AVANT GARDE VOL 3 NO 1 JULI 2015

Page 1


AVANT GARDE

ISSN 2338-431X

Volume 3, Nomor 1 Juli 2015 Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur, dua kali dalam setahun. Penerbitan jurnal ini dimaksudkan sebagai media pertukaran informasi, pengetahuan yang berlandaskan perkembangan, dan kajian Ilmu Komunikasi serta keterkaitannya dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya.

Penasehat

: Direktur Riset dan Penjaminan Mutu Dr. Krisna Adiyarta, M.Sc.

Penanggung Jawab

: Dr. Hadiono Afdjani, MM., M.Si

Pemimpin Redaksi

:

Ahmad Toni, M.I.Kom

Ketua Editor

:

Ni Gusti Ayu Ketut Kurniasari, M.Si

Dewan Editor

: Rocky Prasetyo Jati, M.Si Dr. Umaimah Wahid Shinta Kristanty, M.Si

Tata Letak

: Arief Ruslan, M.Sn Imelda, M.Kom

Sekretaris

: Rini Lestari, S.Sos

Alamat Redaksi Lembaga Riset, Universitas Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260. Tel. 021-5853753, Fax. 021-7371164, 5853752 Website : http://www.budiluhur.ac.id


DAFTAR ISI

AVANT GARDE

ISSN 2338-431X

Volume 3, Nomor 1 Juli 2015

STRATEGI KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI GERAKAN KESETARAAN DAN KEADILAN JENDER DI KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Risma Kartika

KAJIAN KEGIATAN PROGRAM CSR PERIODE 2010 PADA MASYARAKAT RIAU DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE EMP MALACCA STRAIT S.A. Pentasari Yuniasih dan Ulani Yunus

PENGARUH PROGRAM MARKETING PUBLIC RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TYPE ERTIGA (Studi Kasus di Dealer Mobil Suzuki Ciledug) Elah

GLOBALISASI MEDIA DAN PENYERAPAN BUDAYA ASING, ANALISIS PADA PENGARUH BUDAYA POPULERKOREA DI KALANGAN REMAJA KOTA BANDA ACEH Hamdani M. Syam

PERAN KOMUNIKASI DALAM KAMPANYE PUBLIK : EVALUASI PELAKSANAAN KAMPANYE TOL TANPA SAMPAH DI GERBANG TOL KARANG TENGAH Tanty Dewi Permassanty, Helena Rebeca W. Tangkilisan, Tubagus Zufri

SALES PROMOTION SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MOBIL LOW COST GREEN CAR DAIHATSU AYLAPADA PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK CABANG CILEDUGKOTA TANGERANG Rini Lestari STRATEGI TATAP MUKA (PERSONAL SELLING ) DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK RESTORAN CINA KUNO BAKMI GADJAH DI CILEDUG TANGERANG Armaini Lubis

1

19

33

54

71

83

109


AVANT GARDE ISSN 2338-431X Volume 3 Nomor 1, Juli 2015 Terbit dua kali setahun bulan Juli, Desember berisi tulisan yang diangkut dari bidang Ilmu Komunikasi

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para pakar selaku mitra bestari yang telah bersedia menjadi reviewer dalam jurnal Avant Garde Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 Daftar mitra bestari yaitu : Prof. H. Deddy Mulyana, Ph.D. M.A. (Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung) Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si. (Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten) Dr. Udi Rusadi (Dosen Magister Ilmu Komunikasi IISIP, Jakarta) Dr. Basuki Agus Suparno (Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UPN, Yogyakarta) Dr. Andy Cory (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung)


AVANT GARDE ISSN: 2338-43IX Volume 3 Nomor 1, Juli 2015 Terbit dua kali setahun bulan Juli, Desember berisi tulisan yang diangkut/dikaji dari bidang Ilmu Komunikasi

EDITORIAL Puji syukur kepada Tuhan YME, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta berhasil mempublikasikan e-Journal yang diberi nama Avant Garde yang mengandung filosofi bahwa artikel-artikel yang terdapat dalam jurnal ini menjadi salah satu alternative diskursus bagi pembaca dalam upaya dialektika keilmuan. Diharapkan pula jurnal ini menjadi referensi bagi segenap Sarjana-Sarjana Ilmu Komunikasi dalam menyalurkan pemikirannya serta menjadi wahana pembelajaran kajian-kajian Ilmu Komunikasi. Avant Garde edisi Nomor Volume 3 Nomor 1, Juli 2015 adalah publikasi artikelartikel yang pertama di tahun 2014 dan merupakan publikasi ke-3 dari keseluruhan publikasi. Dengan tulisan ini, kami harapkan dapat memberikan pencerahan bagi pembaca jurnal yang berkaitan dengan kajian menarik permasalahan komunikasi dalam dinamikan sosial dan media massa, termasuk juga media online. Redaksi jurnal Avant Garde menyajikan tulisan-tulisan yang bertemakan fenomena penggunaan Informasi melalui media internet oleh para remaja yang ditulis oleh Risma Kartika dengan judul artikel: Strategi Komunikasi Informasi Edukasi Gerakan Kesetaraan Dan Keadilan Jender Di Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Artikel kedua dengan judul tulisan: Kajian Kegiatan Program Csr Periode 2010 Pada Masyarakat Riau Dalam Meningkatkan Corporate Image Emp Malacca Strait S.A. yang ditulis oleh Pentasari Yuniasih dan Ulani Yunus. Artikel ketiga ditulis oleh Elah dengan judul: Pengaruh Program Marketing Public Relations Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Type Ertiga (Studi Kasus di Dealer Mobil Suzuki Ciledug). Globalisasi Media menjadi tema tulisan dari Hamdani M. Syam dengan judul: Globalisasi Media Dan Penyerapan Budaya Asing, Analisis Pada Pengaruh Budaya Populerkorea Di Kalangan Remaja Kota Banda Aceh. Sementara kajian komunikasi ditulis oleh Tanty Dewi Permassanty, Helena Rebeca W. Tangkilisan, dan Tubagus Zufri dengan judul tulisan: Peran Komunikasi Dalam Kampanye Publik : Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Tol Tanpa Sampah Di Gerbang Tol Karang Tengah. Selanjutnya adalah tulisan dari Rini Lestari dengan judul: Sales Promotion Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran Mobil Low Cost Green Car Daihatsu Aylapada Pt. Astra Internasional Tbk Cabang Ciledugkota Tangerang. Tulisan terakhir oleh Armaini Lubis dengan judul artikel: Strategi Tatap Muka (Personal Selling ) Dalam Mempromosikan Produk Restoran Cina Kuno Bakmi Gadjah Di Ciledug Tangerang Redaksi Jurnal Avant Garde mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari, penulis, Deputi I Bidang Akademik, Direktur Riset dan Penjaminan Mutu, Dekan Fakultas Ilmu


Komunikasi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Pengelola ejurnal Avant Garde sehingga jurnal Volume 2 Nomor 1, Juli 2014 dapat kami hantarkan kepada pembaca. Redaksi menunggu tanggapan, komentar, kritik dan saran dan juga menunggu kiriman tulisan-tulisan untuk edisi berikutnya.

Terima Kasih,

Dewan Redaksi


STRATEGI KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI GERAKAN KESETARAAN DAN KEADILAN JENDER DI KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Risma Kartika Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila E-mail: rismakartika.up@gmail.com

ABSTRACT Gender equality and equity issues in Indonesia is a very complex problem. This condition is not only caused by the presence of structural inequality regarding the status and role of women in family and society, but also in the form of discriminatory in various elements and cultural factors. In the era of reform, yet provides many fundamental changes to the position and the presence of women. One of the waysto supportwomen's empowerment movement was conducted by the Ministry of Women Empowerment of Indonesia through Communication, Information, Education(KIE), which is directed to the development of understanding, attitudes, and positive behavior that supports Gender Equality and Justice Movement (GKKJ ) to the whole community. The purpose of this study was Describes Effort Factors Supporting the Government Institutions in achieving its Communication Strategy Optimization. Some of the concepts used here is the basic concept of Communication, Information, Education, Social Marketing concept, Integrated Marketing Communication concept and Gender concept. This research method is qualitative and descriptive nature - Case Studies - Evaluative. Data collection was done in two ways, first is through Primary data, with in-depth interviews, and secondary data obtained with the results of the Focus Group Discussion (FGD), and Literature reviews.This research method is qualitative and descriptive nature - Case Studies - Evaluative. Data collection was done in two ways, first is through Primary data, with in-depth interviews, and secondary data obtained with the results of the Focus Group Discussion (FGD), and Literature reviews.The solution isre-establishment of public relationsin accordancewith the dutiesand functions as Image corporate so that peopleare awareof the program, also as stakeholders cooperation in disseminating the oretical approaches to the utilizationof marketing communications and more specific KIE strategies to encourage gender equality in family life, society, nation, and state.

Key Words: Communication Strategy, Social Marketing, Gender

ABSTRAK Masalah kesetaraan dan keadilan jender di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks. Kondisi tersebut tidak saja ditimbulkan oleh adanya ketimpangan struktural mengenai kedudukan dan peran kaum perempuan dalam keluarga dan masyarakat, tetapi juga di bentuk oleh berbagai elemen dan faktor kultural yang bersifat diskriminatif. Dan era reformasi yang terjadi saat ini, masih belum banyak memberikan perubahan mendasar terhadap posisi dan keberadaan kaum perempuan tersebut.Salah satu cara yang harus dilakukan untuk mendukung gerakan pemberdayaan perempuan tersebut dilakukan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), yang diarahkan pada Pengembangan Pemahaman, Sikap, dan Prilaku Positif yang mendukung Gerakan Kesetaraan dan Keadilan Jender (GKKJ) kepada seluruh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan Faktor Pendukung Upaya Lembaga Pemerintahan tersebut dalam mencapai Optimalisasi Strategi Komunikasinya. Beberapa konsep yang Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

1


digunakan di sini adalah dasar konsep Komunikasi, Informasi, Edukasi, konsep Pemasaran Sosial, konsep Komunikasi Pemasaran Terpadu dan konsep Jender. Metode penelitian ini adalah Kualitatif dan bersifat Deskriptif - Studi Kasus - Evaluatif. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu data Primer, yang dilakukan dengan Wawancara Mendalam, dan data Sekunder yang di peroleh dengan hasil Focus Group Discussion (FGD), Studi Kepustakaan, dan Sumber Tertulis yang sudah ada. Hasil penelitian ini mengasumsikan bahwa sosialisasi gerakan kesetaraan dan keadilan jender sudah menunjukkan perilaku masyarakat yang cukup signifikan tentang isu jender dalam kehidupan sehari-hari walau beban kaum perempuan relatif berat dan masih penuh tantangan. Namun dalam implikasinya pengetahuan masyarakat akan jender relatif masih sangat minim.Untuk itu harus lebih diefektifkan lagi melalui humas sesuai tugas dan fungsinya sebagai coorperate image kepada masyarakat agar aware terhadap program tersebut, juga kerjasama pihak-pihak terkait dalam mensosialisasikan dengan pemanfaatan pendekatan teori komunikasi pemasaran dan metode baru strategi KIE yang lebih spesifik untuk menuju terciptanya kesetaraan dan keadilan jender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Marketing Sosial, Jender

PENDAHULUAN Pembangunan nasional merupakan upaya peningkatan kualitas manusia baik perempuan maupun laki-laki. Dalam pelaksanaannya, pembangunan nasional perlu mengacu kepada terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, sejahtera serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Berbagai program telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, namun terjadinya krisis ekonomi yang mendera bangsa Indonesia telah berpengaruh besar pada berbagai sendi kehidupan masyarakat serta beratnya beban yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun masyarakat yang paling merasakan dampak dari krisis ini adalah kaum perempuan. Kaum perempuan sejak semula memang selalu terpinggirkan dalam proses pembangunan nasional, keadaannya semakin memburuk dan menderita dengan adanya krisis tesebut sehingga kualitas hidup kaum perempuan semakin rendah. Hal ini tentunya sangat berpengaruh besar terhadap kualitas generasi berikutnya.

Rendahnya kualitas hidup kaum perempuan ini disebabkan antara lain oleh pembangunan nasional yang tidak berkesetaraan dan berkeadilan jender serta masih bias jendernya dalam berbagai program dan kebijakan yang di buat. Sedangkan penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 210 juta orang, 51 persennya terdiri dari penduduk perempuan. Dari jumlah yang besar itu, 65 persennya terdiri dari usia produktif (15-64 tahun). Jumlah penduduk perempuan ini, apabila berkualitas dan dikelola dengan efektif dan efisien, merupakan sumber daya pembangunan yang potensial. Sebaliknya jika pendududuk perempuan tidak dikelola dengan baik, makaakan menambah beban bangsa serta mengurangi nilai hasil pembangunan yang akan di capai. Berdasarkan hal tersebut maka optimalisasi penduduk sebagai sumber daya pembangunan harus mempertimbangkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, baik lakilaki maupun perempuan, sehingga keduanya dapat berperan serta sekaligus memberi kesempatan yang seluas-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

2


luasnyauntuk menentukan pilihan mereka dalam pembangunan. Namun pada kenyataannya, pembangunan nasional telah berlanjut sekian lama belum mampu secara optimal meningkatkan kedudukan dan peran mereka dalam berbagai bidang serta belum mampu menciptakan hubungan laki-laki dan perempuan yang berkesetaraan dan berkeadilan jender. Akses, peluang kontrol, partisipasi dan manfaat yang kaum perempuan nikmati terbatas dibandingkan kaum laki-laki sehingga menciptakan berbagai kesenjangan dalam berbagai bidang. Jadi perempuan masih tertinggal di banding laki-laki, meskipun secara hukum kesepakatan untuk meningkatkan status dan peranannya sudah diperoleh. Ketertinggalan perempuan ini jika ditelusuri lebih lanjut, kelihatannya berpangkal pada pembagian pekerjaan secara seksual dalam masyarakat, di mana peran perempuan yang utama adalah lingkungan rumah tangga (domestic sphere) danperan laki-laki yang utama di luar rumah (public sphere) sebagai pencari nafkah utama. Pembagian kerja secara seksual ini jelas tidak adil bagi perempuan. Sebab, pembagian kerja seperti ini selain mengurung perempuan, juga menempatkan perempuan pada kedudukan subordinat terhadap laki-laki, sehingga cita-cita untuk mewujudkan perempuan sebagai mitra sejajar laki-laki, baik dalam keluarga maupun dalam masyrakat mungkin sulit akan terlaksana. Dengan mengacu pada hal - hal yang sudah dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang akan di angkat pada penelitian ini adalah “bagaimana strategi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang digunakan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia dalam mensosialisasikan gerakan kesetaraan dan keadilan jender (GKKJ) dan faktor pendukung yang bagaimana yang dapat menunjang tercapainya optimalisasi strategi komunikasi tersebut�. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini akan mendeskripsikan salah satu program Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, yaitu gerakan kesetaraan dan keadilan jender (GKKJ). Jadi masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam mensosialisasikan gerakan kesetaraan dan keadilan jender (GKKJ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang digunakan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia dalam mensosialisasikan gerakan kesetaraan dan keadilan jender (GKKJ) dan mendeskripsikan faktor pendukung upaya lembaga pemerintah tersebut dalam mencapainya optimalisasi strategi komunikasi tersebut�.

KERANGKA PEMIKIRAN 1.

Komunikasi, (KIE)

Informasi,

Edukasi

Di dalam kerangka konsep ini akan diuraikan konsep-konsep yang akan digunakan untuk melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian Negara

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

3


Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia sebagai bentuk Komunikasi Pemasaran yang tepat seputar programprogram Gerakan Kesetaraan dan Keadilan Jender (GKKJ) yang menjadi topik dari penelitian ini.Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) berasal dari bahasa Inggris yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, yaitu dari kata Information, Education, Communication (EIC).Tujuan KIE adalah menginformasikan, mempersuasi, mendidik, dan membentuk perilaku (Sendjaja, tanpa tahun : 8-9). Kerangka Acuan Strategi KIE Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia sendiri dalam programnya ini mengacu pada pengertian tersebut. KIE merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Kembali ke konsep dasar komunikasi, KIE juga mengikuti model yang diperkenalkan oleh David Berlo (1960),yaitu S-M-C-R di mana elemen elemen yang terlibat adalah: 1.

Source (pengirim pesan atau komunikator), yakni seseorang /sekelompok orang atau organisasi/ institusi yang mengambil inisiatif mengirimkan pesan.

2.

Message (pesan), berupa lambang/ tanda baik secara tertulis maupun lisan. Namun dapat pula berupa gambar, angka bahkan gerakan.

3.

Channel (saluran), yaitu sesuatu yang digunakan sebagai alat/media penyampai pesan.

4.

Receiver (penerima atau komunikan), yaitu seseorang/sekelompok orang yang menjadi sasaran penerima pesan.

Mengacu pada pada model komunikasi di atas, sosialisasi GKKJ yang ingin dijalankan Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI adalah menyampaikan pesan ke khalayak sasarannya yaitu “perempuan dan laki laki memang beda, tapi bukan untuk dibedabedakan”, walaupun sangat heterogen, memiliki status yang sama (berkeluarga), namun berbeda dalam demografis, kultural, maupun wawasan jender. Oleh karena itu, untuk dapat memahami digunakan strategi komunikasi terpilih agar pesan yang disampaikan dapat sampai ke khalayak sasaran. Aspek terpenting dari pengembangan program komunikasi efektif adalah memahami the response process, sehingga penerima pesan dapat membujuk menuju suatu perilaku dan bagaimana upaya-upaya promosi yang dilakukan/mempengaruhi mereka (Belch, 1998 : 146). Khalayak sasaran harus dipengaruhi dan di bujuk agar mau menerima inti pesan yang dikirimkan. Hal tersebut memang harus melalui tahapan-tahapan/langkah-langkah, baik dalam hal menanggapi pesan maupun perubahan sikap. Adapun beberapa model untuk proses respon terhadap informasi (response process), bila dikaitkan dengan akibat/hasil komunikasi terhadap pihak penerima untuk setiap aspek kognisi, afeksi, dan konasi. Diantaranya adalah model komunikasi “adopsi inovasi”, merupakan pengembangan dari model “difusi inovasi”. Model ini menunjukkan tahapan konsumen dalam mengadopsi produk/informasi (inovasi) baru. Menurut Belch (1998: 147). Potential adopterharus melewati suatu tahapan ngkah sebelum

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

4


mengambil tindak-an. Tahapan tersebut adalah kesadaran (awareness), minat (interest), evaluasi (evaluation), percobaan (trial) dan adopsi (adoption). Model ini dikembangkan oleh Everett M. Rogers (1983). Model difusi invasi ini memberikan gambaran tentang 5 tahap yang dilalui dalam proses perbuatankeputusan untuk menerima /menolak inovasi. Kelima tahap tersebut adalah tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap pelaksana, dan tahap konfirmasi (Sendjaja, 1993 : 47). 2.

Pemasaran Sosial

Konsep dan strategi pemasaran sosial (social marketing) dapat diartikan penggunaan prinsip-prinsip dan teknik teknik pemasaran untuk menyampaikan ide dan perilaku masyarakat tertentu. Pemasaran sosial merupakan satu penerapan konsep pemasaran pada aktifitas non komersial yang berhubungan dengan kepedulian kemasyarakatan, kesejahteraan rakyat dan pelayanan sosial (Ruslan, 1999: 241). Rogers (1995: 63) mendefinisikan pemasaran sosial sebagai suatu teknik pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk/jasa yang tidak menghasilkan keuntungan (non profit product and services).Kotler dan Zaltman mengatakan bahwa prinsip-prinsip pemasaran dapat diterapkan pada masalahmasalah bisnis, walaupun ada perbedaan antara pemasaran sosial dan pemasaran bisnis/komersial. Pemasaran sosial berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut dengan kepercayaan dan nilai-nilai, misalnya pemasaran sosial di gunakan dalam usaha

mendorong orang-orang agar aktif dalam kegiatan pemeliharaan lingkungan. Phillip Kotler dan Eduardo L. Roberto (1989:24)dalam bukunya Social Marketing mengatakan bahwa: Social Marketing is a strategy for changing behaviour. It combines the best element of the traditional approaches to social change in an integrated planning and action framework and utilizes advances in communication technology ang marketing skills. Pendapat yang hampir sama yaitu menurut P. Kotler dan G. Zaltman dalam SocialMarketing An Approach to Planned Social Change (1997:48) : Social Marketing is the design, implementation, and control of program calculated to influence the acceptability of social ideas and involving considerations of product planning, pricing, communication, distribution, and marketing research. Sedangkan Allan R Andreasen (1995: 7) dalam bukunya Marketing Social Change mengatakan bahwa: Social Marketing is the application of commercial marketing technologies to the analysis, planning, execution, and evaluation of program designed to influence the voluntary behavior of target audiences in order ti improve their personal welfare and that of their society. Lebih jauh Andreasen mengatakan bahwa definisi untuk pemasaran sosial sama dengan konsep pemasaran pada sektor pemasaran komersial.Mark R. Rasmuson mendefinisikan pemasaran sosial sebagai “desain, implementasi, dan pengawasan program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan sosial perilaku pada suatu kelompok sasaran�.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

5


Pemasaran sosial menjual produk dan perilaku dengan mengkaitkan pada minat masyarakat.Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai penerapan yang luas dalam konteks nirlaba, tetap jelas bahwa prinsipprinsip pemasarannya tidak jauh berbeda dari strategi dan taktik dari organisasi laba. Namun secara umum, pemasaran pada organisasi laba dan organisasi nirlaba ada perbedaannya, terutama pada tujuan yang ingin di capai oleh pemasar, karena pada organisasi nirlaba harapan berhasil, misalnya, seringkali terlalu berlebihan dan keberhasilannya sulit di nilai karena tidak dapat di lihat. 3.

Jender

Pemakaian istilah “jender� masih merupakan suatu perdebatan dalam kehidupan sehari – hari kita. Belum ada kesepakatan di tengah masyarakat kiata apakah akan tetap memakai kata jender di tengah masyarakat kita, apakah akan tetap memakai kata Jender (di mulai dengan huruf “J�) ataukah memakai kata Gender (di mulai dengan huruf “G�). Patut disadari, bahwa tidak ada kosa kata (asli) dari bahasa Indonesia, namun berdasarkan prinsip penyesuaian ejaan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia, pengucaan dan penulisannya mengikuti kaidah bahasa Indonesia, namun diusahakan agar ejaan bahasa asing tersebut hanya di ubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat diperbandingkan dengan bentuk aslinya. Berdasarkan kerangka berpikir seperti ini, maka muncullah kosa kata jender dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan gender tersebut.

Di pandang dari dari asal usul kosakata tersebut yang senyatanya berasal dari bahasa asing, maka sosialisasi istilah jender, terlebih pula sosialisasi pemahaman subtansional tentang jender sendiri, sangat perlu upaya yang intens, terkonsep dan terus menerus ada masyarakat Indonesia. Jender secara sederhana, dalam masyarakat umumnya, diartikan berbeda jenis kelamin, di mana jenis kelamin itu merupakan ciri biologis manusia yang diperoleh sejak lahir sehingga secara biologis di bagi dua jenis kelamin, yaitu kelamin laki-laki dan kelamin perempuan secara fisik yang berbeda dan di anggap melekat selamanya padanya dan tidak bisa dipertukarkan. Sebenarnya jender adalah kontruksi budaya, yang dapat dijumpai di belahan dunia manapun, termasuk Indonesia yang terdiri dari dari berbagai etnis, dimana tiap etnis mempunyai budaya tersendiri. Budaya Jawa, Sunda, Bali, Batak dan budaya-budaya etnis lainnya. Sebagian besar budaya etnis tersebut menempatkan kaum laki-laki lebih dominan daripada kaum perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga. Budaya etnis tersebut juga pada akhirnya memposisikan kaum perempuan untuk lebih banyak berkiprah di sektor domestik dan memposisikan kaum laki-laki untuk mendominasi sektor publik. 4.

Komunikasi Pemasaran Terpadu

Dalam pemasaran suatu produk, komunikasi memiliki peranan penting antara lain untuk menyebarkan informasi, memperkenalkan produk, membentuk citra di hati konsumen, memepengaruhi perilaku pembelian, mendorong seseorang untuk membeli serta membina hubungan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

6


jangka panjang antara perusahaan dengan konsumen dan khalayak sasarannya.Istilah komunikasi pemasaran digunakan untuk mempertegas bahwa hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya bukan hanya merupakan hubungan satu arah saja (seperti yang terasa pada konsep promosi), namun hendaknya timbal balik (dua arah), sehingga konsumen pun terlibat aktif di dalamnya. Frank Jefkins mengatakan, komunikasi pemasaran adalah apa yang dikatakan. Hal tersebut mencakup segala bentuk komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran. Mulai dari penjualan, periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, publikasi, sponsorship, pameran, identitas perusahaan (corporate identity) hingga kemasan, materi displaydi toko (point of sale merchandising) serta getok tular (word of mouth). Kegiatan di atas di sebut oleh PR Smith sebagai bauran komunikasi pemasaran /marketing communication mix.Tom Brannan (1998: 59) menyebutkan penjualan tatap muka, hubungan telepon, saluran, surat, seminar, pameran, identitas perusahaaan, design produk, design kemasan, hubungan masyarakat, hubungan media, periklanan, pos, sponsorship, promosi penjualan dan multi level marketing sebagai tehnik bauran komunikasi pemasaran. Dari kedua elemen-elemen bauran komunikasi pemasaran yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa bidang tersebut, sangat dinamis dan terus berkembang, baik dari segi kegiatan maupun alternatif media serta kegiatan atau program yang ada. Oleh karena itu untuk melaksanakan kampanye yang sukses diperlukan rancangan strategi

komunikasi pemasaran terpadu (KPT). Istilah komunikasi pemasaran saat ini banyak digunakan untuk menggantikan istilah promosi. Namun sejalan dengan perkembangan, konsep pemasaran yang semakin mengarah kepada kepentingan dan kepuasan konsumen (consumer satisfaction), maka kegiatan komunikasi produk pun semakin berkembang dan banyak jenisnya. Awalnya memang dirasakan sebagai fungsi promosi di berbagai perusahaan di dominasi oleh iklan di media massa namun sejalan dengan perkembangan di atas, iklan tidak lagi menjadi yang utama. Karena di anggap sebagai komunikasi satu arah. Kemudian muncullah jenis–jenis kegiatan komunikasi lain yang di pandang lebih mampu mendekatkan produk kepada konsumen, seperti misalnya penyelenggaraan event, pemberian contoh produk, hadiah-hadiah, dan sebagainya. Namun tentu saja aneka kegiatan komunikasi produk yang ada tersebut, harus dikoordinasi dengan baik, sehingga memiliki arah yang samadan tepat.Oleh karena itu muncullah konsep komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication), yaitu memadukan serta mengkoordinasikan elemen-elemen pemasaran dan promosi untuk mencapai program komunikasi yang efektif dan efisien. Alasan lain yang mendorong pertumbuhan komunikasi pemasaran terpadu adalah perubahan lingkungan pemasaran yang sangat cepat yang memihak kepada konsumen serta perkembangan teknologi dan media. Pertumbuhan konsep komunikasi pemasaran terpadu oleh perubahan pendekatan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

7


yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa mereka. Komunikasi pemasaran terpadu adalah proses pengembangan dan pelaksanaan bentuk-bentuk program komunikasi persuasif bersama konsumen dantarget (prospek) dari waktu ke waktu. Tujuan dari komunikasi pemasaran terpadu adalah mempengaruhi atau secara langsung memberikan dampak ke pada khalayak sasaran. Ada lima unsur yang perlu di catatdari definisi di atas, yaitu mempengaruhi perilaku, menggunakan segala bentuk komunikasi, di mulai dari konsumen atau prospek, mencapai sinergi, membangun hubungan.Adopsi dalam konsep komunikasi pemasaran terpadu membawa perubahan dalam praktek komunikasi pemasaran tradisional yaitu penurunan keyakinan terhadap iklan di media massa, peningkatan kepercayaan pada metode sasaran komunikasi, permintaan – permintaan besar membebani supplier komunikasi pemasaran, peningkatan upaya untuk menilai pengembalian investasi komunikasi (Shimp 1997 : h.13-15).

METODE PENELITIAN Penelitian mengenai komunikasi permasyarakatan gerakan kesetaraan dan keadilan jender ini menggunakan pendekatan kualitatif, mengingat upayaupaya yang sudah dilakukan sebagai bentuk komunikasi pemasyarakatan lebih baik di lihat secara kualitatif. Nawawi dan Martani (1994: 174-175) mengemukakan, penelitian naturalistik adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan

sewajarnya atau sebagaimana adanya(natural setting), dengan tidak di ubah dalam bentuk symbol-simbol. atau bilangan.Yang menjadi objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dengan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Nawawi juga mengatakan, bahwa penelitian kualitatif bersifat induktif karena bertolak dari data yang bersifat individual / khusus, untuk merumuskan kesimpulan umum. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan atau memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu sudah ada informasi mengenai gejala sosial yang di maksud dalam permasalahan penelitian, namun dirasakan belum memadai (Malo dan Tresnoningtias, tanpa tahun: 27-28). Mengenai penelitian ini diharapakan dapat memperoleh data yang akurat mengenai keadaan, kegiatan serta proses pelaksanaan sosialisasi GKKJ, khususnya dalam kegiatan metode KIE, sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan metode kasus.Selain itu penelitian ini juga bersifat evaluatif, yaitu penelitian yang berusaha menelaah dan mengevaluasi permasalahan dari programprogram yang sudah dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, khususnya mengenai strategi KIE yang sudah dilakukan, termasuk factor-faktor pendukung yang mengoptimalkan strategi KIE tersebut. Parsudi Suparlan mengatakan bahwa data primer merupakan data yang langsung di proleh peneliti dari lapangan, dapat berupa catatan dari hasil penelitian (1994: 5). Teknik pengumpulan data primer yang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

8


akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (indept interview). Wawancara mendalam dilakukan kepada informan kunci (key informant) yaitu orang orang yang di anggap mempunyai pengetahuan lebih luas untuk mendapatkan informasi yang ada kaitannya dengan masalah penelitian (Vrendenbreght, 1980 :91). Key informant ini adalah pembuat atau penanggung jawab kegiatan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. RI, yaitu 9 key informan, Asdep Pengembangan Kebijakan dan Program, Asdep Urusan Agama, Pendidikan dan Pariwisata, Asdep Urusan Pendidikan Perempuan, Asdep Media Massa dan Biro Umum dan Humas yang terdiri dari Kabag Humas dan Protokol, Subbag Humas sekaligus Kasubag Dokumentasi dan Kepustakaan, dan Direktur dan Staf Konsultan (LPPKM), 2 diantaranya dilakukan secara intensif selaku penyusun strategi kebijakan dan teknis operasional KIE, yaitu Asdep Media Massa dan Humas. Wawancara mendalam yang telah disiapkan yang berisikan sejumlah pertanyaan terbuka yang nantinya akan di jawab oleh informan. Dari wawancara mendalam ini di harapkan dapat diperoleh deskripsi strategi KIE yang sudah dilakukan, faktor pendukung KIE, dan bagaimana implementasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. Secara singkat, wawancara mendalam ini, dimaksudkan untuk bisa menangkap dinamikainternal Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI atas KIE yang diterapkan. Data sekunder diperoleh dengan FGD(diskusi kelompok terarah), dengan

menggunakan pedoman arahan diskusi. FGD ini dilakukan untuk mengetahui kesadaran, tingkat pengetahuan, visi, misi khalayak luas dari berbagai tingkat sosio demografis dan sosio kultural serta mencari saran-saran dan rekomendasi yang bisa di terima masyarakat luas dalam melakukan kegiatan sosialisasi tersebut dan untuk menyempurnakan (pretest) terhadap kreatif yang direncanakan, sehingga tercipta ide kreatif yang tepat dalam melakukan sosialisasi. Key informan dalam FGD ini memakai pendekatan purposive sampling (informan di pilih berdasarkan pemilihan subjektif dengan kriteria : status sosial ekonomi, umur, pendidikan, suku, dll). Para informan yang akan dilibatkan di pilih dari daerah perkotaan (Jakarta Selatan) dan daerah pinggiran (sub-urban) Depok yang akan dikelompokkan (cluster) ke dalam 4 kelompok, di mana masing-masing kelompoknya terdiri dari 10 orang. Kriteria (informan) adalah perempuan dan laki-laki (berbanding proposional) dengan berbagai latar belakang usia (25-60 tahun), tingkat pendidikan, status perkawinan (berkeluarga), tingkat sosial ekonomi. Hal yang perlu diperhatikan dalam FGD adalah khalayak sasaran harus homogen(Krueger), 1994 : 28). Untuk penelitian ini, status berkeluarga dan usia produktif sudah memenuhi unsur tersebut. Selanjutnya mengacu pada data tertulis yang sudah ada. Dengan kata lain, bersifat studi kepustakaanyang berdasarkan pada literature-literatur, khususnya mengenai komunikasi pemasaran. Selain itu, sumbersumber tertulis/materi cetak lainnya yang dimiliki oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, seperti

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

9


berupa buklet, leaflet, poster, jurnal, majalah, dan sebagainya. Data primer dan data sekunder yang sudah dikumpulkan pada penelitian mengenai KIE yang menggunakan pendekatanpenelitian kualitatif yang diperoleh dengan teknik wawancara mendalam, FGD, studi pustaka, dan sumber sumber tertulis lainnya akan di olah dan dianalisis secara deskriptif. MenurutPatton (1980: 268). Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola uraian, dan mencari hubungan antara dimensi – dimensi uraian. Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (dalam Moleong, 1991 : 103). Jika di kaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data, sedangkan yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disentesiskan menjadi analisa data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Berdasarkan analisis data yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini hanya akan mendeskripsikan salah satu program Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI, yaitu gerakan kesetaraan dan keadilan jender (GKKJ). Jadi masalah

yang diteliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam mensosialisasikan GKKJ. Sehubungan dengan penelitian ini bersifat studi kasus, maka disadari bahwa kelemahan dari penelitian ini tidak dapat diterapkan kepada seluruh lembaga pemerintahan yang ada di Indonesia, karena setiap lembaga pemerintahan mempunyai karakteristik, latar belakang, problem yang berbeda. Hasil penelitian ini secara khusus direkomendasikan kepada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan untuk dipergunakan lembaga pemerintah lainnya.

HASIL PENELITIAN Strategi KIE Sebagai tolak ukur strategi KIE, penulis mengacu pada kebijakan dan program dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, yaitu kapabilitas media massa (ancaman, eksternal) dan humas (kelemahan, internal) sebagai faktor pendukung program KIE dalam kaitannya mensosialisasikan gerakankesetaraan dan keadilan jender (visi dalam misinya, sekaligus program utama Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia), maka penulis secara intensif melakukan wawancara mendalam dengan personal yang terkaituntuk mengetahui strategi KIE yang sudah dijalankan Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI, juga faktor pendukung dalam mengoptimalkan sosisalisasi GKKJ tersebut, yaitu dengan Asisten Deputi V,

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

10


Bidang Peran Serta Masyarakat Urusan Media Massa, dan Kasubag Humas dan Protokol. Seperti yang dikatakan Deputi V Media Massa, adalah:

Asisten

“…dalam pengembangan strategi program KIE, langkah – langkah yang perlu dilakukan agar dapat efisien dan efektif terdiri dari 5 tahap, yaitu analisis khalayak dan program, penyusunan rancangan program, pengembangan uji coba, penyempurnaan dan produksi media, penerapan dan pemantauan, dan terakhir evaluasi dan rancang ulang…” “…kelima tahapan ini saling berkait dan merupakan proses yang berkesinambungan. Dengan melaksanakan lima langkah ini secara terus menerus, maka program KIE yang dihasilkan bisa berkembang dari waktu ke waktu, bisa ditandai pula sebagai ciri kegiatan periode KIE tertentu…” “…perputaran tahapan ini kalau dirangkaiakan akan membentuk huruf P. Oleh karena itu di sebut P – PROCESS…” Jadi yang di maksud strategi KIE adalah strategi dalam mengkomunikasikan, menginformasikan, mempersuasi, mendidik, dan membentuk perilaku masyarakat dengan pengembangan strategi tersebut yang merupakan pendekatan – pendekatan KIE, yaitu peningkatan dan pemantapan koordinasi untuk meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan menggunakan multi media dan multi saluran yang berorientasi pada pelaksanaan program dan isi pesan dan kepuasan khalayak, juga pada tema sentral yang konsisten, yaitu perempuan dan lakilaki memang beda, tapibukan untuk di

beda-bedakan dan,melalui pendekatan hiburan dan pendidikan, serta penciptaan suasana yang kondusif dengan pembinaan yang berkesinambungan. 1.

Program

Adapun hasil wawancara mendalam dengan Asisten Deputi V Urusan Media massa Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, tentang strategi KIE yang bagaimana yang dijalankan Kementerian Negara Republik Indonesia selama ini, adalah “... Strategi KIE yang di buat Meneg PP RI mencontoh pada strategi KIE yang sudah dilaksanakan BKKBN (Badan Keluarga Berencana Nasional) yang berhasil dengan programnya tentang ‘Keluarga Berencana’, maka program ini akhirnyaakhirnya diterapkan. Saya sendiri berasal dari sana, juga beberapa pegawai di Meneg PP RI ini...” Kemudian berdasarkan acuan di atas, yang melatarbelakangi strategi KIE, yaitu strategi yang mengkomunikasikan, menginformasikan, dan mengedukasikan hingga digunakannya dalam memasarkan Gerakan Kesetaraan dan Keadilan Jender ( GKKJ) pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Sosialisasi konsep KKJ dengan ujaun memperkenalkan apa yang dimaksud Jender melalui berbagai media eletronik dan media cetak yang ada dengan berbasis pada sektor domestik dan peningkatan awareness. 2.

Latar Belakang

Masalah kesetaraan dan jender di Indonesia merupakan yang sangat kompleks. Kondisi tidak saja ditimbulkan oleh

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

keadilan masalah tersebut adanya 11


ketimpangan struktural mengenai kedudukan dan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat, tetapi juga di bentuk oleh berbagai elemen dan faktordiskriminatif. Dan reformasi yang saat ini, masih belum banyak memberikan perubahan mendasar terhadap posisi dan keberadaan kaum perempuan tersebut. Berdasarkan realitas permasalahan di atas, maka fokus utama upaya pemberdayaan perempuan akan lebih baik diarahkan pada gerakan advokasi dan pengembalian hak-hak perempuan (baik sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial). Menurut para ahli retorika (Foss & Foss ey.l.1980, toulmin, 1981) ‘Advokasi’ adalah suatu ‘upaya persuasi’ yang mencangkup kegiatan-kegiatan ‘penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu’. 3.

