Media Indonesia

Page 7

M EGAPOLITAN

KAMIS, 18 AGUSTUS 2011

Narkoba Rp82 Miliar Disita Tahun Baru masih empat bulan lagi, tapi bandar sudah menimbun narkoba untuk mengeruk keuntungan berlipat. SANTHY SIBARANI

P

RODUSEN mulai membanjiri Jakarta dengan narkoba kelas wahid untuk konsumsi malam Tahun Baru. Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menyita 275.235 pil ekstasi serta 178 gram sabu dengan total harga Rp82,8 miliar. Pil yang dipasok dari Hong Kong itu dijual dengan harga Rp300 ribu per butir. Lain halnya sabu yang dihargai Rp1,5 juta per gram. Barang bukti tersebut setidaknya telah menyelamatkan sekitar 300 ribu orang. Keseluruhan barang bukti didapat dari dua tempat di wilayah Jakarta Utara. Penangkapan pertama berlangsung 9 Agustus sekitar pukul 20.30 WIB di sebuah apartemen. Dari tempat itu, polisi menangkap Nyonya PY, 40, serta AKG, 39, dengan barang bukti 51.366 butir ekstasi, 178 gram sabu, tiga timbangan sabu, serta empat telepon seluler. Selang lima hari kemudian, polisi menangkap HW, 63, di sebuah restoran. Rumah tersangka di Jembatan II, Jakarta Barat, digeledah dan ditemukan 223.869 butir ekstasi dan dua telepon seluler. “Hasil tangkapan itu merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir,” papar Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji Wijayanto di Jakarta, Selasa (16/8). Polda Metro Jaya dapat membongkar jaringan Triad Hong Kong itu berdasarkan perhitung an matang didukung peralatan canggih. Nugroho ke-

beratan menyebutkan peralatan yang digunakan. “Yang pasti kami sudah meninggalkan pola tradisional dengan cara memancing sebab barang buktinya selalu kecil,” tukasnya. Ketiga tersangka mengaku mendapatkan pasokan narkoba dari seorang pria Hong Kong berinisial AL, yang merekrut mereka sekitar empat bulan lalu. AL mendekati orang-orang yang usahanya bangkrut. AL lantas menyewa apartemen seharga Rp10 juta per enam bulan bagi PY dan AKG. Ekstasi dan sabu impor membanjiri Jakarta karena rumah produksi dalam negeri banyak terbongkar. Kualitas barang dalam negeri yang beredar di

pasaran sangat jelek sehingga konsumen beralih ke produk impor meski harganya tiga sampai empat kali lipat. Menurut pengakuan ketiga tersangka, permintaan ekstasi meningkat tajam, selain karena produk lokal tiarap, sebab bandar juga mulai menimbun untuk mengeruk keuntungan besar pada akhir tahun. Timbun “Menurut keterangan tersangka, barang bukti itu seyogianya hendak ditimbun. Mereka akan mengeluarkan pada malam Tahun Baru. Tahun Baru identik dengan hura-hura dan pesta. Saat itu, salah satu hal paling diinginkan untuk me-

nunjang pesta ialah ekstasi. Itulah yang mereka inginkan,” tandas Nugroho. Narkoba dipasok ke Jakarta melalui jasa pengiriman udara. Narkoba ditaruh dalam kardus yang bagian atasnya ditutupi kertas yang dipotong kecil-kecil untuk mengelabui mesin X-ray di bandara. Sindikat besar selalu membeli mesin X-ray terbaru untuk dipelajari dan diuji kelemahannya. AL yang diduga merupakan jaringan Triad Hong Kong terbukti dapat menembus Xray bandara. Namun, ia gagal merekrut orang-orang pilihan sehingga barang yang sudah dikirim akhirnya terendus aparat kepolisian.

Saat mengetahui tersangka AL dapat meloloskan narkoba dalam jumlah besar, Nugroho menyatakan pihaknya terus me ningkatkan pengawasan. “Kami akan berupaya keras untuk menangkap bandar-bandar lainnya. Terlebih menjelang Tahun Baru akan meningkat permintaan inex,” imbuhnya. Ketiga tersangka dijerat Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana mati, seumur hidup atau pidana paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun. (*/J-1) sansibar@mediaindonesia.com

7

Mahasiswa Direkayasa Jadi Terdakwa KABARESKRIM Polri Komjen Sutarman sewaktu menjabat Kapolda Metro Jaya pernah mengungkapkan akan menindak tegas jajarannya yang cobacoba merekayasa kasus. Ketika Sutarman menjabat Kapolda Metro Jaya pada 2010, dua penyidik Satuan Narkotika Polres Metro Bekasi diduga terlibat merekayasa kasus. Hal itu terungkap di Pengadilan Negeri Bekasi, Selasa (16/8). Kasusnya bermula dari penangkapan Afriska Prakarsa, 22, mahasiswa Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta Selatan dengan barang bukti ganja seberat 1,2 gram. Afriska ditangkap Ajun Komisaris Su dan Briptu BM pada 18 Desember 2010 pukul 23.30 WIB di depan warnet Onestop Bekasi. Beberapa jam kemudian petugas yang sama menangkap Bobby Derifianza, 22, mahasiswa APP lainnya. Bobby ditangkap di rumahnya di Perumahan Victoria Park Residence, Kelurahan Nusa Jaya, Karawaci, Tangerang. Tapi dalam BAP penyidik menyatakan Bobby ditangkap bersamasama dengan Afriska di warnet Onestop, Ja lan Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Melihat keanehan lokasi penangkapan, orangtua Bobby mempertanyakan kebenaran BAP dan menanyakan hal sebenarnya kepada Afriska. “Saya ditekan dan dipaksa oleh polisi. Sebenarnya Bobby tidak terlibat. Saya minta BAP dicabut,” ucap Afriska yang ditulis dalam lembar pernyataan pencabutan berkas.

Erianto, 53, ayahanda Bobby, langsung melaporkan kasus tersebut ke Direktorat Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya yang diterima oleh Ajun Komisaris Nurhalimah. Dalam waktu dekat kedua anggota Satuan Narkotika Polres Metro Bekasi itu akan dimintai keterangan.

Saya ditekan dan dipaksa oleh polisi. Sebenarnya Bobby tidak terlibat. Saya minta BAP dicabut.” Afriska Prakarsa Terdakwa Narkoba Erianto mengungkapkan banyak kejanggalan dalam kasus anaknya yang telah dituntut empat tahun penjara. Pihaknya pernah dimintai uang sebesar Rp3 juta untuk meng ubah pasal pengedar menjadi pasal pemakai. “Padahal anak saya selalu bi lang tidak tahu-menahu. Namun kami terus diintimidasi. Itulah sebabnya kami menyerahkan uang Rp3 juta, sedangkan uang Rp15 juta yang diminta jaksa belum diberikan karena memang kami tak punya,” terangnya. Kombes Priyo Widiyanto mengaku belum tahu soal kasus tersebut karena baru saja menjabat Kapolres Metro Bekasi. Adapun Kasi Pidana Umum Kejari Bekasi Dudi Mulyakusumah berjanji mendalami laporan soal anak buahnya yang meminta uang agar pasal diubah. (GG/J-1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.