Radar Cirebon 6 Agustus 2012

Page 12

SENIN PAHING 6 AGUSTUS 2012 / 17 RAMADAN 1433 H

KABUPATEN CIREBON

CARUBAN

Kuwu Muali Terbiasa Mandiri SURANENGGALA-Kesulitan hidup masa kecil menempa sosok Kuwu Desa Keraton, Muali. Sejak lama dia terbiasa mandiri tanpa kasih sayang penuh kedua orang tua yang bercerai. Lelaki kelahiran Cirebon 20 Juni 1976 itu, punya usaha distributor sparepart kompor gas yang sukses. Karena jiwa semangat dan kepemimpinannya, Muali didorong untuk maju dalam pemilihan kuwu (pilwu) Desa Keraton, Kecamatan Suranenggala, dan jadi pemenang. Sahabat Muali, mas Pri menyebutkan, salut dengan kepribadian Muali. Di matanya, sang sahabat terbiasa hidup mandri dengan didikan kakek dan nenek. Saat proses pilwu hingga pelantikan kuwu, Muali tidak ditemani istri yang masih bekerja sebagai TKW di Saudi Arabia. “Sebagai warga, saya salut kepada Muali. Kepemimpinannya, Insya Allah Desa Keraton lebih maju,” tuturnya diiyakan rekan lain Zaelani dan Sumira. Zaelani menambahkan berkah usaha Muali mampu memberi lapangan pekerjaan bagi sanak saudara. Dia mengakui Muali sosok tegas, lugas, bertanggung jawab, mandiri dan religi. “Dia menjadi kuwu karena pilihan dan kepercayaan masyarakat,” tuturnya. (via/adv)

Warga Minta Sekdes Kaliwedi Hengkang KALIWEDI-Masyarakat Desa Kaliwedi Kidul, Kecamatan Kaliwedi, resah atas kelakuan sekdes setempat. Sekdes Iing Maslikin diduga kerap bermain judi saat bulan Ramadan, dan punya wanita idaman lain. “Kelakuan Iing tidak baik selama menjadi sekdes. Karena saat bulan puasa, ia suka main judi dan punya wanita idaman lain. Masyarakat menolak sekdes jadi Pjs Kuwu, dan ingin Iing jangan bertugas di Kaliwedi,” kata tokoh masyarakat Hj Enah, kemarin. Enah menambahkan jika Sekdes Iing juga tidak becus bekerja. Sebab membuat SPJ saja tidak bisa. Menurutnya, warga mensinyalir indikasi Iing ingin menjabat sebagai pejabat kuwu definitif. “Buat akta lahir saja, hingga orangnya meninggal tidak jadi-jadi,” tuturnya. Ketua RT 09, Atin menuturkan, Sekdes Iing tidak tahu terima kasih karena pengangkatannya sebagai PNS atas jasa Kuwu M Tokhid. “Sebelum diangkat, dia dulu pernah ditahan tekait judi. Saat diangkat jadi PNS itu atas jasa kuwu, jadi Iing benar-benar tidak tahu terima kasih,” ucapnya. Masyarakat juga menginginkan peninjauan ulang surat tertanggal 26 Juli 2012 No 141.1/Kep.308- BPMPD/2012, berisi pemberhentian Kuwu Kaliwedi Kidul M Tokhid. Mereka menuntut peninjauan ulang surat tersebut, sebab tidak merasa dirugikan M Tokhid selama menjabat sebagai kuwu. Warga blok I RT 03/RW 05, Samadi menegaskan, tidak setuju Sekdes Iing Maslikin menjabat sebagai PJs Kuwu Kaliwedi. “Kami semua tidak merasa dirugikan oleh kuwu. Apa itu persoalan pembuatan akta, jual beli sawah dan lain-lain. Kita menginginkan agar M Tokhid kembali menjabat sebagai kuwu hingga akhir masa jabatan,” bebernya. SK pelantikan Kuwu Kaliwedi Kidul M Tokhid, baru berakhir September 2013. Mencari solusi persoalan ini, warga berencana mendatangi Komisi I DPRD dan minta Bupati Cirebon menindaklanjuti surat pemberhentian Kuwu M Tokhid. (via)

Pelaku Buang Upal di Kandang Ayam

PANGENAN-Unit Reskrim Polsek Pangenan meringkus dua pelaku diduga sindikat pengedar uang palsu (upal), Sabtu (4/8). Kedua tersangka berinisial BI (40) warga Desa Pangangsari, Kecamatan Losari, dan RK oknum wartawan sebuah media mingguan. Selain kedua tersangka, polisi juga menyita barang bukti upal pecahan Rp100 ribu sebanyak lima lembar (Rp500 ribu, red). Kapolsek Pangenan AKP Jufrini

menjelaskan, penangkapan kedua pelaku berawal Sabtu (4/8), pukul 19.30. Tersangka BI naik motor Honda Revo nopol E 2388 BH. Ia berhenti di warung milik korban, Kasmita, di Desa Astana Mukti, Pangenan. BI membeli sebungkus rokok dan sebuah minuman suplemen energi, total Rp17 ribu. Tersangka membayar pakai uang Rp100 ribu. Saat korban akan memberi uang kembalian, muncul kerugian uang Rp100