Tujuan

Menyebarluaskan berbagai informasi yang memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hak-hak perempuan dan berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan, menumbuhkembangkan sikap dan perilaku yang mendukung penghapusan berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakdilan jender serta tindak kekerasan terhadap perempuan, meningkatkan kesadaran dan pemahaman para anggota eksekutif, legislatif, dan yudikatif tentang keadilan dan kesetaraan jender ( KKJ) dan isu-isu pemberdayaan perempuan, meningkatkan pemahaman para pengambil kebijakan, perencana, pelaksana pembangunan nasional tentang

KKJ dan isu-isu pemberdayaan perempuan. 4.

Sasaran

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakadilan jender serta tindak kekerasan terhadap perempuan, membentuk sikap dan perilaku masyarakat tentang arti penting kesetaraan dan keadilan jender dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, meningkatkan partisipasi aktif berbagai komponen masyarakat (LSM/LPSM, perguruan tinggi, mahasiswa, ormas, orsospol, lembaga lokal, pers, dan lainlain) dalam pembentukan kesetaraan dan keadilan jender. 5.

Target Khalayak

Tingkat individual, tingkat keluarga, tingkat masyarakat, tingkat negara. 6.

Materi

Pada tahap I telah dilaksanakan sosialisasi tentang konsep KKJ dengan tujuan memeperkenalkan ‘apakah yang di maksud dengan jender’ melalui berbagai media elektronik dan media cetak yang ada dengan berbasis pada sektor domestik. Pada tahap I telah dikembangkan bahwa KKJ harus di mulai sejak dini dalam lingkup keluarga, dengan menginformasikan kepada masyarakat bahwa pada hakekatnya kaum perempuan memiliki kemampuan di segala bidang (Building The Trust and Repositioning). Tahap II dari KIE Pemberdayaan Perempuan adalah melanjutkan peningkatan pemahaman dan awarenessmasyarakat luas terhadap KKJ dan ‘isu-isu pemberdayaan perempuan’.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

12


Selain itu juga ditumbuhkembangkan sikap mau menerima peran sosial kaum perempuan oleh kaum laki-laki. Kaum laki-laki hendaknya dapat menerima, mendorong dan konsisten terhadap sosial kaum perempuan di tengah masyarakat. 7.

Tahapan Kegiatan

Melakukan studi awal (premilinary research) tentang pemahaman dan kesadaran tentang hak-hak tentang hakhak perempuan dan berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan, menyusun konsepsi dan strategi kegiatan KIE pemberdayaan perempuan, merancang berbagai berbagai bentuk materi dan melaksanakan berbagai program kegiatan KIE pemberdayaan perempuan, melakukan monitoring pelaksanaan berbagai program kegiatan KIE pemberdayaan perempuan membuat laporan rutin mengenai pelaksanaan tahapan kegiatan KIE pemberdayaan perempuan. 8.

Bentuk Spesifikasi Kegiatan

Need assesment (studi literatur dan FGD), tayangan spot ILM di TV, tayangan spot ILM di radio, media publikasi tercetak, media luar ruang, monitoring dan evaluasi. 9.

10. Bentuk Kegiatan Bentuk spesifikasi kegiatan dari penyebaran informasi ini dilaksanakan sebagai berikut : penyebaran komunikasi, informasi dan edukasi mengenai perlunya kesejahteraan dan perlindungan hak-hak anak berupa ‘dialog interaktif’ di RCTI sebanyak 3 kali, durasi 25 menit dalam acara ‘masalah anda masalah kami’, dan dialog interaktif di TVRI sebanyak 1 kali dengan durasi 30 menit dalam Berita Petang dengan Pembicara Ibu Menteri Meneg PP RI, dan jajaran Meneg PP RI. Penyebaran KIE melalui media cetak dalam bentuk wawancara atau pun Konferensi Pers sebanyak 3 kali, penerbitan ‘Bulletin Persepektif’ sebanyak 6000 eksemplar pada 2 kali edisi, 1 kali edisi sebanyak 3000 eksemplar. 11. Need Assesment (FGD) Pengetahuan tentang jender relatif masih sangat minim, mempersepsikan jender sebatas perbedaan jenis kelamin anatara laki-laki dan perempuan. Informasi yang diterima melalui pergaulan, tetangga/teman. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat pendidikan dan kemampuan akses terhadap informasi yg berkaitan jender.

Deskripsi Kegiatan Kerja

Dalam rangka pembahasan substansi rancangan ide ide art kreatif dari ILM TV dan rado serta rancangan konsep logo dan value statement makan telah dilakukan rapat-rapat konsultasi antara tim konsultan dan tim subtansi/team work dari Meneg PP RI sejumlah 8 orang, sehingga diharapan adanya visi dan persepsi dari kedua belah pihak dalam pelaksanaan pekerjaan.

PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan dan hasilnya telah dikemukakan diatas, penulis berhasil memperoleh data-data, berupa masukan-masukan yang akan digunakan sebagai landasan ataupun dasar pengambilan keputusan dasar pengambilan kesimpulan dalam merumuskan strategi KIE gerakan kesetaraan dan keadilan jender. Namun demikian, hasill yang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

13


diperoleh tidak mutlak menjadi pedoman utama pengambilan keputusan karena masih ada hal-hal yang mesti dipertimbangkan pula, seperti misalnya mungkin tidaknya suatu ide atau gagasan dijalankan ataupun pendukung lain. Untuk memudahkan perumusan kesimpulan hasil penelitian ini, penulis akan mempergunakan konsep bauran promosi (promotion mix) pemasaran sosial sebagai penggambaran strategi KIE gerakan kesetaraan dan keadilan jender dan kegiatan atau media yang digunakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, penulis merujuk pada elemen-elemen strategi komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication). Dalam perumusan tersebut, penulis melakukan pembatasan pada beberapa hal tertentu untuk mencegah kerancuan karena mungkin saja terjadi perbedaan pendapat atas konsepsi yang telah biasa kita terima. Untuk mengingat kembali bauran promosi pada pemasaran sosial di bagi menjadi empat kelompok, yaitu komunikasi massa, komunikasi khusus, komunikasi personal dan isentif promosi. Hal terakhir di sebut tidak di bahas oleh penulis, karena produk sosial yang akan dipasarkan intangible, sehingga sulit di ukur keberhasilannya. 1.

Komunikasi Massa Communication)

(Mass

Dari penelitian yang dilakukan dan hasilnya telah dikemukakan diatas, penulis berhasil memperoleh data-data, berupa masukan-masukan yang akan digunakan sebagai landasan ataupun dasar pengambilan keputusan dasar pengambilan kesimpulan dalam merumuskan strategi

KIE gerakan kesetaraan dan keadilan jender. Namun demikian, hasil yang diperoleh tidak mutlak menjadi pedoman utama pengambilan keputusan karena masih ada hal-hal yang mesti dipertimbangkan pula, seperti misalnya mungkin tidaknya suatu ide atau gagasan dijalankan ataupun pendukung lain. Untuk memudahkan perumusan kesimpulan hasil penelitian ini, penulis akan mempergunakan konsep bauran promosi (promotion mix) pemasaran sosial sebagai penggambaran strategi KIE gerakan kesetaraan dan keadilan jender dan kegiatan atau media yang digunakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, penulis merujuk pada elemen – elemen strategi komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication). Dalam perumusan tersebut, penulis melakukan pembatasan pada beberapa hal tertentu untuk mencegah kerancuan karena mungkin saja terjadi perbedaan pendapat atas konsepsi yang telah biasa kita terima. Mengacu pada definisi dan karakteristik tentang komunikasi massa, sebagaimana telah diuraikan di bab II, serta temuan yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan, penulis mempergunakan komunikasi massa sebagai penggambaran salah satu strategi yang dijalankan dalam KIE GKKJ untuk khalayak sasaran masyarakat (keluarga) di wilayah perkotaan (Jakarta Selatan) dan pinggiran sub-urban (Depok). Tetapi untuk membatasi perbedaan pengertian, yang mungkin timbul tentang konsep komunikasi massa, perlu penulis tekankan bahwa dimaksudkan sebagai komunikasi massa dalam sub bab ini

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

14


adalah kegiatan-kegiatan KIE dalam mensosialisasikan GKKJ melalui penggunaan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Perlu penulis tambahkan bahwa penekanan pada penggunaan media massa hanya mempermudah penggolongan kegitan semata dan tidak bermaksud untuk memicu perbedaan pendapat yang mungkin timbul akibat pemahaman komunikasi massa yang ada. Oleh karena itu, kegiatan yang tercakup dalam sub-sub komunikasi massa ini tidak terbatas hanya pada kegiatan iklan (advertising) semata atau yang juga di kenal sebagai kegiatan lini atas (above the line activity), tetapi diperluas dengan kegiatan lain, namun semuanya memiliki kesamaan, yaitu mempergunakan media massa sebagai saluran ‘distribusi’ pesannya. Media terukur (above the line) adalah media utama penyampaian pesan dari program komunikasi ini yang paling efektif, komunikatif, dan jangkauan lebih luas, juga sebagai brand image. Merujuk pada pendapat Sendjaja (1993 : 159), karakteristik komunikasi massa di sini di batasi pada lima jenis media massa, yang di kenal sebagai the big five mass media, yaitu koran, majalah, radio, televisi dan film. Dalam konsep komunikasi pemasaran terpadu, komunikasi dapat digolongkan sebagai media cetak (koran, majalah) dan media elektronik (radio, televisi, film). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan jenis media massa ini dalam rangka sosialisasi GKKJ, misalnya Iklan Layanan Masyarakat (ILM), Talk Show.

2.

3.

Komunikasi Selektif Communication)

(Selective

a.

Penyuluhan

b.

Penyelenggaraan Special Event/demo (Expose Visual)

c.

Pembuatan Materi Komunikasi (POS dan Merchandising), sebagai pembentuk Brand Imageadalah

a.

Media Publikasi Tercetak (booklet,leaflet, poster, kalender)

b.

Media Luar Ruang (spanduk/banner, baliho, jingle, tshirt, topi/pet)

d.

Publikasi Relations)

(Publicity,

Komunikasi Personal Communication)

Public (Personal

a.

Konseling

b.

Getok Tular (Word of Mouth)

c.

Tromol Pos 10000

Monitoring dan Evaluasi Menurut Carol Weiss, tujuan penelitian evaluasi adalah untuk mengukur program efek sudah seuai dengan tujuan yang telah ditentukan untuk memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan program berikutnya dan meningkatkan program yang akan datang. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran humas yang belum efektif di dalam menjalankan tugas selayaknya yang dijalankan seorang humas, corporate image bukan sebagai ‘protokol menteri’. Dan kaitannya dengan Program KIE GKKJ juga kerjasamanya dengan Asdep V Media Massa, perlu

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

15


dibedakan di ruang lingkup tugas dan fungsinya agar tidak terjadi ‘dualisme’ dan ‘kerancuan’ yang selama ini terjadi. Untuk itu hendaknya humas segera mempublikasikan terlebih dahulu kepada masyarakat ‘manifestasi’ Meneg PP RI, untuk memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik, menciptakan opini yang favorable, dan menguntungkan semua pihak, merupakan unsur yang penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik organisasi dan masyarakat melalui komunikasi timbal balik. Ia lahir dari adanya mutual understanding, mutual confidence dan image yang baik (Rachmadi, 1994 : 22). Bersama Asisten Deputi V Media Massa sebagai penyusun strategi kebijakan, hendaknya humas dapat bekerjasama sebagai penyusun teknis operasional melalui bauran pemasaran, baik melalui media massa, komunikasi selektif, komunikasi personal, dan komunikasi emasaran terpadu (KPT) yang lebih tersegmentasi agar efek program tersebut dapat di ukur sesuai tujuan yang diinginkan dan memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan untuk program selanjutnya, dan meningkatkan program yang akan datang. Berdasarkan acuan di atas, penulis mengasumsikan bahwa faktor pendukung strategi KIE GKKJ ini adalah ‘Publikasi Manifestasi’ (citra baik) dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia terlebih dahulu melalui Humas, maka secara bertahap masyarakat akan lebih aware terhadap program GKKJ tersebut, sesuai dengan tujuan strategi KIE, memberi pengetahuan/

pemahaman, mendidik, sekaligus merubah perilaku, menuju ‘visi’ Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, yaitu ‘kesetaran dan keadilan jender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.’

KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat digambarkan bahwa masalah kesetaraan dan keadilan jender sangat penting bagi masyarakat. Untuk itu program ini perlu terus disosialisasikan dan perlu mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, terutama pihak-pihak yang terkait. (pemerintah, lSM, dll). Dari program ini akan memberikan pengetahuandan pemahaman kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan stategi komunikasi yang efektif. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai kepedulian yang sangat tinggiterhadap masalah tersebut. Salah satu kepedulian adalah dengan melakukan program-program dan kegiatan-kegiatan khusus yang bertujuan memberikan informasi dan pengetahuankepada masyarakat tentang kesetaraan dan keadilan jender, yaitu komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). KIE tersebut diharapkan menambah pemahaman, mempengaruhi sikap, dan perilaku masyarakat, sehingga kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh bias jender dan lain-lain dapat dikurangi, serta bisa menepis informasi-informasi yang menyesatkan. Namun pada kenyataannya, banyak mengalami hambatan, khususnya dari segi

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

16


moril maupun materil. Sampai saat ini belum banyak media, baik cetak maupun elektronik secara konsisten dan kontinyu menyiarkan masalah kesetaraan dan keadilan jender ini, baik dalam bentuk iklan layanan masyarakat maupun dalam dialog juga kegiatan-kegiatan khusus lainnya. Namun media yang sudah digunakan selama ini sudah di rasa cukup efektif untuk menjangkau sasarannya, artinya sudah ada tanda-tanda cukup signifikan perubahan perilaku masyarakat tentang isu jender dalam kehidupan seharihari. Walau terungkap bahwa beban kaum perempuan tetap relatif masih berat dan masih penuh tantangan. Akan tetapi masih perlu diperbanyak jenis medianya dan ditayangkan secara kiontinyu, serta mempertimbangkan aspek desain dan sasaran sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Sementara dari pihak khalayak sasaran, masih relatif sangat minim pengetahuannya tentang jender, terutama pihak laki-laki masih banyak yang belum

setuju dengan adanya gerakan kesetaraan dan keadilan jender ini masih tabu, terutama bagi masyarakat Indonesia yang masih menganut adat ketimuran dan agamis, sehingga dikhawatirkan diskriminasi laki-laki dan perempuan. Oleh karena program ini masih perlu disosialisasikan secara tepat, sehingga semua pihak bisa menerima dan tidak terjadi salah persepsi. Untuk itu penggunaan media, kegiatan khusus dengan bahasa yang efektif, dan komunikasi yang baik perlu dipertimbangkan. Kemudian untuk medukung program tersebut agar optimal diperlukan faktor pendukung lainnya, yaitu kinerja Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia dalam menyusun strategi dan kebijakan juga teknis operasional program tersebut, yaitu Asisten Deputi V Media Massa dan Humas untuk bekerjasama dalam mensosialisasikan program KIE ini, terutama humas sebagai corporate image.

DAFTAR PUSTAKA

Andreasen, Allan R. (1995). Marketing Social Change: Changing Behaviour to Promote Health, Social Development, and The Enviroment. San Francisco : Jossey Bass. Belch, George E. dan Belch, Michael A. (1998). Advertising and Promotion, Integrated Marketing Communication Persepective.

International Edition Graw Hill.

Irwin/Mc.

Bogdan, Robert and Stephen J. Taylor. (1975). Introduction to Qualitative Reseach Methods: A Phonemonological Approach to The Social Sciences. New York : John Wiley & Sons. Brannan, Tom. (1998). A Pratical Guide To Integrated Marketing

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

17


Communication. Gramedia.

Jakarta

:

Kotler, Phillip dan Roberto, Eduardo L. (1989). Social Marketing, Strategy for Changing Public Behaviour. New York : The Free Pres. Krueger, Richard A. (1994). Focus Group :A Pratical Guide For Applied Research. California : Second Edition. Mc. Graw – Hill. Malo Manasse dan Tresnoningtias, Sri. N.d. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PAU Ilmuilmu Sosial UI. Moleong, Lexi. J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Nawawi Hadari dan Martani, Mimi. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: UGM Press.

Rasmuson, Mark R. et, al. Communication for Child Survival. Academy for Educational Development. Washington. Ruslan, Rosady. (1999). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Sendjaja, S. Djuarsa. (1993). Pengantar Komunikasi. , Jakarta: Universitas Terbuka. Shimp Terance A. (1997). Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of Integrated Marketing Communications. Orlando: Fourth Edition The Dryden Press. Vrendenbreght, J. (1980). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

P. Kotler dan G. Zaltman dalam Social Marketing An Approach to Planned Social Change (1997: 48).

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

18


KAJIAN KEGIATAN PROGRAM CSR PERIODE 2010 PADA MASYARAKAT RIAU DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE EMP MALACCA STRAIT S.A. Pentasari Yuniasih & Ulani Yunus Marketing Communication Department, Faculty of Economic and CommunicationBinus University Email: pentasari@gmail.com dan uyunus@binus.edu ABSTRACT The results of this research note that CSR programs among which held EMP Supplementary Feeding as health programs and making Sago as Food Processing economic empowerment program. Supplementary feeding activities are provide additional food in the form of vitamin C, milk, cake, green bean porridge, and food from sago products, child health screening and data collection. Manufacture of processed food sago training activity is the manufacture of food from sago, manufacture and marketing of processed sago. Program activities include a category Responsible Business Practice because the company carrying out business activities beyond those required by law not only do social responsibility but sustainable such as growing new businesses outside the company and carry out investments that support social activities with the aim of improving the welfare of the community and preserve the environment such as reduced mortality in pregnant women and young children with supplementary feeding for children under five. Conclusion CSR activities EMP Malacca Strait SA in improving the company's image through Responsible Business Practice, the public interest and accordance with the company's goals and expectations of the community, able to work and appreciated by the public, and intelligent in seeing business opportunities. Key Words: Public Relations, CSR , Corporate Image

ABSTRAK Hasil penelitian ini diketahui bahwa Program kegiatan CSR yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan Tambahan sebagai program kesehatan dan Pembuatan Pangan Pengolahan Sagu sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pemberian makanan tambahan kegiatannya adalah memberikan makanan tambahan berupa vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu , pemeriksaan kesehatan anak dan pendataan. Pembuatan pangan olahan sagu kegiatannya adalah pelatihan pembuatan makanan dari sagu, dan pemasaran hasil pembuatan olahan sagu. Program kegiatan ini termasuk dalam Responsible Business Practice karena perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum bukan hanya melakukan tanggung jawab sosial tapi berkelanjutan seperti menumbuhkan pelaku usaha baru di luar perusahaan serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita dengan pemberian makanan tambahan kepada balita, dan ibu hamil. Simpulan Kegiatan CSR EMP Malacca Strait S.A dalam meningkatkan citra perusahaan melalui Responsible Business Practice, menarik perhatian masyarakat dan sesuai dengan tujuan perusahaan dan harapan masyarakat, dapat bekerjasama dan disukai masyarakat, serta cerdas dalam melihat peluang bisnis. Kata Kunci: Public Relations, CSR , Corporate Image Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

19


PENDAHULUAN Public relations (PR)memiliki posisi penting dalam suatu perusahaan karena merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya. Pada dasarnya public relations yang menyebarkan informasi, menciptakan, memelihara, dan membina hubungan baik yang harmonis akan mendapatkan citra positif terhadap perusahaan. Menyebarkan informasi secara lengkap dapat menjawab kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menghasilkan citra yang sempurna (Ruslan, 2010:14). Perusahaan berlandaskan aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan hidup berperan mewujudkan kesejahteraan sosial, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan kunci menyukseskan pembangunan suatu negara. Perusahaan memiliki tanggung jawab ekonomi perusahaan juga memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat di sekitarnya, tanpa mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya (Widjaja dan Pratama dalam Alfitri, 2011:96). Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait S.A merupakan salah satu perusahaan swasta di Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi pertambangan minyak dan gas. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang tertuang dalam pasal 74 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undangundang ini berisi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (Alfitri, 2011 :189). Tanggung jawab sosial EMP Malacca Strait S.A. fokus

pada suatu tema pengembangan ekonomi lokal (daerah) dan berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan. Pada 19842000 awal pelaksanaan tanggung jawab sosial, program dikenal sebagai community care , sedangkan pada tahun 2000 hingga kini disebut community development bagi masyarakat tempatan. Program CSR tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan investasi sosial serta menurunkan resiko bisnis perusahaan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi (Riau) (Tim CSR EMP, 2010:4). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan per masalahan yaitu: Bagaimana kegiatan corporate social responsibility pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan dalam meningkatkan citra EMP Malacca Strait S.A? Rumusan masalah ini diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1)Apa saja kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan? 2)Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan? 3) Apa faktor yang dapat meningkatkan citra EMP Malacca Strait S.A melalui kegiatan CSR pengolahan pangan sagu dan pemberian makanan tambahan ? Dengan demikian tujuan penelitiannya adalah untuk: 1) mengetahui kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A., 2) Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A., 3) Untuk mengetahui faktor yang dapat meningkatkan pencitraan EMP Malacca Strait S.A melalui kegiatan CSR.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

20


KERANGKA PEMIKIRAN Dalam penelitian ini kerangka penelitiannya disusun sebagai berikut: Public Relation

Stakeholder

Kategori Kegiatan program CSR di EMPMalacca Strait S.A. 1. Pelatihan pembuatanolahan pangan dari sagu 2. Pemberian makanan tambahan kepada balita,dan ibu hamil

Citra Perusahaan

0Gambar. 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Seperti digambarkan pada Gambar1. Maka dalam kegiatannya, public relations memiliki target untuk para stakeholders. Namun dalam penelitian ini dibatasi pada kategori kegiatan CSR. Program ini dibatasi pada dua kegiatan yaitu pelatihan pembuatan olahan pangan dari sagu dan pemberian makanan tambahan kepada balita dan Ibu hamil. Pada akhirnya menghasilkan citra baik perusahaan. Kerangka pemikiran ini dilandaskan pada konsep bahwa public relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan orang-orang yang berada di dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Sebagai publik, mereka berhak mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya (Ruslan, 2010:14). Sedangkan menurut (Harlow

dalam Ruslan, 2010:16) menyatakan bahwa publicrelations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti danmemanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Jadi terdapat aspek cukup penting dalam PR, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis. Oleh karena itu PR harus cepat peka dan pintar membaca situasi dalam keadaan apapun.PR memiliki proses manajemen yang dikemukakan oleh (Cutlip &Kelly dalam Yudarwati, 2004:154) yang menggambarkan bagaimana proses manajerial yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan aktivitas program CSR. Kumar dan Subramanian serta Fotler et al (dalam Solihin, 2009:59) mengklasifikasikan Stakeholders menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu internal stakeholders,interface stakeholders dan eksternal stakeholders. 1.

Internal Stakeholders, terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Perusahaan secara terus-menerus memberikan imbalan yang memadai kepada kelompok pemangku kepen-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

21


tingan jenis ini untuk memperoleh kontribusi hasil kerja mereka. Yang termasuk ke dalam inside stakeholders adalah para manajer (managers), para profesional, dan staf nonoperasional. 2.

3.

Eksternal Stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan sertatindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk ke dalam kategori.eksternal stakeholders adalah pelanggan (customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal (local communities) dan masyarakat secara umum (general public). Interface Stakeholders, yaitu mereka yang melaksanakan fungsi organisasi secara internal maupun eksternal, atau mereka yang menjadi penghubung antara organisasi dengan lingkungannya. Kelompok pemangku kepentingan ini adalah staf karyawan, para pemegang saham, pembayar pajak, sertakontributor lainnya.

citra merupakan penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Jadi citra adalah sebuah pandangan seseorang mengenai realitas dan persepsi tentang segala hal yang sudah atau belum terjadi terhadap kehidupannya.

METODE PENELITIAN Menurut (Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:21) definisi metodologi kualitatif, yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku orang lain�. Penelitian tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik atau metode pengumpulan data, antara lain: wawancara , observasi, focus group discussion dan studi kasus serta kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan kegiatan pengumpulan data, yaitu: wawancara mendalam, studi dokumen (berdasarkan dokumen arsip perusahaan serta anecdot record), dan observasi partisipan. Sumber Data

Pembahasan mengenai citra disebutkan Frank Jefkins dalam (Soemirat dan Ardianto, 2010:114) Bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Selanjutnya, Citra menurut (Jalaluddin Rakhmat dalam Soemirat dan Ardianto, 2010:114),

(Patton dalam J.R.Raco, 2010:108) menyajikan tiga jenis sumber data yang akan diaplikasikan dalam penelitian ini: 1.

Sumber data yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam (indepth) dengan menggunakan pertanyaan open-ended. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

22


2.

Sumber data yang diperoleh melalui pengamatan (observation). Data yang diperoleh berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, interaksi personal, dan lain-lain.

3. Dokumen berupa material yang tersimpan. Dokumen juga dapat berupa memorabilia atau korespondensi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder: 1.

Data primer yang dimaksud meliputi data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan stakeholders EMP Malacca Strait, S.A serta dari hasil observasi.

2.

Data sekunder yang digunakan dari penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan (dokumen perusahaan).

Satuan Tujuan Menurut (Bagong Suyanto, 2005:172) terdapat 3 teknik penentuan informan, antara lain: 1.

Informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2.

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini pertanyaan diajukan kepada informan kunci dan informan utama untuk mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan.

Informan kunci tersebut adalah Bapak Heru Hardono selaku Manager HR&GPA, Bapak Dahrul Hidayat Selaku Manager Communications ,CSR&LandMatter, dan Bapak Ade Abdurachman selaku CSR Koordinator(officer). Sedangkan informan utama adalah Ibu Hanny dengan profesi wiraswasta toko kue anyelir di Purwakarta. Tahapan Riset Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan menurut (Bodgan dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:84) dibagi atas tiga bagian, yaitu (1) memahami latar penelitian dan persiapan diri, (2) memasuki lapangan dan (3) berperan serta sambil mengumpulkan data. Dalam penelitian ini diuraikan secara berikut: 1.

Memahami latar persiapan diri

penelitian

dan

a. Pembatasan Latar dan Peneliti Peneliti mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Latar terbuka terdapat di lapangan umum, pada latar demikian peneliti lebih banyak melakukan pengamatan dan kurang sekali melakukan wawancara. Sebaliknya pada latar tertutup, peneliti lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan subjek dengan melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti lebih sering menggunakan latar tertutup dari pada latar terbuka pada saat penelitian. b. Penampilan Penampilan yang dimaksud adalah penampilan dari peneliti itu sendiri. Peneliti menyesuaikan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

23


penampilannya dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian. Pada saat penelitian peneliti mengenakan pakaian rapih dan sopan, dan setiap hari senin sampai kamis dilarang menggunakan celana jeans. Jam operasional kerja pada hari senin sampai jumat,dan pada pukul 07.00-16.00.

Peneliti mempelajari bahasa yang digunakan oleh orangorang yang berada pada daerah penelitiannya. Peneliti juga memahami simbol-simbol nonverbal yang digunakan oleh orang-orang yang menjadi subjek. c. Peranan Peneliti Peran serta peneliti baru dapat terwujud seutuhnya pada saat membaur secara fisik dengan karyawan Energi Mega Persada terutama yang berhubungan dengan aktivitas kegiatan CSR.

c. Pengenalan Hubungan Peneliti di lapangan Peneliti bekerjasama dengan subjek penelitian. Peneliti bersikap netral di tengah anggota masyarakat dengan tidak mengubah situasi yang terjadi di daerah penelitian. Peneliti juga aktif bekerja mengumpulkan informasi. d. Jumlah Waktu Studi Peneliti menentukan pembagian waktu selama satu bulan agar waktu di lapangan dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 2. Memasuki lapangan a. Keakraban Hubungan Peneliti membina keakraban pergaulan dengan subjek selama bahkan sampai sesudah tahap pengumpulan data. Hubungan peneliti dan subjek melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Para Karyawan selalu membina hubungan kekeluargaan sehingga membuat peneliti nyaman dalam melakukan penelitian. b. Mempelajari Bahasa

3.

Berperan serta mengumpulkan data

sambil

a. Pengarahan Batas Studi Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian, peneliti hendaknya memperhitungkan keterbatasan waktu, tenaga, dan mugkin biaya yang digunakan. b. Mencatat Data Peneliti membuat catatan lapangan sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara atau saat menyaksikan suatu kejadian tertentu. Pada saat pameran bulan K3L di bakrie Tower peneliti mencatat bagaimana pengunjung merasakan produk CSR, dan mencatat pada saat kunjungan ke Purwakarta menemui pelatih olahan pangan sagu seperti karakter Ibu Hany pada saat membagikan ilmu pembuatan kue.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

24


c. Petunjuk Tentang Cara Mengingat Data Pada dasarnya peneliti tidak dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus. Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik, tidak dapat membuat catatan yang baik sambil mengadakan wawancara secara mendalam dengan seseorang. Sehingga peneliti menggunakan alat perekam handphone blackberry untuk wawancara. d. Kejenuhan,Keletihan, dan Istirahat Menghadapi pekerjaan yang ituitu saja bisa membuat peneliti jenuh dan lelah. Jika sudah demikian, satu-satunya jalan adalah dengan beristirahat secukupnya. Istirahat bisa dilakukan dengan memejamkan mata sesaat, menggerak-gerakan tubuh atau berjalan-jalan di sekitar kantor seperti mengunjungi Epicentrum kuningan atau pasar festival, dan makan. e. Meneliti suatu Latar yang di dalamnya Terdapat Pertentangan Peneliti tetap netral jika menemukan orang-orang yang sedang bertentangan atau berselisih paham. Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni data primer dan data sekunder. a.

Data Primer

Data primer menurut (Sugiyono, 2008:137) adalah sebagai berikut: “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data�. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui pelaksanaan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti menentukan informan, antara lain: (1). Informan kunci (key informan) adalah Bapak Heru Hardono, Bapak Dahrul Hidayat, dan Bapak Ade Abdurachman. (2). Informan utama adalah Ibu Hanny. Sedangkan teknik wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (intensive /depth interview). wawancara terus menerus dengan manager general public and affairs, manager CSR, dan CSR officer Energi Mega Persada Strait S.A, serta beberapa waktu kepada para pelanggan produk CSR EMP Malacca Strait S.A baik pelanggan lama maupun pelanggan baru. Dari wawancara tersebut, penulis akan menyiapkan dan menyusun beberapa pertanyaan tentang aktivitas kegiatan CSR dan divisi PR yang memiliki fungsi manajemen di EMP Malacca Strait S.A yang digunakan dalam menjalankan kegiatan CSR berdasarkan pertanyaanpertanyaan wawancara yang diajukan, dapat mendukungdata-data untuk penulisan tugas akhir penulis. Penulis juga menggunakan handphone untuk merekam selama wawancara berlangsung agar menjaga keutuhan data. Penulis juga terlibat dengan kegiatan sehari-hari di Bakrie Tower Kuningan (Jakarta), mengamati apa yang dikerjakan karyawan GPA dan CSR dan ikut mengerjakan apa yang juga dikerjakan oleh para karyawan. b.

Data Sekunder

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

25


(Sugiyono,2008: 137) mengemukakan definisi data sekunder sebagai berikut: “Sumber sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumentasi perusahaan. Dari definisi tersebut, penulis mendefinisikan data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen atau database yang tersimpan dalam perusahaan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen milik Malacca Strait S.A., yaitu Company Profile dan Corporate Social Responsibility Annual Report tahun 2010 dan 2011, dan dokumentasi foto. Studi literatur yang dilakukan adalah mencari data kepustakaan yang mendukung penelitian dari perpustakaan Universitas Binus, perpustakaan Energi Mega Persada, dan perpustakaan Nasional RI . Selain itu peneliti juga menggunakan media online (internet dan website) dan koran untuk melengkapi data sekunder. Analisis Data Dari hasil data yang diperoleh dari para responden, penulis akan mengumpulkan dan menganalisa data yang ada. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih mengambil bentuk katakata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipankutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup catatan lapangan, dokumen pribadi, dan rekaman resmi lainnya. Untuk pemahaman peneliti kualitatif tidak mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan data lain ke dalam simbol-simbol numerik, tetapi mencoba

menganalisis data dengan segala kekayaannya dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan transkripnya. HASIL PENELITIAN Pada informan pertama yang bernama Pak Heru mengatakan, bahwa CSR itu masih memiliki arti sangat luas, dapat berbentuk charity, philanthropy, dan Sustainable. Di EMP CSR sudah Sustainable atau berkelanjutan dan bukan hanya memberikan zakat secara sukarela namun juga memberikan pelatihanpelatihan agar masyarakat dapat berkembang seterusnya dan tidak terputus seperti jika hanya diberikan zakat dan zakat tersebut habis setelah digunakan. Setelah diberikan pelatihan tetap di monitor dan sistemnya berkelanjutan. Pada informan kedua yang bernama Pak Ade mengatakan, bahwa Program Kegiatan CSR di EMP Malacca Strait yaitu Pelatihan Pembuatan Olahan Pangan dari sagu sejak 2007, Di Kecamatan Belitung dan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK dan didatangkan pelatih dari Purwakarta bernama Ibu Hani. Pelatihan Pembuatan Olahan Pangan dari Sagu yang dilakukan Bu Hani berupa pembuatan kue paket lebaran. Namun tidak banyak yang bersungguh-sungguh untuk berbisnis kue, padahal sudah mendapatkan pelatih kue yang ahli, alat-alat pembuatan kue yang diberikan sudah menunjang, dan menghasilkan rasa kue yang enak. Kaum perempuan atau ibu lebih banyak kendala karena mereka hanya sebagai pekerjaan kedua setelah pekerjaan rumah tangga selesai. Tahun 2008-2009 dari kegagalan tahun 2007 diadakan strategi baru yaitu didatangkan pelatih kue, ahli dalam membuat kue walaupun tidak sangat ahli

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

26


seperti Ibu Hani dan ditempatkan di Kurau tetapi selama setahun tidak juga menumbuhkan pelaku usaha baru. Pada tahun 2010 dibuatkan lagi strategi dengan target pelatihan pembuatan olahan pangan sagu hanya untuk kaum pria di Desa Lukit dan lebih berkembang karena tekad para pria lebih kuat untuk mencari nafkah dan ditemukan tiga pelaku usaha baru Pelatihan Pembuatan olahan Pangan Sagu menjadi cendol kering karena produksi ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan peralatan yang rumit. Salah satu pelaku usaha baru itu adalah Pak Edy. Awalnya Pak Edy hanya berjualan cendol kering di rumahnya. Setelah itu dilakukan program pelatihan lanjutan dimana kembali pada tahun 2007 dengan pembuatan kue brownies dari sagu. Konsepnya berbeda dengan tahun 2007, yang tahun ini pesertalah yang mendatangi Ibu Hani. Oleh karena itu peserta magang atau dilatih di tempat Bu Hani di Purwakarta agar lebih mudah dan terjangkau dari sisi waktu dengan Ibu Hani. Peralatannya lebih memadai, dengan tinggal di tempat pelatihan para peserta bisa merasakan aura seperti apa berbisnis, bisa merasakan irama produksi, pemasaran, dan juga administrasi karena Ibu Hani adalah pengusaha Toko Kue Anyelir kue yang sukses di Purwakarta yang mendapatkan omset puluhan juta perbulan. Seiring berjalannya waktu dan diamati ternyata terpilih Edy yang menjadi satu-satunya dari tiga kandidat yang termotivasi dan komitmen untuk menjadi pengusaha. Ketiga kandidat lainnya hanya sekedar senang mengikuti pelatihan pembuatan kue, jalan-jalan, dan mendapatkan makanan. Setelah evaluasi

Pak Edy magang oleh Ibu Hany, ia mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga dia dapat berbisnis di Kurau dan diakui oleh Pemerintah Daerah setempat. Selain Pelatihan Pangan Olahan sagu juga terdapat PMT yaitu Pemberian Makanan Tambahan kepada balita dan ibu hamil. Tujuan harus ada Generasi Penerus yang sehat dari Pelaku Usaha yang sudah sukses seperti Pak Edy, dan mendapatkan IQ tinggi sehingga dapat melanjutkan sebagai Pelaku Usaha yang meneruskan Generasi sebelumnya. Selain PMT, POSYANDU juga memberikan pelatihan senam pada ibu hamil, sehingga menurunkan angka kematian bayi dengan ibu hamil rajin datang mengontrol kesehatan pada kandungan. Sebelum itu perusahaan mencari Kader POSYANDU dari masyarakat dan dilatih untuk mengetahui tentang meningkatkan kesehatan masyarakat dan menjadi ahli menangani kesehatan masyarakat. Pada Informan Ketiga yaitu Bu Hani mengatakan peralatan dan bahan-bahan diberikan EMP untuk pelatihan pangan pengolahan sagu. Respon masyarakat saat dilatih senang dan Ibu Hani juga sangat senang. Hambatannya hanya susah mendapatkan bahan cokelat di Kurau tapi dikirim dari EMP. Menurut (Cutlip,&Kelly dalam Yudarwati, 2004:154), yang menggambarkan bagaimana proses manajerial yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan aktivitas program CSR. Proses ini terdiri dari: Pengumpulan Fakta Pada Tahap ini PR diarahkan untuk meneliti masalah atau fakta-fakta yang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

27


menyangkut CSR yang timbul di Masyarakat. Seperti sulit menemukan pelaku usaha baru di dalam program kegiatan CSR pelatihan pengolahan pangan sagu dan tidak dapat mengetahui perkembangan anak dan ibu yang dulunya pernah menjadi anggota POSYANDU. Perencanaan Tahap ini EMP Malacca Strait S.A membuat keputusan tentang penetapan visi dan misi,tujuan, mempertimbangkan kebijakan, menetapkan target, strategi tujuan serta struktur organisasi untuk program CSR yang dilakukan. Visi CSR EMP Malacca Strait yaitu terwujudnya masyarakat yang mandiri, secara ekonomi dan sosial, untuk memenuhi tantangan kesempatan masa depan, baik daerah maupun secara nasional. Misi CSR EMP Malacca Strait bertekad untuk berperan sebagai katalisator pengembangan bagi masyarakat sekitarnya, guna mencapai sasaran pembangunan baik daerah maupun nasional. Tujuan dan target CSR EMP Malacca Strit adalah meningkatkan kualitas kesejahteraan melalui beberapa aspek yang telah menjadi harapan masyarakat di sekitar lapangan migas terhadap perusahaan yaitu: tumbuhnya daya saing masyarakat tempatan melalui peningkatan pendapatan, peningkatan kondisi fasilitas dan layanan kesehatan, peningkatan kualitas SDM pendidikan atau pelatihan. Strategi yang dilakukan membangun kemandirian masyarakat dan membangun hubungan yang saling mendukung melalui kemitraan dengan stakeholder. Landasan kebijakan sesuai dengan PP NO.47 Tahun 2012 tentang “ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas�. Malacca Strait memiliki tim CSR yang bertugas khusus sebagai pendamping teknis di lapangan untuk mengawal target dan pencapaian tujuan sasaran program agar berjalan sesuai dengan harapanperusahaan dan masyarakat. Adapun tim CSR yang terlibat meliputi CSR Officer (5 orang), Micro Finance Specialist (2 orang) dan Creative Business Specialist (2 orang). Tindakan dan Mengkomunikasikan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Daya Saing Daerah untuk menentukan Tema Program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Program Kerja Kolaboratif yang disepakati bersama oleh para stakeholder. Selain itu Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) sebagai Lembaga Kolaborasi yang terdiri dari para stakeholder dan Perusahaan, yang akan mengawal pelaksanaan program kerja kolaboratif yang telah disepakati bersama. Mengevaluasi Program Pemberdayaan ekonomi masyarakat sudah sangat baik dengan mendapatkan gold dan silver GKPM Award 2009. Sulitnya mencari pelaku usaha baru karena mindset masyarakat yang ingin menjadi karyawan EMP dan mendapatkan gajih, dan diberikan modal sepenuhnya. Seharusnya termotivasi sungguh-sungguh menjadi pengusaha sesuai tujuan awal CSR EMP yaitu menjadikan masyarakat yang mandiri dengan memberikan pelatihan pengolahan pangan sagu dan jika ingin mendapatkan modal melalui LKM yang sudah disediakan dan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan bersama. Selain itu Peningkatan gizi balita/PMT juga sudah cukup baik meraih silver KSN Award

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

28


2009 program kesehatan masyarakat dari Menteri Sosial Republik Indonesia. Program Kesehatan Masyarakat ini sudah dapat mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan kematian pada bayi. Namun kurangnya sistem pendataan seperti bagaimana perkembangan anak ketika sudah dewasa dan bukan hanya data ketika masih kecil mengikuti POSYANDU untuk menjalin relationship berkelanjutan.

