RADAR LAMPUNG | Rabu, 21 April 2010

Page 26

METROPOLIS

26

RABU, 21 APRIL 2010

Bukan Sekadar Berita!

Nakhoda Kapal Jadi Tersangka NATAR – Polsek Natar menetapkan Marhun bin Lahaya (28), nakhoda kapal, sebagai tersangka utama yang memfasilitasi masuknya 18 warga negara asing (WNA) Myanmar. Diketahui, dia dan enam ABK (anak buah kapal) diamankan Rabu pagi (14/4). Polisi sebelumnya mengamankan belasan WNA itu di Hotel Branti Indah pukul 01.00 WIB hari yang sama. Para WNA yang satu di antaranya anak kecil berusia sembilan tahun ini datang dari Malaysia dengan kapal Marhun. Polisi meringkus Marhun Cs di Pelabuhan Dermaga Dua Kotaagung, Tanggamus. Enam ABK adalah Samuel (25), Muhdin (49), Husin (43), Rahmanilah (46), Suhardi (20), dan Madi bin Haya (38). Seluruh awak kapal itu, kecuali Muhdin, berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Muh-

din sendiri adalah warga Batam. Kanitreskrim Polsek Natar Ipda Talen Hapis mengatakan, saat ini Marhun ditahan di Mapolsek Natar. Sementara enam ABK diperbolehkan pulang kemarin (20/4). ’’Mereka terlibat dalam masuknya 18 WNA itu. Kita juga tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk melakukan penahanan dan menetapkan mereka sebagai tersangka,” kata Talen. Ditambahkan, saat ini berkas kasus tersebut masih dilengkapi. Segera, setelah itu penyidik akan melimpahkan berkas ke kejaksaan. ’’Bila dinyatakan lengkap, kita akan melimpahkan tersangka berikut barang bukti,” ujarnya. Dalam kasus ini, Marhun dijerat dengan Pasal 54 Huruf a dan b UU Keimigrasian No. 9/1992 dengan ancaman hukuman enam tahun penjara. (kyd/ais)

BERKELANJUTAN

FOTO ALAM ISLAM

Razia kendaraan bermotor terus dilakukan Satlantas Poltabes Bandarlampung. Seperti yang dilakukan di Jl. Sultan Agung beberapa waktu lalu.

Amankan Tiga Tersangka Narkoba BANDARLAMPUNG – Anggota Direktorat Narkoba Polda Lampung menangkap tiga orang yang diduga terlibat penyalahgunaan narkoba. Mereka adalah Akmal Ansori (26), warga Jl. Sultan Agung, Sepangjaya, Kedaton; Risca Octa Velly (22), warga Jl. Hayam Wuruk, Kebunjeruk, Tanjungkarang Timur (TkT); dan AM (16), warga Tanjungraya Permai, Tanjungsenang, Bandarlampung. Kali pertama, polisi membekuk Akmal di Lapangan Saburai, Enggal, TkT, Jumat (16/4) sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam pemeriksaan, polisi menemukan satu paket sabu-sabu (SS) darinya. Dari pengakuannya, SS yang ada padanya dibeli dari Ab (buron, Red) sebesar Rp300 ribu. Satu jam kemudian, polisi kembali menangkap AM di Jl. Pulau Damar, Waykandis, Tanjungsenang.

Darinya disita SS seberat 0,2 gram. Pelajar kelas X salah satu SMA swasta di Bandarlampung itu mengaku mendapatkan SS dari De (buron, Red). Keesokan harinya, polisi mengamankan Riska di parkiran swalayan, salah satu supermarket di Bandarlampung sekitar pukul 17.30. Darinya, polisi menyita satu paket kecil SS yang dibelinya dari Mu (buron, Red) sebesar Rp400 ribu. ’’Dalam penangkapan itu, kami melakukan penyamaran dan juga dari informasi masyarakat,’’ ujar Direktur Narkoba Polda Lampung Kombespol Budi Santoso kemarin. Mantan Kapolres Lampung Selatan ini mengatakan, ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 114 Sub 112 UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika. ’’Ancaman hukumannya minimal empat tahun penjara,’’ katanya. (whk/ais)