Radar Cirebon Group

ribu yang diterima palsu. Merasa tertipu, korban melapor ke polisi. Petugas Polsek Pangenan mengamankan tersangka beserta barang bukti. Beberapa menit kemudian, korban kembali melapor ke polisi. Ia menemukan empat lembar upal pecahan Rp100 ribu di kandang ayam. Diduga uang itu sengaja dibuang atau disembunyikan tersangka untuk menghilangkan jejak. Saat diinterogasi, tersangka

12

BI mengaku mendapat upal dari kawannya berinisial RK. Polisi pun berhasil menangkap tersangka RK. Menurut Jufrini, pengakuan tersangka RK pernah dititipi uang tiga gepok oleh seseorang asal Wonosobo. “Kasus ini masih dalam penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui jaringan mereka. Tersangka akan dijerat pasal 245 KUHP, ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara,” paparnya. (rdh)

Ada Boraks dalam Jajanan Anak Disperindag Hanya Beri Sanksi Teguran SUMBER-Perlu pengawasan lebih ekstra saat anak memilih jajanan. Hasil inspeksi mendadak (sidak) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon menemukan sebagian produk jajanan mengandung zat pengawet berbahaya boraks. Operasi di pasar Sumber, pasar Jamblang dan pasar Minggu, Kamis lalu (2/8) itu, juga melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut), Satpol PP dan Setda bagian Perekonomian. Pantauan Radar, lima sampel terbukti positif mengandung boraks, dari enam yang disiapkan. Ada produk mi basah sudah dibungkus, paha ayam dibalut tepung dan crispi dari pasar Sumber, baso di pasar Jamblang, mi stik, es krim dan mi sosis dari pasar Palimanan. Kabid Perlindungan Konsumen Disperindag, Suyatno MSi mengungkapkan, tes terhadap sampel makanan masih akan dilakukan dengan uji lab di laboratorium kesehatan lingkungan. Selain tes lab kandungan boraks, akan diuji pula makanan mengandung mikroba. Namun, jika dimasak dengan baik mikroba dalam makanan bisa hilang. “Ratarata makanan yang mengandung boraks memang jajanan anak.

Orang tua diharapkan dapat memberi pengawasan ekstra terhadap jajanan yang dimakan anak, terutama saat ada di sekolah,” katanya kepada Radar, kemarin. Suyatno mengungkapkan pihaknya menyiapkan sanksi teguran bagi para pedagang yang terbukti menjual produk mengandung boraks. Sanksi tersbut akan diberikan setelah seluruh sampel selesai uji lab. Hasil sidak, dalam satu toko terdapat beberapa produk sampel mengandung zat berbahaya. “Kita tes dulu semuanya, agar peneguran tidak satu-satu,” terangnya. Wartawan koran ini coba menemui produsen mi basah di daerah Kabupaten Cirebon. Ternyata penggunaan formalin sebagai zat tambahan makanan bukan hal aneh. Seorang produsen mi yang sudah 10 tahun berjualan, mengaku menggunakan formalin cair sebagai bahan pengawet. Menurutnya, pemilihan formalin sebagai bahan tambahan lebih efisien, mampu menekan biaya produksi. Dibanding jika membeli natrium benzoate, perkg Rp30 ribu-Rp50 ribu. Sedangkan formalin hanya Rp6 ribu-Rp7 ribu perliter. “Kata BPOM semua makanan mendangung bahan pengawet ada efeknya. Jadi sama saja,” ujar pria yang enggan disebutkan namanya. Ia mengaku sempat menggunakan natrium benzoat selama dua bulan. Tapi, kualitas mi kurang memuaskan. Hanya bertahan antara 3-4 hari dan menimbulkan bau. Sementara

FOTO: SRI WAHYU NINGSIH/RADAR CIREBON

AWASI BERSAMA. Konsumsi jajanan anak dari pasar-pasar di Kabupaten Cirebon sebagian mengandung zat berbahaya boraks, seperti ditemukan oleh instansi terkait.

memakai formalin dengan kadar tinggi, bisa bertahan sampai dua minggu. Pria paruh baya tersebut sempat pula menggunakan produk pengawet khusus makanan chito fresto. Tapi dalam satu

hari mi yang dihasilkan cepat basi. Industri rumahan yang mempunyai empat karyawan itu, mampu menghasilkan 50 kg mi basah, dengan area pemasaran sekitar pasar di Kabupaten Cirebon. Istri produsen mi

mengaku mendapat formalin beli di toko bahan kue dan obat-obatan. “Formalinnya di air rebusan. Sambil lewat saja. Tidak direndam lama,” tuturnya enteng. (swn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.