PEMBAHASAN Kegiatan CSR di EMP Malacca Strait S.A Program kegiatan yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan tambahan sebagai program Kesehatan dan pembuatan pangan pengolahan sagu sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program kesehatan berbasis masyarakat tak bisa dilepaskan dari peran Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Upaya peningkatan kesehatan berbasis masyarakat ini memang awalnya diinisiasi oleh Pemerintah dan dalam banyak tempat bekerjasama dengan instansi swasta atau perusahaan, namun secara operasional sepenuhnya dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri secara mandiri.Sebelumnya juga diadakan pelatihan bagi Kader Posyandu sebagai unjung tombak program kesehatan ibu dan anak dari pemerintah. Dalam pembangunan kesehatan, peran Posyandu menjadi sangat penting guna memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan dasar,khususnya bagi bayi dan ibu hamil.

Sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan gizi anak balita dan ibu hamil, EMP Malacca Strait S.A turut membantu Pemerintah dengan menghidupkan kegiatan Posyandu melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT merupakan salah satu komponen penting dalam program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang dirancang oleh pemerintah. Adapun makanan tambahan yang diberikan antara lain vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu. Program PMT ini merupakan salah satu instrumen dalam pemberdayaan masyarakat menuju manusia berkualitas. Bentuk aplikasi program dibidang ini, selain berupa pemeriksaan perkembangan balita dan didata kesehatannya setiap sebulan sekali, juga pemberian makanan tambahan bagi para balita yang ada di wilayah operasional EMP Malacca Strait S.A. Kegiatan pembuatan pangan olahan sagu pertama meliputi, pelatihan yang diadakan perusahaan dengan berkumpul antar peserta binaan, mendatangkan pelatih professional dan diberikan fasilitas pembuatankue. Selanjutnya untuk pemasaran, jika pemula menjual di rumah sendiri atau door to door menawarkan ke rumah-rumah tetangga. Pelaku usaha baru mendapatkan modal dari LKM yang telah disediakan. Jika sudah berkembang dan mempunyai modal lebih dapat dipasarkan melalui minimarketminimarket,kedai-kedai, outlet atau toko oleh-oleh. Selain itu produk aneka kue sagu untuk memenuhi permintaan lokal sebagai pesanan beberapa instansi pemerintah, masyarakat di kecamatan, dan Karyawan EMP, baik di kurau maupun di

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

29


Jakarta. Pelaku usaha binaan untuk produk pangan olahan sagu membantu pihak Pemda untuk memasok produk makanan untuk kebutuhan pameran di seluruh Wilayah Indonesia dan diberikan hak paten merk. Pemasaran juga dilakukan dengan bergabungnya Produsen seperti Chocodot dari Garut dan Anyelir Cake&Bakery dari Purwakarta. Produksi Samerasa di Kel. Teluk Belitung yang saat ini menjadi produsen satu-satunya yang rutin berproduksi makanan olahan sagu setiap harinya. Kategori Kegiatan Malacca Strait S.A

CSR

di

EMP

Menurut (Kotler dan Lee dalam Solihin, 2009:131), kegiatan CSR yang dijalankan EMP termasuk Social Responsible Business Practice karena perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum dan bukan hanya melakukan tanggung jawab sosial tapi berkelanjutan dan menumbuhkan pelaku usaha baru di luar perusahaan serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita dengan pemberian makanan tambahan sehingga meningkatkan kunjungan kepada balita dan ibu hamil ke Posyandu.

rakat yang ingin menjadi pelaku usaha baru untuk mendapatkan pelatihan kue dari pelatih professional seperti Ibu Hani pemilik Anyelir Cake&Bakery di Purwakarta dan mendapatkan pelatihan dengan peralatan yang modern di tempat Ibu Hani dan dibiayai perjalanan Ke Purwakarta oleh perusahaan untuk melakukan pelatihan di tempat Ibu Hani. Tujuan program juga diberitahukan kepada peserta binaan untuk mensejahterakan masyarakat melalui pemberdayaan eko-nomi dan menciptakan masyarakat mandiri. Selain itu Program PMT menggerakan keinginan masyarakat untuk datang ke Posyandu, dan jelas memberikan tujuan kesehatan masyarakat dapat ter-kontrol dan mengurangi angka kematian. 2.

Kerjasama

Pelatih yang dipilih perusahaan sangat sabar dan antusias membagikan ilmunya kepada calon pelaku usaha baru, Sehingga membuat peserta binaan sangat senang ketika dilatih dan menjalin kerjasama yang baik dalam pembuatan olahan pangan sagu. Dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, Kader posyandu yang di bina perusahaan juga ramah karena selalu tersenyum menyambut kedatangan pasien dan dengan senang hati memberikan informasi mengenai kesehatan dan menjawab setiap perta-nyaan yang diajukan oleh masyarakat.

Faktor yang dapat Meningkatkan Citra

3.

Faktor yang dapat meningkatkan citra dari kegiatan CSR di EMP Malacca Strait menurut Spectoryaitu:

Perusahaan pintar mencari peluang bisnis seperti mengajak bekerjasama dengan produsen Chocodot dari Garut yang sudah terkenal, sehingga dapat mengangkat nama produk sagu (Samerasa) di pasaran.

1.

Dinamis

Program CSR EMP menarik perhatian masyarakat dengan mengajak masya-

Karakter Bisnis

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

30


tanggung jawab sosial tetapi dapat menumbuhkan pelaku usaha baru secara berkelanjutan dan dapat memelihara lingkungan hidup seperti menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan balita.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut ini: 1.

2.

Program kegiatan CSR yang diadakan EMP diantaranya yaitu Pemberian Makanan Tambahan sebagai program kesehatan dan Pembuatan Pangan Pengolahan Sagu sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pemberian makanan tambahan kegiatannya adalah memberikan makanan tambahan berupa vitamin C, susu, kue, bubur kacang hijau, serta produk olahan sagu , pemeriksaan kesehatan anak dan pendataan. Pembuatan pangan olahan sagu kegiatannya adalah pelatihan pembuatan makanan dari sagu, dan pemasaran hasil pembuatan olahan sagu.

3.

Kegiatan CSR di EMP dalam meningkatkan citra perusahaan sudah berhasil. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang ada menunjukkan adanya peningkatan positif hampir setiap tahun dari tahun 2007-2010. Keberhasilan meningkatkan citra perusahaan tidak terlepas dari proses manajerial yang diterapkan pada divisi CSR and Land Matters ditentukan melalui feedback dari masyarakat, mencapai tujuan CSR perusahaan dan harapan masyarakat dan perusahaan.

Kategori kegiatan CSR di EMP Malacca Strait termasuk aktivitas bisnis bukan hanya melakukan

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Effendy, O. U. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. HR&GPA Department Energi Persada. 2010. Master

Mega Plan

Community Development Tahap I. Jakarta: Energi Mega Persada. Jatmiko, Indra. 2011. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan CSR Pada Bank “X� Bogor�. Bogor: Program Sarjana Institut Pertanian Bogor. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

31


Morissan. 2008. Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nasution. 2003. Metode Reseach. Jakarta: Grafindo. Raco, JR. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia. Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2010. Dasar Dasar Public Relations. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Solihin, Ismail.2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, A.B. 2009. Reputation-Driven Corporate Sosial Responsibility.Jakarta:Erlangga Group.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Penerbit Kencana Pranada Media Group. Tim CSR Energi Mega Persada. 2010. Annual Report 2010-CSR Program EMP. Jakarta: Energi Mega Persada. Tim CSR Energi Mega Persada. 2011. Annual Report 2011-CSR Program EMP. Jakarta: Energi Mega Persada. Undang-undang Penanaman Modal. 2007. Indonesia Legal Center Publishing. Wasesa, Agung. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing.

Yudarwati, G.Arum. 2004. Community Relations : Bentuk Tanggung Jawab Sosial Organisasi, Volume 1, No.2, diakses 15 Juni 2013 dari http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/0 5/JIK-Vol1-No2-2004_4.pdf

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

32


PENGARUH PROGRAM MARKETING PUBLIC RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TYPE ERTIGA (Studi Kasus di Dealer Mobil Suzuki Ciledug) Elah Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur E-mail:enauvaline@gmail.com

ABSTRACT This study aims to determine the effect of the product, promotion, price and place and the price of purchasing decicions at car type ertiga. The independen variable are product, promotion, price and place affect the purchase decision as the dependen variable. The population in this study are customers dealer Suzuki Ciledug. Sample were taken of 50 respondents using a purposive sampling technique. Data was collected using a survey method through questionnaires filled out by customers. Then, the data obtained were analyzed using multiple regression analysis. This analysis include the validity test, reliability test, multiple regression analysis, classic assumption test, hypothesis testing through the F test and t test, and coefficient of determination analysis (R2). Based result, obtained regression equation Y = 1,943 - 0,027X1 + 0,025X2 + 0,397X3+ 0,657X4. Based on statical data analysis, the indications in this research is valid and the variable are reliable. In testing the assumption of classical, regression model multikolonieritas, does not occur heterokedasitas, and normal distribution. Individually, the variables have greater influence is product with the regression coefficient 0,027, followed by the promotion variable with a regression coefficient 0,025, price 0,397 and promotion 0,657. The computation of hypothesis using the t test showed that the variable price and place not significantly influence the purchase decision variable. Then through the F test can be know that the independen variable is feasible to test variable of purchasing decision can be explained by four independen variables in the regression quotation. The remaining 10,3% is explained by other variable out side of the three variable used in this research. Key Word: Product, Price, Place, Promotion and Purchasing Decisions

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, promosi, harga dan tempat dan harga pembelian decicions pada jenis mobil Ertiga. Variabel Tbk adalah produk, promosi, harga dan tempat mempengaruhi keputusan pembelian sebagai variabel dependen yang. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan agen Suzuki Ciledug. Sampel diambil dari 50 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner yang diisi oleh pelanggan. Kemudian, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, dan analisis koefisien determinasi (R2). Hasil berdasarkan, persamaan regresi yang diperoleh Y = 1.943 - 0,027X1 + 0,025X2 + 0,397X3 + 0,657X4. Berdasarkan analisis data statis, indikasi dalam penelitian ini adalah valid dan variabel yang dapat diandalkan. Dalam pengujian asumsi klasik, model regresi multikolonieritas, tidak terjadi Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

33


heterokedasitas, dan distribusi normal. Individual, variabel memiliki pengaruh yang lebih besar adalah produk dengan koefisien regresi 0,027, diikuti oleh variabel promosi dengan koefisien regresi 0,025, harga 0397 dan promosi 0657. Perhitungan hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel harga dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Kemudian melalui uji F dapat mengetahui bahwa variabel Tbk layak untuk menguji variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh empat variabel Tbk dalam kutipan regresi. Sisanya 10,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar sisi dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Produk, Price, Place, Promotion dan Keputusan Pembelian.

PENDAHULUAN Dalam era globalisasi ini, keunggulan kompetitif merupakan syarat sukses bagi suatu perusahaan. Konsumen saat ini begitu dimanjakan dengan banyak pilihan produk untuk memutuskan mana yang akan dibeli. Melalui komunikasi pula manusia dapat saling berinteraksi atau saling memberi informasi dengan lebih cepat, efisien dan efektif. Dalam kaitan ini peranan Public Relations adalah memberi citra yang positif bagi perusahaan.Peran public relations sangat dibutuhkan di perusahaan untuk menjaga hubungan baik dan menciptakan citra yang positif di mata masyarakat atau pelanggannya. Sebelum meluncurkan produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara efektif, maka produk–produknya akan laris dipasaran (David W Cravens, 1996:3). Sehingga sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus selalu dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen akan memutuskan membeli produk tersebut. Dan

pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba akan tercapai (Stanton, 1996:6). Secara umum dapat diartikan, MarketingPublic Relationsadalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembeliandan kepuasan konsumen melalui komunikasimengenai informasi yang dapat dipercaya danmelalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan danberkaitan dengan identitas perusahaan atauproduknya sesuai dengan kebutuhan, keingian dankepentingan bagi para konsumennya. Perilaku konsumen tersebut merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu perilaku konsumen dalam melakukan pembelian (Basu Swastha dan Irawan, 2001 :349). Demikian juga terjadi pada perusahaan otomotif di Indonesia, khususnya mobil. Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek mobil yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen mobil dari korea selatan semakin memperketat persaingan industri mobil di Indonesia. Namun hingga saat ini mobil Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia karena berbagai

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

34


macam keunggulan yang dimilikinya. Keputusan konsumen dalam menentukan atau memilih merek mobil tertentu bukanlah hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, tempat dan promosi (Engel,1994 :127). Suzuki sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari persaingan ini. Suzuki senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di samping menjual berbagai macam item mobil diantaranya Suzuki Futura, Suzuki Mega Carry, Suzuki APV, Suzuki Ertiga, Suzuki New Plash, Suzuki New Swift, Suzuki Grand Vitara, dan Suzuki Karimun Wagon. Suzuki Ciledug juga membuka bengkel dan menjual spare part mobil Suzuki. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau masalah pada mobilnya. Dalam strategi pemasaran produknya Suzuki menggunakan Marketing Public Relations yang terdiri atas empat variabel yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), distribusi (placement). secara tepat, agar konsumen tersadar, tertarik, berminat hingga akhirnya melakukan transaksi atas produk yang ditawarkan. Untuk mencapai tahapan transaksi, sudah barang tentu perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya kepada konsumen atau pasar atau dengan melakukan kegiatan yang biasa disebut promosi.

Suzuki Ciledug dalam menjual produknya juga memperhatikan harga dengan kualitas produknya. Untuk lebih menarik konsumen, Suzuki Ciledug membe-rikan potongan langsung dan hadiah langsung kepada konsumen yang membeli mobil Suzuki tipe tertentu secara tunai, atau lebih dikenal dengan cash back. Suzuki Ciledug juga menerima pembayaran secara berjangka (cicilan) yang jangka waktunya antara 12 bulan - 48 bulan. Konsumen berhak memilih jangka waktu pembayaran sesuai dengan uang muka yang telah disetorkan. Berikut adalah laporan penjualan mobil Suzuki pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Penjualan Mobil Suzuki Ertiga Pada Dealer Suzuki Ciledug Bulan Januari – Juni Tahun 2013 Bulan

Penjualan Perunit Januari 10 Februari 12 Maret 13 April 16 Mei 19 Juni 23 Sumber : Suzuki Ciledug 2013

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

35


Grafik Penjualan Mobil Suzuki Ertiga Pada Dealer Suzuki Ciledug Bulan Januari – Juni Tahun 2013

penelitian diperlukan dan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian. Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan kenaikan penjualan mobil Suzuki Ertiga setiap bulannya dari bulan Januari – Juni tahun 2013 pada Dealer Suzuki Ciledug. Kenaikan tersebut terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi konsumendalam mengambil keputusan akhir yaitu membeli suatu produk, antara lain harga, tempat dan promosi (Engel, 1994). Penelitian ini menganalisis keputusan pembelian konsumen terhadap mobil Suzuki Ertiga. Jika keputusan pembelian cepat dan tepat, maka dalam pembelian ulang, konsumen tidak akan berpikir panjang dalam melakukan pembelian. Sehingga konsumen akan terus membeli produk tersebut dan tidak akan melakukan perpindahan produk, bahkan konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, dan secara tidak langsung perusahaan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:33), perumusan masalah adalah konteks dari penelitian, alasan mengapa

1. Apakah produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan membeli? 2. Apakah harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan membeli? 3. Apakah lokasi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan membeli? 4. Apakah promosi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan membeli? 5. Manakah dari 4 Variabel marketing public relations yang paling dominan berpengaruhi terhadap keputusan membeli? Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan memberi bukti kasus apakah terdapat pengaruh program marketing public relations terhadap keputusan pembelian mobil type ertiga pada dealer mobil Suzuki Ciledug. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Kendali Organisasi Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk mencapai kekuatan kolektif ada organisasi yang muncul. Komunikasi organisasional dalam Littlejohn (2009:359) merupakan bidang yang mengonsepkan organisasi sebagai kerja sama yang dicapai secara simbolis. Manusia terhubung dengan manusia lain dalam susunan yang memberikan bentuk organisasional dalam sebuah sistem yang kompleks dan berpengaruh terhadap orang lain.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

36


Dalam komunikasi organisasional ada tiga aspek umum meliputi 1) susunan, bentuk dan fungsi organisasional 2) manajemen, kendali dan kuasa 3) budaya organisasional. Philip Tompkins, George Cheney, dan rekan rekan mereka telah mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. melalui suatu kendali. (Littlejohn, 2009:378). Kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat (4) cara yaitu: 1) Kendali sederhana atau penggunaan kekuasaan yang langsung dan terbuka 2) Kendali teknis melalui penggunaan alat-alat dan teknologi 3) Kendali birokrasi yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan formal 4) Kendali konsertif yaitu penggunaan hubungan interpersonal dan kerja sama tim sebagai sebuah cara kendali. Teori Marketing Public Relations a. Hubungan Public Pemasaran

Relations

dan

Public relations (PR) kini telah menjadi alat komunikasi dengan peran yang lebih besar, bukan hanya dalam membangun citra perusahaan tapi juga pada citra produk dab merek. Hal ini terlihat dengan banyaknya korporasi yang memperluas strategi PR mereka dengan mengembangkan social marketing corporate product branding. Mengenai perluasan fungsi public relations dalam pemasaran, Jefkins mengungkapkan, bahwa:

commercial or non commercial it is involved in every aspect of the marketing mix. Since the marketing director is constantly involved in human relations and communication he needs to be PR minded.� Pada dasarnya public relations semua lini komunikasi yang terjadi di semua organisasi, baik komersial maupun non komersial. Tak terkecuali dalam berbagai asepk di dunia pemasaran yang pada dasarnya juga memerlukan komunikasi dan hubungan antar pribadi, seperti antara perusahaan dengan target khalayak dan produknya, dengan konsumen dan dengan pelanggan. Sependapat dengan pentingnya komunikasi dalam pemasaran, Kottler (2003) menjelaskan marketing mix describes the set of tools that managementcan use to influence sales. Dapat ditarik kesimpulan bauran pemasaran menjelaskan alat manajemen yang dapat mempengaruhi penjualan meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang perlu dilakukan dan dipahami dengan baik oleh perusahaan agar tetap bisa berkembang didalam persaingan yang sangat ketat. Kelebihan public relations dalam pemasaran memang terletak pada aspek komunikasi, yang menjadi alat utamanya. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran barang, jasa, maupun ide, atau citra lembaga. Komunikasi berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang pemasaran melalui berbagai saluran serta pesan-pesan yang bersifat informatife dan persuasif.

“Since PR concern the total communication of any organications, Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

37


Dalam beberapa hal, pekerjaan public relations memang tumpang tindih dengan pekerjaan pemasaran. Namun demikian, fungsi public relations di sini terutama adalah menanamkan kepercayaan pada masyarakat dan pada konsumen akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. b. Pengertian Relations

Marketing

Public

Dalam bukunya Value Added PR, Thomas L. Haris (1991:12), mendefinisikan marketing public relations sebagai berikut: “The uses of PR strategies and techniques to achive marketing objectives. The purpose of MPR is to gain awareness,stimulate sales, facilitate communications and build relationships between consumers and companies and brands. The principals functions of MPR are the communications of credible informations, the sponsorship of relevant events and the support of causes that benefits society.� Tujuan dari MPR adalah untuk mendapatkan kesadaran, merangsang penjualan, menfasilitasi komunikasi dan membangun hubungan antara konsumen, perusahaan, dan merek produknya. Fungsi pokok MPR adalah mengkomunikasikan informasi yang kredibel, pemberian sponsor event yang sesuai serta mendukung kegiatan sosial yang menguntungkan masyarakat. c. Fungsi Marketing Public Relations Thomas L. Harris dalam bukunya The Merketer’s Guide to Public Relations (New York : John Wiley & Sons, Inc. 1993) menyebutkan perluasan fungsi public relations untuk mendukung tujuan

pemasaran suatu organisasi membentuk istilah marketing public relations (MPR). Dari penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa dalam perannya sebagai pendukung fungsi marketing public relations berfungsi untuk : 1. Memnagkitkan awareness tentang keberadaan perusahaan. 2. Memberi informasi seputar produk.

dan

khalayak produk edukasi

3. Memberi pemahaman untuk membantu memberikan alasan khalayak membeli produk. 4. Menciptakan suasana harmonis antara konsumen dan produk dan perusahaan. 5. Membangun kepercayaan konsumen dengan produk.

antara

6. Mengajak media dan masyarakat untuk melihat proses pembuatan produk ; kunjungan pabrik untuk media dan masyarakat, kunjungan ke media atau tempat-tempat public untuk sosialisasi fungsi dan kelebihan produk, pemberian kesempatan kepada media dan masyarakat untuk mengetes sendiri kehebatan produk. d. Faktor-Faktor Timbulnya Marketing Public Relations Philip Kottler memaparkan bahwa alasan pesatnya kebutuhan akan marketing public relations di berbagai perusahaan adalah bahwa perusahaan menghadapi penurunan efektivitas penggunaan alat-alat promosi mereka. Marketing public relations muncul karena biaya penempatan iklan yang semakin mahal tidak berbanding lurus

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

38


dengan efektivitasnya, ia tidak lagi persuasive dan hanya bertahan sesaat sebagai sarana promosi. Apalagi, saat ini khalayak cenderung apatis terhadap iklan yang dirasa bombastis dan kurang mencerminkan keadaan sebenarnya. Menurut Soemirat dan Ardianto (2007:153), masuknya bidang public relations ke dalam marketing karena peningkatan kebutuhan dan minat konsumen, harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi dan banyaknya promosi dari produk jasa sejenis. e. Teknik Marketing Public Relations Marketing public relations bergungsi untuk menciptakan pasar, menjaga citra produk dan menjalin hubungan dengan konsumen. Dalam kaitanya dengan produk, peran public relations diperlukan termasuk dalam mengelola layanan pasca penjualan produk (after-market). Karena marketing public relations tidak berhenti sebatas pada memperkenalkan produk khalayak. Hubungan dengan khalayak pun tidak hanya berhenti sebatas pada penjualan produk tetapi berlanjut sampai ke pelayanan pasca penjualan hingga tercipta keputusan pembelian yang nantinya membentuk konsumen yang setia terhadap produk. Oleh karena itu mengelola hubungan dengan konsumen sangat penting bagi praktisi marketing public ralations. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000 : 124), pengertian marketing mix atau bauran pemasaran: ”Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur

harga, Tempat, dan kegiatan promosi”. Keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam bauran pemasaran terdapat variabel – variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan–tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. 1. Produk Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Menurut Kotler & Armstrong (2001:346), pengertian produk sebagai berikut: ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

39


2. Harga Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan, Dharmmesta dan Irawan (2001 : 241). Harga adalah sesuatu yang merupakan permasalahan dalam dunia usaha, karena itu penetapan harga harus mmperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran. Sedangkan faktor yang tidak langsung adalah harga jual produk yang sejenis yang ditawarkan oleh pesaing, potongan untuk para penyalur dan konsumen. 3. Tempat (Saluran Distribusi) Pada dasar permasalahan tempat sangat erat hubungannya dengan masalah penyaluran produk/jasa dari pihak yang menawarkan pada pihak yang meminta. Keputusan mengenai lokasi dan saluran meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaian jasa kepada pelanggan dan dimana jasa harus ditempatkan merupakan arti yang penting karena kemudahan pelanggan memperoleh jasa merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan. Tempat merupakan kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi sering disebut saluran perdagangan atau saluran pemasaran. Pengertian saluran menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 : 285) sebagai berikut:

pedagang besar, dan pengecer melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan”. 4. Promosi Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Pengertian promosi Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan (1990:349) sebagai berikut : “Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”. Sedangkan pengertian promosi menurut William G. Nikels dalam bukunya Basu Swasta dan Irawan (1990:349) sebagai berikut : “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Menurut Kotler (1997:162) ada lima tahap proses keputusan pembelian. Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):

“Saluran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

40


Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Setelah Pembalian

Gambar 2 Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber: Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999: 251.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Pengembangan Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat dan melihat seberapa besar pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap keputusan pembelian (dalam uji t) dan pengaruh faktor-faktor produk, harga, tempat dan promosi secara bersamaan terhadap keputusan pembelian (dalam uji F). Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut Uma Sekaran (2006:127), kerangka teoritis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan kerangka teoritis adalah

jaringan asosiasi yang disusun, dielaborasi secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Menurut Kotler & Armstrong (2001:346) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Semakin baik produk maka akan semakin baik pembelian, sehingga diduga terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian. Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan. Keputusan tentang harga tidak pernah boleh dilakukan secara kebetulan. Pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan, sedangkan pada produk yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan prestasi seseorang, (Dharmmesta dan Irawan, 2001: 241). Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001: 285) tempat adalah saluran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

41


besar, dan pengecer melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan. Tempat bukan berarti hanya lokasi perusahaan saja tapi juga termasuk di dalamnya saluran pemasaran, kumpulan dan pengaturan lokasi, persediaan serta transportasi. Dalam industri jasa, tempat terutama mengacu pada lokasi dan distribusi yang dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam memperoleh jasa perusahaan. Keputusankeputusan lokasi dan saluran penjualan meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaian produk kepada pelanggan dan dimana produk harus ditempatkan. Menurut William G. Nikels dalam bukunya Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi mencerminkan kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberikan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatankegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Selanjutnya kerangka pemikiran dalam penelitia ini akan disampaikan dalam Gambar 2.

Produk H1 Harga

Tempat

H2 H3 H4

Keputusan Pembelian

Promosi

Gambar 3 Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan : X1 : Produk X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi H1 : Produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. H2 : Harga mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. H3 : Tempat mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. H4 : Promosi mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

METODE PENELITIAN Populasi Menurut Sugiyono (2008:115), populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

42


dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang pernah membeli produk type Ertiga di Daeler Suzuki Ciledug, yang berjumlah 50 responden yang mengisi kuesioner. Sampel

N n= N(d2)+1

Di mana :

n= 1+Ne2

1+50(0.1)2

50

50 n=

1+50.(0,01)

n = 50 5001

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden. Variabel Penelitian Operasional Variabel

dan

Definisi

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mencakup variabel independen produk,harga, tempat, promosi dependen keputusan pembelian. Skala yang digunakan adalah skala likert. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji validitas dan realibilitas yang dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. Setelah uji persyaratan dilakukan, langkah berikut adalah melakukan pengujian terhadap model regresi dengan menggunakan uji-F (uji secara simultan) dan uji-T (uji secara parsial). HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

: Ukuran Sampel

N : Ukuran populasi e

n=

50

n=

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatife, Sugiyono (2012:116). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode analisis multivariate yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel tertentu. Besarnya sampel adalah sebagian pelanggan yang membeli mobil ertiga di Dealer Suzuki Ciledug. Maka jumlah sampel perlu dibatasi dalam pengambilan sampel menggunakan rumus Yamane (Bungin 2005:105) sebagai berikut:

n

N

DAN

Pembahasan

: Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran keadatelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi), yaitu 10%, Jika tingkat kesalahan yang diinginkan (e) adalah 10%.

Berdasarkan rumus diatas sampel yang diperoleh adalah :

besar

Hasil penelitian ini mendukung hipotesa yang diuji dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesa akan dibahas satu persatu sebagai berikut : Hasil Uji Validitas Uji validitas akan menguji variabel produk yang digunakan dalam penelitian

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

43


ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 4 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b1X1atauY= 5,825+ 0,639X1, 50 Responden, Îą= 5% (nK) diketahui nilai Ttabel (50-4) = rtabel 0,2845. Jika rhitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Bedasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Variabel

Jenis

rhitung

rtabel

Keterangan

1

0,392

0,284

Valid

2

0,548

0,284

Valid

3

0,505

0,284

Valid

4

0,586

0,284

Valid

Pernyataan Produk

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Uji validitas akan menguji variabel harga yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 5 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b2X2 atauY= 12,210+ 0,331X2,50 Responden, Îą= 5% (n-K) diketahui nilai Ttabel (50-5) = rtabel 0,2876. Jika rhitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan nilai

r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Bedasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Variabel

Jenis

rhitung

rtabel

Keterangan

1

0,509

0,287

Valid

2

0,623

0,287

Valid

3

0,505

0,287

Valid

4

0,564

0,287

Valid

5

0,381

0,287

Valid

Pernyataan Harga

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Uji validitas akan menguji variabel tempat yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 4 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b3X3 atauY= 1,868+ 0,844X3, 50 Responden, Îą= 5% (nK) diketahui nilai Ttabel (50-4) = rtabel 0,2845. Jika rhitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Bedasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Variabel

Jenis

rhitung

rtabel

Keterangan

0,623

0,284

Valid

Pernyataan Tempat

1

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

44


2

0,601

0,284

Valid

3

0,733

0,284

Valid

4

0,606

0,2844

Valid

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Uji validitas akan menguji variabel promosi yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 5 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b4X4 atauY= 0,712 + 0,926X4, 50 Responden, Îą= 5% (n-K) diketahui nilai Ttabel (50-5) = rtabel 0,2845. Jika rhitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Bedasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel 5 sebagai berikut :

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b4X4 atauY= 0,712 + 0,926X4, 50 Responden, Îą= 5% (n-K) diketahui nilai Ttabel (50-5) = rtabel 0,2845. Jika rhitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Bedasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Variabel

Jenis

rhitung

rtabel

Keterangan

1

0,492

0,287

Valid

2

0,634

0,287

Valid

3

0,593

0,287

Valid

4

0,493

0,287

Valid

5

0,472

0,287

Valid

Pernyataan Keputusan Pembelian

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015) Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Variabel

Jenis

rhitung

rtabel

Keterangan

1

0,492

0,287

Valid

2

0,634

0,287

Valid

3

0,593

0,287

Valid

4

0,493

0,287

Valid

5

0,472

0,287

Valid

Pernyataan Promosi

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Uji validitas akan menguji variabel keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 5 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan

Uji validitas akan menguji variabel produk, harga, tempat dan promosi memiliki nilai p-value pada kolom sig 0.000 < 0.05 level of significant (Îą), untuk semua variabel dapat disimpulkan bahwa produk, harga, tempat dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 5 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e atau

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

45


Y=1,9430,027X1+0,025X2+0,397X3+0,65 7X4, berdasarkan table 4, 5, 6, 7, dan 8 dapat diketahui bahwa nilai dari rhitung keseluruhan indikator yang di uji bernilai positif dan lebih besar daripada nilai rtabel. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa seluruh butir indicator yang digunakan dalam penelitian ini lolos dalam uji validitas dan dinyatakan valid. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi konstruk atau variabel penelitian. Untuk mengukur uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (Îą). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Alpha lebih besar daripada 0,60 (Nunnaly, 1967; dalam Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 7 sebagai berikut : Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Veriabel Penelitian Produk Harga Tempat Promosi Keputusan Pembelian

Cronbach Alpha 0,688 0,738 0,744 0,684 0,758

Cut of Coef 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

Keteran gan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha dari variabel-variebal yang diteliti menunjukkan hasil yang beragam. Akan tetapi, semua item pernyataan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) tersebut memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar daripada 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliable.

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Menurut Ghozali (2006) nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk multikolonieritas tertera pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Hasil Nilai VIF dan Angka Tolerance Veriabel

VIF

Tolerance

Produk Harga Tempat Promosi

2,431 1,762 2,276 1,967

0,411 0,568 0,439 0,508

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Dari tabel 8 diatas terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10% yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Atau dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolonieritas. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran titik-titik pada sumbu diagonal grafik (Ghozali, 2005). Analisis grafik dilakukan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

46


dengan melihat histogram dan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dengan analisis grafik melalui SPSS versi 20, dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 sebagai berikut:

bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Analisis Regresi Linier Berganda Besarnya perubahan pada factor dependen (Y) akibat perubahan pada factor independen (X) secara parsial dapat dijelaskan melalui persamaan regresi yang diperoleh. Dengan menggunakan program SPSS versi 20 diperoleh hasil seperti yang tertera dalam tabel 9. Tabel 9 Hasil Uji Regresi Berganda

Histrogram Keputusan Pembelian

Model

Gambar 4

Dengan gambar tampilan grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris, tidak menceng (skewness) ke kanan atau ke kiri.

(Const ant)

X1 1 X2 X3 X4

Unstandar dized Coefficient s

Standard t ized Coefficie nts

B

Std. Beta Erro r

1.94 3

1.70 4

.027

.117

.025

Si g.

Collinearity Statistics

Tolera VI nce F 1.1 40

.2 60

-.024

.23 4

.8 .411 16

2.4 31

.069

.032

.36 2

.7 .568 19

1.7 62

.397

.108

.365

3.6 84

.0 .439 01

2.2 76

.657

.100

.608

6.5 95

.0 .508 00

1.9 67

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Gambar 5 Sumber : Output SPSS 20 (2015)

Selain grafik histogram, normalitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan grafik normal probability plot. Pada grafik normal probability plot di atas terlihat titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua grafik tersebut maka dapat dinyatakan

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 1,943-0,027X1+0,025X2+0,397X3+ 0,657X4

Keterangan : Y = Keputusan Pembelian X1 = Produk X2 = Harga X3 = Tempat X4 = Promosi

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

47


Dari persamaan di dijelaskan sebagai berikut :

atas,

dapat

a) Koefisien regresi pada variabel Produk (X1) sebesar 0,270 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel produk dimana faktorfaktor lain konstan akan dapat meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,270. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi : “semakin baik produk sebuah Suzuki Ertiga, maka semakin kuat keputusan pembelian”, adalah terbukti kebenarannya. b) Koefisien regresi pada variabel Harga (X2) sebesar 0,250 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel harga dimana faktorfaktor lain konstan akan dapat meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,250. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi : “semakin baik harga yang diberikan oleh sebuah Suzuki Ertiga, maka semakin kuat keputusan pembelian”, adalah terbukti kebenarannya. c) Koefisien regresi pada variabel tempat (X3) sebesar 0,397 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel tempat dimana faktorfaktor lain konstan akan dapat meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,397. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi : “semakin baik tempat suatu Suzuki Ertiga, maka semakin kuat keputusan pembelian”, adalah terbukti kebenarannya. d) Koefisien regresi pada variabel promosi (X4) sebesar 0,657 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel tempat dimana

faktor-faktor lain konstan akan dapat meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,657. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi : “semakin baik promosi yang diberikan Suzuki Ertiga, maka semakin kuat keputusan pembelian”, adalah terbukti kebenarannya. Namun untuk menguji signifikansi koefisien regresi tersebut, masih diperlukan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F seperti yang tersaji berikut. Tabel 10 Hasil Uji t Variabel Produk Harga Tempat Promosi

Thitung 4.659 5.823 8.562 11.527

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

H0 : bi = 0, Tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. H1 : bi > 0, variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut: 1. Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa nilai thitung pada variabel produk adalah sebesar 4,659 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu (4,659) > (0,2876) dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : variabel produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa nilai thitung pada variabel harga adalah sebesar 5,823 dengan tingkat

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

48


signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu (5,823) > (0,2876) dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa nilai thitung pada variabel tempat adalah sebesar 8,562 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu (8,562) > (0,2876) dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : variabel tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Dari tabel 2 dapat kita lihat bahwa nilai thitung pada variabel promosi adalah sebesar 11,527 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu (11,527) > (0,2876) dan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil Uji F Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 3 dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu:

Tabel 11 Hasil Estimasi Regresi Berganda (Uji F) ANOVA a Model

1

Sum of df Squares

Mean F Square

Sig.

Regression 231.433 4

57.858 46.537 .000b

Residual

55.947

1.243

Total

287.380 49

45

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang dapat dilihat pada tabel 3, maka dapat diperoleh Fhitung sebesar 46,537 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 lebih kecil dari 0,05) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (46,537 lebih besar dari 0,2876) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen yang meliputi produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y) secara signifikan. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi dapat dijelaskan kebaikan dar model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada analisis regresi berganda.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

49


Tabel 12 Hasil Koefisien Determinasi

Pada bagian ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan. Dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen signifikan terhadap variabel dependen. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

menunjukkan bahwa jika produk semakin baik, maka keputusan pembelian juga akan meningkat secara nyata. Apabila produk tersebut dapat memuaskan keinginan konsumen maka konsumen akan memberikan penilaian positif terhadap produk tersebut. Dengan penilaian tersebut maka konsumen akan tetap berkeinginan untuk membeli produk tersebut. Hasil ini menjelaskan bahwa pada umumnya konsumen dalam membeli akan memperhitungkan kualitas yang dapat diperoleh dari uang yang dikeluarkannya. Dengan demikian konsumen akan mempertimbangkan produk sebagai pertukaran pengorbanan uang yang digunakan konsumen untuk membeli sebuah produk termasuk untuk jenis mobil ertiga. Data studi penelitian ini menunjukkan bahwa Suzuki dinilai oleh konsumen memiliki kemampuan untuk mempertahankan kualitas produknya. Dari kondisi tersebut selanjutnya, diperoleh adanya keputusan pembelian yang semakin besar yang dapat dilakukan konsumen.