Alay Mengaku Bersalah BANDARLAMPUNG – Sugiarto Wiharjo alias Alay mengaku melakukan kesalahan hingga mengakibatkan korban R. Prabawa mengalami kerugian Rp850 juta. Hal ini diungkapkannya dalam sidang lanjutan penggelapan sertifikat yang digelar di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjungkarang kemarin (20/4). ’’Ini kesalahan manajemen kami, Pak. Saya mengaku bersalah,’’ kata Alay di hadapan majelis hakim yang diketuai Tani Ginting, S.H. Diketahui, kasus ini bermula ketika sekitar tahun 2005, korban R. Prabawa menggunakan tujuh sertifikat tanah miliknya senilai Rp1,5 miliar ke BPR Tripanca. Namun, saat itu BPR Tripanca hanya menyetujui pinjaman Rp850 juta. Sayangnya, uang tersebut tidak kunjung cair. Belakangan diketahui, tujuh sertifikat itu dijadikan jaminan kredit fiktif Alay Rp14,9 miliar. Selain berkas Alay, dalam kasus ini ikut menjadi terdakwa Yanto Yunus selaku Kabag Perkreditan BPR Tripanca dan Nini Maria sebagai Kasi Administrasi. Dalam sidang tersebut, Alay mengaku kerap meminjamkan uang kepada R. Prabawa. ’’Saya sudah kenal beliau. Dia juga sering meminjam uang,’’ kata Alay. Awalnya, terus dia, R. Prabawa mengajukan pinjaman kredit ke BPR Tripanca Setiadana Rp1,5 miliar. Saat itu, R. Prabawa menjaminkan tujuh sertifikat miliknya. ’’Memang saya yang merekomendasikan untuk mempelajari permintaan dan mencairkan dana. Saya agak lupa jumlahnya, sekitar Rp1 miliar gitu,’’ ujarnya yang saat itu menjabat Komisaris BPR Tripanca. Namun, permintaan R. Prabawa tidak bisa dikabulkan. Sebab, ia tersangkut kredit macet di BPR Tripanca. ’’Menurut peraturan, dia tidak bisa meminjam,’’ ungkapnya. Alay menambahkan, berdasarkan peraturan, seharusnya sertifikat yang sudah dijaminkan dikembalikan kepada R. Prabawa. ’’Seharusnya dikembalikan,’’ tanya Tani Ginting. Namun dengan alasan sudah sering meminjam, permohonan R. Prabawa dialihkan ke perusahaan pribadi milik Alay. ’’Pinjaman dialihkan ke grup Tripanca,’’ tutur Alay. Kemudian, perusahaan milik Alay bangkrut. Sementara sertifikat milik R. Prawaba disita kejaksaaan dalam kasus Tipibank yang melibatkan Alay. Saat majelis hakim menanyakan kenapa sertifikat milik R. Prabawa tidak dikembalikan, Alay menjawab bahwa kemudahan yang diberikan menjadi kesalahan manajemen. ’’Memang seharusnya jika peminjaman tidak disetujui, jaminan dikembalikan. Tapi, saya mengalihkan pinjaman ke grup Tripanca. Ini kesalahan saya,’’ ucapnya. (hsb/ais)

SANTAI Usai menjalani persidangan kemarin, Alay tidak dimasukkan ke dalam tahanan PN Kelas IA Tanjungkarang. Terdakwa kasus penggelapan sertifikat ini malah masuk ke sebuah ruang sidang yang kosong dan mengobrol dengan beberapa relasinya.

FOTO ALAM ISLAM

Jumlah Tewas Kecelakaan Lalu Lintas Bertambah BANDARLAMPUNG – Jumlah korban tewas dalam kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang terjadi kemarin malam (20/4) bertambah. Ia adalah Yasima (20), warga Jl. Kecapi, Tanjungraya, Tanjungkarang Timur (TkT). Yasima mengembuskan napas terakhir sekitar satu jam setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM). Diketahui, dua kecelakaan pada Selasa (20/4) malam mengakibatkan dua orang tewas. Korban per-

tama adalah Vica Yonatan (24), pegawai bar di Hotel Novotel. Dia dilindas mobil di bagian kepala. Warga Jl. P. M. Noor, Durianpayung, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, itu tewas di tempat. Korban kedua adalah Aan Indriani (19), warga Tanjungraya, TkT. Kecelakaan yang menewaskan wanita tersebut terjadi di Jl. Jenderal Sudirman, tepatnya di simpang perempatan Jl. M. Yamin Pahoman, Telukbetung Utara (TbU). Kasatlantas Poltabes Bandar-

lampung Kompol Ghazali Achmad melalui Kanitlaka Iptu Sukimanto menjelaskan, kecelakaan yang menewaskan Vica terjadi sekitar 19.00 WIB Selasa (20/4) di Jl. Gatot Subroto, tepatnya di depan perumahan Bank Mandiri. Bermula ketika sebuah mobil pikap hendak mendahului Honda Vario BE 5413 AO yang dikendarai Vica. Namun bemper depan mobil tersebut menabrak motor hingga kendaraan korban oleng dan menghantam gerobak bakpao.

’’Korban terlempar ke tengah jalan. Pada saat bersamaan, dari depan sebuah dump truck melintas dan langsung melindas tubuhnya,’’ kata Sukimanto di Mapoltabes Bandarlampung kemarin (20/4). Ditambahkan, hingga kemarin kedua pengendara mobil masih kami lacak keberadaannya. Sementara kecelakaan yang menewaskan Aan dan Yasima terjadi sekitar pukul 23.30. Saat itu motor Honda Supra Fit BE 8649 BM yang dikendarai Jansen (21), berbonce-

ngan dengan Aan dan Yasima bertabrakan dengan minibus B 7509 IG yang dikendarai Handi Wijaya (34), warga Kampung Karangraya, Panjang. Hingga kemarin, Jansen masih dirawat di RSUDAM. Dari hasil pemeriksaan, ia tidak memiliki SIM. Sementara, Handi Wijaya bisa menunjukkannya. ’’Saat ini kami belum menetapkan siapa tersangka dalam kasus kecelakaan ini,’’ papar Sukimanto. (whk/ais)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.