Menabur Benih di Lahan Tandus

Page 264

diuraikan. Poin penting dari keberadaan identifikasi kendala dan hambatan, sesungguhnya hendak menyampaikan pelajaran, bahwa inisiatif atau prakarsa masyarakat yang aktif bergelora, tanpa disertai oleh kemauan dan komitmen dari pemerintah daerah, akan memunculkan ketegangan sepanjang interaksi tersebut berlangsung. Beda cara pandang dan pendefinisian tentang dokumen publik, sebagaimana dialami Rewang dan Gampil, menyebabkan proses keterlibatan mereka dalam proses perencanaan dan penganggaran menajdi kurang terkedala. Bahkan beberapa kali memunculkan ketegangan, antara mereka dengan birokrasi pemerintah daerah. Secara keseluruhan tentang program PBET di Bantul dan Kebumen, kami memandang telah menemukan benih yang baik, yaitu mereka yang bergabung di dalam Rewang dan Gampil. Benih itupun telah kami tabur di lahan tata pemerintahan daerah, terutama dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah. Kami menganggap, “lahan” di dua kabupaten itu masih tergolong “tandus”, untuk persemaian dan pertumbuhan “benih-benih” yang telah kami temukan dan terlanjur ditaburkan. Kerangka konsep, regulalsi dan pengalaman participatory budgeting yang tersedia, masih berat diterapkan di daerah yang masih tidak jelas komitmen politiknya untuk mereformasi diri. Terlebih sebagai instrumen untuk mewujudkan pro poor budgeting. Tetapi kami yakin, apa yang telah kami peroleh di dua kabupaten tersebut, menjadi tabungan pengetahuan dan pengalaman berharga. Kami telah melakukan suatu kerja konkrit dan membuahkan karya yang positif. Benih yang kami namai Rewang di Bantul dan Gampil di Kebumen, menjadi harapan nyata untuk mengembangkan pembaharuan demi pembaharuan dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.