Variabel Produk

Variabel Harga

Variabel produk berpengaruh positif dan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian dengan R square sebesar 0,558. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data responden dari kelima indikator pertanyaan mayoritas responden memberi tanggapan setuju dari indikator pilihan mempengaruhi memiliki daya tahan mesin yang tangguh, percaya diri, kualitas, hemat bahan bakar dan desain sebesar 55,8% untuk menimbulkan ketidak ada pembelian sebesar 4,42% merupakan pengaruh dari faktor lain. Hal ini terbukti dari hasil penelitian

Variabel berikut adalah variabel harga berpengaruh positif dengan R square sebesar 0,418. Berdasarkan data responden dari kelima indikator pertanyaan, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memberi tanggapan setuju dari beberapa indikator pertanyaan menjadi pilihan utama saya, memberi potongan harga, sesuai dengan harapan, kemudahan proses pembayaran, dan kemampuan atau daya beli masyarakat 41,8% untuk menimbulkan ketidak puasan 58,2%. Hal ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan keputusan pembelian perlu

Model R

1

R Square

.897a .805

Adjusted R Std. Error of Square the Estimate

.788

1.11502

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20. (2015)

Berdasarkan table 12, koefisien determinasi memiliki adjusted R square sebesar 0,805. Hal ini berarti 80,5 keputusan pembelian (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu variabel produk, harga, tempat dan promosi. Sedangkan sisanya (100% - 80,5% = 20%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Analisis Variabel Signifikan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

50


ditingkatkan bersama-sama dalam diri yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian produk. Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 : 241). Harga adalah sesuatu yang merupakan permasalahan dalam dunia usaha, karena itu penetapan harga harus mmperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Variabel Tempat Variabel berikut adalah variabel tempat berpengaruh positif dengan R square sebesar 0,777. Berdasarkan data responden dari kelima indikator pertanyaan, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memberi tanggapan setuju dari beberapa indikator pertanyaan menjadi pilihan utama saya, karena lokasi dealer merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses keputusan pembelian, digunakan tempat parker yang memadai, mudah dijangkau transportasi umum, showroom yang aman, tempatnya berdekatan dengan perbelanjaan, dan tempat penjualan yang strategis77,7% untuk menimbulkan ketidak puasan 22,3%. Hal ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan keputusan pembelian perlu ditingkatkan bersama-sama dalam diri yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian. Variabel Promosi Variabel berikut adalah variabel promosi berpengaruh positif dengan R square sebesar 0,857. Berdasarkan data responden dari kelima indikator pertanyaan, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memberi tanggapan setuju dari beberapa indikator pertanyaan menjadi

pilihan utama saya, karena promosi merupakan semua metode komunikasi pemasaran yang dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak yang berbeda-beda tentang suatu produk, promo menarik, memberikan layanan terbaik, event, pemberian hadiah, dan memberikan voucher85,7% untuk menimbulkan ketidak puasan 14,3%. Hal ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan keputusan pembelian perlu ditingkatkan bersama-sama dalam diri yang akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian. Variabel Produk, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian. Variabel berikut adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif dengan koefisien regresi R Square sebesar 0,805. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data responden dari kelima indicator pertanyaan mayoritas responden memberi tanggapan setuju dari indikator pilihan mempengaruhi memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena ingin mencobanya, terbiasa mengendarainnya, pertimbangan dari teman dan karabat, faktor pelayanannya terhadap pembelian, perluang keberhasilan dalam melakukan complain sebesar 80,5% untuk menimbulkan tingkat ketidak puasan konsumen sebesar 9,5% merupakan pengaruh dari faktor lain. Hal ini terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pembelian adalah salah satu di antara beberapa penyebab yang menyatakan bahwa apabila konsumen terbiasa terhadap barang atau layanan yang diterima, maka akan menimbulkan kesetiaan konsumen. Demikian juga

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

51


menurut Chapman dan Wahlers (1999:176) bahwa keputusan sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya.

KESIMPULAN Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial atau sendiri a. Produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Suzuki Ciledug.

b. Harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Suzuki Ciledug. c. Tempat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Suzuki Ciledug. d. Promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Suzuki Ciledug. 2. Secara simultan atau bersama-sama pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Suzuki Ciledug.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, Soleh. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya. Basu

Basu,

Swasta Dharmesta dan Irawan,1990,Manajemen Pemasaran Modern, Cetakan keempat, Liberty Yogyakarta. Swastha, & Irawan, 2001,Manajemen Pemasaran Modern, Liberty. Yogyakarta

Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta IlmuIlmu Sosial Lainnya, Edisi

Pertama, Cetakan Pertama, Prenada Media, Jakarta. Chapman, Joe dan Russ Wahlers (1999), A Revision and Empirical Test of the Extended Price-Perceived Quality Model,Journal of Marketing. Cravens, David. W, 1996, Pemasaran Strategi, Erlangga. Dharmmesta, Bayu Swastha & Handoko, T.Hani. 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dharmmesta dan 2001.Manajemen

Irawan. Pemasaran

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

52


Kedua,.

Kotler,

Blackwell, dan Miniard. 1994.Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa. Aksara.

Phillip dan Gary Amstrong. (2001).Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler,

Philip.2003. Pemasaran.edisi Jakarta: kelompokGramedia.

Modern, Yogyakarta. Engel,

Edisi

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariatedengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Undip

Manajemen kesebelas, Indeks

Little john, Stephen W & Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi(theories of human communication) edisi 9. Jkt. Salemba Humanika. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Harris L, Thomas. 1991. The Marketer Guide To Public Relations. USA: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA.

Kuncoro, Mudrajad.2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Salemba Empat.

Stanton, William J.1996.Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7,jilid. 1.Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Susanto, AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jakarta : Salemba Empat.

Uma Sekaran, 2006, Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

53


GLOBALISASI MEDIA DAN PENYERAPAN BUDAYA ASING, ANALISIS PADA PENGARUH BUDAYA POPULERKOREA DI KALANGAN REMAJA KOTA BANDA ACEH Hamdani M. Syam Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala Email: hamdanim.syam@yahoo.com

ABSTRACT Globalization media has given great effect to developing countries such as Indonesia, especially the effects in terms of culture. Banda Aceh is a city located on the western of the Indonesia and also the capital province. Since decades olden, people of Aceh is known as people who make Islam as the values, norms and standards ethical in lives daily. It also makes a guide for the people of Aceh in carrying out a number of social interactions. However, indirectly media in Banda Aceh has been absorbing content is globalization. The study aims to look at the impact of globalization media on youth culture identity in Banda Aceh. To get profound results, the study used two approaches are quantitative and qualitative. Data collected through surveys and in-depth interviews. The result showed that the globalization media has been able to influence the lives of young people in Banda Aceh to abandon their own culture and then carry out the other culture. Korean values that have been delivered through the media in Aceh have been able to absorb for youth in Banda Aceh. Keywords: Globalization Media, Popular Culture Korea, Banda Aceh

ABSTRAK

Media globalisasi telah memberikan dampak yang luar biasa untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, terutama efek dalam hal budaya. Banda Aceh adalah kota yang terletak di barat Indonesia dan juga ibu kota provinsi. Sejak dekade Olden, masyarakat Aceh dikenal sebagai orang-orang yang menjadikan Islam sebagai nilai-nilai, norma dan standar etika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga membuat panduan bagi masyarakat Aceh dalam melaksanakan sejumlah interaksi sosial. Namun, secara tidak langsung media Banda Aceh telah menyerap konten adalah globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak media globalisasi terhadap identitas budaya anak muda di Banda Aceh. Untuk mendapatkan hasil yang mendalam, penelitian ini menggunakan dua pendekatan yang kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui survei dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media globalisasi telah mampu mempengaruhi kehidupan orang-orang muda di Banda Aceh untuk meninggalkan budaya mereka sendiri dan kemudian melaksanakan budaya lainnya. Nilai korea yang telah disampaikan melalui media di Aceh telah mampu menyerap bagi kaum muda di Banda Aceh.

Kata Kunci: Globalisasi Media, Budaya Populer Korea, Banda Aceh Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

54


PENDAHULUAN Teknologi komunikasi pada abad ke21 ini semakin berkembang. Perkembangan tersebut makin memudahkan masyarakat dalam berbagai bidang, terlebih bidang informasi dan komunikasi. Masyarakat dengan mudah dan cepat dapat memperoleh berbagai informasi baik dari dalam maupun luar negeri. Keadaaan ini telah membuat tidak ada batasan dalam berbagi informasi di antara sesama manusia. Abad ke-21 saat ini dapat disebutkan juga sebagai abad di mana dunia masuk dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi ini, media massa mempunyai peran yang penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa mampu mempersuasi atau mempengaruhi masyarakat bahkan mengubah pandangan dan perilaku masyarakat. Beberapa pendapat dari pengkaji bidang komunikasi, seperti Rahim (2008); Widyawati (2005); Tomlinson (1999) mengatakan bahwa globalisasi adalah sesuatuyang baru, sukar ditolak dan belum tentu akan memberi manfaat kepada semua. Bagi sebagian negara yang tidak menyukai globalisasi beranggapan globalisasi merupakan bentuk penjajahan baru dari negara tertentu yang dominan dari teknologi komunikasi terhadap negara lain yang lemah dari segi penguasaan teknologi tersebut. Dikatakan, pada masa dahulu penjajahan dilakukan dengan peperangan dan senjata yaitu dengan menggunakan kekuatan militer dan kemudian berlaku dengan kekuatan ekonomi. Tapi sekarang penjajahan itu dilakukan dengan kekuatan media dengan mendominasi dan meng-

adopsi konten unsur-unsur dari budaya luar. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang dapat melakukan penyebaran informasi secara missal dan dapat diakses oleh masyarakat secara missal pula (Bungin,2008 :72). Beberapa peneliti seperti Sarji (1996); Sudibyo (2004); Li (2004), telah meneliti kekuatan yang dimiliki oleh media dalam mempengaruhi masyarakat. Para peneliti itu telah meneliti persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perubahan masyarakat, seringkali media massa dijadikan bahan diskusi bagi kewujudan perubahan tersebut. Dikatakan bahwa media massa sebagai alat perubahan masyarakat, ikut terlibat sebagai salah satu variabel yang turut bertanggung jawab dalam mengubah warna kehidupan sosial. Tulisan ini bertujuan menganalisis globalisasi media dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Aceh. Media televisi Indonesia sudah mulai mendominasi oleh tayangan-tayangan yang berasal dari budaya luar, khususnya budaya populer Korea. Contohnya, Music Bank dan Mama Award di Indosiar. Kemudian, terdapat sekitar 50 drama dan film Korea ditayangkan di berbagai stasiun televisi Indonesia serta acara musik tanah air mulai banyak diisi oleh boyband dan girlband yang konsepnya mengacu pada budaya Korea tersebut. Masalah penting dari globalisasi tersebut adalah terkait perkembangan teknologi komunikasi dalam kehidupan masyarakat Aceh khususnya remaja di Kota Banda Aceh. Sehingga menyebabkan terjadi pergeseran nilai dan budaya dalam masyarakat Aceh itu sendiri. Nilai-nilai yang ada dalam

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

55


media tersebut diadopsi, kemudian diamalkan dalam kehidupan kesehariannya. Ekoran dari hal tersebut di atas, maka tercetus persoalan terhadap penelitian ini yaitu mengenai globalisasi media terhadap penyerapan budaya asing di kalangan remaja Kota Banda Aceh. Persoalan yang timbul adalah sebagai berikut: 1.

Apa yang membuat remaja Kota Banda Aceh gemar terhadap budaya populer Korea?

2.

Darimanakah remaja Kota Banda Aceh mengenal budaya populer Korea?

3.

Perilaku apa saja yang remaja Kota Banda Aceh lakukan mengenai budaya populer Korea?

KERANGKA PEMIKIRAN Globalisasi dan Budaya Globalisasi adalah isu yang mendapat perhatian besar sejak akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21. Pro-kontra terhadap isu globalisasi tidak pernah habis dan tetap menjadi wacana di kalangan akademik, politikus dan juga kalangan kapitalis. Oleh sebab itu, munculnya perdebatan dan pertentangan antara pihak yang mempromosikan globalisasi dengan pihak yang menentang globalisasi. Menurut McLuhan (1964), dengan perkembangan teknologi komunikasi telah membawa masyarakat di dunia memasuki dalam alam Global Village. McLuhan mengibaratkan dunia ini seperti sebuah balon yang dapat dipegang oleh semua orang. Kemudian Tomlinson (1999)

mengutarakan globalisasi dalam dua sisi. Pertama, globalisasi dapat membawa keuntungan kepada sesuatu negara karena globalisasi telah membuat dunia terasa dekat sekali. Jarak individu antara satu negara dengan negara lain sudah tidak ada batasan lagi. Perkembangan alat teknologi komunikasi seperti radio, televisi, video, internet telah membuat individu begitu mudah menjangkau wilayah orang lain. Kedua, globalisasi dapat membawa keburukan kepada sesuatu negara, sebab ia akan menimbulkan imperalisme baru terhadap budaya sesuatu bangsa. Pandangan yang kedua ini lebih melihat kepada implikasi globalisasi terhadap kehidupan dan kebudayaan sesuatu bangsa. McGrew (1992) dalamRahim (2003), telah mengambarkan globalisasi sebagai “intensification of global interconnectedness�. Globalisasi telah membuat dunia ini menjadi semakin kecil, setiap kawasan atau negara saling terhubung secara intensif. Dengan demikian, antara negara yang satu dengan negara lain sudah tidak mempunyai batasan lagi. Sehingga apa yang sebenarnya berlaku pada negara lain dengan cepat dan mudah dapat diketahui melalui media massa yang dimilikinya. Masalah penting yang perlu diperhatikan bahwa wujudnya proses globalisasi antara lain disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi. Penyebaran informasi baik melalui radio, televisi ataupun internet begitu mudah dan cepat sekali. Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat dewasa ini telah memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk dapat menjelajahi seluruh

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

56


pelosok dunia tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Menurut Widyawati (2005), globalisasi komunikasi sesungguhnya telah menjadi informasi bersifat lebih terbuka atau lebih bebas, sehingga mengakibatkan hilangnya batas-batas geografis maupun teritorial antara satu negara dengan negara lain, satu daerah dengan daerah lain, satu kota dengan kota lain. Sesuatu negara sudah tidak bisa lagi mempertahankan batasan negaranya tanpa dilangkahi oleh orang lain. Dalam proses globalisasi, batasan geografis suatu negara sudah menjadi milik komunitas lain. Oleh karena itu, proses globalisasi akan mengancam budaya suatu bangsa. Selain itu, menurut Li (2004), proses globalisasi sarat dengan kepentingan kaum kapitalis global. Dengan demikian, tidak dapat dihindari aliran informasi dan program media terutama yang sarat dengan nilai-nilai atau budaya luar sudah masuk dalam sesuatu negara yang lambat laun akan dapat mempengaruhi budaya yang telah ada dalam negara tersebut. Sekarang ini arus globalisasi bukan hanya melanda kawasan perkotaan, tetapi juga telah sampai ke kawasan pedesaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemakaian media parabola dan jaringan internet pada rumahrumah masyarakat di daerah pedesaan. Bahkan siaran luar sudah masuk dalam rumah dan sudah menjadi bahan tontonan masyarakat di pedesaan setiap hari. Maka dengan begini, secara tidak langsung budaya orang lain sudah masuk ke dalam wilayah pedesaan tersebut melalui alat teknologi informasi yang dimilikinya itu. Rahim (2008) mengatakan, apabila seseorang sering menonton siaran luar

secara berlebihan, bukan saja akan memberi keuntungan untuk dapat mengetahui mengenai dunia orang lain, tetapi pada waktu yang sama juga orang itu akan terperangkap kepada unsur-unsur dunia luar ke dalam lingkungannya sendiri. Menurut Tomlinson (1999), mengatakan bahwa globalisasi akan dapat mewujudkan budaya yang homogen. Budaya homogen atau cultural homogenization berasaskan pada wujudnya globalisasi adalah usaha untuk menyeragamkan kebudayaan, di mana setiap tempat akan menjadi lebih kurang sama. Walaupun seseorang berada di tempat tinggalnya, tetapi melalui proses globalisasi ini simbol budaya orang lain dari luar akan datang kepadanya melalui perantara media. Dengan begitu, akan terjadi proses integrasi budaya, di mana budaya orang lain dari luar diserap dan diterima menjadi budayanya. Dalam waktu yang bersamaan akan mendisintegrasikan budaya yang sudah ada. Akibatnya budaya itu akan mengalami kemunduran atau terpengaruh oleh budaya luar. Unsur-unsur budaya luar ini bukan saja disebarkan secara langsung melalui jaringan media global baik radio, televisi maupun internet dalam bentuk program siaran, tapi juga melalui jaringan media yang telah ada di sesuatu daerah yang memperagakan bahan-bahan yang didatangkan dari dunia luar, seperti yang telah terjadi dalam siaran-siaran televisi di negara Indonesia selama ini. Budaya luar dihidangkan kepada masyarakatnya melalui watak-watak yang ditampilkan oleh para pemain lokal negara Indonesia itu sendiri, tetapi dalam penampilannya membawa unsur-unsur yang datang dari

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

57


budaya luar. Bagi khalayak yang sering menikmati program media luar sudah tentu secara sadar atau tidak sadar ia akan membawa penampilan kepada unsur-unsur budaya luar. Budaya Populer dan Budaya Bangsa Budaya adalah sesuatu yang tidak boleh dipisahkan dengan sosial. Membicarakan tentang sosial, tertuju juga membicarakan kepada masyarakat, dan juga akan berhubungan dengan budaya. Masyarakat mempunyai kepercayaan dan tujuan hidup. Masyarakat mempunyai sistem moral, dan peraturan yang menghubungkan dan meningkatkan hubungan antara satu sama lain. Sementara budaya, apabila didefinisikan secara harfiah atau literaladalah sebagai peradaban, kemajuan berpikir dan akal budi, meliputi cara berpikir, berkelakuan dan cara manusia berhubungan dengan manusia lain. Maksud ini bersesuaian dengan pendapat Koentjaraningrat (1976), dikatakan budaya berasal dari perkataan Sangskrit Buddhi yang berarti budi atau akal. Pengertian ini menggambarkan bahwa budaya adalah perilaku yang dihasilkan oleh manusia secara sistematik melalui proses pemikiran dan pembelajaran dari lingkungan hidupnya. Menurut Milner dan Browitt (2002), budaya sebagai satu keseluruhan sistem yang kompleks mengandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, undang-undang, adat istiadat, serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Setiap manusia memiliki cara hidup atau budaya yang berbeda. Manusia diikat antara satu dan lainnya oleh budaya yang telah disepakati bersama. Budaya itu

adalah bentuk dan pola kehidupan, seperti cara berhubungan, kesukaan atau minat, waktu makan, waktu tidur, tingkah laku berpolitik dan berbagai-bagai pola kehidupan lainnya. Budaya masyarakat dapat dibagikan pada dua macam yaitu budaya populer sering disebut dengan budaya rendah dan budaya bangsa sering disebut budaya tinggi. Perubahan budaya seiring dengan perkembangan zaman membuat definisi budaya popular menjadi semakin kompleks.Untuk mendefinisikan budaya populer, perlu mengkombinasikan dua kata yaitu kata “budaya” dan “populer”. Kata“populer” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti “dikenal” dan “disukai orang banyak atau umum”. Apabila kedua perkataan itu dikombinasikan, maka pengertian budaya populer adalah suatu kebudayaan yang sudah berkembang atau suatu pandangan hidup, praktik, dan karya yang banyak disukai oleh banyakorang. Biasanya budaya ini diproduksikan secara komersil. Dalam perspektif industri budaya, arti budaya populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media massa. Dikarenakan media telah memproduksikan segala macam jenis produk budaya populer yang hasilnya disebarluaskan melalui jaringan media global hingga masyarakat tanpa sadar telah menyerapnya menjadi nilai-nilai hidup dalam kegiatan sehari-hari. Pada awalnya, kewujudan budaya populer tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memproduksi dan menyebarkan budaya populer. Negara itu telah menanamkan akar yang sangat kuat dalam industri budaya populer, antara lain

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

58


melalui Music Television (MTV), McDonald, Hollywood, industri animasi seperti Walt Disney, Looney Toones dan banyak lagi yang lain. Namun perkembangan selanjutnya muncul dari negara-negara lain yang juga berhasil menjadi pusat budaya populer seperti Jepang, Hongkong, Taiwan dan kini Korea Selatan. Budaya poluler sendiri efek dari globalisasi, merupakan fenomena yang terus bergerak dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses masyarakat global. Hal inilah yang memudahkan Korean Wave sebagai budaya populer lebih cepat dan mudah menyebar ke seluruh dunia. Budaya populer berkaitan dengan superstar, fashion, dan gaya hidup yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan tertentu. Menurut Ben Agger dalam Bungin (2009), sebuah budaya yang masuk dunia hiburan maka budaya itu umumnya menempatkan unsur populer sebagai unsur utamanya. Budaya itu akan memperoleh kekuatan manakala media massa digunakan sebagai penyebaran pengaruh di masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dari unsur komersialitas media massa, di mana hampir setiap media massa berlomba-lomba mendapatkan khalayak sebanyak-banyaknya. Budaya populer sepenuhnya saling berpautandengan ekonomi politik dan produksi budaya oleh pihak kapitalis. Menurut Burton (2008), budaya popular didominasi oleh produksi dan konsumsi barang- barang material, manakala penciptaannya didorong oleh motif untung rugi. Dikatakan juga oleh Ibrahim (2006),

budaya popular adalah produk dari industri budaya (cultural industry) untuk mengkonstruksikan masyarakat berlandaskan konsumsi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya telah memberikan kesempatan kepada masyarakat dunia untuk menampilkan serta menunjukan budayanya kepada orang lain melalui media baik melalui intenet maupun televisi. Menurut Burton (2008), perkataan “populer� lebih diartikan sebagai sesuatu yang tidak serius. Apabila seseorang berbicara tentang budaya popular maka dia seakan-akan menunjuk kepada hasil dan tingkah laku budaya yang dianggap tidak termasuk budaya yang mapan. Maka itu, budaya popular diciptakan tidak seiring dengan normanorma dari budaya tinggi. Budaya tinggi sering dianggap lebih berharga daripada budaya popular, karena budaya tinggi lebih mementingkan sensitivitas terhadap individu dan status sosial. Biasanya budaya tinggi telah dipelihara dari turun temurun dan bisa melambangkan identitas suatu bangsa. Sedangkan budaya populer bersifat rendah karena ia bersifat sementara dan populis. Menurut Burton (2008) masyarakat memandang budaya popular tidak sebagai varian yang sah dalam perkembangan budaya, malaha nlebih sebagai penyimpangan daripada pola-pola budaya yang normal. Budaya populer merupakan jenis lain yang hendak membedakan dirinya daripada jenis budaya yang telah ada dalam sesuatu masyarakat. Keindahan dalam budaya popular tidak lain dari pada kemampuan untuk memenuhi secara memadai permintaan massa dan lebih kepada kepentingan komersil bagi yang membawa kebudayaan tersebut.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

59


Fenomena Budaya Populer Korea di Indonesia Sekarang ini, budaya populer atau sering juga disebut dengan budaya pop atau Kpop tidak identik lagi dengan budaya Barat, karena belahan Asia pun sudah mulai menunjukkan kemampuan kreatif dengan menjadi pengekspor budaya popnya ke negara-negara lain. Selain Jepang, Korea sudah mulai menunjukkan sebagai negara produsen budaya populer melalui tayangan hiburan dan menjadi saingan berat bagi Amerika dan Eropa. Hal ini sejalan dengan kemajuan industri hiburan Korea dan kestabilan ekonomi mereka. Dalam dekade terakhir, wabah budaya populer Korea sudah melanda Indonesia. Fenomena ini mulai dipicu ketika program Piala Dunia Korea-Jepang 2002 dan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dalam persepakbolaan dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia 2002 semakin mempersohor nama Korea di mata dunia. Beberapa waktu menjelang, selama dan setelah program Piala Dunia, beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia sudah mulai bersaing menayangkan musik, film maupun sinetron Korea. Terdapat beberapa sinetron Korea yang suksesdi televisi Indonesia. Misalnya, Winter Sonata dan Endless Love. Kedua sinetron tersebut berhasil menarik perhatian sebagian masyarakat Indonesia, bahkan sudah menjadikan sebagian remaja mengidolakan artis yang bermain dalam sinetron tersebut. Setelah itu, banyak sudah penelitian yang mengkaji mengenai pengaruh budaya populer Korea terhadap generasi muda di Indonesia. Misalnya, Amelita (2010),

Wuryanta (2011), Putri (2012),Saprita (2012). Dalam hasil penelitiannya, mereka menyebutkan bahwa adanya pengaruh budaya populer Korea yang ditampilkan melalui media terhadap perubahan nilai dan perilaku para generasi muda Indonesia. Dalam penelitian Wuryanta (2011), dikatakan bahwa awal masuk budaya populer di Indonesia adalah melalui saluran televisi swasta nasional yang ada di negara Indonesia. Sepanjang tahun 2003 - 2008, RCTI dan Indosiar menayangkan beberapa judul drama Korea secara simultan. Dalam penelitian tersebut dikatakan juga drama Winter Sonata dan Endelss Love sukses memikat hati pemirsa Indonesia. Kesuksesan drama Korea ini diikuti juga mini seri lainnya. Misalnya, Boys Before Flower melambungkan nama artis Lee Min Hoo yang sangat polpuler di kalangan remaja. Rating yang tinggi dan permintaan pasar membuat stasiun televisi menayangkan drama Korea secara bergantian. Kemunculan Boyband dan Girlband disambut antusias oleh kalangan masyarakat Indonesia. Penerimaan yang luas terbukti dari banyaknya penggemar dan munculnya beberapa fans klub artis Boyband Korea. Super Junior yang memiliki sebutan fans Elf, atau VIP sebutan fans Big Bang, dan Sone sebutan untuk fans dari SNSD. Fans klub artis Boyband dan Girlband Korea tersebut sudah ada di Indonesia. Semenjak budaya populer Korea melanda berbagai belahan dunia, Indonesia merupakan satu diantaranya yang menerima dampaknya. Berawal dari Drama Korea, kemudian merambah pada musik.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

60


Kondisi ini merupakan yang selalu dipelajari oleh pelaku seni di Indonesia. Kemunculan Boyband dan Girlband Korea merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup besar dalam dunia industri hiburan di Indonesia. Selera anak muda yang menyukai Girlband dan Boyband mendorong produser musik Indonesia untuk mengikuti selera pasar yang berkembang. Maka muncullah Boyband dan Girlband yang identik dengan budaya populer Korea. Banyak grup seni dan musik mulai ditampilkan oleh artis-artis Indonesia dengan membawa konsep Korea. Misalnya tiga grup berikut ini yang mempresentasikan budaya populer Korea di Indonesia, yakni (1) Smash (2) Cherryballe (3) 7icons. Pertama, Smash. Grup ini berasal dari Bandung, dibentuk pada 10 April 2010. Beranggotakan tujuh pemuda. Grup ini berhasil merebut hati remaja putri Indonesia. Single mereka “I Heart You” sangat digemari di kalangan remaja putri.Smash merupakan singkatan dari Seven Man as Seven Heroes, yang memiliki makna harapan kehadiran mereka memberikan inspirasi positif bagi anak muda. Secara format dan tampilan grup Smash mirip dengan grup Super Junior dari Korea. Smash selain menyanyi dan menari mereka juga tampil dalam sebuah sinetron “Cinta Cenat Cenut” yang ditayangkan oleh Trans TV. Gaya berpakaiannya juga terinsipari dari Korean Style. Beberapa diantaranya menampilkan gaya rambut ala Korea. Pilihan lagu yang mereka bawakan juga mewakili karakter budaya populer Korea.

Pengaruh budaya populer Korea dalam grup Smash tidak bisa dipungkiri. Globalisasi kultural yang mempengaruhi selera musik anak muda di Indonesia yang mendorong pelaku industri musik harus melakukan imitasi dengan membuat konsep grup Boyband seperti yang dilakukan grup Smash. Kedua, Cherryballe. Grup ini mirip dengan Girlband di Korea. Cherrybelle bisa juga disingkat ChiBi, didirikan pada 27 Februari 2011. Pertama kali mereka tampil di media televisi yaitu 18 Juni 2011 dalam acara musik Inbox SCTV. Cherrybelle mempunyai anggota grup 7 gadis remaja cantik. Bagi sebagian kalangan anak muda di Indonesia grup Cherryballe dianggap mirip dengan grup SNSD asal Korea. Dengan konsep fun teen girl, singing dance skill Cherryballe sanggup menyita perhatian publik. Melalui single Love is You Cherryballe memiliki segmen tersendiri bagi penonton. Cherryballe sempat mengadakan ajang pencarian bertajuk Cherryballe Cari Chibi. Chibi merupakan sebutan fans untuk menyebut personel Cherryballe. Acara ini juga ditayangkan oleh stasisun televisi nasional, yaitu SCTV. Ketiga, 7 Icons. Konsep grup vokal ini terdiri dari 7 personel perempuan dengan masing-masing personelnya menggambarkan icon tertentu, yakni 7 karakter wanita. A.te sebagai Boyish Icon, Pj sebagai Cute Icon, Natly sebagai Natural Icon, Linzy sebagai Feminin Icon, Meazty sebgai Sexy Icon, Grac sebagai Misterious Icon, dan T.Sha sebagai Rebellion Icon.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

61


Grup ini melakukan debut pada bulan April 2011. Single-nya Playboy berhasil sukses dipasaran. Kesuksesan mereka berlanjut dengan tampil dalam sebuah sinetron komedi Cinta 7 Susun yang ditayangkan SCTV dengan konsep drama musikal. Dalam penelitianHadwisia (2011), berjudul Hallyu Studi Tentang Penggemar Boyband Korea di Yogyakarta menggambarkan bahwa penggemar Boyband dan Girlband Korea di Indonesia cukup besar, khususnya di Yogyakarta. Menurut penelitiannya, pengemar budaya populer Korea membentuk komunitas tersendiri. Kemudian, komunitas pecinta budaya populer Korea sangat intens berkomunikasi antara sesama mereka. Misalnya melalui grup facebook yang dimilikinya. Dalam komunitas ini masing-masing penggemar budaya populer Korea dapat berkomunikasi dan menyebarkan informasi dengan menggunakan bahasa-bahasa ala Korea. Respon masyarakat Indonesia terhadap budaya populer Korea adalah melalui penggunaan website ataupun blog pribadi. Laman Allkpop.com dan kpop starz misalnya merupakan situs dalam memberitakan serba-serbi terkait budaya populer Korea. Setiap penggemar saling memberikan dan membacakan setiap berita terkini dari idola mereka masingmasing. Beberapa Boyband malah memiliki situs pribadi, seperti sup3r junior.com milik boyband Super Junior. Di Indonesia, budaya populer Korea selain bisa dilihat melalui pemutaran film dan sinetron Korea di televisi, bisa juga ditemui di toko-toko kaset dan VCD. Hal ini menandakan bahwa film dan musik

Korea sudah mulai mendapatkan tempat pada masyarakat Indonesia khususnya kaum remaja.

METODE PENELITIAN Bagi mendapatkan hasil secara mendalam, maka penelitian ini menggunakan 2 (dua) pendekatanyaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Berger (2000: 171), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical (angka). Sementara penelitian kualitatif menurut Pawito (2007:8) dan Berger (2000:109) adalah penelitian yang bersifat kemanusiaan karena menetapkan manusia sebagai alat pengukuran data. Penggunaan dua pendekatan tersebut adalah untuk mendapatkan data secara mendalam mengenai permasalahan yang diteliti. Penelitian ini disebut juga sebagai penelitian deskriptif, yang datanya dijaring lewat survei dan dituangkan dalam tabeltabel yang menunjukkan distribusi frekuensi, lalu dilengkapi dengan hasil wawancara mendalam. Dalampenelitian ini, peneliti memilih 50 orang responden.Para responden tersebut adalah remaja yang berumur 18 hingga 24 tahun dan bertempat tinggal di Kota Banda Aceh. Teknik penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu mereka yang dianggap mengetahui masalah yang diteliti dijadikan sebagai responden penelitian. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah remaja yang memiliki gaya hidup seperti budaya populer Korea.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

62


HASIL PENELITIAN 1. Kegemaran Dengan Korean Wave Dari segi jenis kelamin, tabel 1.1 menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki yaitu masing-masing mencatat 74% responden perempuan dan 13% responden laki-laki. Responden dalam penelitian ini adalah para remaja yang memiliki gaya hidup seperti budaya populer Korea. Dari hasil persentase responden tersebut menunjukkan bahwa perempuan menaruh minat yang tinggi terhadap budaya populer Korea berbanding dengan laki-laki. Tabel 1.1 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan

Persentase 74 13

Kemudian terkait dengan keterlibatan responden terhadap Korean Wave, tabel 1.2 secara umum responden berpendapat bahwa mereka banyak menghabiskan waktu untuk ikut terlibat dengan gelombang Korea. Kebanyakan responden berpendapat bahwa mereka menghabiskan waktu dalam seminggu adalah sekitar 5 – 6 Jam yaitu sebanyak 40% responden dan sebanyak 30% responden menyatakan bahwa mereka menghabiskan waktu di atas 7 dalam seminggu. Tabel 1.2 Durasi Keterlibatan Remaja Terhadap Korean Wave Durasi 1 – 2 Jam/ Minggu 3 – 4 Jam/

Persentase 8 18

Minggu 5 – 6 Jam/ Minggu Di atas 7 Jam/ Minggu

44 30

Kemudian tabel 1.3 mengenai kategori program yang diminati oleh responden terhadap gelombang Korea di Kota Banda Aceh adalah kebanyakan responden berpendapat bahwa mereka meminati program film sebanyak 22% responden dan sebanyak 20% responden meminati program drama. Walau ada sebagian responden yang lain meminati musik, iklan dan fashion show tapi masih dalam kategori yang kecil yaitu masingmasing responden untuk musik sebanyak 8%, iklan dan fashion show masingmasing 4%. Tabel 1.3 Program Yang Diminati Remaja Terhadap Korean Wave Program Drama Film Musik Iklan Fashion Show

Persentase 20 22 8 4 4

Seterusnya tabel 1.4 mengenai motif responden terlibat dengan gelombang Korea melalui media yang ada di Aceh adalah sebagian besar responden berpendapat bahwa motif mereka adalah untuk mencari hiburan yaitu sebanyak 76%. Mereka berpendapat gelombang Korea yang didapatkan baik melalui televisi, CD/ DVD, internet dan majalah mampu memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan hiburan diri remaja di Kota

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

63


Banda Aceh. Tetapi ada sebagian yang lain bahwa mereka menggunakan gelombang Korea hanya untuk mengisi waktu kosong dan untuk aktualisasi diri yaitu masing-masing 12% dan 8%.

Tabel 1.4 Motif Remaja Terlibat Dengan Korean Wave Motif Hiburan Mencari Informasi Aktualisasi Diri Mengisi Waktu Kosong

Persentase 76 4 8 12

Responden mengatakanbiasanya suka menonton drama atau juga film Korea karena ceritanya menarik. Malah Farah lebih memilih drama Korea dibandingkan dengan tayangan lokal (Indonesia). Menurut responden, tayangan lokal tidak menarik untuk dinonton karena memiliki cerita yang hampir sama dengan tayangan lokal lainnya di semua stasiun televisi. 2. Mengenal Budaya Populer Korea Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kebanyakan remaja mengenal budaya populer Korea adalah melalui media televisi yaitu sebanyak 54% dan media CD/ DVD sebanyak 20%. Dengan demikian, globalisasi media televisi di Aceh telah menyebabkan remaja di Kota Banda Aceh sudah banyak mengenal budaya populer Korea dari media tersebut. Begitu juga dengan menyebaran CD/ DVD Korea begitu bebas masuk ke Aceh terutama CD/ DVD bajakan begitu leluasa penjualan di Aceh telah menyebabkan sebagian besar remaja Kota Banda Aceh

begitu mudah untuk mengenal budaya populer Korea dari media ini.

Tabel 2.1 Remaja Mengenal Budaya Populer Korea Media Televisi CD/ DVD Internet Majalah Media Lain

Persentase 54 20 14 8 4

Remaja ada juga mengenal budaya populer Korea melalui internet dan majalah. Namun penggunaan kedua media ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan mengenai mendapatkan budaya populer Korea. Tabel 2.1 menunjukkan hasil penggunaan media internet dan majalah oleh masing-masing responden dalam remaja mengenal budaya populer Korea yaitu masing-masing menunjukkan angka 14% untuk internet dan 8% untuk majalah. Reseponden mengatakan, mereka sudah mengkonsumsi tayangan Korea sejak duduk di bangku SMA, sekitar tahun 2008. Di mana ketika itu tayangan Korea sudah mulai sering ditayangkan di berbagai media televisi Indonesia, dan banyak juga CD atau DVD Korea masuk ke Indonesia. 3. Pengaruh Budaya Populer Korea Terhadap Remaja Kota Banda Aceh Penelitian ini mengidentifikasikan terhadap pengaruh budaya populer Korea pada remaja di Kota Banda Aceh. Menurut hasil penelitian ini, ada 3 (tiga) pengaruh budaya populer Korea terhadap remaja Kota Banda Aceh. Pertama, pengaruh

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

64


terhadap pakaian. Kedua, terhadap bahasa. Ketiga, terhadap gaya hidup.

pengaruh pengaruh

Tabel 3.1 menunjukkan sebagian besar remaja yaitu sebanyak 46% sangat setuju dan 40% setuju bahwa budaya populer Korea yang mereka lihat melalui media yang ada di Aceh telah membuat perubahan pada diri mereka terkait dengan cara berpakaian. Responden mengatakan, setelah mereka menonton siaran-siaran Korea yang diputarkan melalui televisi maupun DVD, maka mereka terbawa untuk melakukan cara berpakaian seperti ala pakaiannya Korea sebagaimana yang diputarkan melalui siaran tersebut. Namun begitu cara berpakaian itu disesuaikan dengan daerah Aceh yang sedang menjalankan penerapan syariat Islam. Kemudian sebagian besar responden juga mengatakan menyukai tayangantayangan Korea dan mereka sangat tertarik dengan bahasa Korea. Tabel 3.1 menunjukkan responden sangat setuju (20%) dan sebagian responden yang lain mengatakan setuju (40%) bahwa bahasa Korea tertarik terhadap diri mereka. Menurut responden, mereka sudah mulai mempelajari bahasa Korea dan juga sudah mulai terbiasa untuk mulai berbicara dengan menggunakan kata-kata Korea, seperti mengucap sapaan dengan “anyong” (hallo) pada saat bertemu dengan kawan-kawan, juga kata seperti “arastoyo” (mengerti), dan “daebak” (hebat). Responden tidak hanya gemar mempelajari bahasa Korea tetapi juga suka mengikuti tren busana yang sering ditampilkan lewat tayangan-tayangan Korea.

