, Dimassa

FOTO EKA YULIANA

DIAMANKAN: Supri babak belur dihakimi massa karena berusaha menjambret handphone milik Pandu tadi malam.

Laporan Eka Yuliana Editor: Adi Pranoto BANDARLAMPUNG – Supri (20), warga Kuripan, Telukbetung Barat, Bandarlampung, tadi malam babak belur dihakimi massa. Tindakan warga akibat ulah Supri yang berusaha menjambret handphone (HP) milik Pandu (14). Namun malang bagi Supri. Barang jambretan tak berhasil ia bawa, malah wajahnya babak belur hasil bogem mentah yang dilayangkan warga ke wajahnya. Kemalangannya bertambah saat teman yang bersamanya sebelum aksi pen-

jambretan juga meninggalkannya sendirian. Pandu, korban penjambretan, menuturkan peristiwa yang baru saja menimpa dirinya. Menurut warga Rawajitu, Menggala, Tulangbawang ini, dirinya sekitar pukul 21.30 WIB jalan kaki menuju indekosnya, Arjuna, di Jl. Lada, Gedungmeneng, Rajabasa. ’’Saya baru pulang latihan karate di GOR Saburai,” katanya. Saat berada di angkutan umum, katanya, HP Nexian miliknya terus bergetar. Namun karena takut tengah berada di angkutan umum, Pandu pun membiarkan telepon masuk tersebut. Setelah berada

sekitar seratus meter dari indekosnya, ia pun memberanikan diri untuk mengeluarkan HP tersebut. Sepanjang perjalanannya di Jl. Lada tersebut, Pandu melihat ada sepeda motor Honda Satria orange mondarmandir di jalan tersebut. Seorang pemuda bertubuh sedang dengan kaus putih dan celana pendek cokelat dengan helm senada dengan warna motor yang mengendarai sepeda motor tersebut. Diketahui, ia bernama Adi yang berdomisili di Wayhalim. Sementara pria yang dibonceng tersebut adalah Supri. Setelah dua kali mondarmandir, motor tersebut mengikuti dirinya. Saat tengah asyik memainkan HP-nya, Pandu merasa ada seseorang yang mengikutinya. Benar saja ternyata pemuda di motor tersebut lah yang mengikutinya. ’’Orang tersebut mengatakan ke saya pinjam HP-nya. Lalu, dia menarik HP saya,” kata siswa kelas II SMPN 22 Bandarlampung. Tapi, tak mudah bagi Supri melakukan aksinya. Pandu yang jago karate pun memberikan perlawanan. Dengan sekuat tenaga ia mempertahankan HP miliknya. Melihat perlawanan Pandu, Supri pun kesal. Ia nekat menggigit tangan Pandu. Sembari mempertahankan HPnya, Pandu berteriak meminta pertolongan. Saking takutnya, Supri pun berlari. Namun, ia bersembunyi di kebun. Amri Hakim (32), warga yang kali pertama menemukan Supri di balik pohon pisang langsung membawa pria pengangguran itu ke sekitar rumahnya. Di sana, warga sudah ramai menunggu. Alhasil, bogem mentah pun mendarat di sekujur tubuhnya. Sekitar pukul 22.30, warga membawanya ke Polsek Rajabasa. (*)

latan–Lampung, Padang, dan Sumatera Utara. Nanti harapannya semua tersambung,” terangnya di Senayan Jakarta usai rapat dengar pendapat dengan komisi V kemarin. Menurutnya, beberapa hal terkait program tersebut telah dilaksanakan seperti melakukan studi kelayakan Trans Sumatera Railways. Kemudian detail engineering design untuk beberapa bagian tertentu sudah dimulai, misalnya Rantauprapat–Pakanbaru. Semen-

tara Pekanbaru–Padang menyusul. Dalam hitung-hitungannya, per satu kilometer dibutuhkan dana berkisar Rp20 miliar– Rp30 miliar. Alhasil, menurutnya, program tersebut sangat tergantung pada keadaan keuangan negara. Secara lugas, Tunjung berharap agar pihak swasta dapat berpartisipasi untuk membantu. ’’Seperti halnya Rantauprapat–Dumai. Kalau swasta yang bergerak di angkutan CPO

(crude palm oil) membantu dana kan enak,” terangnya. Untuk diketahui, program Trans Sumatera Railways kelak menghubungkan Banda Aceh hingga Bandarlampung serta melewati kota-kota di Pulau Sumatera. Ini dimaksudkan untuk memperlancar pengangkutan sumberdaya alam menuju pelabuhan-pelabuhan. Pembangunan rel untuk Trans Sumatera tetap mengacu jalur-jalur rel yang sudah ada untuk menghemat biaya. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.