Majalah Cahaya Chandraca Edisi April 2009

Page 39

dan tanggung jawabnya. 2.Kemauan untuk berbuat (Produktifitas). Hal yang anda lakukan setelah mengenali potensi diri adalah kemauan untuk berbuat atau produktifitas diri. Dalam hal ini yang diperlukan adalah kemampuan untuk mengenali tugas dan tanggung jawab yang diterima. Semakin berat tugasnya maka semakin besar tuntutan produktifitas yang harus dikelola oleh seorang pemimpin. Oleh karenanya dalam mengenali tugas diperlukan kemampuan untuk menentukan skala prioritas tugas yang selanjutnya dengan segenap kemampuannya m e m u s a t k a n perhatian untuk menuntaskan tugas tersebut. Dorong diri anda untuk siap menghadapi prioritas yang terberat karena hal ini akan membangun diri anda untuk lebih berkembangan dari orang yang mendahulukan prioritas yang termudah. Pepatah mengatakan bahwa “ Laut yang tenang tidak menghasilkan Pelaut yang Tangguh� oleh karena itu latihlah diri anda agar memiliki kemauan untuk berbuat dengan ketekunan, keuletan dan kegigihan dalam menghadapi tantangan tugas. Dalam aktifitas kesehariannya seorang yang mengembangkan produktifitas diri maka dengan sendirinya dapat mempengaruhi lingkungan kerjanya secara bersinergi membangun etos kerja yang baik. 3.Seni Mempengaruhi. D a l a m kepemimpinan dikenal sebagian pendapat merupakan seni untuk mempengaruhi orang lain, anak buah bahkan lawan. Demikian hal sebagai motivator dimana

ada beberapa kemampuan yang digunakan mempengaruhi orang lain agar terdorong melakukan suatu perbuatan guna mencapai tujuan tertentu seperti contoh seni berbicara/ berpidato (orator). Seni berbicara memang erat kaitannya dengan seni mempengaruhi orang lain. Salah satu kuncinya adalah kenali audiens anda. Dengan mengenali siapa yang anda ajak bicara, anda bisa memprediksi

apa dan bagaimana anda harus bicara, agar ucapan anda bisa dipercaya. Selain itu pula cara bersikap, berpenampilan dan berpikir juga dapat digolongkan pada kemampuan yang dapat mempengaruhi orang. Bagi seorang Motivator yang terpenting adalah konsekuensitas yaitu bagaimana menjaga komitmen dari hal-hal yang disampaikan menjadi bagian dari integritas diri,

sikap dan perilakunya. 4.Agen Perubahan. Orang sering mengatakan bahwa sesuatu yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. John F Kennedy memotivasi rakyatnya untuk menjadi agen perubahan melalui pertanyaannya yang legendaris: Don’t ask what your country can do for you, ask what you can do for your country. Mahatma Gandhi juga percaya bahwa jika kita menginginkan perubahan, kita jangan hanya menunggu saja, melainkan kita haruslah menjadi bagian dari perubahan tersebut.. Bagi seorang motivator diperlukan kemampuan untuk mengolah perubahan antara lain memiliki keberanian untuk perubahan, percaya akan talenta yang dimiliki, fokus pada apa yang dilakukan untuk perubahan, mempunyai komitmen dalam menghadapi perubahan, jadikan perubahan sebagai tanggung jawab, k e m b a n g k a n cara berpikir apa dan bagaimana melakukan perubahan, kesempurnaan bukan bagian dari perubahan oleh karena awali perubahan dimulai dari diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Masih banyak pendapat dan pemikiran tentang bagaimana menjadi seorang motivator, namun bila dipahami secara mendalam maka dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang motivator maka motivasilah diri anda untuk memulai sesuatu dengan membangun karakter diri anda yang positif sehingga anda sampai kepada tujuan yang diinginkan. Tidak ada motivator yang lebih baik dari diri anda sendiri. Hanya saja, anda sering tidak mendengar nasihatnasihatnya.

Cahaya Chandraca | 39


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.