Kemudian yang terakhir pengaruh budaya populer Korea terhadap remaja kota Banda Aceh adalah mengenai gaya hidup. Korea merupakan salah satu produsen film dan musik terbesar di dunia ikut andil yang besar dalam memperkenalkan segala produk yang dikeluarkan oleh negara Korea. Samsung merupakan salah satu alat telekomunikasi buatan Korea sudah menjadi primadona bagi kebanyakan remaja Kota Banda Aceh. Selain itu juga LG, dan ASUS sudah banyak digunakan oleh remaja di Kota Banda Aceh. Sebagian besar responden mengatakan mereka terpengaruh dengan gaya hidup yang ditampilkan melalui film, musik dan drama Korea. Dalam tabel 3.1, ada sekitar 46% sangat setuju dan 24% setuju budaya populer Korea yang ada pada media di Aceh mempengaruhi gaya hidup mereka.

Tabel 3.1 Pengaruh Budaya Populer Korea Terhadap Remaja Persentase Pengaruh Budaya Populer Korea

1

2

3

4

Pakaian

46

40

10

4

Menarik Bahasa Korea

20

40

24

16

Gaya Hidup

24

46

16

14

Catatan: 1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Kurang Setuju, 4 = Tidak Setuju

PEMBAHASAN

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

65


Secara umum globalisasi media di Aceh telah menyebabkan berlakunya penyerapan budaya asing terhadap budaya remaja di Kota Banda Aceh khususnya pengaruh budaya popular Korea. Televisi swasta nasional dan televisi berlangganan, DVD juga masuk secara bebas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan perilaku remaja terhadap amalan budaya mereka. Sebagian remaja Banda Aceh sudah terpengaruh dengan amalan budaya populer Korea. Penelitian ini meyakini bahwa televisi, DVD, internet ataupun socialmediamerupakan media yang efektif dalam penyebaran budaya populer Korea terhadap remaja di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menemui bahwa pengaruh media televisi sangat kuat terhadap remaja di Kota Banda Aceh. Drama, musik dan film Korea yang muncul di televisi menjadi sebab eksistensi budaya populer Korea pada kalangan remaja di Kota Banda Aceh. Kalau dilihat pada jenis kelamin yang meminati tayangan Korea, secara umum mendapati bahwa perempuan lebih meminati budaya populer Korea berbanding laki-laki. Menandakan bahwa perempuan lebih banyak terlibat dengan budaya populer Korea baik melalui televisi maupun media lainnya seperti DVD, internet dan majalah. Keadaan demikian lebih disebabkan pada perempuan lebih banyak di rumah berbanding laki-laki. Waktu di rumah tersebut, banyak dimanfaatkan untuk hiburan dengan menonton Korea baik melalui televisi, DVD, internet ataupun majalah. Ini berbeda dengan laki-laki terkadang mereka banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan pergi ke warung-warung kopi.

Apalagi semenjak habis tsunami pada tahun 2004, di Kota Banda Aceh banyak sekali muncul warung-warung kopi sehingga Banda Aceh dikenal sebagai daerah seribu warung kopi. Walaupun menggunakan media internet di warung kopi, biasanya laki-laki lebih suka menghabiskan waktu dengan bermain facebook ataupun game online berbanding dengan terlibat dengan tayangan Korea. Hal lain membuat perempuan lebih banyak menonton Korea daripada laki-laki dikarenakan siaran Korea lebih menyentuh pada unsur perempuan secara umum. Banyak film ataupun drama Korea menyentuh pada cinta, kasih sayang dan kesedihan. Biasanya sifat-sifat tersebut banyak dimiliki oleh perempuan daripada laki-laki. Drama Korea biasanya juga banyak melibatkan konflik dan emosi. Tidak hanya itu, musik Korea menggabungkan seni musik Pop, Jazz dan Hip Hop sangat digandrungi oleh banyak remaja di Kota Banda Aceh, terutama remaja perempuan. Maka dari durasi waktu menonton tayangan Korea, mendapati perempuan lebih banyak menghabiskan waktu daripada laki-laki. Keadaan demikian didapat pada saat penelitian dilakukan, mendapati bahwa rata-rata perempuan menghabiskan waktu menonton Korea antara 5 hingga 6 jam dalam seminggu. Sementara laki-laki hanya berkisar antara 1 atau 2 jam dalam seminggu. Terdapat beberapa alasan, mengapa para remaja di Kota Banda Aceh menyukai tayangan Korea, yaitu: 1.

Alur cerita yang digunakan sangat ringan untuk difahami. Terlebih mereka memasukkan unsur-unsur

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

66


kejadian yang sering terjadi didalam kehidupan nyata seperti cinta, kasih saying, kesedihan, benci, dan dendam. 2.

Dilihat dari segi pemilihan aktor dan artis yang bermain dalam serial drama maupun film Korea selalu dimainkan oleh mereka yang enak untuk dipandang. Mereka memiliki visual yang cantik dan keren.

3.

Pemilihan tempat yang digunakan merupakan tempat-tempat yang kebanyakan merupakan tempat wisata yang terdapat di Korea. Hal ini membuat tampilan tayangan yang disuguhkan menjadi semakin menarik untuk ditonton.

Mengenai pengaruh budaya populer Korea terhadap kalangan remaja di Kota Banda Aceh, didapati bahwa ada 3 pengaruh yang amat menonjol yaitu pengaruh dari segi pakaian, bahasa dan gaya hidup. Remaja Kota Banda Aceh mulai mengadopsi bahasa Korea seperti sapaan annyong (hallo) pada saat bertemu dengan kawan-kawannya, juga kata-kata lain seperti arastoyo (mengerti), daebak (hebat) dan lainnya. Tidak hanya dari segi bahasa, ada juga pengaruh dari segi pakaian. Sebagian remaja mengadopsi gaya fashion artis Korea. Walaupun berpakaian ala Korea tetapi masih disesuaikan dengan daerah Aceh yang menjalankan syariat Islam. Maka itu, walaupun perempuan berpakaian ala Korea masih juga dipadukan dengan jilbab yang modis. Pembahasan tersebut masih bersesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh McLuhan (1964) dengan konsep global village. Mengibaratkan dunia ini

seperti sebuah balon yang dapat dipegang oleh semua orang. Kemudian pendapat Tomlinson (1999) mengatakan bahwa globalisasi akan dapat mewujudkan budaya yang homogen. Budaya homogen atau cultural homogenization berasaskan pada wujudnya globalisasi adalah usaha untuk menyeragamkan kebudayaan, di mana setiap tempat akan menjadi lebih kurang sama. Walaupun seseorang berada di tempat tinggalnya, tetapi melalui proses globalisasi ini simbol budaya orang lain dari luar akan datang kepadanya melalui perantara media. Dengan begitu, akan terjadi proses integrasi budaya, di mana budaya orang lain dari luar diserap dan diterima menjadi budayanya. Dalam waktu yang bersamaan akan mendisintegrasikan budaya yang sudah ada. Akibatnya, budayanya akan mengalami kemunduran atau terpengaruh oleh budaya luar. Oleh karena itu, proses globalisasi akan mengancam budaya suatu bangsa. MenurutRahim (2008), apabila seseorang sering menonton siaran luar secara berlebihan, bukan saja akan memberi keuntungan untuk dapat mengetahui mengenai dunia orang lain, tetapi pada waktu yang sama juga orang itu akan terperangkap kepada unsur-unsur dunia luar ke dalam lingkungannya sendiri. Kalau hal tersebut terus dibiarkan terjadi di Aceh sungguh sangat disayangkan. Identitas keacehan yaitu budaya asli sebagai budaya tinggi yang patut dipelihara akan hilang diterjang oleh proses globalisasi media yang sedang melanda Aceh sekarang ini. Maka itu, proses globalisasi tersebut perlu dipikir kembali untuk diterima begitu saja tanpa perlu persiapan dan pembelajaran terhadap

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

67


generasi muda untuk menghadapi globalisasi ini. Rasanya globalisasi tidak diterima begitu bebas sekali karena akan dapat menenggelamkan budaya Aceh itu sendiri. Stigma negatif yang tercantum daripada budaya popular akibat pengaruh daripada globalisasi media tidak dapat dihindari lagi, akan tetapi budaya popular boleh dihindari dengan menciptakan budaya saingan yang memberikan makna positif bagi kehidupan manusia, khususnya perkembangan kaum muda Aceh. Maka itu pemerintah Indonesia umumnya dan pemerintah Aceh khususnya harus berpikir kreatif untuk mempertahankan budaya aslinya sebagai simbol identitas bangsa.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dampak globalisasi media adalah munculnya budaya populer yang kemudian memiliki potensi untuk menggusurkan budaya lokal, seperti fenomena Korean Wave yang mulai populer beberapa tahun belakangan ini akibat dari globalisasi media. Korean Wave yang selalu menampilkan budaya populernya membuat sebagian remaja sangat meminati budaya populer Korea tersebut. Sehingga muncul perilaku remaja untuk mengimitasi budaya populer tersebut. Ada beberapa perubahan perilaku remaja di Kota Banda Aceh mengenai budaya populer Korea, yaitu: a.

Kegemaran mengikuti gaya busana yang diperlihatkan pada setiap drama atau tayangan Korea.

b.

Mulai menggunakan kosa kata Korea seperti annyong (hallo), arassoyo (aku

paham), gumawo (terima kasih) dan sebagainya. c.

Mengaplikasikan gaya hidup seperti hang out di tempat-tempat gaul seperti cafĂŠ-cafĂŠ yang di seputaran Kota Banda Aceh.

d.

Selain perilaku mengimitasi, muncul sifat konsumtif di kalangan remaja. Mereka sudah mulai tertarik dengan produk terbaru dari Korea seperti smartphone Samsung, ASUS dan LG.

Maka itu, remaja Aceh sebagai calon penerus bangsa agar dapat mengalokasikan waktunya dengan baik sehingga tidak terlalu larut dengan tayangan Korea. Kemudian peran orang tua menjadi sangat penting dalam mendidik anak-anaknya supaya dapat terhindar dari perilaku konsumtif akibat globalisasi media ini. Seterus bagi pemilik media agar memperhatikan setiap tayangan yang ingin ditampilkan kepada khalayak supaya tidak hanya melihat aspek keuntungan semata tetapi memperhatikan juga dampak yang ditimbulkan bagi khalayak setelah menonton tayangan itu. Maka disarankan dalam penayangannya untuk selalu memperhatikan nilai kandungan budaya lokal agar selalu tetap terjaga. Bagi pemerintah juga, memikir kembali untuk menerima globalisasi media secara secara bebas tanpa melakukan pengawalan terhadap konten yang disampaikan oleh media tersebut. Budaya bangsa sebagai budaya tinggi yang patut dipelihara oleh semua pihak baik masyarakat, orang tua, pemilik media maupun pemerintah, karena itu sebagai identitas bangsa kita.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

68


DAFTAR PUSTAKA

Amelita, Nesya. 2010. Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia. Skripsi. Depok: Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Berger, Arthur Asa. 2000. Media and Communication Research Methods: an Introduction to Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications. Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana. Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Jalasutra. Yogyakarta. Fiske, John. 1989. Understanding Popular Culture. London: Unwin Hyman. Hadwisia, Septyarti. 2011. Hallyu (Studi Tentang Penggemar Boyband Korea di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada. Ibrahim. 2007. Budaya Populer Sebagai Komunikasi, Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Jalasutra. Yogyakarta. Li, Shu Chu Sarrina. 2004. Market Competition and the media performance of Taiwan’s Cable Television Industry. Journal of Media Economic 17 (4): 279-294. Lull, James. 2000. Media, Communication, Culture, A Global Approach. New York: Columbia University Press.

Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: UI Press. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. McLuhan, Marshall. 1964. Understanding Media: Extension of Man. USA: A Signet Book. Milner, Andrew & Browitt, Jeff. 2002. Contemporary Cultural Theory. London: Routledge. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS. Putri, Villia Octariana. 2012. Pengaruh Budaya Korean Pop Dalam Tayangan Top Kpop TV Terhadap Perilaku Remaja Di BSD, Kencana Loka Blok F1. Skripsi. Jakarta: Program Studi Komunikasi Pemasaran, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Binus. Rahim, Samsudin. 2008. Media dan Generasi Muda. Putrajaya: Institut Penyelidikan Pembangunan Belia Malaysia. _________________. 2003. Media dan Identiti Budaya, Cabaran Media Terhadap Masyarakat Malaysia di Alaf ke-21. Bangi: Pusat Pengajian Media dan Komunikasi, Universiti Kebangsaan Malaysia. Saprita, Indriana. 2012. Persepsi Remaja Surabaya Terhadap Tayangan Korean Wave di Indosiar. Skripsi. Surabaya: Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

69


Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Sarji, Asiah. 1996. Pengaruh Persekitaran Politik dan Sosio-budaya Dalam Perkembangan Penyiaran Radio di Malaya Dari Tahun 1920 – 1959. Disertasi. Bangi: Pusat Pengajian Media dan Komunikasi, Universiti Kebangsaan Malaysia. Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Jakarta: LKiS dan ISAI. Tomlinson, John. 1999. Globalization and Culture. Cambridge: Polity Press. Widyawati, Nina. 2005. Globalisasi Media Vs Lokalisasi. Jurnal Komunika 8 (2): 21-32

Wuryanta, AG. Eka Wenats. 2011. Di antara Pusaran Gelombang Korea: Menyimak Fenomena K-Pop di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi Ultima Comm 3 (2): 79-94. Amelita, Nesya. 2010. Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia. Skripsi. Depok: Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Berger, Arthur Asa. 2000. Media and Communication Research Methods: an Introduction to Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

70


PERAN KOMUNIKASI DALAM KAMPANYE PUBLIK : EVALUASI PELAKSANAAN KAMPANYE TOL TANPA SAMPAH DI GERBANG TOL KARANG TENGAH Tanty Dewi Permassanty, Helena Rebeca W. Tangkilisan, Tubagus Zufri Program Studi Digital Communication, Surya University tanty.dewi@surya.ac.id; helena.rebecca@surya.ac.id; tubagus.zufri@surya.ac.id ABSTRACT

The campaign with the theme "Tol Without Trash" is a campaign program organized by Digital Communication Surya University students to raise awareness of road users and user khususya toll on highways in general to dispose of waste in place. The campaign aims to build awareness of the toll road users in terms of good hygiene around the gates and along the highway, as well as increasing environmental awareness. This study evaluates about how the level of success of a communication campaign, in this case is the Toll Campaign Without Waste. This study only limits the effectiveness mengenaicampaign issue untukmelihat how efektiftas campaign conducted at Toll Gate Middle Reef, using the Customer Response Index (CRI). This research is a quantitative research, data collection techniques using survey method, with 300 respondents. Campaign conducted in Jakarta-Tangerang toll road can be regarded as an effective program, given the level of Awareness, there are 83% of users are aware of the activities of this campaign. While comprehend levels also show a positive number to 82%. The campaign can also be said to be effective, given the level of intention (intention) is quite large: 97%. Thus, the appeal through the program's campaign, can convince the audience to change their old habits of behavior in throwing the ticket on the highway. Keyword: Public communication campaign, campaign effectiveness

ABSTRAK Kampanye dengan tema “Tol Tanpa Sampah� adalah sebuah program kampanye yang diadakan oleh mahasiswa Digital Communication Surya University untuk meningkatkan awareness para pengguna jalan tol pada khususya dan pengguna jalan raya pada umumnya untuk membuang sampah pada tempatnya. Kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran pengguna jalan tol dalam hal kebersihan baik di sekitar gerbang maupun di sepanjang jalan tol, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Penelitian ini melakukan evaluasi mengenai bagaimana tingkat keberhasilan sebuah kampanye komunikasi, dalam hal ini adalah Kampanye Tol Tanpa Sampah. Penelitian ini hanya membatasi persoalan mengenaicampaign effectiveness untukmelihat bagaimanakah efektiftas kampanye yang dilakukan di Gerbang Tol Karang Tengah, dengan menggunakan metode Customer Response Index (CRI). Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan metode Survey, dengan 300 responden. Kampanye yang dilakukan di jalan tol JakartaTangerang dapat dikatakan sebagai sebuah program yang efektif, mengingat dari tingkat awereness, ada 83 % pengguna yang menyadari terhadap kegiatan kampanye ini. Sementara tingkat comprehend juga menunjukkan angka positif 82 %. Kampanye ini juga dapat dikatakan efektif, dengan melihat tingkat intention (niat) yang cukup besar yakni 97 %. Dengan demikian, himbauan melalui program kampanye yang dilakukan, dapat meyakinkan audiens untuk merubah perilaku kebiasaan lama mereka dalam membuang karcis di jalan tol. Kata Kunci : Kampanye komunikasi publik, efektifitas kampanye. Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

71


PENDAHULUAN Kampanye Tol Tanpa Sampah adalah sebuah program kampanye yang diadakan oleh mahasiswa Digital Communication Surya University untuk meningkatkan awareness para pengguna jalan tol pada khususya dan pengguna jalan raya pada umumnya untuk membuang sampas pada tempatnya. Kampanye dengan tema “Tol Tanpa Sampah� dilakukan dalam bentuk aksi mengajak para pengguna tol untuk membuang sampah pada tempatnya. Aksi ini juga akan diliput secara live melalui akun media sosial Digital Communication, baik Facebook maupun Twitter. Kampanye ini dilakukan pada tanggal 25, 26 dan 27 November 2014 di gerbang tol Karang Tengah JakartaTangerang. Kampanye yang merupakan inisiatif dari mahasiswa program studi Digital Communication ini bertujuan untuk membangun kesadaran bagi pengguna jalan tol dalam hal kebersihan baik di sekitar gerbang maupun di sepanjang jalan tol, kemudian untuk meningkatkan kepedulian pengguna terhadap kebersihan jalan. Serta membangun rasa memiliki terhadap jalan tol, karena ini adalah adalah infra struktur milik negara yang harus kita rawat bersama. Terlepas dari tujuan-tujuan tersebut, tujuan besar dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Di jalan bebas hambatan (tol) di Jakarta, perilaku membuang sampah sembarangan terus terjadi. Para pengendara membuang sampah karcis tidak pada tempatnya. Perilaku ini terjadi ketika para pengguna jalan tol setelah membayar tiket,

lalu membuangnya sembarangan sehingga penyedia jasa layanan jalan tol, dalam hal ini Jasa Marga, harus menambah tenaga kerja untuk membersihkan sampah yang berada di pinggir jalan tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolok ukur kualitas hidup masyarakat. Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan kebersihan. Salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator kebersihan lingkungan kota adalah sampah. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta melalui tindakantindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi sampah yang mereka hasilkan (Wibowo, 2009 : 8). Kurangnya kesadaran lingkungan masyarakat dapat diamati secara langsung, misalnya sampah yang banyak dibuang diselokan dan aliran sungai serta dijalanan saat mengendarai kendaraan. Itu merupakan peristiwa kecil yang dapat berdampak besar. Apabila hal ini terusmenerus dilakukan maka jumlah sampah yang dibuang diselokan/sungai/jalan akan sangat besar sehingga dapat menimbulkan dampak lingkungan seperti banjir. Sampah yang dibuang diselokan dapat menutupi jalur aliran air, sehingga selokan dapat tersumbat dan tidak dapat menjalankan fungsinya mengaliri air saat hujan tiba, sehingga terjadilah banjir. Sebagai bagian dari kajian praktis komunikasi, gerakan Tol Tanpa Sampah ini dapat digolongkansebagai kegiatan “public communication campaign� yaitu kampanye komunikasi publik yang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

72


berupaya untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang cukup besar. Charles K. Atkin and Ronald E. Rice (2013 : 3) mendefinisikan kampanye komunikasi publik sebagai upaya purposive untuk menginformasikan atau perilaku pengaruh dalam khalayak yang besar dalam jangka waktu tertentu menggunakan set terorganisir kegiatan komunikasi dan menampilkan berbagai pesan dimediasi di beberapa saluran umum untuk menghasilkan manfaat nonkomersial untuk individu dan masyarakat. Dengan demikian, sebuah kampanye komunikasi publik Desainer dilakukan dengan menetapkan suatu tujuanyang mengarah kepada pengembangan seperangkat strategi dengan menciptakan informasi dan pesan persuasif yang disebarluaskan melalui media tradisional massa, teknologi baru, dan jaringan interpersonal. Disamping itu yang menarik dari gerakan Tol tanpa Sampah ini adalah, bahwa gerakan ini diinisiasi oleh mahasiswa yang merupakan bagian dari publik, dalam konteks ini mahasiswa bukan bagian dari “market� ataupun “state�. Setiap orang yang terlibat dalam gerakan ini merupakan individu yang ikut bergabung dengan mengusung ide yang sama soal sampah dan pencemaran lingkungan, setiap individu datang dan secara sukarela untuk dapat berperan serta aktif dalam gerakan ini. Melalui gerakan ini pula telah terjadi partisipasi publik untuk membuka ruang dialog bagi publik. Ruang dialog ini dapat berupa penyampaian ide-ide yang disampaikan melalui kampanye Tol Tanpa Sampah ini. Sebagaimana dikatakan Robert J.

Brullebahwa dialog publik ini pada akhirnya akan membawa kepada kondisi ruang publik yang terbuka (Brulle, 2010 : 85). Mendasari hal tersebut, menarik untuk melakukan penelitian terhadap pelaksanaan gerakan Tol Tanpa Sampah, khususnya bagaimana organisasi nonprofit berkomunikasi dan membuat kampanye mereka. Mengingat bahwa gerakan ini bagaimanapun akan menjadi semacam prototype bagi kampanye komunikasi lain meskipun dengan muatan isu ataupun tema yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi baik pelaksanaan maupun proses yang dilakukan sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian ini melakukan evaluasi mengenai bagaimana tingkat keberhasilan sebuah kampanye komunikasi. Dalam hal ini adalah Kampanye Tol Tanpa Sampah. Charles K. Atkins dan Ronald E. Rice (2013 : 13-14) menyebutkan setidaknya ada 4 (empat) cara untuk melakukan penelitian terhadap sebuah kampanye, yaitu:formative evaluation, process evaluation, summative or outcome evaluationdan campaign effectiveness. Mengacu kepada bentuk-bentuk penelitian evaluasi sebagai disampaikan oleh Charles K. Atkins dan Ronald E. Rice daiatas, penelitian ini hanya membatasi pada jenis penelitian yang keempat yaitu campaign effectiveness. Untuk melihat bagaimanakah efektiftas kampanye Tol tanpa Sampah yang dilakukan di Gerbang Tol Karang Tengah? Salah satu cara untuk mengukur efektifitas kampanye adalah dengan menggunakan metode Customer Response Index (CRI). CRI disini

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

73


merupakan hasil perkalian antara angka awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman), interest (ketertarikan), dan intention (niat), dan action (tindakan). Namun demikian, penelitian memutuskan untuk tidak memasukkan action dalam perkalian dikarenakan penelitian ini dilakukan persis ketika kampanye sedang dilakukan sehingga penelitian ini tidak dapat mengamati tindakan (action) yang terjadi setelah kampanye ini dilakukan. Dikarena keterbatasan waktu yang hanya memungkinkan penelitian ini hanya dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan kampanye.

KERANGKA PEMIKIRAN Gerakan Tol Tanpa Sampah adalah sebuah bentuk kampanye komunikasi publik (public communication campaign) yaitu sebuah upayadilakukan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang cukup besar. Charles K. Atkin and Ronald E. Rice (2013 : 3) mendefinisikan kampanye komunikasi publik sebagai upaya purposive untuk menginformasikan atau mempengaruhi perilaku khalayak yang besar dalam jangka waktu tertentu menggunakan seperangkat kegiatan komunikasi yang terorganisir dan menampilkan berbagai pesan yang dimediasi melalui beberapa saluran umum untuk menghasilkan manfaat non-komersial bagi individu dan masyarakat. Salah satu cara terbaik untuk mempromosikan isu-isu yang berkembang dimasyarakat adalah melalui penggunaan kampanye komunikasi untuk menginformasikan dan mendidik masyarakat tentang bagaimana, misalkan, kebiasaan

yang sehat dan perawatan kesehatan yang baik. Dalam isu-isu seperti ini, meskipun saluran komunikasi massa diakui sebagai media yang cukup penting dalam mempromosikan kesehatan secara luas, namun demikian program kampanye komunikasi yang efektif, karena prosesnya yang kompleks, dapat menjadi salah satu media yang juga penting isu-isu tersebut (Crawford dan Okigbo, 2014 : 11). Sementara itu, Lori Dorfman, dkk (2002) mendefinisikan “public communication campaigns�sebagai “use the media, messaging, and an organizedset of communication activities to generate specific outcomes in a large number ofindividuals and in a specified period of time.�Dorfman juga menyebutkan bahwa Kampanye komunikasi publik adalah upaya yang dilakukan untuk menanamkan ide-ide demi tujuan strategis yang telah ditetapkan. Dengan demikian, sebuah desain kampanye komunikasi publik dilakukan dengan menetapkan suatu tujuan yang mengarah kepada pengembangan seperangkat strategi dengan menciptakan informasi dan pesan persuasif yang disebarluaskan melalui media massa tradisional, teknologi media baru, maupun melalui jaringan interpersonal. Kampanye komunikasi merupakan upaya yang berorientasi pada tujuan untuk secara positif mempengaruhi khalayak yang didefinisikan dengan baik melalui serangkaian kegiatan terorganisir yang berlangsung dalam periode waktu tertentu. Kampanye komunikasi dapat mencakup kegiatan yang beragam seperti kampanye media massa, kegiatan (events), pameran, informasi penyedia layanan kesehatan,

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

74


ruang kelas, surat, hotline, dan lain-lain. Sebagai sebuah kampanye komunikasi gerakan Tol Tanpa Sampah dapat menjadi salah satu bagian dari strategi komunitas yang lebih besar untuk bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kecintaan terhadap lingkungan melalui cara membuang sampah secara tepat. Banyak kampanye komunikasi gagal karena audiens menolak pesan yang disampaikan karena bertentangan dengan kebiasaan mengadopsi dan perilaku yang sudah mendarah daging (Crawford dan Okigbo, 2014 : 11). Sebagaimana dicontohkan oleh Elizabeth Crisp Crawford dan Charles C. Okigbo, dalam sebuah kampanye kesehatan yang dilakukan, banyak orang kembali ke kebiasaan lama mereka setelah kampanye dilakukan. mereka menyimpulkan bahwa kebiasaan lama sulit untuk diubah, bahkan ketika kita tahu mereka tidak sehat dan harus mengubah kebiasaan lama. Sikap dan perubahan perilaku sebagai hasil dari komunikasi kesehatan merupakan proses yang kompleks.. Dengan demikian, sebuah kampanye komunikasi harus dipayakan sedemikian rupa berorientasi pada tujuan untuk secara positif mempengaruhi khalayak yang didefinisikan dengan baik melalui serangkaian kegiatan terorganisir yang berlangsung dalam periode waktu tertentu. Kampanye komunikasi dapat mencakup kegiatan yang beragam seperti kampanye media massa, kegiatan (events), pameran, informasi penyedia layanan kesehatan, ruang kelas, surat, hotline, dan lain-lain. Sebagai sebuah kampanye komunikasi gerakan Tol tanpa Sampah dapat menjadi salah satu bagian dari

strategi komunitas yang lebih besar untuk bagaimana menumbuhkan kesadaran masyrakat akan kecintaan terhadap lingkungan melalui cara membuang sampah secara tepat. Kampanye Tol tanpa Sampah (TTS) sebagai bagian dari kampanye nonkomersial merupakan sebuah strategi yang memiliki tujuan untuk melibatkan peran masyarakat khususnya pengguna jalan tol untuk secara aktif peduli dan sadar terhadap lingkungan sekitarnya. Namun demikian, sebagaimana dikatakan Atkins dan Rice (2013 : 3), kampanye komunikasi publik dalam bentuk apapun, baik dalam spektrum kesehatan, prososial, maupun lingkungan memiliki beberapa kesamaan dengan kampanye iklan komersial. Dengan demikian, dalam beberapa konteks, kampanye Tol Tanpa Sampah ini memiliki kemiripan dengan konsep pemasaran sosial, yang menekankan pada audiencecentered consumer orientation dan berupaya untuk mengemas produk sosial secara menarik dengan memanfaatkan kombinasi optimal komponen kampanye untuk mencapai tujuan pragmatis (Atkins dan Rice, 2013 : 3). Karena kompleksitas pertumbuhan masyarakat modern, komunikasi publik tidak dapat diserahkan kepada intuisi spontan yg mengerjakan sendiri kegiatan kampanyenya. Sebaliknya, perlu perencanaan yang sistematis untuk mencapai tujuannya (Voltmer dan Rommele, 2002). Sebuah kampanye komunikasi – dalam bentuk apapun – mengharapkan efektifitas yang dapat dicapai dari setiap tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, profesi public relations (PR) yang biasanya sangat berkepentingan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

75


dengan “public communication campaign� harus terus menerus meningkatkan kemampuan berkaitan dengan meningkatnya penggunaan media sosial. Pendekatan ini memerlukan pergeseran dalam berpikir, dari mulai strategi, perencanaan sampai pelaksanaan dan pengukuran (Breakenridge, 2012: 1). Meskipun tidak ada teori yang spesifik telah dikembangkan untuk menjelaskan dan memprediksi kampanye komunikasi publik, sejumlah perspektif teoritis secara teratur digunakan untuk memandu strategi kampanye.Charles K. Atkins dan Ronald E. Rice menyebutkan setidaknya ada 4 (empat) cara untuk melakukan penelitian terhadap sebuah kampanye, yaitu: 1. Formative Evaluation yaitu dengan melakukan penelitian terhadap desain kampanye. Melalui penerapan prinsip-prinsip desain kampanye umum tergantung pada konteks tertentu (terutama jenis penonton yang dipengaruhi serta jenis produk yang dipromosikan), desain yang sangat efektif biasanya membutuhkan membutuhkan input evaluasi formatif yang luas. dengan demikian, evaluasi formatif ini diharapkan dapat membantu untuk memperbaiki konsep dan desain kampanye. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi latar belakang tentang segmen fokus dan influencer interpersonal dengan menggunakan database statistik dan survei khusus untuk belajar tentang kecenderungan penonton, pola penggunaan channel, dan

evaluasi calon sumber dan banding. Data-data kualitatif juga bisa didapatkan dalam bentukfocus group discussion (FGD) maupun wawancara mendalam. 2. Process Evaluation evaluasi proses adalah penelitian yang dilakukan Sementara kampanye sedang berlangsung, menilai sejauh mana elemen yang dirancang benar-benar diterapkan dan cara-cara di mana program kampanye dapat ditingkatkan pelaksanaan berikutnya.Penelitian Evaluasi proses ini berguna untuk menentukan efektivitas manajemen kampanye dan mengidentifikasi pelajaran untuk mengatasi hambatan sosial dan struktural selama berlangsungnya kampanye. 3. Summative or Outcome Evaluation penelitian evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai hasil, setelah kampanye selesai dilaksanan, metode yang dapat digunakan dalam penelitian ini termasuk kajian eksperimental, cross-sectional, kelompok, panel. Namun demikian, penelitian ini dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun mixedmethods. Penelitian sumatif dapat dilakukan baik selama dan setelah dilaksanakan kampanye besar. 4. Campaign Effectiveness Penelitian ini ingin melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari pesan yang maupun tujuan yang diharapkan dari sebuah kampanye. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kampanye mampu meng-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

76


hasilkan pengaruh yang kuat ataupun kecil terhadap kognitif atau perilaku. Namun pengaruhnya sangat kecil terhadap sikap. Kampanye mungkin tidak mencapai dampak yang kuat karena berbagai alasan. Hambatan-hambatan dapat muncul pada setiap tahap respon dari paparan implementasi perilaku. Masalah utama hanya mencapai audiens dan mencapai memperhatikan pesan. Hasil kampanye komunikasi publik cenderung berkurang untuk penerima yang menganggap pesan yang menyinggung, mengganggu, membosankan, basi, berkhotbah, membingungkan, menjengkelkan, menyesatkan, tidak relevan, informatif, berguna, luar biasa, atau membosankan.

METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan paradigma Positivist. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode Survey, dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada para pengguna jalan tol yang melewati jalan tol pada saat berlangsungnya Kampanye Tol Tanpa Sampah 25, 26, 27 November 2014. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300 responden. Pemilihan responden dipilih secara acak dengan cara incidental sampling kepada pengguna jalan tol yang telah melewati gerbang tol Jakarta-Tangerang ketika kampanye sedang berlangsung, sehingga para responden yang terpilih adalah para pengguna jalan tol yang telah terpapar

informasi mengenai Kampanye Tol Tanpa Sampah. Jenis penelitian ini adalah penelitian campaign effectiveness. Charles K. Atkins dan Ronald E. Rice menjelaskan bahwa penelitian ini ingin melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari pesan yang maupun tujuan yang diharapkan dari sebuah kampanye. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kampanye mampu menghasilkan pengaruh yang kuat ataupun kecil terhadap kognitif atau perilaku. Namun pengaruhnya sangat kecil terhadap sikap. Kampanye mungkin tidak mencapai dampak yang kuat karena berbagai alasan. Hambatan-hambatan dapatmuncul pada setiap tahap respon dari paparan implementasi perilaku. Masalah utama hanya mencapai audiens dan mencapai memperhatikan pesan. Hasil kampanye komunikasi publik cenderung berkurang untuk penerima yang menganggap pesan yang menyinggung, mengganggu, membosankan, basi, berkhotbah, membingungkan, menjengkelkan, menyesatkan, tidak relevan, informatif, berguna, luar biasa, atau membosankan. Sebagaimana dikemukakan di depan, penelitian ini akan menggunakan metode Customer Response Index (CRI) yaitu teknik analisis untuk mengukur efektifitas Iklan atau kampanye. CRI adalah angka yang menunjukkan efektifitas dilihat dari respons audiens. CRI merupakan hasil perkalian antara angka awareness, comprehend, interest, intentions dan action. Pada prinsipnya, semakin tinggi angka CRI maka akan semakin efektif bentuk kampanye yang dilakukan.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

77


Hasil kuesioner kemudian di analisis dengan menggunakan data deskriptif, setelah diketahui data deksriptif tersebut lalu kemudian dilakukan perkalian CRI.

menggunakan jalan tol sebagai alternatif rute. Apakah Anda Pengguna Aktif Jalan Tol Jakarta Tangerang Responden Prosentase Ya Tidak

HASIL PENELITIAN Dari hasi survey yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar (78%) responden adalah para pengguna aktif jalan tol. Definisi dari pengguna aktif adalah, mereka yang setiap hari secara rutin menggunakan jalan tol JakartaTangerang sebagai alternatif rute perjalanan dari rumah ke kantor maupun dari kantor ke rumah. Sementara sisanya, sebanyak 22 % responden adalah pengguna tidak aktif jalan tol JakartaTangerang (lihat tabel 1). Pengguna tidak aktif jalan tol adalah para pengguna yang tidak menggunakan jalan tol tersebut secara rutin, mereka hanya secara “incidental� melewati jalan tol JakartaTangerang pada saat kegiatan Kampanye Tol Tanpa Sampah dilakukan. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah mereka yang setiap hari merasakan dan “memiliki� jalan tol Jakarta-Tangerang. Ini menjadi penting mengingat para pengguna aktif jalan tol inilah yang paling berkepentingan terhadap kondisi kebersihan dan kenyamanan jalan tol jakarta-Tangerang. Dengan data iniakan dilihat secara obyektif bagaimana sesungguhnya perilaku para pengguna aktif tersebut dalam menggunakan jalan tol, serta perasaan dan pengalaman yang mereka alami ketika secara rutin, setiap hari,

234 66

78% 23%

Jumlah 300

100%

tabel : 1 Kemudian, berkaitan dengan perilaku para pengguna jalan tol dalam memperlakukan karcis tol didapatkan bahwa sebanyak 69% memasukkan karcis tol yang mereka terima di gerbang tol ke tempat sampah di dalam mobil. Kemudian, sebanyak 24% membuang karcis tol di tempat sampah yang tersedia di gerbang tol. Sementara itu, hanya sebagian kecil dari para pengguna jalan tol JakartaTangerang, yaitu sebanyak 7% yang membuang karcis tol di jalan tol. Namun demikian, angka 7% ini tidak dapat diabaikan, atau dianggap tidak penting, mengingat ada ratusan ribu kendaraan yang melawati jalan tol Jakarta-Tangerang setiap harinya. Artinya, dengan angka 7% pengguna yang membuang karcis tol di jalan tol, bisa dibayangkan ada ribuan karcis tol yang setiap harinya mengotori jalan tol. Bagaimana kebiasaan Anda dalam membuang karcis tol? Responden Prosentase Membuang karcis tol di tempat sampah yang tersedia di gerbang tol Memasukkan

207

69 %

72

24 %

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

78


karcis ke tempat sampah di dalam mobil Membuang karcis tol di jalan tol Jumlah

menganggap ini hanya himbauan biasa dari pengelola jalan tol.

21 300 tabel 2

7%

Apakah Anda tahu mengenai Himbauan untuk tidak membuang karcis tol di jalan tol yang dilakukan di Gerbang Tol Karang Tengah?

100%

A. Awareness Sebuah kampanye dapat dikatakan efektif jika memiliki tingkat awareness yang baik. Awareness, berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan dengan program kampanye yang sedang dilakukan. Dalam konteks ini, tingkat awareness kampanye Tol Tanpa Sampah ini diukur dari seberapa besar audiens menyadari akan adanya program kampanye ini. Dari hasil survey didapatkan bahwa ada 83 % responden yang tahu dan menyadari akan adanya kampanye tol tanpa sampah ini. Kemudian, sebanyak 15 % menjawab tidak tahu mengenai kegiatan program kampanye ini. Sementara itu, ada 2 % responden yang menjawab ragu-ragu. Artinya tingkat kesadaran (awareness) terhadap kegiatan kampanye ini hanyalah sebanyak 83%, sementara sisanya, 17 % responden menjawab tidak tahu dan raguragu, meskipun mereka melewati gerbang tol Karang Tengah persis ketika kampanye Tol Tanpa Sampah ini sedang berlangsung. Jumlah ini cukup besar, karena lokasi kampanye yang cukup rumit dan terbatas, yaitu di gerbang tol. Sebagian pengguna hanya dapat mengetahui jika mereka membuka kaca jendela. Sebagian pengguna tidak membuka kaca jendela dan

Tahu Tidak Tahu Raguragu Jumlah

Responden Prosentase 249 83 % 45

15 %

6

2%

300 tabel : 3

100%

B. Comprehend Comprehendberkaitan dengan pemahaman audiens terhadap pesan kampanye yang ingin disampaikan. Tingkat comprehend diukur dari seberapa besar pemahaman audiens terhadap maksud dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan dalam kampanye Tol Tanpa Sampah. Dari data didapatkan bahwa tingkat pemahaman audiens trhadap pesan yang ingin disampaikan dalam kampanye ini cukup tinggi. Ada sebanyak 82 % responden yang mengetahui maksud dari himbauan kampanye ini. Kemudian, ada 13 % yang tidak mengetahui, sementara sisanya, 5 % menjawab tidak tahu. Dengan data ini, sesungguhnya dapat dikatakan bahwa maksud dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan dalam kampanye ini tersampaikan dengan baik, dalam artian terjadi komunikasi yang cukup efektif. Meskipun dari data didaptkan hanya 82 % tingkat comprehend, namun jumlah ini sangat tinggi, mengingat bahwa hanya 83 %

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

79


responden yang mengetahui tentang program kampanye ini (lihat tabel 3), dengan demikian tingkat pemahaman mencapai 99 %. Apakah Anda memahami maksud dari himbauan untuk tidak membuang karcis tol di jalan tol yang dilakukan di Gerbang Tol Karang Tengah? Responden Prosentase Memahami 246 82 % Tidak 39 13 % Memahami Tidak 13 5% Tahu Jumlah

300 tabel : 4

100%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa para responden yang sebagian besarnya adalah pengguna aktif jalan tol Jakarta-Tangerang menganggap bahwa program-program kampanye seperti ini adalah yang “menarik�, penting dan cukup efektif untuk dilakukan berkaitan dengan isu-su tertentu.

Menurut Anda Apakah himbauan tersebut efektif dalam membangun kesadaran orang untuk tidak membuang sampah di jalan tol? Ya Tidak Tidak Tahu

C. Interest Interest berkaitan dengan tingkat ketertarikan audiens terhadap program kampanye yang sedang dilaksanakan. Tingkat interest diukur dari seberapa besar tingkat keterkatarikan audiens terhadap program kampanye Tol Tanpa Sampah ini. Kemudian, tingkat interest juga dilihat dari seberapa besar audiens menganggap kampanye Tol Tanpa Sampah ini adalah hal yang penting dan efektif untuk dilakukan. Dari data didapatkan bahwa ada 76 % responden yang menganggap program kampanye ini penting dan efektif dalam menanggulangi persoalan yang terjadi, berkaitan dengan perilaku membuang sampah di jalan tol. Kemudian, 16 % menganggap program ini tidak penting, dan dengan demikian, tidak efektif. Sementara sebagian kecil, 8 % menyatakan tidak tahu.

Jumlah

Responden Prosentase 228 76 % 48 16 % 24 300 tabel : 5

8% 100%

D. Intention Intention berkaitan dengan niat audiens untuk melakukan hal-hal yang secara persuasif dikomunikasikan melalui program kampanye. Tingkat intention diukur dari seberapa besar audiens memiliki niat untuk mengubah perilaku membuang karcis di jalan tol. Dari data didapatkan bahwa 97% responden menyatakan berniat untuk mengubah perilaku mereka berkaitan dengan perilaku membuang karcis di jalan tol. Kemudian, 2% menyatakan tidak berniat. Sementara, hanya 1% yang menyatakan ragu-ragu. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa 97% berniat untuk mengubah perilaku mereka berkaitan dengan keber-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

80


sihan dan kenyamanan di jalan tol. Angka 97% ini merupakan jumlah yang cukup besar, mengingat perilaku sebelum kampanye ini dilakukan ada 7% responden yang terbiasa membuang sampah di jalan tol. Dengan demikian ada setelah dilakukan kampanye ada peningkatan sejumlah 5% dari total responden yang sebelumnya terbiasa membuang sampah di jalan tol untuk mengubah perilaku mereka.

Apakah Anda akan berniat untuk merubah perilaku membuang sampah di jalan tol? Ya Tidak

Responden Prosentase 291 97 % 6 2%

Raguragu Jumlah

3

1%

300 tabel : 6

100%

E. Hasil Pengukuran CRI Dari data yang telah terkumpul dapat dilakukan pengukuran pada tingkat awareness, comprehend, interest, dan intention dari kegiatan Kampanye Tol Tanpa Sampah ini. Dari jumlah perkalian antara awareness x comprehend x interest x intention didapatkan hasil sebagai berikut : 83 % x 82 % x 76% x 97 % = 50,2 %. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kampanye Tol Tanpa Sampah ini cukup efektif mengingat angka yang didapat cukup besar bahkan diatas 50 %. KESIMPULAN Kampanye Tol Tanpa Sampah yang dilakukan di jalan tol JakartaTangerang dapat dikatakan sebagai sebuah

program yang efektif, mengingat dari tingkat awereness, ada 83 % pengguna yang menyadari terhadap kegiatan kampanye ini. Sementara tingkat comprehend juga menunjukkan angka positif 82 %. Kemudian, kampanye ini juga dapat dikatakan efektif, dengan melihat tingkat intention (niat) yang cukup besar yakni 97 %. Dengan demikian, himbauan melalui program kampanye yang dilakukan, dapat meyakinkan audiens untuk merubah perilaku kebiasaan lama mereka dalam membuang karcis di jalan tol. Meski demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu penelitian ini tidak dapat mengamati tindakan (action) yang terjadi setelah kampanye ini dilakukan. Dikarena keterbatasan waktu yang hanya memungkinkan penelitian ini hanya dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan kampanye. Kedepannya, keterbatasan ini harus ditutupi, dengan cara melakukan penelitian tindakan, untuk mengukur sebuah perilaku yang dilakukan publik setelah selesai dilakukannya kampanye. Mengingat bahwa banyak kampanye komunikasi gagal karena audiens menolak pesan yang disampaikan karena bertentangan dengan kebiasaan mengadopsi dan perilaku yang sudah mendarah daging. Dalam konteks ini, mungkin saja kemudia audiens kembali kepada kebiasaan lama yang sudah mendarah daging. Untuk mengatasi hal tersebut, selayaknya kampanye yang dilakukan berkaitan dengan kepentingan publik harus dilakukan secara efektif, intensif dan berkelanjutan.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

81


DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Charles K. dan Ronald E. Rice (2013). Theory and Principles of Public Communication Campaigns. Dalam Ronald E. Rice dan Charles K. Atkins. Public Communication Campaign. New York : Sage Publication. Breakenridge, Deirdre K. (2012). Social Media andPublic Relations; Eight New Practices for thePR Professional. Pearsons Education. Hal. 1 Brulle, Robert J. (2010) From Environmental Campaignsto Advancing the Public Dialog:Environmental Communicationfor Civic Engagement. Environmental Communication Vol. 4, No. 1, March 2010, hal. 85 Crisp, Elizabeth Crawford dan Charles C. Okigbo (2014). Strategic Communication Campaign dalam Charles C. Okigbo (ed). Strategic Urban Health Communication. New York : Springer Dorfman, Lori, Joel Ervice dan Katie Woodruff (2002). Voices for Change: A Taxonomy of Public Communications Campaigns and

Their Evaluation Challenges. http://www.innonet.org/resources/fil es/Voices_for_Change.pdf Keys

to a Successful Alcohol and Pregnancy Communication Campaign. http://www.beststart.org/resources/al c_reduction/pdf/keys.pdf

Sandy Surya Utama, dkk. Efektifitas Iklan Televisi Partai Gerindra Berdasarkan Metode Customer Response Index (CRI) di Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV No. 1 Maret 2009 Voltmer, Katrin and Andrea Rรถmmele(2002) Information and Communication Campaigns: Linking Theory to Practice dalamHansDieter Klingemann dan Andrea Rรถmmele (ed). PublicInformationCampaigns &OpinionResearch: A Handbook for the Student &Practitioner. London : Sage Publications Wibowo, Istiqomah (2009). Pola Periaku Kebersihan: Studi Psikologi Lingkungan tentang Penanggulangan Sampah Perkotaan. Makara, Sosial Humaniora, VOL. 13, NO. 1, JULI 2009.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

82


SALES PROMOTION SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MOBIL LOW COST GREEN CAR DAIHATSU AYLAPADA PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK CABANG CILEDUGKOTA TANGERANG

Rini Lestari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta E-mail: rini.lestari@budiluhur.ac.id

ABSTRACT PT .Astra Internasional Tbk-Daihatsu-Ciledug is a single agency and official distributor of the Daihatsu in Indonesia , is located on Hos Cokroaminoto, 69 , Tangerang, Banten .The rise of automotive industries low cost car of green car (lcgc), including Daihatsu own Daihatsu Ayla launched. Marketing communications through sales promotion is one of the activities PT.Astra Internasional Tbk-Daihatsu-Ciledug in promoting the product in the competition that are becoming more competitive.The purpose of research is to know and explain sales promotion as a strategy of marketing communications policy low cost car green car (lcgc) Daihatsu Ayla PT. Astra International Tbk Daihatsu Ciledug and constraints and opportunities in implementing a sales promotion car Daihatsu Ayla PT .Astra International Tbk Daihatsu Ciledug .The theory is of marketing communications research , hotchpotch of marketing communications focused on sales promotion (kotler and keller) .The research uses a method of constructivism paradigm , qualitative research approach , research methodology case study.The result showed that the company: First, Astra Internasional Daihatsu Ciledug conducting any activity to promote the sale of (sales promotion) in forms of: the refund cash discount) (the frequency, and lot his gifts the experiment was free, guarantees the product, the trademark the sales and advertising special. Second, opportunities found in PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug in carrying out an activity to promote the sale of (sales promotion) is: helped increase the volume of sale, increase the purchase of recurring repeat order, and increase customer loyalty .Constraints that found in undertaken any activities sales promotion is as follows: the perspective of human resources especially in the field of sales, PT .Astra Internasional Daihatsu Ciledug do not have the department part with specialty of handling marketing communications, and customer not to immediately conduct a purchase decision. Keyword:

Sales Promotion , Strategy , Marketing Communications , Low Cost Green Car (LCGC) , Daihatsu Ayla.

ABSTRAK PT. Astra Internasional Tbk-Daihatsu-Ciledug merupakan agen dan distributor resmi dari produk Daihatsu di Indonesia, berlokasi di jalan HOS Cokroaminoto no.69, Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Persaingan industri otomotif meluncuran mobil dengan istilah low cost green car (lcgc), termasuk Daihatsu sendiri meluncurkan Ayla. Komunikasi pemasaran melalui sales promotion adalah salah satu kegiatan agar Daihatsu Ayla dapat bertahan dalam persaingan yang semakin kompetitif.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan sales promotion sebagai strategi komunikasi pemasaran kebijakan mobil Low Cost Green Car (LCGC) Daihatsu Ayla PT. Astra Internasional Tbk Cabang Ciledug Tangerang dan hambatan-hambatan dan peluang dalam Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

83


melaksanakan sales promotion mobil Daihatsu Ayla PT. Astra Internasional Tbk Cabang Ciledug Tangerang. Teori penelitian adalah komunikasi pemasaran, bauran komunikasi pemasaran memfokuskan pada sales promotion. Metode Penelitian menggunakan paradigma konstruktivisme, pendekatan penelitian kualitatif, metode penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug melakukan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) dalam bentuk-bentuk: penawaran Pengembalian Dana Tunai (diskon), Program Frekuensi, Hadiah dan Undian, Percobaan Gratis, Garansi Produk, Pameran Dagang, Kontes Penjualan dan Iklan Khusus. 2) Peluang yang ditemukan pada PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug dalam melaksanakan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) adalah:a) Membantu meningkatkan volume penjualan. b)Meningkatkan pembelian berulang “repeat order�. c) Meningkatkan loyalitas customer. Hambatan yang ditemukan dalam melaksanakan kegiatan sales Promotion adalah sebagai berikut: 1) Segi sumber daya manusia terutama di bidang sales 2) PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug belum memiliki bagian/departemen khusus yang menangani bidang komunikasi pemasaran 3) Customer tidak segera melakukan keputusan pembelian. Kata kunci : Strategi, Komunikasi Pemasaran, Low Cost Green Promotion, Daihatsu Ayla

PENDAHULUAN Daihatsu merupakan salah satu merek mobil yang ikut berpartisipasi dalam meramaikan industri otomotif di Indonesia. Berkembangnya inovasi, teknologi serta berbagai tipe kendaraan yang dikeluarkan oleh Daihatsu mendorong produsen kendaraan itu sendiri untuk mempromosikan berbagai kelebihan produk-produk yang dimilikinya, dengan tujuan konsumen agar lebih paham akan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk, berbagai kelebihan dan teknologi yang digunakan maupun kemudahan dan jaminan yang diberikan oleh Daihatsu. Maka dari itu itu diperlukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat untuk dapat bersaing dalam industri otomomotif di tanah air. PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu merupakan salah satu perusahaan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) terbesar di Indonesia dan juga memiliki jumlah pelanggan yang cukup besar. Daihatsu sebagai salah satu pesaing dalam bisnis otomotif secara

Car (LCGC), Sales

khusus, mobil-mobil keluaran Daihatsu termasuk dalam kategori terjangkau untuk masyarakat secara luas. Pada tanggal 19 September 2012, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) meluncurkan kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) Daihatsu Ayla yang menggunakan mesin tipe 1KR-DE DOHC berkapasitas mesin 998 cc. Daihatsu Ayla menggunakan komponen lokal sebanyak 84 persen dan teknologi ECO terbaru, diklaim mengkonsumsi bahan bakar 20 km/liter. Daihatsu Ayla sendiri dipasarkan dalam tiga varian dengan kode D, M, dan X. Peneliti tertarik dengan strategi komunikasi pemasaran PT Astra Internasional Daihatsu Ciledug dengan diluncurkan kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) Daihatsu Ayla. Karena pada tahun 2013 beberapa perusahaan otomotif berlomba-lomba meluncurkan mobil dengan tag lineLow Cost Green Car (LCGC). Alasan yang lain adalah PT. Astra Internasional Tbk - Daihatsu

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

84


Ciledug merupakan agen tunggal Daihatsu terbesar di wilayah Ciledug, Petukangan dan Kebayoran. Dan merupakan wilayah dengan istilah “Red Zone” maksudnya adalah di suatu wilayah terdapat banyak agen tunggal Astra Daihatsu maupun dealer resmi Daihatsu yang ada di daerah tersebut, jadi membuat persaingan semakin kompetitif dan menjadi tantangan tersendiri PT. Astra Internasional Tbk - Daihatsu Ciledug dalam melaksanakan poromosi penjualan (sales promotion) Peneliti memilih daerah PT. Astra Internasional Tbk - Daihatsu Ciledug sebagai lokasi penelitian, karena penduduk yang berdomisili di daerah tersebut cukup heterogen dalam arti terdapat keragaman karakter masyarakat yang dapat diklafikasikan berdasarkan perbedaan agama, tingkat pendidikan, suku/etnis, jenis pekerjaan, dan usia, dan yang tidak kalah penting adalah kebutuhan akan transportasi khususnya mobil untuk di daerah Ciledug cukup tinggi. Pertumbuhan suatu daerah ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh urbanisasi yang tinggi. Daerah Ciledug merupakan daerah yang terletak antara perbatasan Jakarta Selatan dan Tangerang, sebagian besar penduduknya bekerja di Jakarta dan sebagian kecil di Tangerang. Warga Ciledug harus menempuh perjalanan dari tempat tinggalnya untuk mencapai tempat kerjanya. Seiring dengan pergerakan penduduk yang terjadi, disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi, mengakibatkan meningkatnya permintaan akan kendaraan pribadi. Mengacu pada latar belakang ma-

salah yang ada, Penulis tertarik dengan strategi komunikasi pemasaran PT Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug untuk kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) Daihatsu Ayla. Di tengah kompetitifnya perusahaan otomotif berlomba-lomba meluncurkan mobil Low Cost Green Car (LCGC). Berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis merumuskan permasalahan: Bagaimana Sales Promotion sebagai Srategi Komunikasi Pemasaran Mobil Low Cost Green Car Daihatsu Ayla PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug Kota Tangerang? Tujuan Penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan menjelaskan strategi komunikasi pemasaran mobil low cost green car Daihatsu Ayla PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Manfaat penulisan ini adalah Peneliti berharap penelitian yang dilakukan mempunyai kegunaan. Adapun kegunaan yang diharapkan meliputi: Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penyumbang bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya tentang komunikasi pema-saran (Marketing Communication). Serta diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan teori yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran khususnya komunikasi pemasaran melalui Sales Promotion. Kegunaan PraktisPenelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran yang ada di perusahaan terutama Divisi Marketing Communication melalui Komunikasi Pemasaran.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

85


KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Strategi Menurut Stephen Robbins (1990) yang dikutip Morissan (2008:152) mendefinisikan strategi sebagai berikut: “ The determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of course action and the allocation of resources necessary for carrying, out this goals”. Strategi adalah penentuan tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumbersumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Mengandung pengertian bahwa strategi adalah meliputi tindakan memperkirakan atau membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu atau yang akan menghalangi tercapainya tujuan, serta merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Sedangkan menurut The Big Book of Business Quotations yang dikutip oleh Barney dan Hesterly (2008:4) strategi diartikan sebagai “Theory about how to gain competitive advantage” artinya strategi adalah teori tentang bagaimana memperoleh keunggulan kompetitif atau bersaing. Sedangkan menurut Demsetz yang dikutip oleh Barney (2008:5), “strategy is theory of how to achieve high levels os performance in the markets ang industries within which it is operating”. Strategi adalah teori bagaimana mencapai kerja tingkat tinggi di pasar dan industri di mana perusahaan tersebut beroperasi di dalamnya. Kedua pengertian tersebut memperlihatkan bahwa tujuan perusahaan dan implementasi strategi

yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh kemenangan di kancah persaingan melalui upaya-upaya yang dapat mendorong tercapainya tingkat kerja yang optimal. Komunikasi Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:173) komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung atau tidak langsungtentang produk dan merek yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu, komunikasi pemasaran menggambarkan ”suara” merek dan merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membangun dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Pengertian komunikasi pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untk perfomance pemasaran (Pickton & Broderick dalam Prisgunanto, 2006:8). Komunikasi pemasaran merupakan uraian dari dua unsur pokok yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara individu atau antara organisasi dengan individu. Singkat kata, komunikasi bukan sekadar berbicara, menulis, berbusana atau melakukan demonstrasi. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

86


pertukaran. Pemasaran adalah penjualan yang dilakukan lewat sebuah sistem. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat suatu kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran (feedback) timbal balik antara produk dan nilai dengan orang lain (Kotler, 1997: 8). Komunikasi pemasaran (Marketing Communication) adalah segenap elemen dan teknik yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan pasar, yakni mulai dari pembuatan kartu nama, label atau merek dagang, pegemasan produk, sampai pada periklanan, penyelenggaran kegiatan-kegiatan humas dan penyediaan pelayanan purna jual (Jefkins, 1995: 369). Menurut Shimp (2001: 4) menyatakan, komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa �pemasaran di era 1990 an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan�. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran membentuk banyak fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat diberitahu atau ditunjukkan bagaimana dan mengapa sebuah produk digunakan, oleh orang seperti apa, dan di mana serta kapan; konsumen dapat

belajar tentang siapa yang membuat produk dan apa yang dipertahankan perusahaan dan merek; dan konsumen dapat diberikan satu insentif atau imbalan untuk percobaan atau penggunaan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merek mereka dengan orang lain, tempat, acara khusus, pengalaman merek, perasaan, dan barang. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas merek dengan membangun merek dalam ingatan dan meningkatkan citra merek. Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix) Kotler dan Keller (2009:174) bauran komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama: 1.

2.

Pemasaran Langsung (Direct Marketing). Bentuk-bentuk pemsaran langsung adalah penggunaan surat, telepon, faksimile, email, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu. Promosi Penjualan (Sales Promotion). Dalam Hal ini berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.Selanjutnya Tjiptono (1997:229) yang menyatakan bahwa “promosi penjualan adalah untuk merangsang pembelian dengan segera atau untuk meningkatkan jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh pelanggan�.Sales promotion, adalah suatu aktivitas yang dibuat sedemikian rupa untuk menjadi pelengkap advertising

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

87


3.

4.

5.

dan sekaligus sebagai media yang dapat memudahkan personnal selling. Hubungan Masyarakat dan Publisitas. Merupakan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atauproduk individunya. Bilson Simamora (2003:315) menyatakan “hubungan masyarakat merupakan bagian dari upaya promosi perusahaan, yang didesain untuk mempengaruhi pasar sasaram khususnya dan public”. Public Relations memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mengarah ke pembentukan opini bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan. Penjualan Personal. Penjualan personal adalah interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab per-tanyaan, dan mengadakan pesanan. Lebih jauh Shimp (2003:5) bahwa “penjualan perorangan (personal selling) sebagai bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk perusahaan”. Periklanan (Advertising). “Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan

pesan, entah untuk membangun preferensi merek, citra merek dan untuk mendidik orang”. 6. Acara dan Pengalaman (Event Marketing). Merupakan kegiatan dan program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindngi citra perusahaan atau produk individunya. Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. 7. Pemasaran Interaktif (Interactive Marketing). Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung menigkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 8. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth). Merupakan komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.Dapat disimpulkan bahwa pemasaran dari mulut ke mulut merupakan pertukaran informasi atau pengalaman antar anggota masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan, kelebihan dan kualitas produk atau jasa dan berbagi informasi tentang pengalaman membeli. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Menurut Kotler dan Keller (2009:219) Promosi Penjualan adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

88


koleksi alat insentif, sebagian jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Semantara menurut Tjiptono (2008:546) “promosi penjualan (sales promotion) merupakan segala bentuk penawaran atau intensif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengecer atau pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respon spesifik dan segera�. Sedangkan menurut Cravens dalam bukunya pemasaran stategis, (2002:77), strategi promosi penjualan adalah perencanaan dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah perencanaan atau kegiatan dari suatu organisasi/ perusahaan agar dapat mencapai sasaran sehingga tujuan yang diinginkan dapat terwujud. Menurut Kotler dan Keller (2009:221) bentuk-bentuk promosi penjualan adalah sebagai berikut: 1.

2.

3.

Sampel, Menawarkan sejumlah produk atau jasa gratis yang diantarkan dari pintu-pintu, dikirim melalui surat, diambil di toko, ditempelkan ke produk lain. Kupon, Sertifikat yang membuat pemegangnya memiliki hak atas penghematan yang tertulis terhadap pembelian produk tertentu: dikirimkan melalui surat, terbungkus dalam produk lain, ditempelkan pada produk tersebut atau disisipkan dalam majalah atau surat kabar. Penawaran Pengembalian Dana Tunai (Rabat), Memberikan penu-

4.

5.

6.

7.

8.

runan harga setelah pembelian: konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen yang mengembalikan sebagian harga. Kemasan Harga, Menawarkan konsumen menghemat harga reguler produk, ditempelkan pad label atau kemasan. Kemasan harga murah adalah kemasan tunggal yang dijual pada harga murah (seperti dua untuk harga satu barang). Kemasan terikat adalah dua produk berhubungan yang diikat menjadi satu. Premi (Hadiah), Barang-barang yang ditawarkan pada biaya relatif rendah atau gratis sebagai insentif membeli produk tertentu. Premi dalam kemasan menyertai produk di dalam atau kemasan. Program Frekuensi, Adalah program yang memberikan penghargaan yang berhubungan dengan frekuensi dan intensitas konsumen dalam membeli produk atau jasa. Hadiah (Kontes, Undian, Permainan), Adalah penawaran peluang untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang sebagai hasil pembelian sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen memberikan masukan untuk dipelajari panel dewan juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen mengumpulkan nama mereka yang diundi. Permainan menampilkan suatu permainan kepada konsumen setiap kali mereka membeli. Percobaan Gratis, Mengundang calon pembeli mencoba produk secara

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

89


9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

gratis dengan harapan konsumen akan membeli. Garansi Produk, Janji eksplisit atau implisit oleh penjual bahwa produk akan berkinerja dengan baik, jika tidak penjual akan memperbaikinya atau mengembalika uang pelanggan sepanjang periode tertentu. Promosi Terikat, Dua atau lebih merek atau perusahaan bermintra mengeluarkan kupon, pengembalian dana. Tampilan dan Demontrasi Titik Pembelian (POP), Adalah tampilan dan demontrasi yang dilakukan pada titik pembelian atau penjualan. Penurunan Harga, Diskon langsung dari harga resmi untuk setiap pembelian sepanjang periode waktu yang ditentukan. Insentif (Allowance), Jumlah yang ditawarkan untuk mendapatkan kesempatan pengecer guna menampilkan produk dengan beberapa cara. Insentif iklan memberi kompensasi kepada pengecer karena mengiklankan produk. Insentif pelanggan memberi kompensasi kepada pengecer karena memberi tempat pajangan khusus bagi produk. Pameran Dagang dan Konvensi, Asosiasi industri mengadakan pameran dagang dan konvensi tahunan. Manfaatnya adalah menghasilkan arahan penjualan baru, mempertahankan kontak pelanggan, memperkenalkan produk baru, bertemu dengan pelanggan baru, menjual lebih banyak ke pelanggan saat ini. Kontes Penjualan, Kontes penjualan diarahkan untuk mendorong tenaga

penjualan atau penyalur meningkatkan hasil epnjualan mereka sepanjang periode yang ditentukan, dengan hadiah (uang, perjalana, cendera mata, atau poin) yang diberikan kepada mereka yang berhasil. 16. Iklan Khusus, Terdiri dari barang murah yang bermanfaat serta mencantumkan nama dan alamat perusahaan, dan kadang-kadang pesan iklan yang diberikan wiraniaga ke calon pelanggan dan pealnggan. Barang yang umum adalah bolpoint, kalender, gantungan kunci, senter, tas jinjing dan memo. Secara garis besar terdapat tiga klasifikasi utama dari promosi penjualan yaitu: 1.

2.

3.

Promosi konsumen (consumer promotion), meliputi: kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, undian, dan lain-lain. Promosi dagang (trade promotion), meliputi: diskon, barang dagangan, bantuan peralatan, atau intensif lain untuk pengecer atau pedagang grosir. Promosi wiraniaga (salesforce promotion), seperti kontes penjualan. Jadi klasifikasi utama promosi penjualan yang ditujukan kepada konsumen yang teridiri dari: kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, undian, dan lain-lain, pengecer/agen yang terdiri dari: diskon kas, barang dagangan, bantuan peralatan, atau intensif lain untuk pengecer atau pedagang grosir. dan wiraniaga terdiri dari: kontes penjualan.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

90


Tujuan Promosi Penjualan

METODE PENELITIAN

Menurut Kotler dan Keller (2009:219) tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam yakni merangsang permintaan, meningkatkan hasrat konsumen untuk mencoba produk, membentuk goodwill, meningkatkan pembelian konsumen, juga bisa mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak serta meminimimkan perilaku berganti-ganti merek, atau mendorong konsumen untuk mencoba pembelian produk baru. Tujuan lainnya juga bisa berupa untuk mendorong pembelian ulang produk, dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, menyerang aktifitas promosi pesaing. Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat (quick buying response) yang antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon, dan potongan harga untuk konsumen. Jadi tujuan promosi penjualan adalah untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan volume penjualan, di segi lain ada juga dari promosi yaitu menjual suatu barang atau jasa. Dalam promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana/keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi yang akan dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Ardianto (2007:161) prinsip dasar konstruktivisme adalah menerangkan bahwa tindakan seseorang ditentukan oleh kontruksi diri sekaligus juga kontruk lingkungan luar dari perspektif diri, sehingga komunikasi itu dapat dirumuskan, di mana ditentukan oleh diri di tengah pengaruh lingkungan luar. Penjelasan Ontologi, epistemologi dan metodologis dalam kontriktivisme. Ontologi: relativisme, alam semesta yang kita ketahui bersifat spesifik, lokal yang dikontruksi oleh paradigma tertentu oleh kerangka konseptual tertentu atau perspektif tertentu. Epistemologi: bersifat transaksional, dialogis, teori kontruksi sebagai hasil investigasi dan proses sosial (khususnya ilmu pengeetahuan sosial budaya). Metodologi: hermeneutik dan dialektis, ilmu hasil konstruksi atau interaksi peneliti terhadap obyek yang diteliti. Berkaitan dengan penelitian menerangkan bahwa substansi bentuk penerapan dalam kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian obyektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alasan-alasan subyektif. Komunikasi pemasaran Mobil Low Cost Green Car (pada PT. Astra Internasional Tbk Daihatsu - Ciledug. Merupakan tindakan sosial yang dilakukan oleh PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu yang mempunyai tujuan untuk mengarahkan, menginformasikan, dan mempengaruhi masyarakat tetapi dengan beberapa catatan, di mana tindakan social: strategi

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

91


komunikasi pemasaran yang dilakukan individu atau organisasi harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman (interpretif understanding). Artinya bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Astra Internasional Tbk-Daihatsu-Ciledug akan memberikan pengaruh kepada masyarakat berkaitan rasionalitas dan tindakan strategi komunikasi pemasaran yang dapat dipelajari melalui penafsiran dan pemahaman Jadi hasil penelitian ini adalah hasil konstruksi (bentukan) peneliti. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Agus Salim (2001:11) Konsep penelitian kualitatif sebenarnya menunjuk dan menekankan pada proses dan berarti tidak diteliti secara ketat atau terukur jika memang dapat diukur dilihat dari kualitas, jumlah, intesnsitas atau frekuensi. Penelitian kualitatis menekankan pada sifat realitas yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang dipelajari dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan. Menurut Lexy J. Moelong (2004:186), �Penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah.� Peneliti ingin menjelaskan tentang bagaimana

strategi komunikasi pemasaran Mobil Daihatsu Ayla PT.ASTRA Internasional Tbk Daihatsu Ciledug. Dengan adanya penelitian dengan pendekatan kualitatif ini, diharapkan mampu menhasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, anggota masyarakat dan organisasi tertentu. Mengacu pada rumusan masalah, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus menurut Creswell (1998) menyatakan bahwa pertanyaan penelitian yang diajukan lebih sering diawali dengan kata How dan Why karena dalam studi kasus, seorang peneliti hendak mencari keunikan kasus yang diangkat sehingga lebih memfokuskan bidang pertanyaan kepada proses (How) dan alasan (Why). dalam, Haris Herdiansyah (2010:97). Menurut Deddy Mulyana (2010:201) studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti. Menurut Robert K. Yin (2013: 46) karakter umum dalam penelitian berperan sebagai latar untuk memikirkan desain yang spesifik bagi studi kasus. Empat tipe desain penelitian studi kasus yaitu: (a). Desain kasus tunggal holistic (b). Desain kasus tunggal terpancang (c). Desain multi kasus holistic (d). Desain multi kasus terpancang. Rasional untuk keempat tipe desain dimaksud sebagai-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

92


mana dijelaskan sebagai berikut:Terkait dengan topik permasalah penelitian ini, maka tipe desain studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Kasus Tunggal Terjalin, karena penelitian ini memfokuskan diri atau berusaha menjawab masalah-masalah: Untuk mengetahui kegiatan Sales Promotion Sebagai Komunikasi Pemasaran Mobil Low Cost Green Car (LCGC)Daihatsu Ayla PT. Astra Internasional Tbk Cabang Ciledug Tangerang dan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan peluang apa yang ditemukan ketika melaksanakan kegiatan Sales Promotion Mobil Daihatsu Ayla PT.ASTRA Internasional Tbk Cabang Ciledug Tangerang. Teknik pengumpulan data, dalam penulisan ini, proses pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:Data Primeryaitu data yang diperoleh secara langsung agar memperoleh informasi yang dilakukan melalui wawancara mendalam (in-dept interview) dengan mengajukan beberapa pertanyaan (quesioner) kepada informan. Pemilihan teknik wawancara ini didasarkan atas kelebihan teknik itu sendiri yang dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan para informan (Nasution, 1996:69). Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu wawancara tak terstruktur dan wawancara berstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam (in dept interview), wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka (opened intertview) sedangkan wawancara tersrtuktur sering juga disebut wawancara baku (standardized inter-

view), yang susunanya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang jugatelah tersedia (Mulyana, 2001:180). Data Sekunder yaitu data penunjang yang diperoleh melalui buku-buku literature yang dapat dijadikan referensi untuk mengetahui teori-teori yang diperlukan agar dapat melengkapi data dalam penelitian ini.Studi Kepustakaan dan Dokumentasiadalah pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai sumber bacaan dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan teknik dokumentasi dengan cara menelusuri dan memperoleh data yang diperlukan melaui dokumendokumen yang telah tersedia.Biasanya berupa data statistic, agenda kegiatan, produk kepustakaan dan lain sebagaimya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud selain berasal dari organisasi atau tempat penelitian dapat dicari atau diperoleh di berbagai perpustakaan maupun diakses melalui internet. Tiga teknik pengumpulan data tersebut dulakukan oleh peneliti sebagai intrumen penelitian dengan alat bantu penelitian yang meliputi: transkrip wawancara, dokumentasi, alat perekam dan buku catatan. Dalam penelitian ini analisis data digunakan adalah analisis kualitatif. Teknik analisis data menggunakan model analisa melalui beberapa tahapan berikut ini: 1) Tahap Pengumpulan Data Mentah. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data mentah yaitu data yang peneliti peroleh melalui wawancara, studi lapangan (observasi) maupun studi lite-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

93


ratur.2)Transkrip Data. Data mentah pada tahap ini baik berupa catatan tulisan tangan, hasil rekaman melalui alat perekam suara dirubah menjadi bentuk catatan tertulis.3) Pembuatan Kode. Pada tahap ini data yang telah ditranskrip dibaca ulang dan bagian-bagian tertentu dari trankrip yang dianggap penting akan dicatat untuk diproses selanjutnya serta diambil kata kunci. Kata kunci ini akan diberi kode.4)Kategorisasi Data. Pada tahap ini data akan disederhanakan dengan mengingat kata-kata kunci dalam satu besaran yang disebut katagori. 5) Penyimpulan Sementara akan diambil suatu kesimpulan yang bersifat sementara. Kesimpulan ini merupakan kesimpulan yang berdasarkan atas data yang ada dan bukan suatu penafsiran. 6)Triangulasi adalah proses check dan recheck antara sumber data yang satu dengan sumber data yang lain. 7)Penyimpulan Akhir. Pada tahap a sampai f ada kemungkinan untuk diulang apabila kesimpulan akhir dianggap belum memadai. Akhirnya suatu kesimpulan akhir akan diambil bila data sudah jenuh atau penambahan data baru hanya berarti redundant.

nen yang digunakan berkaitan dengan faktor-faktor penting bagi perusahaan dan berhubungan dengan masa depan perusahaan yang terdiri dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis Kekuatan (Strengths). Kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yang berasal dari perusahaan dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di dalam suatu industri, dan akan mendukung perkembangan usaha. Kekuatan mengamati sumber dana, citra, kepemimpinan, pasar, hubungan dengan konsumen ataupun pemasok-pemasok dan semua hal yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi yang mempunyai keunggulan bersifat positif jika dibandingkan dengan perusahaan lain. 1.

HASIL PENELITIAN Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) PT.ASTRA Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Analisis SWOT adalah sarana penilaian kondisi eksternal dan aplikasinya terhadap kemampuan internal perusahaan. Di dalam analisis SWOT kompo-

2.

Sumber Dana/Modal. PT. Astra Internasional Tbk – DaihatsuCiledug merupakan perusahaan tidak hanya dalam tarif nasional tetapi sudah menjadi perusahaan yang bertaraf internasional.PT. Astra Internasional Tbk – DaihatsuCiledug dalam bidang sumber dana mempunyai kekuatan yang sangat besar. Kepemimpinan.PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug mempunyai sosok pemimpin yang memenuhi sifat-sifat tertentu yang memenuhi kriteria kepemimpinan seperti kepribadian yang hangat, ramah, mengayomi, peduli, ketauladanan, kemampuan atau skill dan memiliki daya

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

94


3.

4.

5.

kesanggupan. Seorang pemimpin mempunyai kewajiban yang pokok mengayomi dan menyejahterakan perusahaan. Citra. Citra PT. Astra Internasional di mata eksternal maupun internal sudah baik. PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug mempunyai citra yang baik dilihat dari mata konsumen maupun dari karyawan internal perusahaan. Sebagai bentuk kegiatan guna menciptakan/mempertahankan citra yang baik salah satunya dengan cara melaksanakan bukti kepedulian Daihatsu terhadap lingkungan dan masyarakat, Daihatsu terus-menerus melaksanakan program Corporate Social Respeonsibility (CSR) serta untuk mendukung tujuan perusahaan yang berkesinambungan. Perusahaan yang mempunyai citra baik dimata konsumen , produk dan jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak mempunyai citra. Pasar. PT. Astra Internasional Daihatsu mempunyai segmen pasar yang luas dan menjanjikan karena target pasarnya adalah menengah dan bawah. Masyarakat Indonesia yang kurang lebih jumlah penduduknya 250 juta kebanyakan berada di taraf menengah ke bawah. Kekuatan Produk. PT Astra Internasional Daihatsu mempunyai kekutan produk dalam hal: satu jenis kendaraan diproduksi dalam banyak tipe yang bisa disesuaikan dengan kemampuan/daya beli customer berarti keunggulan produknya adalah

6.

dalam memproduksi dalam banyak variant/type untuk keseluruhan jenis. Daihatsu Ayla mempunyai beberapa keunggulan yang dapat digunakan sebagai “senjata� dalam melakukan promosinya yaitu dengan tiga kata yang dapat mewakili keseluruhan Ayla adalah keren, lega dan efisien. Kekuatan Tempat. Lokasi strategis yang dimiliki oleh Astra Internasional Daihatsu Ciledug karena didukung oleh hal-hal sebagai berikut: segment Daihatsu cukup berhasil di lokasi ini karena perumahan kelas 1 ke bawah termasuk segment Daihatsu., ditambah juga karena dekat pusat bisnis ada CBD, Plaza baru Ciledug, Mall Ciledug, Pom bensin dan dekat perumahanperumahan diantaranya: perumahan Pondok Lestari, Karang Tengah Permai, Komplek Barata, Perumahan Bangun Reksa, Perumahan Griya Kencana, perumahan Japos, perumahan Palem Ganda, perumahan Griya Ciledug, perumahan Puri Beta dan lain-lain.

Analisis Kelemahan (Weaknesses) Kelemahan adalah hal-hal dari dalam perusahaan yang dapat menghambat perkembangan usaha, misalnya kekurangan sumber daya, keahlian, kemampuan manajemen, fasilitas sumber dana dan lain-lain. 1.

Kelemahan Sumber Daya Manusia. Kelemahan dalam bidang sumber daya manusia yang ditemukan di Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah sering terjadi perombakan khususnya sales

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

95


yaitu sering terjadi pergantian karyawan. Perbandingan sales lama dengan sales baru adalah 30 berbanding 70. 2.

Kelemahan Administrasi. Kelemahan yang ditemukan dalam bidang administrasi pada Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah ketika customer ingin membuka proses penjualan seperti buka faktur dan Dokumen Order prosesnya cukup lama karena harus diproses di cabang Bintaro. Kelemahan dalam bidang administrasi yang ada pada Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah tidak semua cabang Astra Internasional dapat melayani proses administrasi secara langsung karena prosesnya harus dibawa ke cabang yang lebih besar.

3.

Kelemahan Lokasi/tempat. Kelemahan dari segi lokasi/tempat yang ditemukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah masalah lahan parkir, genangan air dan sampah. Meskipun terkadang ada genangan ketika musim hujan hal tersebut tidak menjadikan masalah yang besar, karena hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu saja ketika hujan besar. Masalah sampah pihak Astra Daihatsu Ciledug pernah complain ke pihak aparat tetapi belum ada penyelesaiannya.

4.

penumpang yaitu air bag dan dari segi body bagian depan penyerap udara terlalu lebar jadi tidak sesuai dengan bodinya yang kecil.Selain dari segi keamanan dan estetika ditambahkan juga kelemahan dari segi kenyamanan bahwa suara dari luar mobil masih terdengar cukup jelas meskipun sudah menutup pintu dan menyalakan AC (air conditioner).

Kelemahan Produk. Kelemahan tentang produk yang dapat disampaikan adalah kelemahan pada Daihatsu Ayla tentang belum adanya pengamanan untuk pengemudi dan

Analisis Peluang (Opportunities) Peluang merupakan situasi yang baik dari lingkungan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan pada perusahaan. Peluang merupakan identitas pasar tertentu, kondisi persaingan, kondisi permintaan di masa mendatang, regulasi, perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan dengan konsumen atau dengan pemasok yang memberikan peluang kepada pengusaha. 1.

Peluang Pesaing. Peluang yang dapat disampaikan di sini berkaitan dengan pesaing adalah semakin kompetitifnya kegiatan pemasaran antar perusahaan otomotif sehingga menuntut pihak Astra Internasional Daihatsu lebih berinovasi dalam pengembangan produk, pemasaran, pemasaran dan pelayanan. Peluang yang dimiliki Astra Internasional Daihatsu adalah Daihatsu Ayla yaitu mobil yang irit dan ramah lingkungan, mobil murah tetapi kualitas terjamin, dan harapanya Ayla bisa tetap berkompetisi di dalam segmentnya.�

2.

Perkembangan Perkembangan

Teknologi. teknologi

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

96


dimanfaatkan sepenuhnya dan sebaik-baiknya oleh pihak Daihatsu yaitu salah satu bentuknya dengan teknologi air bag yang tadinya diperuntukkan untuk Terios dan Xenia (type tertentu) kedepannya Gran Max dan Ayla kemungkinan akan mengadopsi teknologi air bag dan ditambah dengan teknologi low cost green car (LCGC). Analisis Ancaman (Threats) Ancaman yang dimaksudkan adalah dapat timbul dari internal maupun eksternal suatu perusahaan. Internal perusahaan misalnya berkaitan dengan sumber daya manusia yang kurang maksimal dan eksternal datang dari kebijakan pemerintah, misalnya regulasi baru, dan datang dari pesaing. Ancaman yang dihadapi oleh Astra Internasional Daihatsu dalam bidang sumber daya manusia adalah sumber daya manusia di bidang sales karena sering terjadi pergantian dengan adanya sales yang masuk dan keluar dalam jangka waktu yang pendek. Dari pernyataan dari informan tersebut dapat disampaikan bahwa hambatan dari bidang sumber daya manusia adalah seringnya terjadi pergantian sumber daya manusia di bidang sales dikarenakan keluar /masuknya anggota sales baru. Hal itu disebabkan para sales ada yang dikeluarkan, keluar atas kemauan sendiri dan karena kontrak kerja habis tidak diperpanjang. Ancaman yang dapat disampaikan di sini berkaitan dengan pesaing adalah semakin kompetitifnya kegiatan komunikasi pemasaran antar perusahaan otomotif sehingga menuntut

pihak Astra Internasional Daihatsu lebih berinovasi dalam pengembangan produk, komunikasi pemasaran dan pelayanan. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Penawaran Pengembalian Dana Tunai (Rabat) Memberikan penurunan harga setelah pembelian: konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen yang mengembalikan sebagian harga. Rabat juga merupakan potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Ketika produsen menjelang hari raya atau tahun baru, biasanya menjelang hari raya atau tahun baru, toko-toko, supermarket atau swalayan memberikan potongan harga untuk menarik para pembeli yang akan berbelanja. Potongan harga inilah yang disebut rabat (diskon). PT. Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug memberikan potongan harga kepada customer sebagai berikut adalah bentuk pemberian diskon: promosi akhir tahun 2014 yaitu dengan memberikan potongan harga atau diskon yaitu terios 20 juta, Xenia 20 juta dan Ayla 4 juta. Diskon bentuk lain yaitu diberikan kepada customer yang melakukan pembelian produk secara berulang /frekuensi akan diberikan potongan harga yang lebih jika dibandingkan dengan pembeli baru. Ada satu hal yang harus digaris bawahi bahwa potongan harga atau diskon tidak diberikan untuk produk baru dalam jangka empat bulan pertama, diskon diberikan ketika menginjak bulan kelima. Hal ini berkaitan dengan kebijakan bidang promosi memang diberlakukan demikian. Astra Inter-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

97


nasional selalu memberikan potongan harga atau diskon kepada customernya di setiap bulan, tetapi jika akhir tahun ada potongan harga atau diskon yang jumlahnya lebih jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasa Program Frekuensi Adalah program yang memberikan penghargaan yang berhubungan dengan frekuensi dan intensitas konsumen dalam membeli produk atau jasa. Bagi customer yang melakukan pembelian berulang akan mendapat tambahan diskon. Contohnya Universitas Budi Luhur dan karyawannya jika melakukan pembelian baik cash maupun kredit akan mendapat tambahan diskon yang berbeda dengan customer lain. Tetapi dalam hal pelayanan tidak ada perbedaan karena semua csutomer berhak mendapatkan pelayanan yang terbaik. Jadi Astra Internasional Daihatsu memberlakukan diskon tersebut yaitu memberikan potongan/pengurangan harga kepada konsumen yang melakukan pembelian produk lebih dari satu kali dalam jangka waktu tertentu (repeat order). Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan customer dan mempunyai tujuan lain agar customer tetap loyal kepada produk Astra Internasional Daihatsu. Hadiah (Kontes, Undian, Permainan) Adalah penawaran peluang untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang sebagai hasil pembelian sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen memberikan masukan untuk dipelajari panel dewan juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen mengumpulkan nama mereka

yang diundi. Permainan menampilkan suatu permainan kepada konsumen setiap kali mereka membeli. Promosi penjualan dalam bentuk pemberian hadiah dan undian yang dilakukan oleh Astra internasional Daihatsu adalah melalu program akhir tahun dengan tema “pesta sahabat” selama empat bulan dari bulan September – Desember 2014 dan diundi di akhir bulan, yaitu: 120 ayla, 120 ipad Air, 120 Samsung Galaxy tab4, 120Samsung Galaxy S5. Pemberian hadiah juga diberikan dalam bentuk yang agak berbeda juga dilakukan yaitu khusus pada bulan Desember dalam rangka menyambut natal dan tahun baru. Hadiah ini diberikan bagi customer yang melakukan pembelian cash di kantor, khusus hari minggu selama bulan Desember 2014. Jadi pemberian hadiah atau undian diberikan dalam dua bentuk program yang berbeda yaitu: 1. Melalui program akhir tahun dengan tema “Pesta Sahabat” selama empat bulan dari bulan September – Desember 2014 dan diundi di akhir bulan. 2. Khusus pada bulan Desember dalam rangka menyambut natal dan tahun baru. Hadiah ini diberikan bagi customer yang melakukan pembelian cash di kantor (Astra Internasional Daihatsu Ciledug), khusus hari minggu selama bulan Desember 2014. Percobaan Gratis Mengundang calon pembeli mencoba produk secara gratis dengan harapan konsumen akan membeli. Berkaitan dengan hal ini PT. Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug dalam memberikan kesempatan perco-

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

98


baan gratis dengan istilah internal “hunting stir� kalau diistilah umum lebih dikenal dengan test drive, jadi customer ditawarkan umtuk melakukan tes mengemudi yang didampingi oleh sales. Jarak tempuh test drive ini biasanya kurang lebih 1 sampai dengan 2 km. Jadi sales promosi dalam bentuk percobaan gratis jika diimplementasikan dalam dunia otomotif khususnya lagi pada Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah dalam bentuk “Hunting Stir� atau lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah test drive. Garansi Produk Perusahaan memberikan jaminan bahwa produk akan berkinerja dengan baik, jika tidak penjual akan memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan sepanjang periode tertentu. Garansi ini dapat berbentuk surat keterangan dari suatu produk bahwa pihak produsen menjamin produk tersebut bebas dari kesalahan pekerja dan kegagalan bahan dalam jangka waktu tertentu. PT. Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug memberikan garansi mesin selama jangka waktu 3 tahun atau 10.000 km, dari kedua hal tersebut dari segi mana yang tercapai duluan. Apabila customer melakukan service di luar bengkel resmi Daihatsu maka pemberian garansi gugur. Pameran Dagang Yaitu mengadakan pameran dagang dan konvensi tahunan. Manfaatnya adalah menghasilkan arahan penjualan baru, mempertahankan kontak pelanggan, memperkenalkan produk baru, bertemu dengan pelanggan baru, menjual lebih

banyak ke pelanggan saat ini. Bentuk kegiatan yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah melakukan pameran di mall-mall, pusat perbelanjaan, pasar, di pom bensin bahkan di tempat-tempat tertentu yang menjadi pusat kerumunan. Kegiatan pameran dagang dapat disimpulkan bahwa pameran dagang tidak harus tempat elite seperti di mall dan pusat perbelanjaan. Di mana di suatu tempat yang banyak dikunjungi orang dapat digunakan sebagai media untuk pameran dagang seperti pom bensin, pelataran parkir, di daerah kemacetan pun dapat dijadikan tempat pameran seperti yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug. Kontes Penjualan Kontes penjualan diarahkan untuk mendorong tenaga penjualan atau penyalur meningkatkan hasil penjualan mereka sepanjang periode yang ditentukan, dengan hadiah (uang, perjalanan, cendera mata, atau poin) yang diberikan kepada mereka yang berhasil. Bentuk kegiatan yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah dengan mengadakan seperti kompetisi tetapi lebih bersifat meningkatkan kinerja sales, sales yang memenuhi target tertentu akan mendapat reward yang dijanjikan tiket perjalanan dan mendapat poin. Tujuan perjalanan bagi sales yang memenuhi target adalah ke Barcelona Spanyol. Iklan Khusus Terdiri dari barang murah yang bermanfaat serta mencantumkan nama dan alamat perusahaan, dan kadangkadang pesan iklan yang diberikan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

99


wiraniaga ke calon pelanggan dan pealnggan. Barang yang umum adalah bolpoint, kalender, gantungan kunci, senter, tas jinjing dan memo. Astra Internasional Daihatsu melakukan iklan khusus tetapi bentuknya adanya kerjasama denga rekanan (credit financial) seperti ACC, BCA dan MNC. Rekanan bisanya membuatkan merchendise beruapa barang-barang antara lain: Bolpoint, gantungan kunci, miniatur mobil, senter, pewangi mobil.. Dalam hal ini Astra Internasional Daihatsu Ciledug sama sekali tidak mengelurkan biaya untuk pembuatan merchandise tersebut, karena biaya pembuatannya ditanggung oleh rekanan. Peluang dan hambatan yang dihadapi bagian Promosi Penjualan PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Dalam melaksanakan kegiatan promosi penjualan sebuah perusahaan pasti adanya peluang dan mengalami adanya hambatan, demikian juga juga denganPT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug dalam melakukan kegiatan promosi penjualan mengalami beberapa kendala .Peluang dan hambatan PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug dalam melakukan kegiatan promosi penjualan adalah sebagai berikut: Peluang promosi penjualan (sales promotion) PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Peluang-peluang yang ditemukan dalam melaksanakan kegiatan sales promotion bersasarkan tujuan sales promotion, diantaranya adalah membantu

meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pembelian berulang “repeat order”, meningkatkan loyalitas customer. Peluang yang dimiliki dalam kegiatan sales promotion sangat besar berdasarkan tujuan utamanya yaitu membantu meningkatkan volume penjualan. Hal ini dapat terlihat dari pencapaian target penjualan tahun 2014 untuk semua produk tercapai termasuk Daihatsu Ayla. Peluang sales promotion yang dilakukan PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug, dalam membantu meningkatkan volume penjualan cukup bagus. Sales promotion khususnya program diskon dan hadiah sangat membantu dalam keputusan pembelian seorang customer. Hambatan Promosi Penjualan (sales promotion) PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Hambatan yang ditemukan dalam melakukan promosi penjualan (sales promotion) adalah terjadinya pergantian dari segi sumber daya manusia terutama dibidang sales, sehingga sales supervisor dan sales executive harus mendidik dan mengajari mereka berkaitan dengan materi produk yang disampaikan. PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug belum memiliki bagian/departemen khusus yang menangai bidang komunkasi pemasaran sehingga kebijakan dilakukan oleh kepala cabang dan sales sales supervisor. Customer tidak segera melakukan keputusan pembelian ketika datang ke Astra Internasional Daihatsu Ciledug, customer mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang mereka inginkan dan dibandingkan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

100


dengan produk lain dahulu dan setelah mereka olah kemudian baru menentukan pembelian. PEMBAHASAN Promosi Penjualan (Sales Promotion) PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan atau lembaga akan menentukan keberhasilan perusahaan atau lembaga tersebut supaya dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat. Demikian juga komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug akan menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan pemasaran produknya untuk sampai ke target sasarannya. Kegiatan promosi penjualan saat ini semakin beragam karena didukung oleh perkembangan teknologi. Demikian juga dengan kemampuan dan pemahaman masyarakat yang semakin selektif dalam memilih suatu produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut memerlukan keahlian dan kejelian dari bagian komunikasi pemasaran dalam menentukan bentuk kegiatan komunikasi pemasarannya agar berjalan sesuai yang diharapkan. Penawaran Pengembalian Dana Tunai (Rabat). Memberikan penurunan harga setelah pembelian: konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen yang mengembalikan sebagian harga. Rabat juga merupakan potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Potongan harga inilah yang disebut rabat (diskon). Biasanya diskon (rabat) ini diperhitungkan dengan persen.

Dalam Hal program frekuensi. Program yang memberikan penghargaan yang berhubungan dengan frekuensi dan intensitas konsumen dalam membeli produk atau jasa. PT. Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug dalam memberikan program frekuensi kepada para customer dalam istilahnya “repeat order”. Diskon bentuk lain yaitu diberikan kepada customer yang melakukan pembelian produk secara berulang/frekuensi akan diberikan potongan harga yang lebih jika dibandingkan dengan pembeli baru. tujuan untuk:1). Meningkatkan Volume penjualan Promosi penjualan sangat bermanfaat dalam meningkatkan volume penjualan, jadi pelanggan terangsang untuk membeli produk dalam jumlah yang banyak karena akan mendapat diskon yang besar pula. 2). Meningkatkan Pembelian Ulang, Strategi promosi penjualan dengan cara promosi pembelian kembali bisa digunakan untuk meningkatkan pembelian tetap atau pembelian dalam jumlah besar. Promosi pembelian kembali juga bisa digunakan untuk “menganggu” peluncuran produk pesaing dan membuat pelanggan terbiasa menggunakan produk yang dibuat. 3). Meningkatkan Loyalitas, Promosi loyalitas berbeda dengan strategi promosi penjualan seperti pemberian diskon langsung. Promosi loyalitas lebih ke memberikan daya tarik berupa manfaat jangka panjang kepada konsumen. Contohnya adalah memberikan sebuah kupon berisi manfaat tertentu. Bagi siapa saja yang mendapatkan kupon tersebut berhak menjadi anggota klub yang di dalamnya berisi fasilitas-fasilitas yang

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

101


berikan secara khusus. Bentuk promosi penjualan dengan sistem promosi hadiah (kontes, undian dan permainan) ini adalah penawaran peluang untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang sebagai hasil pembelian sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen memberikan masukan untuk dipelajari panel dewan juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen mengumpulkan nama mereka yang diundi. (a). Promosi penjualan dalam bentuk pemberian hadiah dan undian yang dilakukan oleh Astra internasional Daihatsu Ciledug adalah melalui program akhir tahun dengan tema “pesta sahabat� selama empat bulan dari bulan September – Desember 2014 dan diundi setiap hari, yaitu: 120 Ayla, 120 ipad Air, 120 Samsung Galaxy Tab4, 120Samsung Galaxy S5, Grand Prize 1 milyar diundi di bulan Januari 2015. Sistem promosi percobaan gratis, mengundang calon pembeli mencoba produk secara gratis dengan harapan konsumen akan membeli. Berkaitan dengan hal ini PT. Astra Internasional Tbk, Daihatsu, Ciledug dalam memberikan kesempatan percobaan gratis dengan istilah internal “hunting stir� kalau diistilah umum lebih dikenal dengan test drive, jadi customer ditawarkan umtuk melakukan tes mengemudi yang didampingi oleh sales. Jarak tempuh test drive ini biasanya kurang lebih 1 sampai dengan 2 km. Berikut hal-hal yang harus diperhatiakan ketika melakukan test drive: (1). Memperhatikan eksterior & interior, serta bagasi mobil sebelum mencoba.Melihat desain bodinya, dari

depan, samping & belakang. Lalu, coba duduk di jok mobilnya, baik untuk pengemudi & penumpang, nyalakan fiturfiturnya seperti AC, jok elektris, foglamp, GPS, dan lain-lain. Buka bagasinya, apakah lapang sesuai klaim atau tidak. Kenyamanan mengendarai mobil sangat penting, agar anda betah mengendarainya. (2). Menyesuaikan posisi mengemudi yang paling nyaman bagi anda. Saat masuk ke kabin, atur dulu posisi setir,jok & spion yang paling ergonomis & nyaman bagi anda. Jangan lupa, lihat area blindspot yang muncul di mobil, dan bagaimana mengatasinya, seperti dengan mengatur spion atau menyalakan kamera & sensor parkir. (3). Melihat kondisi jalan yang akan tempuh, karena kondisi jalanan mencakup hampir seluruh kondisi mengemudi di jalanan, seperti lurus & datar, menanjak, berkelok-kelok, sampai macet dan berlubang. (4). Mengendarai mobil dengan normal, namun waspada.Jangan mengetes mobil dengan ugal-ugalan & sembarangan. Intinya adalah mengemudi dengan normal seperti biasa, namun anda tetap memperhatikan kondisi mobil, kakikaki, body dan mesin. (5). Menyalakan & test fitur mobil, sewaktu berjalan. Menyalakan semua fitur yang disediakan. Garansi produk sebagai bentuk promosi penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan jaminan bahwa produk akan berkinerja dengan baik, jika tidak penjual akan memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan sepanjang periode tertentu. Garansi ini dapat berbentuk surat keterangan dari suatu produk bahwa pihak produsen menjamin produk

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

102


tersebut bebas dari kesalahan pekerja dan kegagalan bahan dalam jangka waktu tertentu. Jadi pihak Astra Internasional Daihatsu Ciledug memberikan garansi mesin selama 3 tahun atau 10.000 km. Tetapi dengan syarat dan ketentuan berlaku yaitu selama jangka waktu yang ditentukan harus rutin service di bengkel resmi Astra Internasional Daihatsu Ciledug. Apabila customer melakukan service di luar bengkel resmi Daihatsu maka pemberian garansi gugur. Strategi promosi melalui Pameran dagang, ialah dengan mengadakan pameran dagang dan konvensi tahunan. Manfaatnya adalah menghasilkan arahan penjualan baru, mempertahankan kontak pelanggan, memperkenalkan produk baru, bertemu dengan pelanggan baru, menjual lebih banyak ke pelanggan saat ini. Bentuk kegiatan yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah melakukan pameran di mall-mall (CBD, Plaza Baru Ciledug, Mall Ciledug), pusat perbelanjaan, pasar, di pom bensin bahkan di tempat-tempat tertentu yang menjadi pusat kerumunan. Kegiatan pameran dagang dapat dilaksanakan di mana saja, tidak harus - tempat elite seperti di mall dan pusat perbelanjaan. Di mana di suatu tempat yang banyak dikunjungi orang dapat digunakan sebagai media untuk pameran dagang seperti pom bensin, pelataran parkir, di daerah kemacetan pun dapat dijadikan tempat pameran seperti yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug. Strategi promosi kontes penjualan. Kontes penjualan diarahkan untuk mendorong tenaga penjualan atau penyalur meningkatkan hasil penjualan

mereka sepanjang periode yang ditentukan, dengan hadiah (uang, perjalanan, cendera mata, atau poin) yang diberikan kepada mereka yang berhasil. Bentuk kegiatan yang dilakukan Astra Internasional Daihatsu Ciledug adalah dengan mengadakan seperti kompetisi tetapi lebih bersifat meningkatkan kinerja sales, sales yang memenuhi target tertentu akan mendapat reward yang dijanjikan tiket perjalanan ke Barcelona Spanyol dan mendapat poin. Jadi Astra Internasional Daihatsu Ciledug akan memberikan reward kepada para sales yang memenuhi target penjualan yang ditentukan berdasarkan kebijakan . Hal itu menuntut para sales untuk bekerja lebih keras, dedikasi tinggi, pantang menyerah, itu merupakan tantangan para sales yang harus dipecahkan. Selanjutnya strategi promosi iklan khusus. Dalam hal ini vairian iklan khusus terdiri dari barang murah yang bermanfaat serta mencantumkan nama dan alamat perusahaan, dan kadangkadang pesan iklan yang diberikan wiraniaga ke calon pelanggan dan pelanggan. Barang yang umum adalah bolpoint, kalender, gantungan kunci, senter, tas jinjing dan memo. Astra Internasional Daihatsu melakukan iklan khusus tetapi bentuknya adanya kerjasama denga rekanan (credit financial) seperti ACC, BCA dan MNC. Rekanan biasanya membuatkan merchendise beruapa barang-barang antara lain: Bolpoint, gantungan kunci, miniatur mobil, senter, pewangi mobil. Dalam hal ini Astra Internasional Daihatsu Ciledug sama sekali tidak mengelurkan biaya untuk pembuatan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

103


merchandise tersebut, karena biaya pembuatannya ditanggung oleh rekanan. Peluang dan hambatan Promosi Penjualan (Sales Promotion) PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug. Peluang-peluang yang ditemukan dalam melaksanakan kegiatan sales promotion berdasarkan tujuan sales promotion, diantaranya adalah a. Membantu meningkatkan volume penjualan.Strategi promosi penjualan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tujuan jangka pendek bisnis. Misalnya kegiatan sales promotion berupa pemberian diskon baik pembelian mobil cash maupun kredit pada akhir tahun dan hadiah/doorprize di akhir tahun. Sales promotion khususnya program diskon dan hadiah sangat membantu dalam keputusan pembelian seorang customer. Pemberian diskon dan hadiah sangat berpengaruh terhadap keputusan customer yaitu menambah keyakinan terhadap suatu produk. Sehingga hal tersebut membantu mendorong terjadinya pembelian dan akhirnya berimbas pada target penjualan untuk seluruh produk termasuk Daihatsu Ayla. b. Meningkatkan pembelian berulang “repeat order”.Promosi Penjualan (sales promotion) diharapkan meningkatkan pembelian tetap, pembelian dalam jumlah besar atau untuk meningkatkan pembelian berulang hal ini juga bertujuan untuk mencegah konsumen menggunakan produk pesaing atau beralih ke mobil

merek lain. c. Meningkatkan loyalitas customer. Promosi Penjualan (sales promotion) diharapkan meningkatkan pembelian loyalitas customer dan mencegah konsumen menggunakan produk pesaing atau beralih ke mobil merek lain. Dalam melaksanakan kegiatan promosi penjualan sebuah perusahaan pasti mengalami adanya hambatan dan kendala, demikian juga juga denganPT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug dalam melakukan kegiatan promosi penjualan mengalami beberapa kendala. Hambatan dan kendala PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug dalam melakukan kekiatan promosi penjualan adalah sebagai berikut: terjadinya pergantian dari segi sumber daya manusia terutama dibidang sales, sehingga sales supervisor dan sales executive harus mendidik dan mengajari mereka berkaitan dengan materi produk yang disampaikan. PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug belum memiliki bagian/departemen khusus yang menangani bidang komunkasi pemasaran sehingga kebijakan dilakukan oleh kepala cabang dan sales sales supervisor. Customer tidak segera melakukan keputusan pembelian ketika datang ke Astra Internasional Daihatsu Ciledug, customer mencari informasi sebanyakbanyaknya tentang produk yang mereka inginkan dan dibandingkan dengan produk lain dahulu dan setelah mereka olah kemudian baru menentukan pembelian.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

104


KESIMPULAN Berdasarkan dengan hasil penelitian dan pembahasan berkaitan dengan kegiatan pada promosi penjualan (sales Promotion) oleh PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug, maka peneliti menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug memiliki faktor-faktor penting bagi perusahaan dan berhubungan dengan masa depan perusahaan yang terdiri: Kekuatan, Sumber dana: PT. Astra Internasional Tbk – DaihatsuCiledug merupakan perusahaan tidak hanya dalam tarif nasional tetapi sudah menjadi perusahaan yang bertaraf internasional. PT. Astra Internasional Tbk – DaihatsuCiledug dalam bidang sumber dana mempunyai kekuatan yang sangat besar. Kepemimpinan: PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug mempunyai sosok pemimpin yang memenuhi sifat-sifat tertentu yang memenuhi kriteria kepemimpinan seperti kepribadian yang hangat, ramah, mengayomi, peduli, ketauladanan, kemampuan atau skill dan memiliki daya kesanggupan. Citra:PT. Astra Internasional Tbk – Daihatsu – Ciledug mempunyai citra yang baik dilihat dari mata konsumen maupun dari karyawan internal perusahaan. Pasar: Target masyarakat menengah ke bawah, di Indonesia ini merupakan pasar yang sangat luas mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar, dan

sebagian besar masuk dalam golongan menengah ke bawah. Produk: diproduksi dalam banyak tipe yang bisa disesuaikan dengan kemampuan/daya beli customer, kebijakan garansi mesin yang diberikan kepada customer adalah produk baru tiga tahun atau 10.000 km, karakteristik mobil gesit, irit, mungil, ramah lingkungan.. Harga: penetapan harga yang relatif rendah dibandingkan dengan mobil yang sejenis dari merek lain. Tempat/lokasi: lokasi strategi yang dimiliki oleh Astra Internasional Daihatsu Ciledug karena didukung oleh hal-hal sebagai berikut: segment Daihatsu cukup berhasil di lokasi ini karena perumahan kelas 1 ke bawah termasuk segment Daihatsu., ditambah juga karena dekat pusat bisnis ada CBD, Plaza baru Ciledug, Mall Ciledug, Pom bensin dan dekat perumahan-perumahan. Jalan HOS Cokroaminoto merupakan jalur protokol yang menghubungkan wilayah Tangerang ke Jakarta Selatan. 2) PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug melakukan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) dalam bentuk-bentuk: penawaran Pengembalian Dana Tunai (diskon), Program Frekuensi, Hadiah dan Undian, Percobaan Gratis, Garansi Produk, Pameran Dagang, Kontes Penjualan dan Iklan Khusus. PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug tidak melakukan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) dalam bentuk-bentuk sebagai berikut: sampel, kupon, kemasan harga dan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

105


promosi terikat, demontrasi titik pembelian, pengurangan harga dan pemberian incentif. 3) Peluang yang ditemukan pada PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug dalam melaksanakan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) adalah: a) Membantu meningkatkan volume penjualan.b) Meningkatkan pembelian berulang “repeat order�. c) Meningkatkan loyalitas customer. 4) Hambatan-hambatan yang ditemukan pada PT. Astra Internasional Daihatsu Ciledug dalam melaksanakan kegiatan promosi penjualan (sales Promotion) adalah sebagai berikut: 1) Segi sumber daya manusia terutama dibidang sales yaitu sering terjadi pergantian sales, sehingga sales supervisor dan sales executive harus mendidik dan mengajari mereka berkaitan dengan materi produk yang disampaikan. 2) PT. Astra Internasional Daihatsu

Ciledug belum memiliki bagian/ departemen khusus yang menangani bidang komunikasi pemasaran sehingga kebijakan dilakukan oleh kepala cabang dan sales sales supervisor. 3) Customer tidak segera melakukan keputusan pembelian ketika datang ke Astra Internasional Daihatsu Ciledug, customer mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang mereka inginkan. 5) Promosi penjualan (sales Promotion) merupakan komponen penting dari sebuah perusahaan. Pada intinya promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang menambah nilai dasar di balik suatu produk untuk waktu yang terbatas untuk merangsang pembelian konsumen, menjual efektivitas, atau usaha dari gaya penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), edisi revisi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007. Barney, Jay B & Stephen D. Perry, dan Mary Anne Moffitt. 2008. Communication Theories: For

Evwry Life, Person Education: Boston. Creswell, John W. 2009. Research Design; Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Sage: Los Angeles. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan ke3, Salemba Humanika: Jakarta.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

106


Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1, Erlangga: Jakarta. Kotler,

Philip. 2000. Marketing Management, The Melenium Edistion, Prentice Hall Internasional: New Jersey.

Morrisan, Manajemen Public Relations:Stategi Menjadi Humas Profesional, Edisi ke-1, Cetakan ke-1, Kencana: Jakarta. Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitataif, Cetakan ke-7, Remaja Rosdakarya:Bandung. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia: Bogor. Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana: Yogyakarta. Shimp,

Terence A.2005. Integrated Marketing Communications in Advertising and Promotion.

Simamora, Bilson.2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Gramedia. Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran, Edisi kedua,Andi: Yogyakarta. Yin, Robert K. 1997. Studi Kasus (Desain dan Metode), Cetakan ke2, Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Website http://www.daihatsu.com, diunduh pada tanggal 3 Januari 2015, pukul 13:23 wib http://kakgoegun.blogspot.com/2011/01/s ejarah-analisis-swot.html, diunduh tanggal 10 September 2014, pukul 18.00 Sumberhttp://www.astradaihatsuciledugtangerang.com/, Diunduh pada tanggal 3 Januari 2015, pukul 13:15 wib Sumber http://www.datsun.co.id/idID/models/go-plus.aspx,Diunduh pada tanggal 3 Januari 2015, pukul 13:23 wib

STRATEGI TATAP MUKA (PERSONAL SELLING ) DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK RESTORAN CINA KUNO BAKMI GADJAH DI CILEDUG TANGERANG Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

107


Armaini Lubis Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur E-mail .armaini.lubis@budiluhur.ac.id ABSTRACT The development of the promotion is rapidly increasing, it can be seen from the intense competition in the search for consumers, in supporting the success of the promotion of personal selling effort required to market the product. The research objectives to be achieved in this study are: 1. To find out, how the model or approach to personal selling in promoting products Ancient Chinese noodle restaurant Gadjah in Ciledug Tangerang. 2. To find out, how personal selling in approaching the community in promoting the ancient Chinese noodle restaurant Gadjah in Ciledug Tangerang. 3. To find out, how personal selling in cultural approach prospective consumers in promoting the ancient Chinese noodle restaurant Gadjah in Ciledug Tangerang. The method used is Case Studies. The theory used is the control of the organization according Thomkins and Cheney, marketing communication according to Tom Duncam, Personal selling according to Boyd, Walker and Larrche and measures of personal selling According to Kotler and Keller. Face to face Strategy (personal selling) in promoting the ancient Chinese noodle restaurant Gadjah in ciledug. Personal selling is an appropriste communication media in promoting the products. Personal Selling approach through friends, How Personal selling in approaching the community through brochures and steps taken by Personal Selling in approaching cultural potential consumers to promote products, to adapt to the surrounding community, learn cultural values, and respect for diversity of cultural values espoused by the local community and learn the tastes, as well as consumer desires. Suggestions: 1. It should be made of good financial planning for promotion. 2. It needs to make the identity of the restaurant, especially personal selling 3. It is necessary to approach the community leaders (opinion leaders) in convincing prospective customers in marketing their products Keywords :

Strategy, Personal selling,

Promotions, Product

ABSTRAK

Perkembangan dunia promosi yang semakin pesat, hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan dalam mencari konsumen, dalam mendukung keberhasilan promosi tersebut diperlukan tenaga personal selling untuk memasarkan produk. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui, Bagaimana model atau pendekatan personal selling dalam mempromosikan produk Restoran Cina Kuno Bakmi Gadjah di Ciledug Tangerang. 2. Untuk mengetahui, Bagaimana personal selling dalam mendekati komunitas dalam mempromosikan produk Restoran Cina Kuno Bakmi Gadjah di Ciledug Tangerang. 3. Untuk mengetahui, Bagaimana personal selling dalam mendekati budaya calon konsumen dalam mempromosikan produk Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug Tangerang. Metode penelitian yang digunakan Studi Kasus. Teori yang digunakan adalah kendali organisasi Menurut Thomkins dan Cheney, komunikasi pemasaran menurut Tom Duncom, Personal selling menurut Boyd, Walker dan Larrche dan langkah-langkah personal selling menurut kotler dan keller. Hasil penelitian Strategi tatap muka (Personal selling) dalam mempromosikan produk Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug, Tangerang. Bahwa strategi Personal selling merupakan media komunikasi yang tepat dalam mempromosikan produk. Pendekatan Personal Selling melalui teman, Cara Personal selling dalam mendekati komunitas melalui brosur dan langkah yang dilakukan Personal Selling dalam mendekati budaya calon Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

108


konsumen untuk mempromosikan produk adalah, beradaptasi dengan masyarakat sekitar, mempelajari nilai-nilai budaya, dan menghargai perbedaan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar dan mempelajari selera, juga keinginan konsumen. Saran : 1. Perlu dibuat perencanaan keuangan yang baik untuk promosi. 2. Perlu dibuat identitas restoran, terutama personal selling 3. Perlu mendekati pemuka masyarakat (opinion leader) dalam meyakinkan calon konsumen dalam memasarkan produknya. Kata Kunci :

Strategi , Personal selling, Promosi, Produk

PENDAHULUAN Restoran merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan dan minuman yang berkaitan dengan aroma, cita rasa, dan cara penyajiannya. Penampilan yang menarik akan memberikan kepuasan bagi konsumen. Oleh karena itu makanan dan minuman yang disajikan selain harus memenuhi unsur zat gizi, enak, bersih dan bervariasi juga harus disajikan dalam keadaan yang menarik. Makanan dan minuman yang bervariasi akan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi apabila ditunjang dengan adanya cara penyajian yang menarik sehingga membangkitkan selera makan. Penyajian makanan dan minuman terkait dengan adanya menu yang dihidangkan, peralatan makan dan minum, teknik pelayanan serta etika. Penyajian makanan berkaitan dengan cara penataan, cara menghias makanan, cara menyajikan makanan dengan alat yang tepat serta cara menghidangkan makanan yang baik. Usaha Restoran saat ini semakin banyak baik di pusat kota maupun di daerah pinggiran kota. Adanya perkembangan jaman yang semakin maju, pola kehidupan penduduk mengalami perubahan. Bagi mereka yang sehari-hari sibuk bekerja hampir tidak mempunyai waktu dan tenaga untuk menyiapkan

hidangan keluarga, apalagi harus menyelenggarakan dan menyiapkan sendiri jamuan makan untuk acara tertentu. Oleh karena itu tidak mengherankan jika bidang usaha restoran mengalami perkembangan yang pesat. Bidang usaha restoran tumbuh bagaikan jamur di musim hujan dengan berbagai macam variasi menu yang ditawarkan. Menu yang sederhana dengan harga yang murah tetapi bervariasi. Pendukung keberhasilan pengelolaan usaha penjualan makanan dari pihak restoran diantaranya ditinjau dari segi manajemen. Manajemen usaha ini sangat berkaitan erat dengan nilai produk makanan yang dijual. Produk makanan yang dijual tersebut berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Dengan kata lain bahwa produsen harus senantiasa menyediakan produk makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen agar hasil makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen. Keberhasilan dari usaha yang akan dijalankan dapat berjalan lebih efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Agar tujuan tercapai, setiap individu ataupun kelompok tidak bisa sendiri tanpa adanya ketergantungan dengan individu atau kelompok lain. Oleh karena itu setiap individu atau kelompok membentuk suatu hubungan kerjasama yang serasi atau selaras dengan membentuk kelompok

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

109


tertentu, sesuai tujuan yang hendak dicapainya. Upaya mewujudkan tujuan kelompok tersebut maka diperlukan adanya serangkaian metode, sistem, prosedur, dan sarana yang bergerak secara konsisten dan efektif. Pelayanan merupakan tata cara penyajian makanan dan minuman kepada tamu, sedangkan jasa merupakan produk yang dihasilkan yang berupa makanan dan minuman. Sesuai skala bisnis produk restoran yang meliputi layanan makanan dan minuman, namun hal itu tidak bisa terlepas dari produk-produk yang sifatnya tidak terlihat, seperti: pelayanan para tamu, kebersihan, kesehatan, keramah-tamahan, kenyamanan dan sebagainya. Kegiatan masing-masing bagian yang ada di restoran saling berhubungan. Restoran ibaratnya roda yang terdiri dari banyak ruji-ruji. Salah satu rujinya rusak akan berakibat terhadap jalannya roda tersebut menjadi tidak lancar. Sebagai tenaga personal selling yang kerjanya lebih banyak dihabiskan di lapangan untuk menemui konsumen, penampilan perlu diperhatikan. Karena penampilan adalah hal pertama yang terlihat oleh konsumen, dan merupakan cerminan kepribadian, penampilan yang tidak rapi dan kotor akan mengesankan bahwa tenaga penjual tidak menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Penampilan juga bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap seorang tenaga personal selling. Selain kepribadian, cara berkomunikasi juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh penjual karena kegiatan menjual sangat erat kaitannya dengan komunikasi mulai dari menawarkan,

presentasi penjualan, melakukan penjualan dan menutup penjualan Teknik penjualan merupakan cara yang dilakukan oleh personal selling dalam rangka meraih konsumen.Tentukan kebutuhan dan keinginan konsumen terlebih dahulu diadakan dengan cara pengamatan sederhana terhadap kebutuhan konsumen, Personal selling memberikan layanan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Pendekatan pendahuluan sebelum melakukan penjualan, Personal selling harus mempelajari semua masalah tentang calon konsumen. Hal-hal yang harus diperhatikan seperti pakaian yang dipakai, make up (untuk wanita), potongan rambut, pemakaian perhiasan, parfum yang tidak berlebihan dan sepatu. Oleh karena itu tenaga personal selling dituntut untuk menguasai model atau pendekatan dalam berkomunikasi yang efektif salah satunya yaitu dengan menguasai lebih banyak kosa kata dengan tujuan mudah memahami pola atau model dalam mendekati calon konsumen. Pengertian model dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) Model adalah “E: contoh ; Pola ; Acuan ; Ragam (macam dan sebagainya) ; misalnya. Dibuat menurut, contoh ; rumah-baru, cara (ragam) ; 2 barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru ; misalnya, pesawat terbang�. (Susunan, Poerwadarminta, 1982:652-653) sebenarnya model sama dengan pendekatan, atau strategi. Personal selling harus mampu memilih model atau pendekatan yang tepat bagi calon konsumen. Karena itu dalam memilih

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

110


model atau pendekatan, Personal selling harus memperhatikan keadaan atau kondisi calon konsumen, Penggunaan model atau pendekatan dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan personal selling. Keberhasilan personal selling dalam mengadakan pendekatan pada calon konsumen diharapkan akan terbentuk identitas personal selling Identitas berkaitan dengan pemahaman orang memegang tentang siapa mereka dan apa yang bermakna bagi mereka. Identitas dalam masyarakat mengacu pada karakteristik yang dikaitkan dengan individu oleh orang lain dimana hal ini kerap terjadi pada individu dalam komunitas. Ini dapat dilihat sebagai penanda yang menunjukkan siapa, dalam arti dasar, orang itu. Pada saat yang sama, mereka menempatkan orang tersebut dalam kaitannya dengan orang lain yang berbagi atribut yang sama. Identitas dalam masyarakat melibatkan dimensi kolektif. Identitas kolektif atau bersama didasarkan pada seperangkat tujuan bersama, nilainilai atau pengalaman dan dapat membentuk dasar pembentukan komunitas. Jika identitas dalam masyarakat menandai cara di mana individu adalah sama seperti orang lain, identitas diri atau identitas pribadi membedakan seseorang sebagai individu berbeda. Identitas diri mengacu pada proses pengembangan diri melalui mana seseorang merumuskan rasa yang unik dari diri sendiri dan hubungan dengan dunia sekitar. Individu adalah sumber daya terbaik bagi individu itu sendiri dalam mendefinisikan siapa, dari mana berasal, dan kemana ingin menghabiskan waktu

luangnya. Keputusan yang seseorang ambil dalam kehidupan sehari-hari mengenai apa yang akan dikenalkan, bagaiman membuat identitas seseorang itu sendiri dalam era modern ini. Dunia modern memaksakan kesadaran, kesadaran diri manusia, dan terus-menerus menciptakan dan menciptakan kembali identitas diri dalam kehidupan masyarakat. Menciptakan identitas diri maupun identitas dalam masyarakat, seseorang ataupun komunitas bisa saja menitikberatkan pada pilihan busana dan gaya hidup. Seseorang mampu berbicara lewat apa yang dikenakannya. Memilih apa yang dikenakan merupakan bagian dari gaya hidup seseorang. Sebab, pemilihan busana menyangkut bagaimana seseorang dalam kesehariannya yang pada akhirnya akan membentuk identitas pemakainya. Hal ini juga dikarenakan bahwa pergeseran selara busana yang mencerminkan pribadi seseorang, setiap perilaku baik individu atau kelompok akan membentuk suatu identitas dalam masyarakat. Terlepas apakah identitas tersebut sifatnya positif atau negatif yang ada dalam komunitas. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia itu sendiri tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan, serta bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan, dengan adanya esensi tersebut maka terciptalah sebuah komunitas. Komunitas merupakan perkumpulan dari beberapa manusia yang memiliki satu kebutuhan, satu pandangan dan satu tujuan yang sama. Dimasa sekarang ini banyak komunitas, Suatu komunitas dibentuk untuk mencapai tujuan

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

111


yang sama, dalam memanfaatkan komunitas oleh personal selling semakin mudah untuk mempengaruhi komunitas agar mau membeli produk yang ditawarkan. Alasannya komunitas mempunyai selera yang sama dan ini menjadi konsumen yang sangat potensial. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Komunitas saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger) dalam, Rangkuti 2009:44). Nilai-nilai budaya memainkan peran yang signifikan dalam memahami cara berpikir agar mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar karna apabila masyarakat memiliki budaya yang sama, masyarakat tersebut cenderung memiliki kesesuaian perilaku. Budaya penting untuk dipahami agar personal selling mudah memahami perilaku calon konsumen. Seseorang yang memiliki latar belakang yang sama cenderung memiliki

kesamaan dalam banyak hal seperti cara berpikir, perilaku dan perasaan yang sama. Kemampuan personal selling untuk beradaptasi dengan menghadapi perbedaan budaya memiliki dampak yang besar pada personal selling yang tidak dapat diabaikan ketika melakukan promosi pada calon konsumen. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi, semua itu berdasarkan pada pola budaya. Menurut Blackwell (2001) Budaya adalah “kesatuan nilai, artefak, ide dan symbol lain yang memiliki arti yang membantu individu dalam mengkomunikasikan, menginterpretasikan, dan mengevaluasi sebagai anggota dari masyarkat. Budaya mempunyai efek yang sangat besar dalam menentukan bagaimana dan kenapa orang membeli dan bagaimana orang mengkonsumsi barang dan jasa� (dalam, Rangkuti 2009:118) Karakteristik tenaga personal selling, Restoran Cina Kuno Bakmi Gadjah yang berada di Ciledug Tangerang, dianggap tempat yang paling sesuai untuk melakukan penelitian, karena restoran ini sudah lebih 30 tahun menggunakan jasa tenaga personal selling sebagai andalan mereka dalam memasarkan produk, jadi tenaga personal selling pada restoran ini dianggap sudah memiliki pengalaman yang cukup memadai.

KERANGKA PEMIKIRAN

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

112


Teori Kendali Organisasi Tomkins dan Cheney (dalam, Little john 2011:378), telah mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. Para ahli teori ini tertarik dalam cara-cara komunikasi biasa membentuk kendali atas pegawai. Kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara. 1. Kendali sederhana (simple control), atau penggunaan kekuasaan yang langsung dan terbuka. 2. Kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi. 3. Birokrasi, yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-aturan formal. 4. Kendali konsertif (consertive control) penggunaan hubungan interpersonal dan kerjasama tim sebagai sebuah cara kendali. Komunikasi Pemasaran Menurut Tom Duncan dalam buku yang ditulis oleh Philip Kotler dan A.B Susanto (2001: 112), menjelaskan bahwa : Komunikasi pemasaran (marketing communication) sebenarnya berkembang dari salah satu bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) tersebut terdiri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan tatap muka (personal selling), publisitas (publicity), penawaran langsung (direct marketing), packaging, events and sponsorship, customer service. Semua komponenkomponen tersebut sekarang

menjadi bagian dari konsep komunikasi pemasaran terpadu. Bentuk-bentuk komunikasi dalam kegiatan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Advertising merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan promotion meggunakan berbagai kegiatan lapangan yang berhubungan langsung dengan sasaran. Komunikasi pemasaran merupakan pengembangan dari bauran pemasaran yang merupakan bentuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan pihak sasaran untuk dapat mempromosikan produk pada calon pelanggan. Marketing Mix Menurut Kotler (2008:92) Dasar konsep marketing adalah marketing strategis, yang merupakan kombinasi dari variabelvariabel yang dapat dikontrol oleh organisasi/ perusahaan. Marketing mix adalah perpaduan dari variabel-variabel interen yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam Marketing Mix menurut Smith (dalam, Kotler 2008:94), adalah: 1.

Product (Produk/Jasa), meliputi unsur-unsur jenis-jenis produk, kualitas, desain, features (fasilitas dan kegunaannya), brand-name, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan penggantian jika terjadi kerusakan;

2. Price (Harga), meliputi unsur-unsur daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit. Harga biasanya digunakan oleh

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

113


konsumen/pelanggan sebagai indikator kualitas. Artinya kalau harganya mahal seharusnya kualitasnya baik, dan sebaliknya, kalau harganya murah, maka produk/jasa yang dibeli biasanya kualitasnya tidak baik; 3.

Promotion/Communication (Promosi/Komunikasi), didalamnya termasuk promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat (public relation), direct marketing, pembentukan Customer Data base, Dialog, dan Provision of Customer Service;

4. Place (Tempat) meliputi unsur-unsur saluran distribusi, cakupan (coverage),lokasi, pergudangan, transportasi; 5.

People (Pimpinan dan Staf, Pelanggan, Pesaing): Personal Characteristic of the marketing manager and staff;

6. Political Power (kekuatan politik), seperti suara/pendapat/pernyataan para elit politik dalam upaya menggalang kekuatan atau dalam menanggapi suatu masalah dapat mempengaruhi antara lain: opini massa, kondisi/sentimen pasar 7. Public Opinion: sifatnya situasional, kontekstual, dan cepat berubah.

Gambar: 1 Marketing Mix Personal Selling Menurut Boyd, Walker dan Larrche (1997) “Personal Selling (penjualan pribadi) adalah suatu proses membantu dan membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atau bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan presentasi oral (komunikasi tatap muka)�(dalam, Tjiptono 2008:37) Personal Selling adalah proses untuk membujuk calon konsumen untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan menurut William G. Nickels, “personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain� (dalam, Swasta; 1997:260). personal selling menciptakan interaksi agar terjadi hubungan yang harmonis antara personal selling dengan calon konsumen. Sedangkan menurut Sellars (1997), dengan konsep dan strategi pemasaran aplikatif penjualan personal dapat menjadi salah satu strategi andalan yang memberikan keunggulan bagi perusahaan dalam beberapa hal ; 1. Memudahkan perusahaan dalam analisis pasar secara akurat. 2. Memudahkan perusahaan dalam memetakan potensi pasar.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

114


3. Memudahkan perusahaan dalam menjawab secara langsung akan beragamnya keinginan pasar. 4. Memudahkan perusahaan mendapatkan informasi tentang reaksi pasar terhadap produk/layanan dari pesaing. 5. Mendefinisikan masalah di lapangan, sekaligus mencari solusinya secara langsung. 6. Membangun persepsi masyarakat, dengan menciptakan standar pelayanan, misalnya dalam hal keramahan, kedekatan fisik, kepedulian sosial, kinerja, dan penampilan 7. Mempertahankan pelanggan dengan melakukan komunikasi dua arah dengan tujuan awal meningkatkan penjualan. (dalam, Hermawan 2002:114)

Gambar 2 Langkah-langkah Utama dalam Penjualan Efektif Mencari Pelanggan

Sumber : Kotler dan Keller (2009:272)

strategi personal selling harus dapat menganalisis pasar sasaran mana calon konsumen yang punya potensi untuk jadi konsumen dan perusahaan dapat memperhatikan dan menentukan strategi yang tepat untuk diterapkan pada tenaga penjual dan mengintegrasikannya dengan model komunikasi pemasaran lainnya guna mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan. Langkah-Langkah Personal Selling Langkah-Langkah Personal Selling, Adapun langkah-langkah yang efektif dalam personal selling menurut Kotler dan Keller (2009:272)

Men

Pra

Presen

Men

Penut

Tind

cari

pende

tasi

gatas

upan

ak

Calo

katan

dan

i

Lanj

1. Mencari calon pelanggan (Prospecting and Qualifying) adalah mengidentifikasi calon pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan surat atau telepon untuk menilai tingkat minat dan kapasitas keuangan mereka. 2. Prapendekatan (Pre Approach) adalah wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang kebutuhan calon pelanggan, apa yang dibutuhkan pelanggan, karakteristik pelanggan dan gaya pembelian. 3. Presentasi dan Demontrasi (Presentation and Demonstration) adalah wiraniaga menyampaikan informasi mengenai produk kepada konsumen, menggunakan pendekatan fitur, keunggulan (advantage), manfaat (benefit),dan nilai (value). 4. Mengatasi Keberatan (Overcoming Objection), Untuk menangani keberatan, wiraniaga mempertahankan pendekatan positif, meminta pembeli mengklarifikasi keberatan, mengajukan pertanyaan dengan cara dimana pembeli menjawab

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

115


keberatannya sendiri, menyangkal keakuratan hal yang menjadi keberatan tersebut, atau mengubahnya menjadi alasan untuk mebeli. 5. Penutupan (Closing), tanda penutupan dari pembeli meliputi tindakan fisik, pernyataan atau komentar, dan pertanyaan. 6. Tindak Lanjut dan Pemeliharaan (follow Up and Maintenance), hal ini diperlukan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan terulangnya kerjasama. Mencari Calon Pelanggan Pra pendekatan Presentasi dan Demontrasi Mengatasi Keberatan Penutupan Tindak Lanjut dan Pemeliharaan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, Studi kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat (Depdikbud, 1982/1983:11). (dalam, Rianto 1996:20) Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1. Pembatasan masalah, Masalah yang diteliti adalah Personal selling. 2. Tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Personal selling mempromosikan produk. 3. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara individu, dan pengamatan lapangan. 4. Interpretasi terhadap makna-makna yang terdapat dalam kasus. Hal ini dapat dilihat pada pembahasan penelitian ini.

Subyek penelitian, Personal selling Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug, Tangerang, dan Obyek penelitian adalah produk Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug Tangerang. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pada Strategi tatap muka (Personal selling) dalam mempromosikan produk Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug, Tangerang. Bahwa strategi Personal selling merupakan media komunikasi yang tepat dalam mempromosikan produk. Langkah-langkah yang dilakukan Personal Selling untuk mempromosikan produk adalah pendekatan melalui teman, beradaptasi dengan masyarakat sekitar, mempelajari nilai-nilai budaya masyarakat sekitar, dan menghargai perbedaan nilainilai budaya yang dianut. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Personal selling dalam mempromosikan produk Restoran Cina kuno Bakmi Gadjah di Ciledug, Tangerang, adalah : 1. Perencanaan Pemasaran dalam Memperkenalkan Produk Pada Konsumen. Melihat situasi disini, sebenarnya dulu belum ada pesaing sehingga saya memberanikan diri untuk membuka restoran Mi Gadjah, sasaran saya tentu anak-anak muda. Memperkenalkan Mi Gadjah ini pertama dulu yang saya lakukan adalah membuat papan dalam ukuran yang lebar dengan tulisan Mi Gadjah, tujuannya adalah agar orangorang disekitar restoran ini tahu kalau saya jualan Mi.

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

116


2.

3.

4.

5.

6.

Analisis Pasar Agar Produk dapat Diterima oleh Konsumen. Analisis pasar yang dilakukan oleh Restoran agar produk restoran dapat diterima oleh konsumen. Saya hanya modal nekad saja, pikiran saya dilingkungan ini orangnya banyak dan lokasi ini merupakan jalan besar tidak mungkin tidak ada yang selera dengan makanan dan minuman yang kami tawarka dan orang yang punya uang pasti senang ke restoran, ini kan gaya hidup juga � Peluang Usaha Agar Dapat Menghasilkan Keuntungan Peluang usaha yang dimaksud benar-benar di manfaatkan dan di kemas sedemikian rupa sehingga bisa memberikan manfaat yang di harapkan, di lokasi ini, tidak ada pesaing. Cara Agar Konsumen Menjadi Loyal Mempersiapkan makanan dan minuman yang bervariasi dan memberikan layanan secara maksimal dan Menuruti selera konsumen. Cara Memaknai Pelayanan Agar Dapat Mengikat Konsumen Makna pelayanan adalah suatu bentuk layanan yang memberikan kepuasan bagi konsumen, selalu dekat dengan konsumennya, dan kesan yang menyenangkan senantiasa diingat oleh para konsumennya. kesungguhan sudah bisa mengikat konsumen, supaya konsumen secara terusmenerus makan dan minum pada restoran ini. Membuat makanan menjadi enak, yang pasti memasak dengan kesungguhan hati. Etika Personal Selling

Nilai etika personal selling merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai etika tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang konsisten dan menjadi kontrol internal. jujur, sopan dan punya sikap yang baik. Hal ini sudah cukup karna tidak mudah untuk menjadi orang jujur 7. Membuat Personal Selling Jujur Kejujuran merupakan pangkal dari kepercayaan, kepercayaan merupakan hasil dari penilaian terhadap sikap kita. Taat pada agamanya, kalau orang sudah bisa taat pada agamanya pasti ia takut untuk melakukan hal-hal seperti mencuri, berbohong atau curang. Kalau sudah taat pada agamanya akan mudah ia melaksanakan kejujuran dan karyawan perlu juga diberikan insentif agar mereka semangat dalam 8. Menambah Nilai Personal Selling Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada konsumen saja, tetapi juga pada rekan–rekan seprofesi, jadi orang baik tidak mudah, lagi-lagi untuk menjadi orang baik tidak mudah karna terkait dengan hati nurani 9. Cara Pelayanan Personal Selling Agar Bisa Memberikan Kepuasan Pada Konsumen Kepuasan merupakan hasil dari adanya perbedaan–perbedaan antara harapan konsumen dengan apa yang dirasakan oleh konsumen. Melayani memang tidak mudah, tapi saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik 10. Sikap Personal Selling Pada Saat Melayani Konsumen

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

117


Sangat melayani dengan baik, ramah, perhatian, dan membantu menerangkan menu yang enak atau yang pas, artinya ditanya sesuai dengan selera. 11. Mutu Pelayanan Personal Selling Pelayanan Baik, sampai sekarang tidak ada masalah. Baik saja, dan tradisional seperti penyajian minuman jus jeruk. Jus jeruk ini diperas artinya tidak menggunakan mixer. Jadi masih tradisional 12. Rasa Perduli Personal Selling pada Saat Melayani Konsumen Dari segi sambutan ketika saya datang, tidak ada ucapan selamat siang atau selamat sore. Setelah saya duduk baru personal selling datang dan membawa daftar menu makanan dan menawarkan menu yang ada 13. Menghadapi Masalah dalam Perbedaan Budaya di Sekitar Restoran Masalah budaya buat, sesuatu yang sulit untuk dimasuki, tapi saya beradaptasi, mempelajari nilai-nilai dan perbedaan budaya yang berlaku dalam masyarakat agar bisa diterima oleh masyarakat sekitar 14. Cara Menghadapi Perbedaan Budaya di Sekitar Restoran Apa yang dilakukan dalam menghadapi perbedaan budaya di sekitar restoran ini. Sederhanya saja, baikbaik dengan masyarakat sekitar, artinya tidak meremehkan orang lain dan berusaha untuk belajar dan menghargai orang lain dan seterusnya beradaptasi 15, Menganalisis Kebutuhan Konsumen

Memperhatikan selera masyarakat, perhatikan dan layanan juga kualitas makanan diperhatikan 16. Mempersiapkan Mutu Produk Minuman yang disajikan dibuat secara tradisional contohnya, Seperti minuman jus jeruk. Jus jeruk disini diperas dan tidak menggunakan mixer 17. Menentukan Harga Makanan dan Minuman Memperhatikan masyarakat sekitar, masyarakatnya sederhana ini dilihat dari pakaian yang mereka pakai setiap hari. Ini sudah cukup buat saya dalam memberikan gambaran berapa pendapatan mereka atau berapa uang mereka. Jadi harga yang saya tawarkan tidak mahal artinya sesuai dengan permintaan mereka dan masih terjangkau 18. Strategi dalam Memasarkan Makanan dan Minuman. Tidak punya staretgi khusus untuk memasarkan Mi Gadjah ini kepada konsumen, tapi yang dilakukan adalah melihat prospek. Prospeknya anakanak muda karna jumlah anak muda ini banyak 19. Menentukan Konsumen Restoran ini Soal konsumen siapa saja dan tempat ini kan dipinggir jalan, harapan saya ya konsumenya banyak. Tapi yang menjadi sasaran atau konsumen yang potensial adalah anak-anak muda dan makan atau minum di restoran merupakan gaya hidup 20. Penawaran Harga Spesial Pada Calon Konsumen Tidak punya penawaran harga yang spesial pada konsumen, semuanya dianggap sama

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

118


21. Cara Personal Selling dalam Mendistribusikan Pesanan Makanan atau Minuman Pada Konsumen yang sudah dilakukan selama ini adalah mengantarnya langsung ke konsumen, artinya kalau masih disekitar restoran ini kami jalan kaki tapi kalau sudah jauh makanan dan minuman yang dipesan kami antar dengan menggunakan motor ke konsumen 22. Media yang Digunakan Personal Selling dalam Memasarkan Makanan atau Minuman Menggunakan brosur, dalam brosur tersedia daftar makanan dan minuman juga harganya sudah tertera 23. Cara Memproleh Konsumen Baru Berteman baik kepada siapa saja dan harapan saya mereka bisa menjadi konsumen restoran ini. 24. Mendekati Komunitas yang ada di sekitar Restoran Melalui komunikasi, bagi-bagi brosur dan kalau sudah ada pesanan dikirim pada komunitas tersebut dan komunitas tersebut sangat loyal 25. Perencanaan Keuangan Biaya Promosi Tidak ada, Tidak punya perencanaan keuangan untuk biaya promosi untuk restoran ini. 26. Sikap Konsumen yang Pernah Makan atau Minum Biasa saja, Tidak ada keluhan pada restoran ini 27. Loyalitas Konsumen Berbicara mengenai loyalitas, Konsumen sangat loyal pada restoran ini.

28. Makanan atau Minuman yang Tersedia Sudah Sesuai dengan Keinginan Konsumen Konsumen sudah tau kalau datang ke restoran tersebut, menu apa yang tersedia, tinggal mencari variasi dari makanan tersebut 29. Pendapat Konsumen pada Personal Selling Personal selling restoran ini sederhana, belum punya seragam bahkan pakai sandal, tapi dalam pelayanan setelah kita duduk personal selling baru membawa daftar harga dan menanyakan mau makan atau minum 30. Keluhan Konsumen Pernah ada, dari segi rasa makanan terasa sangat asin 31. Tanggapan Personal Selling pada Keluhan Konsumen Kalau ada keluhan atau permintaan dari konsumen langsung kami turuti seperti ada konsumen yang merasa makanannya kurang asin langsung kami layani dan begitu juga sebaliknya kalau ada pesanan atau permintaan misalnya garamnya jangan banyak. Permintaan ini langsung kami turuti 32. Hubungan Personal Selling dengan Konsumen Baik-baik saja, Semua konsumen dilayani dengan baik dan tidak ada hubungan yang istimewa 33. Sikap yang Tidak Menyenangkan dari Personal Selling Sikap yang saya rasakan oleh konsumen dari perlakuan personal selling pada restoran ini baik-baik saja 34. Rasa Nyaman Konsumen dengan Ruangan Restoran

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

119


Dari segi rasa nyaman kurang dan dari segi disain ruangan kurang bagus, karna masih terlihat dapur dan peralatan masak, lantai juga belum bersih. 35. Saran Konsumen pada Makanan atau Minuman yang Ditawarkan Dari segi makanan sudah pas, mungkin yang perlu diperhatikan adalah minuman. Minuman ini gelasnya kecil ini perlu mendapat perhatian dari pengelola restoran ini 36. Pemasaran Dimulai dengan Teman Dekat Pertama kali membuka restoran ini dulu dengan mengajak teman untuk makan dan minum pada restoran ini. Harapan saya mereka bisa bercerita kepada temannya dan tentu menambah konsumen restoran ini 37. Cara Mendekati Teman dalam Memasarkan Produk Teman-teman diajak untuk mencoba makanan atau minuman yang ditawarkan restoran ini, Hal ini tentu bagian dari memperkenalkan makanan atau minuman yang ada pada restoran ini. Hal ini dilakukan secara terusmenerus dan pada akhirnya mereka menjadi konsumen restoran. 38. Kekuatan Opinion Leader atau Tokoh Masyarakat Dalam Memasarkan Produk Tidak melibatkan tokoh masyarakat dalam memasarkan makanan atau minuman restoran. 39. Kesesuaian Harga Makanan atau Minuman yang Ditawarkan dengan Nilai yang Diperoleh Harga masih sesuai dengan nilai produk yang diperoleh

40. Rekomendasi Konsumen pada Orang Lain. Pernah untuk teman-teman yang tinggalnya disekitar restoran tersebut PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan wawancara pada Personal Selling Restoran Cina Kuno Bakmi Gadjah di Ciledug, Tangerang, hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Model Personal selling dalam mempromosikan produk restoran Cina kuno Ciledug Tangerang a. Bagi-bagi brosur, untuk memperoleh konsumen baru merupakan bagian penting dalam strategi pemasaran. Dibagian ini pemilik restoran dituntut untuk menjelaskan secara rinci tentang cara pemilik restoran untuk memperoleh konsumen baru. Sebenarnya banyak cara untuk mempromosikan atau memproleh konsumen baru, salah satunya yang dilakukan adalah bagi-bagi brosur pada calon konsumen. b. Pendekatan melalui teman, Teman menjadi konsumen baru. Konsumen ini mempunyai ikatan emosional dan mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal. c. Pembelian produk, Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi loyalitas konsumen seperti, Kepuasan pelanggan merupakan perbandingan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan. Ikatan emosional, Dimana konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah restoran yang memiliki daya tarik

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

120


d.

2.

a.

b.

tersendiri sehingga konsumen dapat menjadi loyal pada restoran ini. Kepercayaan konsumen pada restoran. Kemudahan, Jika konsumen merasa nyaman dengan sebuah restoran ketika situasi mereka melakukan transaksi memberikan kemudahan. Pengiriman produk Secara umum pengiriman makanan atau minuman adalah segala upaya yang dapat memberikan pelayanan pada konsumen berupa pengiriman pesanan makanan atau minuman. Pelayanan seperti ini untuk menghasilkan suatu pelayanan fasilitas tambahan. Fasilitas tambahan untuk meningkatkan nilai pelayanan atau membedakan dengan pelayanan pesaing. Model Personal Selling dalam mendekati komunitas dalam mempromosikan produk restoran Cina kuno Ciledug Tangerang Melalui komunikasi, Keterampilan berkomunikasi melalui personal selling mengisyaratkan kesadaran diri pada level paling tinggi. Memahami komunikasi maka setiap orang harus berusaha menciptakan dan mempertahankan komunikasi personal sebagai ciri khas personal selling. Personal selling itu sendiri merupakan suatu kepribadian yang terdapat pada personal selling itu sendiri. Bagi-bagi brosur, Media pemasaran adalah alat yang digunakan untuk mempromosikan

produk restoran kepada para calon konsumen. Media tersebut seperti brosur dan katalog. Media pemasaran ini perlu diperhatikan kembali agar media pemasaran yang telah digunakan atau yang mungkin harus di desain ulang sebagai bagian dari strategi pemasaran restoran. c. Pembelian atau pengiriman produk, Pendistribusian yang baik tentang bagaimana cara pelanggan membeli produk. Konsumen menginginkan pelayanan yang baik dan konsumen ingin semua serba cepat dan terlayani dengan baik 3. Model Personal Selling dalam mendekati budaya calon konsumen dalam mempromosikan produk restoran Cina kuno Ciledug Tangerang a. Adaptasi Masalah budaya sulit untuk dimasuki dan salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Masalahmasalah yang sering terjadi pada kebudayaan, Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan. Penyebab dari masalah kebudayaan : 1. Faktor kemiskinan 2. Perbedaan suku , ras , agama dan adat istiadat

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

121


3. Teknologi yang semakin canggih 4. Masuknya budaya asing yang dapat mempengaruhi budaya dalam negeri Solusi dari masalah tersebut : 1. Masyarakat harus lebih bijaksana dalam menghadapi masalah. 2. Dengan adanya perbedaan kebudayaan kita seharusnya saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. 3. Bertingkahlaku yang baik antar manusia itu yang dapat menjadikan lingkungan lebih nyaman dan tentram. b. Mempelajari nilai-nilai budaya, Nilai-nilai budaya memainkan peran yang signifikan dalam memahami cara berpikir agar mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar karna apabila masyarakat memiliki budaya yang sama, masyarakat tersebut cenderung memiliki kesesuaian perilaku. Budaya penting untuk dipahami agar personal selling mudah memahami perilaku calon konsumen. Seseorang yang memiliki latar belakang yang sama cenderung memiliki kesamaan dalam banyak hal seperti cara berpikir, perilaku dan perasaan yang sama. e. Pengiriman produk konsumen menginginkan pelayanan yang baik dan konsumen ingin semua serba cepat dan terlayani dengan baik Distribusi Pesanan Secara umum pengiriman makanan atau minuman adalah segala upaya yang dapat memberikan pelayanan

pada konsumen berupa pengiriman pesanan makanan atau minuman. Pelayanan seperti ini untuk menghasilkan suatu pelayanan fasilitas tambahan. Fasilitas tambahan untuk meningkatkan nilai pelayanan atau membedakan dengan pelayanan pesaing. Janji pelayanan merupakan suatu proses yaitu interaksi antara pembeli dengan konsumen. Pelayanan meliputi berbagai bentuk. Pelayanan prima perlu ditawarkan agar dikenal dan menarik perhatian konsumen dan konsumen puas. Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan konsumen serta memberikan fokus pelayanan kepada konsumen. Perbaikan pelayanan merupakan kebutuhan yang mendesak sebagai kunci keberhasilan. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan personal selling, sehingga akan meningkatkan kepercayaan pada restoran Cina kuno Ciledug ini melalui personal selling. Kepercayaan adalah modal bagi restoran Cina kuno ini sehingga konsumen menjadi loyal. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan personal selling kepada konsumen. Mutu Pelayanan Pendekatan bersifat dialogis antara personal selling dengan konsumen akan sangat membantu proses pelayanan agar berjalan efektif, dan dengan cara ini diharapkan dapat menghasilkan mutu pelayanan yang baik. Hubungan antara personal selling dengan konsumen merupakan hubungan yang bersifat mutualisme, salah satu cara mengharmonisasikan hubungan tersebut dengan berusaha memahami kebutuhan konsumen,

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

122


dari mulai fasilitas sampai pada kebutuhan konsumen dalam mendapatkan pelayanan yang bermutu melalui hubungan yang harmonis. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan menjadi perhatian personal selling. Hal ini, dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan, harga, dan promosi diantara restoran. Pelayanan yang baik bisa diungkapkan dengan berbagai fasilitas yang tersedia dan memadai, dari pihak restoran, mereka berusaha memberikan pelayanan terbaik pada konsumen untuk memberikan pelayanan yang bermutu. Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut hal utama yang harus diprioritaskan oleh restoran adalah kepuasan konsumen agar dapat bertahan dalam arti konsumen tidak pindah ke restoran lainnya. Personal selling harus tahu hal-hal apa saja yang dianggp penting oleh konsumen untuk memenuhi kepuasan pelayanan pada konsumen. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, pelayanan sering kali digunakan sebagai indikator nilai atau mutu restoran dihubungkan dengan manfaat atau fasilitas yang tersedia seperti keramahan personal selling, pelayanan yang baik, dan tepat waktu dalam memesan makanan atau minuman. Adaptasi Budaya Budaya merupakan pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikasi konsumen. Unsur-unsur budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan konsumen. Budaya merupakan perangkat

yang rumit dari nilai-nilai yang dicitrakan oleh konsumen. Citra yang mengandung pandangan dari konsumen. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Kebudayaan mengandung nilai sosial dan menjadi ciri dari masyarakat itu sendiri. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran konsumen, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah bendabenda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam beradaptasi dan pada akhirnya akan melangsungkan kehidupan bermasyarakat Peradaban merupakan tata krama, perilaku atau sopan santun. dan prilaku sopan santun dan tata krama yang diwujudkan oleh konsumen dalam kehidupan sehari-hari dan sudah mencapai perkembangan misalnya dalam teknologi yang sudah lebih tinggi. Bagaimana seorang personal selling dari restoran melakukan adaptasi. Adaptasi ini dapat diartikan sebagai penyesuaian terhadap lingkungan sekitar. Sementara adaptasi kebudayaan dapat diartikan sebagai perubahan di dalam unsur-unsur kebudayaan yang menyebabkan unsur-unsur ini dapat berfungsi lebih

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

123


baik bagi pengelola restoran, dalam hal ini restoran Cina kuno Ciledug, Tangerang. Kebudayaan mempunyai fungsi, artinya pola-pola kebudayaan menyediakan model-model yang berguna bagi orang untuk berbuat apa yang dianggap perlu diperbuat. Sementara kebudayaan sebagai mekanisme yang adaptif juga mencakup pengertian bahwa keanekaragaman dalam tingkah laku manusia merupakan usaha manusia untuk menyesuaikan atau mengadaptasikan diri terhadap keadaan tempat restoran membuka usahanya. Ada hubungan yang erat antara budaya dan lingkungan restoran. Lingkungan itu sendiri dapat dikategorikan menjadi lingkungan fisik, dan lingkungan masyarakat. Agar restoran dapat mempertahankan hidup, perlu adaptasi dengan konsumen di sekitar restoran tersebut. Adapun adaptasi itu dapat diartikan sebagai penyesuaian hidup dengan masyarakat sekitar restoran. Pemasaran dimulai dari teman Teman adalah orang yang sudah sering bertemu dengan kita dan pada akhirnya kita bergaul dengannya dan terjadi interaksi dengan teman tersebut. Jika dikiaskan dengan pemakaian kata ‘teman’ seperti sendok adalah temannya Dalam konteks pergaulan, kita bisa memahaminya dengan orang yang hampir selalu bersama kita. Namun, ada beberapa masalah. Pertama, kita bisa mempunyai teman yang jauh dan hampir tidak pernah bersama atau berkomunikasi dengannya, teman saat SD misalnya. Selanjutnya, orang yang tidak selalu bersama bisa juga dianggap teman, teman se-jurusan misalnya. Terakhir, kata teman ini bermakna sangat luas dan bisa

ditempel-tempelkan dengan kata keterangan macam-macam, seperti teman dekat, teman kantor. Dalam tingkatan pertemanan, cakupan teman sangatlah luas. Orang yang sekedar bertemu setiap hari dalam masyarakat bisa kita anggap teman meskipun hanya bertatap muka atau mengobrol pun tak pernah. Kadang-kadang bahkan cuma tahu muka saja asal satu lembaga bisa dianggap teman. Orang yang bergaul dengan kita sekedarnya, orang yang sering bergaul dengan kita, dan orang yang tahu kita luar-dalam juga merupakan teman. Jadi teman itu orang yang pernah bersama dengan kita pada suatu hal, bisa dalam hal apa pun. Bisa waktu, tempat, kejadian, atau aktivitas. Dalam pergaulannya, teman adalah orang yang bisa kita ajak bicara dengan mudah walaupun hal itu sedikit sensitif. Teman selalu saling menghargai dan berupaya supaya tidak menyakiti satu sama lain. Kenalan bisa kita ajak datang ke rumah, tetapi mungkin teman bisa masuk sampai dapur dan kamar. Teman tahu gaya, kebiasaan, dan identitas kita. Ia cukup peduli jika kita terjadi apa-apa dan membantu jika ia bisa. Setidaknya, seorang teman tahu dan peduli kalau kita itu ada. Implementasi Teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori kendali organisasi konsertif, karena peraturan yang ada tidak tertulis dan peraturan yang ada berjalan normal dan alami. Penerapan Komunikasi Pemasaran oleh personal selling, publicity melalui brosur dan melakukan pelayanan pada konsumen. Hal-hal yang dilakukan dalam

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

124


Marketing Mix adalah : Adanya produk yang bervariasi seperti makanan dan minuman untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Adanya harga yang bervariasi, hal ini dibuat berdasarkan kemampuan ekonomi atau daya beli

konsumen. Adanya promosi lewat brosur. Tempat yang digunakan adalah di Ciledug, Tangerang. Pelaksana dari promosi produk adalah Personal Selling.

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Agus. 2002. Komunikasi Pemasaran. Bandung. Erlangga Kotler, Philip dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jilid 2 Salemba Empat dan Pearson Education Indonesia, Jakarta Kotler,

Philip. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ke 12 Jilid 1 dan 2 Terjemahan, Erlangga, Jakarta

Kotler, Philip dan Keller. 2009. Marketing Management, Milenium Edition, Inc Prentice Hall Littlejohn, W. Stephen. 2011. Teori Komunikasi, Theories of Human Communication, Salemba Humanika.

Poerwadarminta, 1982. Susunan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan Ke 5, Balai Pustaka, Jakarta Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis kasus Integrated marketing Communication, Gramedia Pustaka Utama Rianto,

Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar, SIC, Surabaya Swastha, Basu. dan Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III, Andi, Yogyakarta

Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.1 Juli 2015 |

125


PEDOMAN PENULISAN JURNAL Beberapa hal yang harus diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal adalah sebagai berikut: 

Maksud dan Tujuan

Jurnal Avant Garde diterbitkan oleh Lembaga Riset Universitas Budi Luhur untuk media penyebarluasan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di lingkungan Universitas Budi Luhur maupun dari para peneliti lain. 

Ruang Lingkup

Jurnal ini memuat tulisan hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan , Teknologi dan Pembangunan Nasional. Bahasa Tulisan yang dimuat dalam jurnal ini menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baku dan baik. Penggunaan istilah hendaknya menggunakan pedoman dari lembaga Pembinaan Bahasa.

Bentuk Naskah Naskah diketik pada kertas jenis A4 putih pada satu permukaan dengan jarak 1,2 spasi. Tulisan mempunyai jarak 3 cm dari Kanan, kiri, atas dan bawah kertas berjarak 2,5cm. Panjang naskah tidak lebih dari 20 halaman dan sekurang-kurangnya 10 halaman termasuk gambar dan tabel. Tulisan menggunakan jenis font Times New Roman ukuran 12, naskah diketik dengan bentuk satu kolom.

Isi Naskah Naskah disusun dalam urutan: judul ( Bahasa Indonesia); Nama penulis: lembaga/instasi: Abstrak ( 100-150 kata) dalam bahasa Inggris berisi tujuan, metode dan hasil penelitian; Pendahuluan (berisi latar belakang; perumusan masalah; Tinjauan Pustaka; Tujuan penelitian); Metode penelitian ( alat, bahan, cara dan metode Analisis); Hasil dan pembahasan; Kesimpulan; Daftar Pustaka, lampiran ( kalau ada). Setiap Bab menggunakan angka 1 , 2 , 3 dst , sementara untuk Sub Bab menggunakan angka misalnya 1.1 , 1.2 , 2.1 2.2 dst . 

Judul Tulisan dan Nama Penulis Judul karangan berupa suatu ungkapan dalam bentuk kalimat pendek mencerminkan isi dari tulisan. Nama lembaga/Instansi pengarang harus jelas dicantumkan pada halaman pertama. Bila Penulis lebih dari satu orang, maka perlu diurutkan sesuai dengan kode etik penulisan. 

 Tabel dan Gambar Tabel dan gambar diberi judul yang singkat dan jelas maksudnya. Judul tabel berada diatas, sedangkan judul pada gambar berada dibawah. Setiap tabel dan gambar diberi nomor urut (1,2,… dst) dengan menggunakan huruf Arial Bold ukuran 10 .

Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka disusun menurut pedoman APA diketik 1 spasi untuk setiap pustaka dan berjarak 2 spasi untuk pustaka yang satu dengan yang lain.

 Alamat Redaksi Pelaksana Naskah dikirim dalam bentuk file (copy disket, copy CD) dan 1 print out ke: Redaksi Lembaga Riset Universitas Budi Luhur, Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260, Telp. (021) 5853753 Ext. 251 . Kelengkapan naskah dalam bentuk soft dan hard copy tersebut diatas harus diserahkan oleh setiap Fakultas yang bersangkutan kepada Lembaga Riset Universitas Budi Luhur sehingga dapat diketahui proses editing naskah awal hingga naskah akhir sebelum masuk ke percetakan , hal tersebut diatas dilakukan demi kelancaran proses percetakan dan terhindarkan dari terjadinya kesalahan teknis pencetakan .


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.